OLEH :
WERINATAL HEHY
Pengertian :
Preventif :
Menguoayakan agar perusahaan tersebut dapat mencegah timbulnya penyakit
penyakit yang diakibatkan oleh limbah atau produk perusahaan tersebut
Promotif :
Dengan meningkatkan kesehatan kerja akan meningkatkan pula
produktifitas kerja
Tujuan akhir dari kesehatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Kesehatan kerja:
o Kesehatan masyarakat kerja sebgai sasaran utama
o Mengurusi golongan karyawan yang mudah didekati
o Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan periodik
o yang dihadapi adalah lingkungan kerja
o Tujuan utama dalah peningkatan produktivitas
o dibiayai oleh perusahaan atau tenaga kerja
Kesehatan Masyarakat :
o Kesmas umum sebagai sasaran utama
o Mengurusi masyarakat yang kurang mudah dicapai
o Sulit untuk mlaksanakan pemeriksaan periodik
o Lingkungan umum merupakan masalah pokok
o Tujuan utama kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
o Dibiayai oleh Pemerintah
Untuk mencapai kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja
yang setinggi-tingginya diperlukan suatu prakondisi yang
menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi ini sebagai
determinan kesehatan kerja yang mencakup:
1. Beban kerja ( beban fisik , contoh kuli pelabuhan ; beban mental,
Contoh bea dan cukai
2. Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Ada 5 faktor :
a. Faktor fisik, misalnya penerangan yang tidak cukup
b. Faktor kimia, misalnya bau gas, asap, debu
c. Faktor biologis, misalnya nyamuk, lalat
d. Faktor fisiologis, misalnya meja kerja yang tidak ergonomis
e. Faktor sosio psikologis, misalnya gosip atau cemburu
Faktor fisik dalam lingkungan kerja
1. Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan menyebabkan kerusakan pada
indera pendegaran sampai pada ketulian (diatas 60 db) dan akhirnya
menurunkan produktivitas kerja.
2. Penerangan dan pencahayaan yang kurang menyebabkan kelehan fisik dan
mental bagi para karyawan . Gejala kelehan fisik berupa pusing-pusing
menurunnya kemampuan intelektual dan kosentrasiakhirnya menurunkan
produktivitas kerja. Apabila pengaturan pencahayaan yang kurang baik
menyebabkan silau sehingga menimbulkan kelehahan mata , kelemahan
mental, kerusakan alat penglihatan , meningkatnya kecelakaan kerja.
3. bau-bauan
Bau-bauan yang tidak enak dilingkungan kerja dapat mengganggu
kenyamanan kerja akhirnya mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja
(pencemaran)
3. Kapasitas kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda
dengan orang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya
sama dan bekerja apada suatu pekerjaan atau tugas yang sama.
Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh
seseorang yang terbatas. Artinya kemampuan tersebut dapat
berkembang karena pendidikan atau pengalaman tetapi sampai
pada batas-atas tertentu saja.
beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu
lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis dalam hal cara/metoda
kerja, proses kerja dan kondisi kerja
Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat kimia, dll) dapat
merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban tambahan tersebut secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibatnya.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan kerja dari masyarakat
pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya-bahaya kesehatan ditempat kerja dan
lingkungan kerja tetapi juga faktor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja
serta faktor-faktor lainnya
Penyakit akibat kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh
pemaparan terhadap lingkungan kerja. Dewasa ini masih terdapat kesenjangan antara pengetahuan ilmiah
Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya dilingkungan kerja yang
diperkirakan
dapat menimbulkan penyakit akibat kerja utamanya terhadap para pekerja, ditempuh 3 langkah utama yaitu :
resiko kerja.
1. Pengenalan lingkungan kerja
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan dilingkungan kerja biasanya pada waktu
survai pendahuluan dengan cara melihat dan mengenal ("walk-through survey"), yang salah satu
langkah dasar yang pertama-tama harus dilakukan dalam upaya program kesehatan kerja. Beberapa
diantara bahaya dan resiko tersebut dapat dengan mudah dikenali, seperti :
2. masalah panas disekitar tungku pembakaran atau peleburan yang dengan segara dapat kita rasakan.
3. Beberapa hal lainnya yang tidak jelas atau sulit untuk dikenali seperti zat-zat kimia yang berbentuk
pemijanan
Tingkat pemajanan dari zat/bahan yang berbahaya
dilingkungan kerja yang terkendali selama survai pendahuluan harus
ditentukan secara kualitatif dan atau kuantitatif, melalui berbagai teknik
misalnya :
penentuan indeks tekanan panas,
pengumpulan dan analisis dari sampel udara untuk zat-zat
kimia dan partikel-partikel (termasuk ukuran partikel) dan
pengukuran kebisingan,
lain-lain.
yaitu :
1. Pengendalian Lingkungan dan
2. Pengendalian Perorangan.
1. Pengendalian Lingkungan
Pengendalian Lingkungan meliputi :
a. perubahan dari proses kerja dan atau lingkungan kerja
dengan maksud untuk pengendalian dari pada bahaya-
bahaya kesehatan baik dengan meniadakan zat/bahan
tersebut sampai tingkat tidak membahayakan kesehatan,
serta mencegah kontak antara zat/ bahan dengan para
pekerja.
Salah satu cara yang digunakan adalah penghapusan atau
pengurangan zat/bahan berbahaya pada sumbernya.
Suatu proses yang diduga menghasilkan atau membentuk
zat-zat yang berbahaya dapat dipertimbangkan untuk
dihentikan.
b. Penggantian bahan-bahan yang lebih beracun (pelarut,
bahan bakar, bahan baku, bahan-bahan lainnya) dapat
merupakan cara yang efektif untuk pengendalian pemajanan
bahan-bahan berbahaya. Misalnya Trichloroethylene dapat
mengantikan carbon tetrachoride (CC14) dalam penggunaanya
sebagai bahan pelarut atau pembersih gemuk, juga toluol dan
xylol dapat dipakai untuk subsitusi benzene.
c. Cara Isolasi dapat digunakan terhadap zat-zat yang berbahaya
untuk mencegah kontak dengan pekerja. Berbagai cara isolasi
yang dapat digunakan antara lain :
o sistem tertutup untuk bahan-bahan kimia beracun,
o adanya dinding pemisah antara daerah yang berbahaya dan tidak,
o penutup terhadap seluruh atau sebagaian dari proses-proses untuk
mencegah kontaminasi terhadap udara ruang kerja.
d. Ventelasi
ditempat kerja dapat digunakan antara lain untuk
menjamin :
o suhu yang nyaman,
o sirkulasi udara segar diruang kerja
sehingga dapat melarutkan zat-zat pencemar ketingkat yang
diperkenakan, serta mencegah zat-zat pencemar diudara
mencapai pernafasan para pekerja.
e. Cara basah,
digunakan untuk mengendalaikan dispersi debu
yangmengotori lingkungan kerjadengan
menggunakan air atau bahan-bahan basah lainnya.
Cara ini banyak digunakan didalam industri-industri
kecil misalnya pada industri :
o kayu,
o peleburan logam,
o asbes.
2. Pengendalian Perorangan
a. Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan
alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya
kesehatan. Namun perlu diperhatikan bahwa alat pelindung
perorangan harus :
o sesuai dan adekuat untuk bahaya- bahaya tertentu,