Anda di halaman 1dari 53

58 Langkah

asuhan
persalinan
normal (apn)
Pembimbing : dr. Ratna Trisyani, Sp.OG

Disusun oleh :

Shabila shani 030.12.246

Shella 030.12.256

Irma Darmayanti 030.12.132

Azlina Darsania W. 030.12.045


dEFINISI

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi dan memenuhi
kriteria :
1. Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
2. Persalinan terjadi spontan (hanya menggunakan ibu tanpa alat bantuan)
3. Presentasi belakang kepala
4. Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
5. Janin tunggal, hidup intrauterine
6. BB janin 2500 3999 gram
7. Plasenta lahir spontan dan lengkap
8. Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
KALA PADA PERSALINAN

Kala 1 : Pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap (10cm)


Kala 2 : Pengeluaran janin
Kala 3 : Pelepasan dan pengeluaran plasenta
Kala 4 : Observasi 1-2 jam
KALA I

Persalinan dimulai sejak terjadinya Fase Laten Fase Aktif


kontraksi uterus yang teratur dan
Dimulai sejak awal Frekuensi dan lama
meningkat (frekusensi dan
kontraksi penipisan kontraksi uterus
kekuatannya) hingga serviks
dan pembukaan meningkat. Adekuat
membuka lengkap
serviks secara 3 x 10 x 40
Tanda dan gejala in partu : bertahap Pembukaan 4 10 cm.
Penipisan dan pembukaan serviks Berlangsung hingga Kecepatan
serviks membuka < 4 primigravida 1 cm/
Kontraksi uterus yang
cm jam, multigravida > 1
mengakibatkan perubahan serviks Pada umumnya fase cm/ jam
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 laten berlangsung 8 Terjadi penurunan
menit) jam bagian terbawah janin
Cairan lender bercampur darah
pada vagina
KALA I (PEMBUKAAN
KANALIS SERVIKALIS)

Kurva Friedman
Penilaian kala i
Menilai kondisi ibu
Menilai kondisi janin
Menilai kemajuan persalinan
Menilai kualitas kontraksi

Parameter Frekuensi Fase laten


Tekanan darah 4 jam 4 jam
Suhu 4 jam 2 jam
Nadi 30 60 menit 30 - 60 menit
DJJ 1 jam 30 menit
Kontraksi 1 jam 30 menit
*Pembukaan serviks 4 jam 4 jam
*Penurunan kepala 4 jam 4 jam
*Warna cairan 4 jam 4 jam

* Pemeriksaan dalam
Asuhan persalinan normal 58
langkah
KALA II (PENGELUARAN
JANIN)
Pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan saat bayi telah lahir
(pada primipara 1,5-2jam, multipara (0,5-1jam)
Ditandai dengan:
1. Rasa tekanan otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris, menimbulkan
keinginan ibu untuk mengedan.
2. Rasa tekanan yang semakin meningkat pada pada rektum (seperti ingin buang air
besar) dan vagina
3. Perineum menonjol dan melebar
4. Vulva vagina dan sfingter anal membuka
KALA II (PENGELUARAN
JANIN)
Faktor yang berperan dalam proses pengeluaran janin: (3P)
1. Power (his): kekuatan ibu mengedan
2. Passage (jalan lahir): jalan lahir cukup luas
3. Passanger (bayi):
- Ukuran
- Letak (hubungan anatara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu):
memanjang (longitudinal), melintang (transversal), atau oblik
- Presentasi
- Sikap (hubungan antara bagian janin yang satu dengan yang lain): fleksi (belakang
kepala), defleksi ringan (puncak kepala), defleksi sedang (dahi), defleksi maksimal (muka)
- Posisi
MEKANISME PERSALINAN
NORMAL
Selama proses persalinan, janin
melakukan serangkaian gerakan
1. Engagemen
untuk melewati panggul (seven
2. Fleksi
cardinal movements of labor), yang 3. Desensus
terdiri dari : 4. Putar paksi dalam
5. Ekstensi
6. Putar paksi luar
7. Ekspulsi
ENGAGEMEN

Masuknya diameter biparietal ke dalam pintu atas panggul


karena gaya gravitasi dan tekanan kontraksi.
Pada 70% kasus, kepala masuk pintu atas panggul dengan
oksiput melintang (tranversal).
Proses engagemen kedalam pintu atas panggul dapat melalui
proses sinklitismus , asinklitismus anterior atau asinklitismus
posterior.
Arah sumbu kepala janin
tegak lurus dengan bidang
pintu atas panggul

Sutura sagitalis berada


diantara promontorium dan
simfisis
Arah sumbu kepala janin
membuat sudut lancip ke
depan dengan pintu atas
panggul

Parietalis anterior sebagai


bagian terendah
FLEKSI

Gerakan fleksi terjadi akibat adanya tahanan servik, dinding


panggul dan otot dasar panggul.
Fleksi kepala diperlukan agar dapat terjadi engagemen dan
desensus.
Bila terdapat kesempitan panggul, dapat terjadi ekstensi kepala
sehingga terjadi letak defleksi (presentasi dahi, presentasi
muka).
DESENSUS

NULIPARA : engagemen terjadi sebelum inpartu dan berlanjut


sampai awal kala II;
MULTIPARA : desensus dan engagemen berlangsung bersamaan
dengan dilatasi servik.
Penyebab terjadinya desensus :
1. Tekanan cairan amnion
2. Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong
3. Usaha meneran ibu
4. Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)
PUTAR PAKSI DALAM

Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin


mengalami putar paksi dalam pada level setinggi spina
ischiadica (bidang tengah panggul).
Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior
(kadang-kadang kearah posterior).
Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar
panggul.
EKSTENSI

Aksis jalan lahir mengarah kedepan atas, maka agar kepala


dapat melewati pintu bawah panggul harus terjadi gerakan
ekstensi kepala janin lebih dulu.
Akibat proses desensus lebih lanjut, terjadi regangan perineum
dan diikuti dengan crowning
A. Fleksi dan desensus ;
B dan C Desensus berlanjut dan akan masuk kedalam putar paksi
dalam ;
D putar paksi dalam sudah sempurna dan kepala akan lahir dengan
gerakan ekstensi
Setelah kepala lahir, muka janin dibersihkan dan jalan nafas
dibebaskan dari darah dan cairan amnion.
Mulut dibersihkan terlebih dahulu sebelum melakukan
pembersihan hidung.
Setelah jalan nafas bersih, dilakukan pemeriksaan adanya lilitan
talipusat sekitar leher dengan jari telunjuk
PUTAR PAKSI LUAR

Setelah kepala lahir, terjadi putar paksi luar (restitusi) yang


menyebabkan posisi kepala kembali pada posisi saat
engagemen terjadi dalam jalan lahir.
Gerakan ini mengikuti masuknya bahu kedalam panggul
PERSALINAN BAHU

Setelah putar paksi luar kepala, bahu mengalami desensus


kedalam panggul dengan cara seperti yang terjadi pada
desensus kepala.
Bahu anterior akan mengalami putar paksi dalam sejauh 45 o
menuju arcus pubis sebelum dapat lahir dibawah simfisis.
EKSPULSI

Setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan


dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan
lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan
kaki.
PERSALINAN TUBUH ANAK

Setelah persalinan kepala dan bahu, persalinan selanjutnya


berlangsung pada sisa bagian tubuh janin dengan melakukan
traksi pada bahu janin.
Setelah kelahiran janin, terjadi pengaliran darah plasenta pada
neonatus bila tubuh anak diletakkan dibawah introitus vagina.
Sebaiknya neonatus diletakkan diatas perut ibu dan
pemasangan dua buah klem talipusat dilakukan dalam waktu
sekitar 15 20 detik setelah bayi lahir dan kemudian baru
dilakukan pemotongan talipusat diantara kedua klem
KALA III (KALA
PENGELUARAN URI)
Biasanya berlangsung 5 30 menit setelah bayi lahir
Segera setelah bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensi
dipastikan sampai terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
Dilakukan manajemen aktif kala III untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang leibih efektif sehingga mengurangi kehilangan darah :
Pemberian uterotonik profilaksis
Melakukan peregangan tali pusat terkendali
Masase fundus uteri
PERSALINAN KALA III

Periode persalinan antara lahirnya janin sampai lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.
Akibat kontraksi uterus, ukuran plasenta dan plasental site mengecil sampai
tersisa 25% hematoma retroplasenta terjadi separasi plasenta.
Separasi plasenta umumnya terjadi 5 menit setelah anak lahir.
Tanda lepasnya plasenta :
Perubahan bentuk dan tinggi uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah mendadak dan singkat
PENATALAKSANAAN KALA
III AKTIF
Setelah talipusat dipotong
Pastikan ini persalinan kehamilan tunggal
Setelah plasenta lahir lakukan inspeksi plasenta dan selaput
ketuban
Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berkahir setelah 2 jam post partum, yang dinilai :
Tekanan darah, nadi, TFU, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 1 jam kedua.
Masase uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
Pantau penilaian suhu setiap jam pada 2 jam pertama
Kala IV

Hal-hal lain yang harus diperhatikan :


Kontraksi uterus baik
Tidak ada perdarahan dari vagina dan alat genital
lainnya
Plasenta lahir lengkap
Luka perineum terawat baik dan tidak ada hematoma
Ibu dalam keadaan baik
Bayi dalam keadaan baik
Asuhan persalinan normal 58 langkah
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II

1. Dengarkan, lihat dan periksa gejala dan tanda Kala Dua

- Ibu merasakan dorongan kuat dan meneran

- Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada


rektum dan vagina

- Perineum tampak menonjol

- Vulva dan sfingter ani membuka


II. MENYIAPKAN
PERTOLONGAN PERSALINAN

2. Tempat, Alat & obat untuk resusitasi :


Masukan spuit dlm tempat instrument
Buka ampul oxytocin
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir ,
keringkan.
5. Pakai sarung tangan steril pada satu tangan
6. Masukkan oxytocin dlm tabung suntik, pakai
kedua sarung tangan.
III. PASTIKAN PEMBUKAAN
LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN BAIK

7. Bersihkan vulva

8. Lakukan periksa dalam pembukaan servik


lengkap

9. Dekontaminasi sarung tangan lepaskan

10. Periksa DJJ


IV. MENYIAPKAN IBU DAN
KELUARGA

11.Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

12. Minta keluarga membantu dan mendampingi saat


persalinan

13.Bimbing ibu untuk meneran, saat mempunyai


dorongan yang kuat untuk meneran
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN
KELAHIRAN BAYI
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah
bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VI. PERTOLONGAN
KELAHIRAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA
18.Setelah kepala tampak 5-6 cm, lindungi perineum
dan tahan kepala bayi
19.Kepala lahir bersihkan dengan kasa,periksa lilitan
tali pusat
20.Tunggu kepala mengadakan putaran paksi luar
secara spontan
LAHIRNYA BAHU
21. Pegang kepala pada kedua sisi muka
arahkan kebawah untuk melahirkan bahu depan,
arahkan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
22. Menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum
tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir.

23. Lanjutkan menyanggah dan menelusur sampai


mata
kaki.
VII. PENANGANAN BAYI BARU
LAHIR
24. Menilai bayi dengan cepat meletakkan bayi di
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

25. Segera keringkan bayi, bungkus kepala dan badan


bayi kecuali bagian pusat

26. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3


cm dari pusat bayi Melakukan urutan pada tali
pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama
27. Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut.

28. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti


bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering tutupi bagian kepala dan biarkan tali
pusat terbuka.

29. Memberikan bayi kepada ibunya dan anjurkan


ibu untuk memeluk bayi dan mulai pemberian
ASI.
Oksitosin
30. Meletakkan kain yang bersih dan kering.
Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua.

31. Memberi tahu kepada ibu bahwa akan disuntik.

32. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi,


memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM.
Penegangan tali pusat terkendali
33. Memindahkan klem pada tali pusat

34. letakkan satu tangan diatas kain yang ada di


perut ibu tepat di atas tulang pubis
menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain.

35. Menunggu uterus berkontraksi melakukan


penegangan ke arah bawah pada tali pusat .
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada
bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
Mengluarkan plasenta
36. Setelah plasenta terlepas meminta ibu
untuk meneran sambil menarik tali pusat ke
arah bawah dan kemudian ke arah atas
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus

37. Jika plasenta terlihat di introitus vagina


lanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut
Pemijatan Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir
c
masase uterus dengan meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
VIII. MENILAI PERDARAHAN
39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang
menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput
ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
di dalam kantung plastik atau tempat khusus

40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan


perineum segera jahit laserasi yang
mengalami perdarahan
IX. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA
PERSALINAN
41. Menilai ulang uterus dan memastikannya
berkontraksi dengan baik evaluasi
perdarahan persalinan

42. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung


tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % bilas
kedua tangan yang masih bersarung tangan
tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering.

43. Tempatkan klem tali pusat/ tali disinfeksi tingkat


tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat
sekitar 1 cm dari pusat.
44. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat
yang berseberangan dengan simpul mati yang
pertama.

45. Lepaskan klem bedah dan letakkan ke dalam


larutan klorin 0,5 %.

46. Menyelimuti bayi dan menutup bagian


kepalanya (pastikan handuk atau kainnya
bersih atau kering)

47. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian


ASI
X. EVALUASI
48. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus
dan perdarahan pervaginam
2-3 x 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik laksanakan
perawatan yang sesuai untuk penatalaksana atonia uteri
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal

49. Mengajarkan pada ibu/keluarga


bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus
50. Mengevaluasi kehilangan darah.

51. Memeriksa tensi, nadi dan keadaan kandung


kemih setiap 15 menit selama satu jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan
Kebersihan dan keamanan
52. Menempatkan semua peralatan di dalam
larutan klorin 0,5% dekontaminasi (10
menit). Cuci dan Bilas peralatan setelah
dekontaminasi

53. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi


ke dalam tempat sampah yang sesuai.

54. Membersihkan ibu dengan menggunakan air


disinfeksi tingkat tinggi Bersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
55. Memastikan bahwa ibu nyaman bantu ibu
memberikan ASI Anjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.

56. Mendekontaminasi daerah yang digunakan


untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%
dan membilas dengan air bersih.

57. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam


larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam
ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
58. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir.

Dokumentasi
59. Lengkapi partograf (halaman depan dan
belakang)

Anda mungkin juga menyukai