Anda di halaman 1dari 63

Pemeriksaan

Kehamilan
PEL Siagian, dr. SpOG
Pendahuluan
Kehamilan mulai dari saat konsepsi
sampai lahirnya bayi.
Lama kehamilan berlangsung 280
hari/40 minggu/9 bulan 7 hari.
Kehamilan akan menyebabkan
perubahan fisik & emosional.
Pendahuluan
Sekarang dipentingkan pelayanan
asuhan antenatal.
Pemeriksaan kehamilan merupakan
bagian terpenting dari asuhan
antenatal.
Tujuan asuhan antenatal
1. Memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu &
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan & mempertahankan
kesehatan fisik, mental & sosial ibu
& bayi.
Tujuan asuhan antenatal
3. Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama
kehamilan termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan
& pembedahan.
Tujuan asuhan antenatal
4. Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal & pemberian ASI
eksklusif.
Tujuan asuhan antenatal
6. Mempersiapkan peran ibu &
keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.
Jumlah kunjugan yang dianjurkan
TriwulanI: setiap bulan hingga
kehamilan 28 minggu.
Sesudahnya sampai 36 minggu: 1x/
2 minggu.
Sesudah 37 minggu: 1x/ 1 minggu.
Tujuh pelayanan minimal (7T)
1. Timbang berat badan.
2. Ukur Tekanan darah.
3. Ukur Tinggi fundus uteri.
4. Beri Tetanus toksoid lengkap.
5. Beri Tablet zat besi minimal 90 tab.
6. Tes terhadap PMS.
7. Temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan.
Anamnesis
A. Riwayat kehamilan ini
1. Usia ibu hamil
2. Perdarahan per vaginam
3. Keputihan
4. Mual & muntah
5. Masalah/kelainan pada kehamilan
sekarang
6. Pemakaian obat-obatan
A. Riwayat kehamilan ini

7. Riwayat haid:
Menarche
Siklus haid
HPHT
Umur kehamilan sesuai dengan HPHT
B. Riwayat obstetri yang lalu
1. Jumlah kehamilan
2. Jumlah persalinan
3. Jumlah keguguran
4. Jumlah anak hidup
5. Jumlah berat bayi < 2,5 kg
6. Jumlah berat bayi > 4,0 kg
C. Riwayat penyakit

1. Jantung
2. Tekanan darah tinggi
3. Diabetes Melitus
4. TBC
5. Pernah operasi
6. Alergi obat/makanan
7. Ginjal
8. Asma
9. Epilepsi
10. Penyakit hati
11. Pernah kecelakaan
D. Riwayat sosioekonomi
1. Status perkawinan
2. Respon ibu & keluarga terhadap
kehamilan
3. Jumlah keluarga di rumah yang dapat
membantu
4. Siapa pembuat keputusan dalam
keluarga
5. Kebiasaan makan & minum
D. Riwayat sosioekonomi

6. Kebiasaan merokok, menggunakan


obat2 & alkohol
7. Kehidupan seksual
8. Pekerjaan & aktivitas sehari2
9. Pilihan tempat untuk melahirkan
10.Pendidikan
11.Penghasilan
Pemeriksaan
A. Fisik umum
1. Kunjungan pertama:
a. Mulut dan gigi
b. Tiroid/gondok
c. Tulang belakang/punggung: skoliosis
d. Payudara: puting susu
e. Abdomen: bekas operasi
f. Ekstremitas: edema, varises, refleks patela
g. Costovertebral angle tenderness (CVAT)
h. Kulit: kebersihan pada penyakit kulit
A. Fisik umum

i. Tekanan darah
j. Suhu badan
k. Nadi
l. Pernafasan
m. Berat badan
n. Tinggi badan
o. Muka: edema, pucat
A. Fisik umum
2. Kunjungan berikutnya:
a. Tekanan darah
b. Berat badan
c. Edema
d. Masalah dari kunjungan pertama
B. Obstetri
1. Pemeriksaan luar pada setiap
kunjungan:
a. Mengukur tinggi fundus uteri
b. Palpasi untuk menentukan letak janin
(setelah 28 minggu atau lebih)
c. Auskultasi jantung janin

(Pemeriksaan Leopold I sampai IV)


2. Pemeriksaan dalam hanya dilakukan
padan kunjungan pertama (lihat nanti
dalam pemeriksaan ginekologi)
C. Laboratorium
1. Darah:
a. Hb
b. Tes terhadap PMS
c. Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai
dengan keadaan
2. Urine:
a. Protein
b. Reduksi
c. Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai
dengan keadaan
Memantau tumbuh kembang janin
(nilai normal)
Usia kehamilan Tinggi fundus

Dalam cm Menggunakan penunjuk2


badan
12 minggu - Hanya teraba di atas
simfisis pubis
16 minggu - Di tengah antara simfisis
pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm (+ 2 cm) Pada umbilikus

22-27 minggu Usia kehamilan dalam -


minggu = cm (+ 2 cm)
28 minggu 28 cm (+ 2 cm) Di tengah antara umbilikus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (+ 2 cm)
36 minggu 36 cm (+ 2 cm)
Pada prosesus sifoideus
Diagnosis/kesimpulan
Dari hasil anamnesis & pemeriksaan
dapat diambil kesimpulan/diagnosis.
Dapat dibagi dalam 4 kategori:
1. Kehamilan normal
2. Kehamilan dengan masalah khusus (seperti
masalah keluarga & psikososial, KDRT,
kebutuhan finansial dll)
3. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang
membutuhkan rujukan untuk konsultasi
dan/atau kerjasama penanganan.
4. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan
yang membutuhkan rujukan segera.
Penanganan
Untuk kategori 1:
memberikan zat besi
memberikan imunisasi TT
memberikan konseling mengenai gizi,
fisiologi perubahan fisik & memberitahu
tanda2 bahaya berupa perdarahan per
vaginam, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrik, janin tidak bergerak
Penanganan
Untuk kategori 2:
seperti kategori 1 ditambah pemecahan
persoalan
Untuk kategori 3:
melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih
lengkap/dokter dengan keahlian tertentu
Untuk kategori 4:
melakukan rujukan segera setelah melakukan
stabilisasi penderita
Pemeriksaan Leopold &
Auskultasi Monoaural
A. Persetujuan pemeriksaan

1. Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada


ibu.
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan.
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan kadang2
menimbulkan perasaan khawatir atau tidak
enak tetapi tidak akan membahayakan bayi.
4. Bila ibu mengerti, mintakan persetujuan
lisan.
B. Persiapan
1. Ibu:
Ranjang periksa
Selimut/kain penutup
Stetoskop monoaural (Laenec)
2. Pemeriksa:
Air hangat & wadahnya
Tempat bilas & gayung
Handuk bersih & kering
C. Pemeriksaan Leopold

1. Persilakan ibu berbaring.


2. Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh
bagian perut ibu tampak jelas
kemudian minta ibu untuk meletakkan
kedua telapak kaki pada ranjang
sehingga terjadi sedikit fleksi pada
sendi paha & lutut.
3. Tutup paha & kaki ibu dengan
penutup.
C. Pemeriksaan Leopold

4. Cuci tangan pemeriksa dengan sabun,


bilas dengan air hangat kemudian
keringkan dengan handuk.
5. Pemeriksa berada di sisi kanan ibu
menghadap bagian lateral kanan.
6. Beritahukan kepada ibu bahwa
pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan.
C. Pemeriksaan Leopold

7. Leopold I:
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah.
Letakkan ujung telapak tangan kiri &
kanan pada fundus uteri & rasakan bagian
bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut &
menggeser telapak tangan kiri & kanan
secara bergantian.
C. Pemeriksaan Leopold

8. Leopold II:
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding
perut lateral kanan & telapak tangan
kanan pada dinding lateral kiri ibu secara
sejajar & pada ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan telapak tangan
kiri & tangan, kemudian geser ke arah
bawah & rasakan bagian yang rata &
memanjang (punggung) atau bagian kecil
(ekstremitas).
C. Pemeriksaan Leopold

9. Leopold III:
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan &
menghadap ke bagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu.
Tekan secara lembut & bersamaan/ bergantian
untuk menentukan bagian terbawah bayi (bagian
keras, bulat & hampir homogen adalah kepala,
sedangkan benjolan yang lunak & kurang simetris
adalah bokong).
C. Pemeriksaan Leopold

10.Leopold IV:
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada lateral kiri & kanan uterus
bawah, ujung2 jari tangan kiri & kanan
berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri & kanan,
kemudian rapatkan semua jari2 tangan
yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari2
kiri & kanan (konvergen atau divergen)
C. Pemeriksaan Leopold

Setelah itu pindahkan ibu jari & telunjuk tangan kiri


pada bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala,
upayakan memegang kepala di dekat leher, bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang
pinggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari2 tangan kanan di
antara tangan kiri & simfisis untuk menilai seberapa
jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.
D. Pemeriksaan auskultasi
1. Angkat kedua tangan dari dinding
perut ibu, kemudian ambil stetoskop
monoaural dengan tangan kiri,
kemudian tempelkan ujungnya pada
dinding perut ibu yang sesuai dengan
posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang & rata).
D. Pemeriksaan auskultasi

2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa &


dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada
titik pertama bunyi jantung kurang
jelas). Apabila dinding perut cukup
tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi,
pindahkan ujung stetoskop pada
dinding perut yang relatif tipis, yaitu
sekitar 3 cm di bawah pusat.
D. Pemeriksaan auskultasi

3. Degarkan & hitung bunyi jantung bayi setiap


5 detik sebanyak 3x pemeriksaan dengan
interval 5 detik di antara masing2
perhitungan.
4. Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 & 3
kemudian dikalikan 4 untuk mendapatkan
frekuensi denyut jantung bayi per menit
(perhatikan perbedaan jumlah masing2
perhitungan untuk menilai irama atau
keteraturan bunyi jantung).
D. Pemeriksaan auskultasi

5. Letakkan semua peralatan yang telah


digunakan pada tempat semula.
6. Beritahukan bahwa prosedur
pemeriksaan telah selesai, angkat kain
penutup & rapikan kembali pakaian
ibu.
D. Pemeriksaan auskultasi

7. Persilakan ibu untuk duduk kembali & catat


hasil pemeriksaan pada lembar yang telah
tersedia di dalam status pasien.

NB:
1. Bila setelah kehamilan 38 minggu kepala belum masuk pintu atas
panggul, lakukan pemeriksaan panggul baik pada primi maupun
multi.
2. Cara lain untuk menentukan umur kehamilan dari tinggi fundus
uteri adalah menurut rumus berikut:
8/7 x tinggi fundus uteri dalam cm = umur kehamilan dalam
minggu.
Pemeriksaan Panggul
A. Persetujuan pemeriksaan

1. Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada


ibu.
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan.
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan kadang2
menimbulkan perasaan khawatir atau tidak
enak tetapi tidak akan membahayakan bayi.
4. Bila ibu mengerti, mintakan persetujuan
lisan.
B. Persiapan
1. Ibu:
Ranjang periksa
Kapas & larutan antiseptik
2. Pemeriksa:
Sarung tangan
Sabun & air
Apron
C. Memasang sarung tangan

1. Setelah cuci tangan, keringkan tangan


dengan handuk bersih & kering.
2. Lepaskan lipatan sarung tangan &
letakkan di atas meja, ambil sarung
tangan kanan dengan ibu jari &
telunjuk tangan kiri (pada tepi atas
lipatan.
C. Memasang sarung tangan

3. Masukkan tangan kanan ke dalam


sarung tangan & sesuaikan jari2
tangan dengan alur2 jari yang
tersedia.
4. Kencangkan sarung tangan dengan
cara menarik ujung lipatan, kemudian
tarik lingkaran sarung tangan ke atas.
C. Memasang sarung tangan

4. Ambil sarung tangan kiri dengan


menyelipkan jari2 tangan kanan di antara
lipatan sarung tangan (tahan sarung tangan
dengan ibu jari).
5. Masukkan jari2 tangan kiri ke dalam alur jari
yang tersedia, kencangkan dengan jalan
mendorong lipatan sarung tangan ke atas,
kemudian tarik lipatan sarung tangan dengan
ibu jari & telunjuk tangan kanan untuk
menghilangkan lipatannya.
D. Pemeriksaan

1. Setelah mengosongkan kandung


kemih, persilakan ibu untuk berbaring
di atas ranjang periksa.
2. Persiapkan ibu pada posisi litotomi.
3. Dengan ibu jari & telunjuk tangan kiri
sisihkan labium mayus ke lateral untuk
membuka vulva.
D. Pemeriksaan

4. Masukkan telunjuk & jari tengah


tangan kanan ke dalam lumen vagina
melalui introitus yang terbuka.
5. Pindahkan tangan kiri ke fundus uteri.
6. Arahkan bagian ventral/palmar jari2
tangan dalam ke simfisis os pubis,
tentukan besar sudut yang dibentuk
antara os pubis kiri & kanan.
D. Pemeriksaan

7. Dengan ujung bagian ventral jari2 dalam,


telusuri linea inominata kiri sejauh mungkin,
kemudian lakukan pula pada bagian kanan
dengan cara yang sama.
8. Letakkan jari dalam pada sekitar
pertengahan linea inominata kiri, kemudian
geser ke bawah (sejajar sumbu badan ibu)
menelusuri dinding samping panggul untuk
menilai arah & sudutnya (rata, menyudut ke
dalam, atau ke luar).
D. Pemeriksaan

9. Menjelang akhir dinding samping


panggul (sekitar 5 cm dari pintu atas
panggul) akan teraba tonjolan tulang
ke arah dalam jalan lahir & berbentuk
segitiga yang disebut spina ischiadica.
Nilai derajat penonjolan spina ke jalan
lahir.
D. Pemeriksaan
10. Lakukan hal yang sama pada dinding
samping bagian kanan (gunakan bagian atau
sisi medial jari tangan), kemudian nilai
distansia interspinarum.
11. Raba tuberositas ischiadicum dengan
meneruskan rabaan dinding samping panggul
hingga bagian paling ujung. Lakukan untuk
dinding kiri & kanan, kemudian nilai distansia
intertuberosum (jarak antara ke2
tuberositas)
D. Pemeriksaan

12.Geser tangan dalam ke arah belakang


hingga teraba bagian tulang yang rata
& mempunyai lekukan ke belakang,
bagian ini disebut sakrum. Nilai
konkavitas tulang tersebut dengan
menelusurinya ke arah atas & bawah
(tepat di bagian tengah).
D. Pemeriksaan

13.Teruskan perabaan bagian tengah


sakrum hingga mencapai luas dan
bagian ujung tulang koksigis. Nilai
inklinasi tulang tersebut ke depan
(mengarah ke jalan lahir) atau ke
belakang.
D. Pemeriksaan

14.Pindahkan jari tangan dalam ke linea


inominata kanan kemudian telusuri
sejauh mungkin ke belakang hingga
posisi jari mengarah ke tengah (sumbu
badan ibu). Bila di tengah teraba
tonjolan tulang ke bagian dalam jalan
lahir (promontorium) maka pindahkan
jari tangan kanan ke tangan kiri untuk
menentukan batas atau jarak dari titik
tersebut ke ujung jari kanan.
D. Pemeriksaan

15.Keluarkan telunjuk & jari tengah


tangan kanan sementara jari telunjuk
tangan kiri yang menentukan batas
tadi tetap pada posisinya.
D. Pemeriksaan

16. Ambil alat ukur/penggaris dengan tangan


kiri, dekatkan dengan jari tengah tangan
kanan & batas yang telah dibuat tadi untuk
menentukan konjugata diagonalis yang
kemudian dikonversikan menjadi konjugata
vera.
17. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan
sudah selesai & persilakan ibu untuk
mengambil tempat yang sudah disediakan.
E. Pencegahan infeksi
1. Kumpulkan semua alat yang telah
digunakan & masukkan ke dalam
wadah yang berisi larutan klorin
0,5%.
2. Seka dengan larutan klorin 0,5%
pada bagian atau benda yang
dikenai sekret atau cairan tubuh
pasien.
E. Pencegahan infeksi
3. Masukkan & bersihkan sarung
tangan ke dalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5%, kemudian
lepaskan & rendam di dalam wadah
tersebut selama 10 menit.
4. Cuci tangan dengan sabun & bilas
di dalam air mengalir.
5. Keringkan tangan dengan handuk
kering & bersih.
Pemeriksaan Tambahan
1. Pemeriksaan radiologi

Jarang sekali dipakai, hanya dipakai


untuk pelvimetri.
Di negara maju, pelvimetri dilakukan
dengan CT scan.
2. Pemeriksaan USG

Sekarang banyak sekali dipakai, tetapi


tidak semua fasilitas kesehatan
mempunyai alat tersebut.
Sangat berguna untuk menentukan
umur kehamilan & melihat keadaan
janin intrauterin khususnya bila
dilakukan pada saat usia janin masih
sangat muda.
USG tetap merupakan alat bantu.

Anda mungkin juga menyukai