Anda di halaman 1dari 58

MALARIA

Pembimbing:
dr. Irwin, Sp.PD

Pertho Rinaldi Marpaung


030.12.205
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IS
Nomor RM : 00.64.03.03
Usia : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cikande 1, RT 02 / RW 01. Desa Cikande,
Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh tambang
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Status pernikahan : Belum menikah
Tanggal masuk RS : 3 Juni 2016 dari Instalasi Gawat Darurat (IGD)
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jumat, 3 Juni
2016, pukul 20.00 WIB, di IGD RSUD Karawang.

KELUHAN UTAMA:
Demam menggigil sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

KELUHAN TAMBAHAN:
Banyak berkeringat, mata kuning, seluruh tubuh kuning, sakit kepala,
mual, nyeri tulang, pandangan kabur.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
OS mengeluh demam menggigil sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit, disertai banyak berkeringat. OS juga mengeluh mata kuning,
seluruh tubuh kuning, sakit kepala diseluruh kepala, mual (+), muntah
(-), nyeri-nyeri tulang dan pandangan kabur. Mimisan (-), gusi
berdarah (-). BAB dan BAK normal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:


Riwayat sakit malaria Mei 2016, September 2015 dan Juli 2012.
Riwayat hipertensi (-). Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat penyakit
paru (-). Riwayat penyakit hati (-). Riwayat penyakit ginjal (-).
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat penyakit paru (-). Riwayat
penyakit hati (-). Riwayat penyakit ginjal (-).

RIWAYAT PENGOBATAN:
-

RIWAYAT KEBIASAAN:
Kebiasaan merokok (+) 1 bungkus per hari, tidak rutin berolah raga.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM:
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : Sakit sedang
Status gizi : BB: ..... kg, TB: ..... cm, BMI: ..... kg/m2

TANDA VITAL:
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 120 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 40,5 ˚C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS:
KEPALA
• Normosefali
• Rambut berwarna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Warna kulit wajah ikterik

MATA
• Konjungtiva anemis -/-
• Sklera ikterik +/+
• Pupil isokor
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA
• Normotia
• Sekret (-)
• Nyeri tekan -/-, nyeri penarikan -/-

HIDUNG
• Bentuk normal
• Sekret (-)
• Deviasi septum (-)
• Discharge (-)
• Deformitas (-)
• Pernafasan cuping hidung (-)
PEMERIKSAAN FISIK
MULUT
• Bentuk normal
• Oral higiene baik
• Pucat (-)
• Sianosis (-)

LEHER
• Bentuk normal
• Kelenjar getah bening tidak membesar
• JVP normal (5+3 cm H20)
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Inspeksi:
Bentuk simetris, pergerakan napas simetris, sela iga normal, retraksi sela iga
(-), warna kulit ikterik
Palpasi:
Pernapasan simetris, vokal fremitus simetris, tidak teraba thrill
Perkusi:
Hemithorax kanan dan kiri sonor, batas paru dan hepar setinggi ICS 5
midklavikula kanan suara redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3-
5 garis sternalis kanan suara redup, batas paru dan atas jantung setinggi ICS 3
garis parasternal kiri suara redup, batas paru dan jantung kiri setinggi ICS 5
midklavikula.
Auskultasi:
Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, Bunyi jantung I dan II
reguler, gallop (-), murmur (-).
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi:
Bentuk rata, warna kulit ikterik, pernapasan abdomino-torakal, efloresensi
bermakna (-), spider navy (-)
Auskultasi:
Bising usus 3x/menit, venous hump (-), arterial bruit (-)
Perkusi:
Timpani 4 kuadran, shifting dullness (-)
Palpasi:
Supel, nyeri tekan (+), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
ballottement ginjal (-), undulasi (-).
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS ATAS EKSTREMITAS BAWAH
• Simetris kanan dan kiri • Simetris kanan dan kiri
• Turgor kulit baik • Turgor kulit baik
• Bentuk proporsional • Bentuk proporsional
• Akral hangat +/+ • Akral hangat +/+
• Oedem -/- • Oedem -/-
• Ikterik +/+ • Ikterik +/+
• Deformitas -/- • Deformitas -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium (Jumat, 3 Juni 2016, pukul 20.55 WIB)
NO. PARAMATER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 13,2 g/dL 13,0 - 18,0
2 Eritrosit 4,45 x10^6/uL 4,50 - 6,50
3 Leukosit 9,23 x10^3/uL 3,80 - 10,60
4 Trombosit 39 x10^3/uL 150,0 - 440,0
5 Hematokrit 37,7 % 40,0 - 52,0
6 MCV 85 fL 80 - 100
7 MCH 30 pg 26 – 34
8 MCHC 35 g/dL 35 – 36
9 RDW-CV 13,2 % 12,2 15,3
KIMIA
10 Glukosa darah sewaktu 117 mg/dL <140
11 Ureum 26,2 mg/dL 15,0 - 50,0
12 Creatinin 0,77 mg/dL 0,60 - 1,10
DIAGNOSIS BANDING
1. TROMBOSITOPENIA
2. DEMAM TIFOID DENGAN HEPATITIS
3. KOLESISTITIS
4. ABSES HATI
5. LEPTOSPIROSIS
DIAGNOSIS KERJA

MALARIA
TERAPI
∫ IVFD Ringer laktat No. IV 30 tpm
∫ Injeksi Ceftriaxone 1 g No. II 2x1
∫ Injeksi Ondansetron 4 mg No. III 3x1
∫ Tablet Paracetamol 500 mg No. III 3x1
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
FOLLOW UP
Sabtu, 4 Juni 2016 (pukul 06.00 WIB)
S : OS mengeluh demam menggigil sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit, disertai banyak berkeringat. OS juga mengeluh mata kuning,
seluruh tubuh kuning, sakit kepala diseluruh kepala, mual (+), muntah
(-), nyeri-nyeri tulang dan pandangan kabur. Mimisan (-), gusi
berdarah (-). BAB dan BAK normal.

O : Tekanan darah : 120/70 mmHg


Nadi : 96 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 38,5 ˚C
Kesadaran : Compos mentis
FOLLOW UP
O : Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+
Leher : Tidak ada kelainan
Thorax
Paru : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Rata, supel, bising usus (+), nyeri tekan (+)
+ +
+

Genital : Tidak ada kelainan


Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik +/+
Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik +/+
FOLLOW UP
Pemeriksaan laboratorium (Jumat, 4 Juni 2016, pukul 19.14 WIB)
NO. PARAMATER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 12,6 g/dL 13,0 - 18,0
2 Eritrosit 4,19 x10^6/uL 4,50 - 6,50
3 Leukosit 7,16 x10^3/uL 3,80 - 10,60
4 Trombosit 33 x10^3/uL 150,0 - 440,0
5 Hematokrit 34,9 % 40,0 - 52,0
6 MCV 83 fL 80 - 100
7 MCH 30 pg 26 – 34
8 MCHC 36 g/dL 35 – 36
9 RDW-CV 13,5 % 12,2 15,3
KIMIA
10 SGOT 109 U/L s/d 37
11 SGPT 75,9 U/L s/d 40
FOLLOW UP
Pemeriksaan laboratorium (Jumat, 4 Juni 2016, pukul 17.08WIB)
MALARIA

Bahan sample : Apus darah tebal dan tipis malaria

Kesimpulan : Ditemukan parasit Plasmodium stadium ring form

A : Malaria

P : ∫ IVFD Ringer laktat No. IV 30 tpm


∫ Injeksi Ceftriaxone 1 g No. II 2x1
∫ Injeksi Ondansetron 4 mg No. III 3x1
∫ Injeksi Ranitidin 50 mg No. II 2x1
∫ Tablet Paracetamol 500 mg No. III 3x1
∫ Tablet Curcuma No. III 3x1
FOLLOW UP
Senin, 6 Juni 2016 (pukul 06.00 WIB)
S : OS masih mengeluh sakit kepala diseluruh kepala, sehingga sulit
tidur. OS juga mengeluh nafsu makan kurang dan lemas.

O : Tekanan darah : 90/50 mmHg


Nadi : 96 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 37,4 ˚C
Kesadaran : Compos mentis
FOLLOW UP
O : Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+
Leher : Tidak ada kelainan
Thorax
Paru : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Rata, supel, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Genital : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik +/+
Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik +/+

A : Malaria
FOLLOW UP
P : ∫ IVFD Ringer laktat No. IV 30 tpm
∫ Injeksi Ondansetron 4 mg No. III 3x1
∫ Injeksi Ranitidin 50 mg No. II 2x1
∫ Tablet Paracetamol 500 mg No. III 3x1
∫ Tablet Curcuma No. III 3x1
FOLLOW UP
Selasa, 7 Juni 2016 (pukul 06.00 WIB)
S : OS mengatakan sudah tidak ada keluhan, tetapi jam 03.00 WIB OS
kembali menggigil disertai nyeri-nyeri pada seluruh tubuh selama ±
15 menit.

O : Tekanan darah : 100/50 mmHg


Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,4 ˚C
Kesadaran : Compos mentis
FOLLOW UP
O : Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Tidak ada kelainan
Thorax
Paru : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Rata, supel, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Genital : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik -/-
Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik -/-
FOLLOW UP
Pemeriksaan laboratorium (Jumat, 7 Juni 2016, pukul 11.30 WIB)
NO. PARAMATER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 11,4 g/dL 13,0 - 18,0
2 Eritrosit 3,94 x10^6/uL 4,50 - 6,50
3 Leukosit 6,61 x10^3/uL 3,80 - 10,60
4 Trombosit 65 x10^3/uL 150,0 - 440,0
5 Hematokrit 32,2 % 40,0 - 52,0
6 MCV 82 fL 80 - 100
7 MCH 29 pg 26 – 34
8 MCHC 35 g/dL 35 – 36
9 RDW-CV 13,5 % 12,2 15,3

A : Malaria
FOLLOW UP
P : ∫ IVFD Ringer laktat No. IV 30 tpm
∫ Injeksi Ondansetron 4 mg No. III 3x1
∫ Injeksi Ranitidin 50 mg No. II 2x1
∫ Tablet Paracetamol 500 mg No. III 3x1
∫ Tablet Curcuma No. III 3x1
FOLLOW UP
Rabu, 8 Juni 2016 (pukul 06.00 WIB) - PULANG
S : OS mengatakan sudah tidak ada keluhan.

O : Tekanan darah : 100/50 mmHg


Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,6 ˚C
Kesadaran : Compos mentis
FOLLOW UP
O : Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Tidak ada kelainan
Thorax
Paru : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : Rata, supel, bising usus (+), nyeri tekan (-)
Genital : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik -/-
Ekstremitas bawah : Akral hangat +/+, oedem -/-, ikterik -/-

A : Malaria
FOLLOW UP
P : ∫ Tablet Paracetamol 500 mg No. III 3x1
∫ Tablet Curcuma No. III 3x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium di dalam eritrosit.

ETIOLOGI
Ditemukan 5 spesies yang menginfeksi manusia dan memiliki kemaknaan
klinis:
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium falciparum
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
5. Plasmodium knowlesi
DAUR HIDUP
CARA INFEKSI
Infeksi dapat terjadi dengan 2 cara yaitu:
• Secara alami, bila sporozoit (bentuk infektif) dimasukkan ke
dalam tubuh manusia melalui tusukan nyamuk (vektor).

• Secara induksi, bila stadium aseksual dalam eritrosit secara


tidak sengaja masuk melalui darah, misalnya transfusi darah,
suntikan atau kongenital (melalui darah plasenta).
MANIFESTASI KLINIS
1. Menggigil
2. Demam periodik:
- Plasmodium vivax: demam tertiana
- Plasmodium falciparum: demam setiap hari
- Plasmodium malariae: demam kuartana
- Plasmodium ovale: demam tertiana
3. Berkeringat banyak
4. Anemia
5. Splenomegali
6. Ikterik

*Gejala prodromal: dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa malaise,


sakit kepala, nyeri sendi dan tulang, anoreksia, nyeri perut, dan diare ringan.
DIAGNOSIS
Anamnesis:
• Trias malaria (menggigil, demam dan banyak berkeringat)
• Riwayat berpergian atau tinggal di daerah endemis malaria
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat transfusi darah
• Malaria berat: dapat ditemukan gangguan kesadaran, lemah,
kejang, tubuh kuning, perdarahan, sesak napas,
oligouria/anuria, air seni gelap (blackwater fever)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik:
• Demam, konjungtiva anemis, sklera ikterik, splenomegali,
hepatomegali.

• Malaria berat: dapat ditemukan penurunan kesadaran, suhu


rektal >40 ˚C, nadi cepat dan lemah, tekanan darah sistolik
<70 mmHg (dewasa) dan <50 mmHg (anak), takipnea,
manifestasi perdarahan, tanda dehidrasi, tanda anemia berat,
ikterik, ronki pada paru, splenomegali, hepatomegali, gagal
ginjal dengan oligouria hingga anuria dan gangguan
neurologis.
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan sediaan apusan darah tebal dan tipis dengan
mikroskop (gold standard):
Darah tebal:
• Metode semi-kuantitaif:
+ = 1-10 parasit per 100 lapang pandang
++ = 11-100 parasit per 100 lapang pandang
+++ = 1-10 parasit per 1 lapang pandang
++++ = >10 parasit per 1 lapang pandang

• Metode kuantitaif:
DIAGNOSIS
Darah tipis:
DIAGNOSIS
2. Tes cepat (rapid test):
2 jenis antigen yaitu, Histidine Rich Protein II mendeteksi antigen dari
Plasmodium falciparum dan Laktate Dehydrogenase (LDH)
mendeteksi antigen dari Plasmodium lainnya. Deteksi sangat cepat
hanya 3-5 menit. Memiliki sensitivitas dan spesivisitas tinggi.

3. Pemeriksaan untuk malaria berat:


Darah perifer lengkap, kimia darah, EKG, foto thorax, uji serologis,
urinalisis, analisis cairan serebro spinalis.
MALARIA BERAT
Malaria serebral:
Gejala malaria serebral dapat ditandai dengan penurunan
kesadaran (koma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau
lebih dari 30 menit setelah serangan kejang

Asidemia atau asidosis:


Ditandai dengan hiperventilasi (pernapasan Kussmaul), pH
darah <7,25 atau plasma bikarbonat <15 mmol/L, kadar laktat
vena >5mmol/L, klinis pernapasan dalam/respiratory distress.
MALARIA BERAT
Anemia berat:
Hb <5% atau hematokrit <15%

Malaria related Acute Kidney Injury (MAKI):


Meningkatnya serum kreatinin 0,3 mg/dL atau lebih dari hasil
sebelumnya, meningkatnya persentase serum kreatinin 50% atau
lebih dari nilai dasar dan produksi urin <0,5 ml/kgBB per jam
selama lebih dari 6 jam
MALARIA BERAT
Edema paru non-kardiogenik atau Adult Respiratory Distress
Syndrome (ARDS):
Sesak napas (frekuensi pernapasan >35 kali/menit), batuk dan
merasa berat di dada yang progresifPada pemeriksaan fisik
didapatkan bernapas dengan menggunakan mulut, bernapas
menggunakan otot-otot bantu pernapasan, pernapasan dengan
retraksi kosta, sianosis sentral dan perifer, krepitasi basal dan
wheezing saat ekspirasi.

Hipoglikemi:
Gula darah <40 mg/dL.
MALARIA BERAT
Hiperparasitemia:
Kepadatan parasit tinggi dalam darah >5 % sel darah merah dan
ditemukannya skizon dalam darah tepi.

Gangguan sirkulasi darah atau syok:


Ditandai dengan hipotensi (tekanan sistolik <70 mmHg; anak 1-
5 tahun <50 mmHg). Gambaran klinik berupa keringat dingin,
kulit terasa dingin, suhu rektal tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan dangkal, pucat, sianosis dan kulit tidak elastik
MALARIA BERAT
Perdarahan spontan:
Perdarahan spontan berupa perdarahan dari hidung, gusi,
perdarahan dibawah kulit (berupa ptekie, purpura atau hematom)
dan saluran cerna

Kejang berulang >2 kali per 24 jam.

Makroskopik hemoglobinuria (blackwater fever):


Disebabkan karena hemolisis intravaskular yang masif disertai
demam
MALARIA BERAT
Jaundice atau ikterik:
Peningkatan SGOT rata-rata 121 mU/ml dan SGPT 80,8 mU/ml

Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang


padat pada pembuluh darah kapiler di jaringan otak
PENGOBATAN MALARIA
PRINSIP
• Penderita tergolong malaria tanpa komplikasi diobati dengan
ACT (Artemisinin base Combination Therapy).
• Penderita malaria berat diobati dengan Artesunat IV.
• Pemberian pengobatan dengan ACT harus berdasarkan hasil
pemeriksaan darah mikroskopik positif.
• Pengobatan harus radikal dengan penambahan primakuin.
PENGOBATAN MALARIA
PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
WHO 2010 telah merekomendasikan 5 jenis ACT:
• Artemeter + Lumefantrin (FDC)
• Artesunat + Meflokuin
• Artesunat + Amodiakuin
• Artesunat + Sulfadoksin-primetamin
• Dihidroartemisinin + Piperakuin (FDC)
PENGOBATAN MALARIA
NO NAMA OBAT CARA PEMBERIAN DOSIS
Oral: 50/200 mg Hari 1: 2 mg/kgBB (2 kali/hari); hari 2-7: dosis tunggal
1. Artesunat Injeksi im/iv: 60mg/amp Hari 1: 2,4 mg/kgBB (2 kali); 2,4 mg/kgBB/hari minimal 3 hari
Supositoria: 100/200 mg/sup 1600 mg per 3 hari atau 5 mg/kgBB per 12 jam
Oral: 40/50 mg Hari 1: 4 mg/kgBB (dibagi 2 dosis); 2 mg/kgBB/hari untuk 6 hari
2. Artemeter
Injeksi: 80mg/amp Hari 1: 3,2 mg/kgBB; 1,6 mg/kgBB selama 3 hari
Oral: 250 mg Hari 1: 20 mg/kgBB (dibagi 2 dosis); 10 mg/kgBB untuk 6 hari
3. Artemisinin Supositoria: 100/200/300/400/500 Hari 1: 600 mg dan 400 mg; 400 mg (2 kali/hari) pada 2 hari
mg/sup berikutnya
Oral: 20/60/80 mg
4. Dihidroartemisinin Hari 1: 2 mg/kgBB (2 kali/hari); 1 kali/hari pada 4 hari berikutnya
Supositoria: 80 mg/sup
Hari 1: 4,8 mg/kgBB dan 1,6 mg/kgBB; 1,6 mg/kgBB pada 4 hari
5. Arteter Injeksi im: 150 mg/amp
berikutnya
PENGOBATAN MALARIA
PENGOBATAN MALARIA BERAT
1. Tindakan suportif:
• Pertahankan fungsi vital (kesadaran, sirkulasi, kebutuhan oksigen,
nutrisi dan cairan)
• Hindarkan trauma (dekubitus, jatuh dari tempat tidur)
• Hati-hati komplikasi infeksi nosokomial dan kelebihan cairan yang
menyebabkan edema paru
• Monitoring tanda vital setiap 1-2 jam. Perhatikan timbulnya ikterus dan
perdarahan, ukuran dan reaksi pupil, kejang, tonus otot
• Posisi tidur sesuai kebutuhan
• Cegah hiperpireksia
PENGOBATAN MALARIA
• Pemberian cairan yang adekuat, dengan cara maintenence cairan
diperhitungkan berdasarkan berat badan, setiap kenaikan suhu 1 ˚C
ditambah 10% maintenence dan pemasangan CVP line untuk
monitoring. Cairan yang dipakai adalah dextrose 5% dan jumlah cairan
dibatasi 1500 cc per 24 jam
• Diet cukup kalori, karbohidrat dan garam
• Perhatikan personal hygiene
• Perhatikan diuresis dan defekasi
• Perawatan mata
• Perawatan pasien tidak sadar/koma  prinsip ABC + D
PENGOBATAN MALARIA
2. Pengobatan simptomatik:
• Pemberian antipiretik: Paracetamol 15 mg/kgBB, diberikan setiap 4 jam
lakukan juga kompres hangat.
• Pemberian antikonvulsan (bila kejang): Diazepam 5-10 mg IV, diulang
15 menit kemudian. Apabila masih kejang pemberian dapat dilakukan
<100 mg per 24 jam.

3. Pemberian obat anti malaria:


Pemakaian obat anti malaria secara parenteral karena bekerja cepat dan
kurang menyebabkan resistensi.

4. Pengobatan komplikasi
PENGOBATAN MALARIA
KOMPLIKASI TINDAKAN AWAL
Pertahankan oksigenasi, diletakkan pada sisi tertentu, sampingkan penyebab lain dari koma (hipoglikemi, stroke,
Koma (malaria serebral)
sepsis, diabetes koma, uremia, gangguan elektrolit), hindari obat yang tidak bermanfaat, intubasi bila perlu
Asidosis metabolik Koreksi bila ada hipoglikemi, hipovolemi, septikemia. Bila perlu dialisis/hemofiltrasi
Anemia berat Berikan transfusi darah segar, cari penyebaab anemia
Gagal ginjal akut Sampingkan gagal ginjal pre-renal, bila dehidrasi segera koreksi, bila gagal ginjal segera dialisis
Tidurkan 450, pertahankan oksigenasi, berikan furosemide 40 mg iv, perlambat cairan infus, intubation-
Edema paru
ventilation PEEP
Hipoglikemi Berikan 50 ml dextrose 40% dan infus dextrose 10% sampai gula darah stabil, cari penyebab hipoglikemi
Hiperparasitemia Berikan anti malaria (artesunat), transfusi ganti (exchange transfusion)
Syok Pastikan tidak hipovolemi, cari tanda sepsis, berikan antibiotik spektrum luas yang adekuat
Perdarahan spontan Berikan vitamin K 10 mg/hari selama 3 hari, transfusi darah segar, pastikan bukan DIC
Kejang Pertahankan oksigenasi, pemberian anti kejang iv atau per rektal diazepam, im paraldehyde
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibisono A, Susilo A, Nainggolan A. Malaria. In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA, editors.
Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2014.p.728-32.
2. Sutanto I, Pribadi I. Parasit Malaria. In: Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S, editors. Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012.p.189-237.
3. Harijanto PN. Malaria. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing 2014.p.595-612.
4. Zulkarnain I, Setiawan B, Harijanto PN. Malaria Berat. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing
2014.p.613-23.
5. Miller LH, Baruch DI, Marsh K, Doumbo OK. The Pathogenic Basis of Malaria. Nature
2002;415(6872):673-9.
6. TangPukdee N, Duangdee C, Wilairatana P, et al. Malaria Diagnosis: A Brief Review. Karean J
Parasitologi 2009;47(2):93-102.
7. Stephen M, Todryk. Malaria Vaccines: The stage we are at. Nature Reviews Microbiology 2007;5:487-9.
8. World Health Organization. Antimalarial Drug Combination Therapy: Report of a WHO Technical
Consultation. Available at: http://www.who.int/malaria/publications/atoz/who_cds_rbm_2001_35/en/.
Accessed on April, 2001.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tatalaksana Pengobatan Malaria, 2010.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai