Anda di halaman 1dari 20

Monitoring Efek Samping Obat

(MESO)
Pendahuluan

Bencana thalidomide pada tahun 1960 di


Eropa yang menyebabkan hampir 10.000
bayi lahir cacat memicu perkembangan
sistem untuk memonitor Efek Samping
Obat (ESO).
Definisi

Efek Samping Obat/ESO (Adverse Drug


Reactions/ADR) adalah respon terhadap
suatu obat yang merugikan dan tidak
diinginkan, yang terjadi pada dosis yang
biasanya digunakan pada manusia untuk
pencegahan, diagnosis, atau terapi
penyakit atau untuk modifikasi fungsi
fisiologik.
Penyebab ESO

1. Reaksi akibat kelainan bawaan


Alergi : tjd krn mekanisme imunologi, sifat: tdk ada
hub. dgn sifat farmakologi, timbul pd dosis kecil.
ESO krn kelainan genetik

2. ESO krn kelainan yg didapat, ex: adanya


gangguan hati yg menggangu detoksifikasi obat,
gangguan ginjal yg menggangu eliminasi obat,
misalnya gentamisin bisa menyebabkan tuli.
3. Kelainan akibat bentuk serta cara
pemberian obat
Rx yg tjd akibat perubahan
bioavaialbilitas, atau cara pemberian yg
kurang tepat : misalnya efek aditif, bahan
pelarut, pengawet yg ditambahkan saat
pembuatan obat.

4. Interaksi obat
Contoh interaksi obat-makanan
Jeruk dikonsumsi bersama antasid yang
mengandung Al meningkatkan absorpsi Al

Bila dengan antibiotik keasamannya menurunkan


efektivitas antibiotik.
Susu bila dikonsumsi bersama bisakodil (laksatif)
meningkatkan efek laksatif.
Serat oatmeal & sereal berserat tinggi menurunkan
absorpsi digoxin.
Sayuran hijau kaya vit. K menurunkan efektivitas
antikoagulan oral (warfarin).
Antibiotik

Sefalosporin, penisilin minum saat lambung


kosong untuk mempercepat absorpsi.
Eritromisin jangan minum bersama jus buah
anggur menurunkan efektivitas obat.
Tetrasiklin produk susu menurunkan efektivitas
obat.
Linkomisin makanan menurunkan kadar plasma
hindari
Faktor predisposisi timbulnya ESO

1. Saat timbulnya reaksi


ESO dapat timbul pd awal pengobatan (syok
anafilaksis krn pemberian penisilin).
Setelah pengobatan berlangsung lama
(retinopati krn pengobatan dgn klorokuin).
Timbul lama setelah obat dihentikan
(karsinoma akibat pemberian
dietilstilbesterol).
2. Umur
Insiden ESO meningkat pd penderita muda
& usia lanjut.
Lanjutan...
3. Kondisi patofisiologis
Beberapa penyakit yg menyertai
penderita bisa merubah farmakokinetik
obat (hati-hati pemberian -bloker pd
orang asma).
4. Jumlah obat yg diberikan
Pengobatan yg terlalu lama bisa
mencetuskan timbulnya ESO.
5. Jenis kelamin
Hasil penelitian : wanita lebih mudah
mengalami ESO dibdg laki-laki.
Lanjutan...
6. Riwayat alergi sebelumnya
Penderita dgn riwayat alergi sblmnya lebih
peka mendapat rx. ESO berbentuk alergi
dari penderita normal.
7. Multiple drugs therapy
Makin banyak jumlah obat yg diberikan
makin > kemungkinan mengalami ESO.
8. Faktor rasial atau genetik
Diduga ada pengaruh rasial/genetik untuk
timbulnya ESO tertentu.
Jenis-jenis ESO

1. Efek samping yang dapat diperkirakan


(Tipe A) :
Aksi farmakologik yang berlebihan
Respons karena penghentian obat
Efek samping yang tidak berupa efek
farmakologik utama
2. Efek samping yang tidak dapat
diperkirakan (Tipe B) :
Reaksi alergi
Reaksi karena faktor genetik
Reaksi idiosinkratik
Beberapa contoh ESO :
Reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi imunologik).

Hipoglikemia karena dosis obat antidiabetik terlalu


tinggi (efek farmakologik yang berlebihan).
Perdarahan yang terjadi pada pasien yang sedang
menerima pengobatan dengan warfarin, karena
secara bersamaan juga minum aspirin (efek
farmakologik yang berlebihan).
Osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka
pjg (efek samping karena penggunaan jangka pjg).
Hipertensi karena penghentian pemberian
klonidin (gejala penghentian obat -
withdrawal syndrome).
Gejala putus obat krn narkotika.
Fokomelia pada anak karena ibunya
menggunakan talidomid pada masa awal
kehamilan (efek teratogenik).
Rasa ngantuk setelah pemakaian
antihistaminika untuk anti mabok perjalanan
(efek samping yg tdk berupa efek farmakologik
utama).

Iritasi lambung yang menyebabkan keluhan


pedih, mual dan muntah pada obat-obat
kortikosteroid oral, analgetika-antipiretika,
teofilin, eritromisin, rifampisin, dll (efek
samping yg tdk berupa efek farmakologik
utama).
Pasien yang mempunyai kekurangan enzim
G6PD (glukosa-6-fosfat dehidrogenase)
mempunyai potensi untuk menderita anemia
hemolitika akut pada pengobatan dengan
primakuin, sulfonamida dan kinidin (reaksi
krn faktor genetik).
Neuropati perifer karena isoniazid lebih
banyak dijumpai pada asetilator lambat
(reaksi krn faktor genetik).
Obat-obat imunosupresi dapat memacu
terjadinya tumor limfoid (reaksi
idiosinkratik).
Dampak negatif yang terjadi akibat ESO :

Kegagalan pengobatan.

Timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru


karena obat (drug-induced disease ) yang semula tidak
diderita oleh pasien.
Pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan
kegagalan terapi, memberatnya penyakit atau timbulnya
penyakit yang baru (dampak ekonomi).
Efek psikologik terhadap penderita yang akan
mempengaruhi keberhasilan terapi lebih lanjut misalnya
menurunnya kepatuhan berobat.
ESO, kenapa perlu di
Monitor ?
Merupakan dampak negatif dari pengobatan.

Kontra produktif terhadap pengobatan


rasional.
Tingkat kejadian relatif kecil.

Dipengaruhi faktor individual pasien.

Keterbatasan prediksi dalam proses


pengembangan obat baru.
Peran farmasis thd ESO ?

1. Memahami ESO dgn info terkini


2. Mengenali ESO
3. Intervensi
Stop/tetap obat
Konseling
Penanda
4. Efektif melaporkan kejadian
5. Sistem MESO
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai