Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KASUS

Preeklampsia Berat dan Gawat


Janin

Disusun oleh : Angelica / 112015333


Pembimbing : dr. Wahyu Jatmika, SpOG

Fakultas kedokteran Kristen Krida Wacana


Kepaniteraan Klinik Obstetri-Ginekologi
Rumah Sakit Mardi Rahayu, Kudus
Periode 9 Januari 2017 18 Maret 2017
Identitas Pasien
Pasien
Nama : Ny. FK
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jati Wetan, Kudus
Hamil : GIP0A0
Masuk RS : 24 Januari 2017, Pukul : 16.00WIB
Suami
Nama : Tn. RY

Usia : 30 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jati kulon, Kudus


ANAMNESIS
Pasien masuk RS 24 Januari 2017, pukul
16.00 WIB
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 24
Januari 2017, pukul 16.10 WIB

Keluhan utama:

Kepala pusing
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0, usia 24 tahun, hamil 37 minggu datang
dengan keluhan pusing sejak 2 hari SMRS. Pasien
mengatakan pusing hanya dirasakan beberapa hari ini,
hilang timbul, sakit kepala (-), mual (-), muntah (-). Pasien
mengatakan pada kehamilan trimester 3 ini tekanan
darahnya meninggi sewaktu melakukan kontrol
kehamilan. Penglihatan pasien buram (-), bintik hitam(-),
nyeri uluh hati (-), nyeri pada perut bagian kanan atas(-).
Kejang (-). Pasien mengatakan sudah mendapatkan obat
untuk darah tinggi dari bidan, tetapi tidak ada perbaikan.
Selama kehamilan, pasien rutin meminum susu khusus
ibu hamil dan suplemen kalsium. Pasien juga rutin
melakukan olahraga ringan yaitu jalan pagi kurang lebih
selama 1 jam.
Riwayat Penyakit Sekarang
Kencang-kencang pada perut (-), cairan/darah/flek
dari kemaluan (-)
Riwayat alergi (-), penyakit darah tinggi (-), jantung (-),
asma (-), dan kencing manis (-) sebelum hamil. Tidak
ada keluhan pada kandungan selama hamil ini. Pasien
mengaku ini kehamilan yang pertama kali dan tidak
pernah mengalami keguguran sebelumnya.
Riwayat BAB dan BAK lancar. Riwayat operasi
sebelumnya (-). Riwayat menstruasi teratur. Pasien
mengatakan HPHT 9 Mei 2016 dengan HPL 16 Febuari
2017.
Riwayat Menstruasi Riwayat Perkawinan

Menarche : 13 Menikah 1 kali pada


tahun pernikahan pertama
Dismenorrhea : (+) usia 23 tahun
Menopause : (-)
Siklus : 28 Riwayat Kehamilan
hari ANC rutin di bidan
Lama :6-7
hari
Riwayat Kehamilan
Hamil Usia Jenis penyulit Penolo Jenis BB/ Umur
ke kehamila persalinan ng kelami TB sekara
n n lahir ng
1 Hamil sekarang, usia kehamilan 37 minggu
Riwayat Kehamilan Riwayat
Sekarang: Kontrasepsi:

HPHT : 9 Mei 2016


Tidak Pernah
HPL : 16 Febuari
2017
Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi ()
Diabates (-)
Hepatitis()
Asma ()
Gastritis ()
Hipertensi ()
Tuberkulosis ()
HIV()
Penyakit jantung (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Nadi : 107x/menit
Pernafasan : 19x/menit
Suhu : 36,7oC
Tinggi Badan : 155 cm
Berat : 80 kg
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Kedua liang telinga lapang, serumen (-) pada
kedua telinga
Hidung : Sekret bening (+), napas cuping hidung (-)
Kulit : Warna Sawo matang, ikterus (-)
Dada : Retraksi sela iga (-)
Jantung : BJ I-II regular murni, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : SN vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen :Linea nigra (+), striae gravidarum (+), kontraksi (-)
Genitalia : Lendir (-), darah (-), cairan jernih (-)
Ekstremitas : Tangan Edema -/-, kaki edema +/+, reflex
fisiologis (+/+),
reflex patologis (-/-), Akral hangat tangan dan kaki (+/+), clubbing
finger (-/-), sianosis (-/-), CRT <2.
PEMERIKSAAN
OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah: chloasma gravidarum (-)
Payudara: pembesaran (+), puting susu
menonjol, cairan dari puting (-),
hiperpigmentasi areola mammae (+)
Abdomen:
Inspeksi: Membesar sesuai usia kehamilan,
linea nigra(+), dan striae gravidarum(+),
sikatrik (-), bekas operasi laparotomi (-)
Palpasi
Leopold I: teraba massa yang besar dan nodular,
TFU 34 cm
Tafsiran Berat Janin = (34 cm - 11) x 155 =3565 gr
Leopold II: teraba bagian memanjang dan keras di
sebelah kanan, dan teraba bagian terkecil di
sebelah kiri.
Leopold III: Engange (-), teraba bagian bundar,
keras, dan melenting.
Leopold IV: Konvergen
Auskultasi : denyut jantung janin (+) 142 kali/menit
His (-)
Refleks Patella (+)
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam
pembukaan 2 cm, KK (+), effacement 50%
bagian bawah janin Kepala, u hodge I+
UUK
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium, 24 Januari 2017, pukul 15.48 WIB
Darah rutin
Hemoglobin 10,6 g/dL (N: 11,7 15,5)
Leukosit 10.30 ribu (N: 3.600 11.000)
Hematokrit 32,50 % (N: 36-46)
Trombosit 427 (N: 150.000-400.000)
Eritrosit 3,9 juta (N: 3,8 5,2)
RDW 12,6 % (N: 11,5 - 14,5)
PDW 11,6 fL (N: 10-18)
MPV 10,5 m3 (N: 6,8 10)
Golongan darah/Rh A/+ (positif)
Waktu perdarahan/BT 1.30 menit (N: 1-3)
Waktu pembekuan/CT 5,00 menit (N: 2-6)

Imunoserologi
HbsAg stik Negatif Negatif
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium, 25 Januari 2017, pukul 06.43 WIB
Hematologi
Hemoglobin 9,1 g/dL (N: 11,7 15,5)
Urine Lengkap
Albumin Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Reaksi/pH 7.5 4.8 7.4
Urobilinogen Normal Normal
Benda keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Berat Jenis 1.020 1.003 1.030
Darah samar Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Bilirubin urine Negatif Negatif
RESUME
Wanita 24 tahun, GIP0A0, hamil 37 minggu dengan
keluhan kepala pusing sejak 2 hari SMRS, dirasakan
beberapa hari ini, hilang timbul, sakit kepala (-). Pada
kehamilan trimester 3 ini tekanan darahnya meninggi
sewaktu melakukan kontrol kehamilan. Penglihatan
pasien tidak buram, dan tidak melihat bintik hitam.
Nyeri uluh hati (-), nyeri pada perut bagian kanan atas
(-), kejang (-). Sudah diberi obat tetapi tidak membaik.
Riwayat hipertensi (-). HPHT 9 Mei 2016 dengan HPL 16
Febuari 2017.
Pada pemeriksaan fisik didapati hipertensi dengan
tekanan darah 160/110 mmHg, konjungtiva anemis (-/-
), edema pada kedua tungkai +/+. TFU 34 cm dengan
TBJ 3565 gram, DJJ 142 kali/menit, his (-), reflex patella
(+). Hasil VT pembukaan 2 cm, KK(+), effacement
50%, bagian bawah janin Kepala, hodge I+, UUK.
Pada pemeriksaan penunjang didapati anemia,
proteinuria (-).
Diagnosis Kerja
GIP0A0 24 tahun hamil 37 minggu
Janin I hidup intrauterin
Presentasi kepala, belum masuk PAP, puka
Inpartu kala I fase laten
Preeklampsia berat
Penatalaksanaan

O2 3-4 lpm
RL + MgSO4 40% 15 cc 28 tpm
Nifedipin 3 x 10 mg
Pengawasan 10
Pro section cesarea
Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
LAPORAN PERSALINAN
LAPORAN OPERASI SECTIO CAESARIA
Insisi dinding abdomen pada linea mediana 2 jari diatas symphisis
pubis sepanjang 10cm
Insisi diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum terbuka
Tampak uterus sesuai masa kehamilan
Pisahkan plica vesika uterine, insisi melintang lalu disisihkan ke bawah
Insisi segmen bawah rahim secara semilunar sepanjang 10cm,
perdalam secara tajam/tumpul
Pecahkan kulit ketuban, air ketuban keruh berwarna hijau
Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala bayi. Bayi perempuan lahir
dengan BB 2870 gram, PB 46 cm, AS 9-10-10, kelainan kongenital (-)
Klem tali pusat pada 2 tempat
Plasenta dilahirkan secara manual dengan tarikan ringan, kotiledon
lengkap, infark (-), hematom (-)
Eksplorasi kavum uteri, bersihkan sisa plasenta dan selaput ketuban
Jahit segmen bawah rahim dengan chromic catgut no.2 secara jelujur
terkait
Jahit overhecting pada plica vesika uterine dengan
chromic catgut no.2
Kontraksi uterus kuat, kedua adneksa dalam batas
normal, perdarahan (-)
Jahit peritoneum dengan plain catgut no.0 secara
jelujur kontinyu
Jahit m.rectus abdominis dengan plain catgut no.0
Jahit fascia dengan polysorb no.2
Jahit lemak subkutan dengan plain catgut no.1
Jahit kulit dengan nylon 2-0 secara matras vertical
Perkiraan perdarahan 300 cc
Follow UP
Tanggal 25 Januari 2015, Pukul 10.00
S: Nyeri dibagian jahitan operasi (+), A: PIA0 24 tahun post
belum bisa bergerak ke kiri/kanan,
buang angin (-), masih pusing sedikit, section cesarean a/i
mual (-), muntah (-), demam (-), air preeclampsia berat H+1
susu keluar sedikit
O: KU: Tampak sakit sedang P: Rycef 2 x 1 amp
Kesadaran : Compos mentis
TD: 130/80 mmHg
Nifedipin 3 x 1
RR: 18x/menit Alinamin 1 x 1 amp
HR: 90x/menit, T: 36,5oC
Mata: CA -/-, SI -/-
Vitamin C 1 x 1
Paru: SN Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/- Tradyl 2 x 1 amp
Cor: BJ I-II murni reguler, murmur (-),
gallop (-) D5/RL + MgSO4 15 cc
Abdomen: Supel, BU (-), nyeri luka Oksitosin 1 x 1 amp
operasi (+)
Genital: PPV (+) Darah
Ekstremitas: Akral hangat, edema (-)
Follow UP
Tanggal 26 Januari 2015, Pukul 08.00
S: Nyeri berkurang, tetapi masih A: PIA0 24 tahun post
sedikit sakit dibagian jahitan
operasi, sudah bisa bergerak sedikit section cesarean a/i
ke kiri/kanan,. tidak mual, tidak preeclampsia berat H+2
muntah.
O: KU: Tampak sakit sedang P: Rycef 2 x 1 amp
Kesadaran : CM Nifedipin 3 x 1
TD: 130/80 mmHg
RR: 19x/menit Alinamin 1 x 1 amp
HR: 84x/menit, T: 36,6oC Vitamin C 1 x 1
Mata: CA -/-, SI -/-
Paru: SN Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Tradyl 2 x 1 amp
Cor: BJ I-II murni reguler, murmur (- D5/RL + MgSO4 15 cc
), gallop (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Oksitosin 1 x 1 amp
Genital: PPV (+) Darah
Ekstremitas: Akral hangat, edema (-)
Follow UP
Tanggal 27 Januari 2015, Pukul 08.00
S: Nyeri sedikit membaik di bagian A: PIA0 24 tahun post
jahitan operasi, sudah bisa duduk
dan berdiri, tidak mual, tidak section cesarean a/i
muntah, air susu banyak. preeclampsia berat H+3
O: KU: Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
P: Rycef 2 x 1 amp
TD: 130/80 mmHg Nifedipin 3 x 1
RR: 18x/menit
Alinamin 1 x 1 amp
HR: 86x/menit, T: 36,7oC
Mata: CA -/-, SI -/- Vitamin C 1 x 1
Paru: SN Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/- Pasien boleh pulang
Cor: BJ I-II murni reguler, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Genital: PPV (+) Darah
Ekstremitas: Akral hangat, edema (-)
TINJAUAN PUSTAKA

Preeklampsia
Hipertensi kronik
TD 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
KLASIFIKASI
didiagnosis sebelum umur kehamilan 20 minggu.

Hipertensi gestasional Preeklampsia


Kriteria minimum :
Tekanan darah 140/90 mmHg untuk pertama kali TD 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20
selama kehamilan setelah uk 20 minggu minggu
Tidak ada proteinuria Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick
TD kembali normal < 12 minggu postpartum
Preeklampsia berat :
Diagnosis pasti ditegakkan postpartum
TD 160/110 mmHg
Dapat disertai gejala preeklampsia (nyeri Proteinuria 2 g/24 jam atau +2 dipstick
epigastrium atau trombositopenia)
Kreatinin serum > 1,2 mg/dl kecuali diketahui naik
sebelumnya
Hipertensi kronik dengan superimposed Trombosit < 100.000/mm3
Microangiophatic hemolysis (peningkatan LDH)
preeklampsia Peningkatan ALT atau AST
Proteinuria 300 mg/24 jam pada perempuan yang Nyeri kepala persisten atau gangguan visual
hipertensi tapi tidak ada proteinuria sebelum umur Nyeri epigastrik persisten
kehamilan 20 minggu
Peningkatan tiba-tiba pada proteinuria atau TD atau Eklampsia:
trombosit < 100.000/mm3 pada perempuan dengan Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada
hipertensi dan proteinuria sebelum umur kehamilan perempuan yang menderita preeklampsia
20 minggu
TEKANAN DARAH PENILAIAN
MENINGKAT
KLINIK
( 140/90 mmHg)

NYERI KEPALA HIPERTENSI


GANGGUAN KRONIK
HAMIL
PENGLIHATAN
HIPERREFLEKSIA < 20 MG SUPERIMPOSED
PROTEINURIA PREECLAMPSIA
KOMA

KEJANG + EKLAMPSIA

HAMIL HIPERTENSI
> 20 MG
PREEKLAMPSIA
KEJANG
RINGAN

PREEKLAMPSIA
BERAT
PENILAIAN KEJANG
KLINIK RIWAYAT KEJANG
DEMAM (-) EPILEPSI
KAKU KUDUK (-)

DEMAM MALARIA
NYERI KEPALA SEREBRAL
KAKU KUDUK (+) MENINGITIS
DISORIENTASI ENSEFALITIS
TEKANAN
DARAH TRISMUS
NORMAL SPASME OTOT TETANUS
MUKA

NYERI KEPALA
GANGGUAN
PENGLIHATAN MIGRAINE
MUNTAH
RIWAYAT GEJALA
SERUPA
Patofisiologi Pre-Eclampsia dan
Eclampsia
Penyebab preeklampsia belum diketahui
dengan pasti
Diduga berhubungan dengan kegagalan relatif
dari invasi tropoblas ke arteri spiralis di
desidua basalis.
Kegagalan tersebut dihubungkan dengan
retensi muskuloelastik arteri spiralis,
kegagalan denervasi saraf adrenergik dan
peningkatan konsentrasi norepinephrine
Maternal
Faulty placentation Excessive trophoblast
vascular disease

Genetic
Immunologic or
Inflammatory
Vasoactive factor
agents, Noxious agents,
Prostaglandins, Reduced uteroplacental perfusion Cytokines,
Nitric oxides, Lipid peroxida
endothelins
Endothelial
activation
vasospasme Activation coagulation

Capillary leak
Hypertension,
Seizures, Thrombocytopenia
Oliguria,
Abruption, Edema,
Liver ischemia Proteinuria,
Hemoconcentration
Faktor Risiko Preeklampsia
Nuliparitas
Umur ibu (>20 atau <35 tahun)
African American
Hipertensi kronik
Kehamilan multipel
Riwayat preeklampsia pada
keluarga (saudara perempuan
sekandung)
Penanganan Hipertensi dalam kehamilan
Pencegahan hipertensi dalam kehamilan:
Pembatasan kalori, cairan dan garam tidak dapat mencegah
hipertensi dalam kehamilan, bahkan dapat berbahaya bagi
janin.
Manfaat aspirin, kalsium dan obat-obat pencegah hipertensi
dalam kehamilan belum terbukti
Deteksi dini dan penanganan ibu hamil dengan faktor-faktor
risiko sangat penting pada penanganan hipertensi dalam
kehamilan dan pencegahan kejang.
ALUR TERAPI

HIPERTENSI KARENA HAMIL TERMINASI


KEHAMILAN TANPA > 37 MG KEHAMILAN
PROTEINURIA

HAMIL PEMANTAUAN
< 37 MG TEKANAN
DARAH

MENINGKAT

PREEKLAMPSIA
PENGELOLAAN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
TANPA PROTEINURIA

JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU


RAWAT JALAN
PEMANTAUAN TEKANAN DARAH, PROTEINURIA & KONDISI
JANIN TIAP MINGGU
BILA KONDISI JANIN MEMBURUK / GANGGUAN PER-
TUMBUHAN JANIN RAWAT DAN PERTIMBANGKAN
TERMINASI KEHAMILAN

JIKA KEHAMILAN > 37 MINGGU


TERMINASI KEHAMILAN
ALUR TERAPI

HIPERTENSI KRONIK ANTI HIPERTENSI


SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA
? ISTIRAHAT PEMANTAUAN
JANIN OBSERVASI KOMPLIKASI

PREEKLAMPSIA
GANGGUAN PERTUMBUHAN
JANIN
GAWAT JANIN

TERMINASI
KEHAMILAN
PENGELOLAAN
HIPERTENSI KRONIK
LANJUTKAN PENGOBATAN HIPERTENSI SEBELUM-
NYA
BILA DIASTOLIK > 110 mmHg ATAU SISTOLIK 160
mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI
PROTEINURIA SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA ?
ISTIRAHAT
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN & KONDISI JANIN
TANPA KOMPLIKASI TUNGGU PERSALINAN ATERM
JIKA TERDAPAT PREEKLAMPSIA, PERTUMBUHAN
JANIN TERHAMBAT ATAU GAWAT JANIN
TERMINASI KEHAMILAN
OBSERVASI KOMPLIKASI
ALUR TERAPI
HAMIL TERMINASI
> 37 MG KEHAMILAN
PREEKLAMPSIA
RINGAN
PEMANTAUAN
HAMIL TEKANAN DARAH,
< 37 MG PROTEINURIA,
REFLEKS, KONDISI
JANIN

KENAIKAN GANGGUAN KENAIKAN


PROTEINURIA PERTUMBUHAN TEKANAN
JANIN DARAH

PREEKLAMPSIA TERMINASI RAWAT INAP


KEHAMILAN
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA RINGAN

JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU DAN TIDAK


TERJADI PERBAIKAN, LAKUKAN
PENILAIAN 2 KALI/MG RAWAT JALAN
PEMANTAUAN TEKANAN DARAH 2X/HR,
PROTEINURIA 1X/HR & KONDISI JANIN
BANYAK ISTIRAHAT
DIIT BIASA
TIDAK PERLU PENGOBATAN
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA RINGAN
JIKA KEHAMILAN < 37 MINGGU DAN TIDAK MEMUNG-
KINKAN RAWAT JALAN, RAWAT DI RS
PEMANTAUAN TEKANAN DARAH 2X/HR, PROTEINURIA 1X/HR &
KONDISI JANIN
BANYAK ISTIRAHAT
DIIT BIASA
TIDAK PERLU PENGOBATAN
TIDAK PERLU DIURETIK, KECUALI TERDAPAT EDEMA PARU,
DEKOMPENSASI KORDIS & GAGAL GINJAL AKUT
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT PERTIMBANGKAN
TERMINASI
PROTEINURIA KELOLA SEBAGAI PREEKLAMPSIA BERAT
TEKANAN DIASTOLIK TURUN SAMPAI NORMAL
PASIEN DIPULANGKAN
ISTIRAHAT & PERHATIKAN TANDA PREEKLAMPSIA BERAT
TEKANAN DIASTOLIK NAIK RAWAT
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA RINGAN

JIKA KEHAMILAN > 37 MINGGU


PERTIMBANGKAN TERMINASI KEHAMILAN
SERVIKS MATANG LAKUKAN INDUKSI
OKSITOSIN 5 IU / 500 ml DEKSTROSE 5% 10
TETES/MENIT ATAU PROSTAGLANDIN
SERVIKS BELUM MATANG PROSTA-GLANDIN /
MISOPROSTOL / KATETER FOLEY / BEDAH
CAESAR
ALUR TERAPI
KEJANG ANTI KONVULSAN
PREEKLAMPSIA
BERAT DAN
EKLAMPSIA ANTI KONVULSAN ANTI HIPERTENSI
PASANG INFUS KESEIMBANGAN CAIRAN
PENGAWASAN OBSERVASI TANDA
VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI
PEMBEKUAN DARAH

OLIGURIA PERSALINAN 12 GAWAT JANIN


SINDROM JAM (EKLAMPSIA)
HELLP / 24 JAM
(PREEKLAMPSIA)
KOMA

PARTUS BEDAH
RUJUK PERVAGINAM CAESAR
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA

PENGELOLAAN KEJANG
ANTI KONVULSAN
PERLENGKAPAN PENGELOLAAN KEJANG
LINDUNGI DARI TRAUMA
ASPIRASI MULUT DAN TENGGOROK
BARINGKAN PADA SISI KIRI, TRENDELENBURG
O2 4-6 LITER/MEN
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA
PENGELOLAAN UMUM
JIKA DIASTOLIK > 110 mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI SAMPAI
DIASTOLIK ANTARA 90-100 mmHg
PASANG INFUS RINGER LAKTAT
UKUR KESEIMBANGAN CAIRAN
KATETERISASI URIN
JIKA JUMLAH URIN < 30 ML/JAM : Hentikan magnesium sulfat
(MgSO4) dan berikan cairan IV (NaCl 0,9% atau RL) pada
kecepatan 1 liter per 8 jam
PANTAU EDEMA PARU
PENGAWASAN
OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS & DJJ TIAP 1 JAM
LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
Alternatif Dosis awal MgSO4 10cc/4gr IV infus RL 100cc digrojog selama
15 menit
Dosis pemeliharaan Sisa 6ml dalam 1000cc RL (20tpm)

Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit


Syarat pemberian Refleks patella (+)
MgSO4 Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Hentikan pemberian Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2
MgSO4, jika: Jika terjadi henti nafas:
Siapkan antidotum Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
Obat Antihipertensi
-blocker
Labetalol 10 mg oral (Jika respons tidak membaik setelah 10
menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral)
Kalsium antagonis
Nifedipin (Obat pilihan) diberikan 5-10 mg oral yang dapat
diulang sampai 8 kali/24 jam. Jika respons tidak membaik
setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg Nifedipin
sublingual.
ISDN
Obat simpatolitik sentral
Methyldopa
Hidralazin (belum ada di Indonesia)

Penurunan tekanan darah yang terlalu besar akan mencetuskan fetal distress
PENGELOLAAN
DIAZEPAM
DOSIS AWAL DIASEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT

DOSIS DIAZEPAM 40 MG / 500 ML RINGER LAKTAT


PEMELIHARAAN TIDAK MELEBIHI 100 MG/24 JAM
PEMBERIAN DIASEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml
MELALUI JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS
REKTUM TAMBAHAN 10 MG/JAM
DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN
KE DALAM REKTUM
PENGELOLAAN PERSALINAN
Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil. Penundaan persalinan
meningkatkan risiko untuk ibu dan janin
PREEKLAMPSIA BERAT PERSALINAN DALAM 24 JAM
EKLAMPSIA PERSALINAN DALAM 12 JAM
DILAKUKAN BEDAH CAESAR BILA :
- Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada eklampsia) atau dalam 24
jam (pada preeklampsia), lakukan seksio sesarea/
- Jika denyut DJJ < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio sesaria
- Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesaria.
- Tidak ada koagulopati
- Anestesi terpilih : anestesi umum
JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM
- JANIN MATI
- BBLR
- LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM
JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML
DEKSTROSE 5% ATAU PROSTAGLANDIN
Persalinan
Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil.
Penundaan persalinan meningkatkan risiko untuk ibu dan janin
Periksa serviks
Jika serviks matang, lakukan pemecahan ketuban, lalu induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin
Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada
eklampsia) atau dalam 24 jam (pada preeklampsia), lakukan seksio
sesarea/
Jika denyut DJJ < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio sesaria
Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesaria.
Jika anestesia untuk seksio sesaria tidak tersedia, atau jika janin mati atau
terlalu kecil:
Usahakan lahir pervaginam
Matangkan serviks dengan misoprostol,
prostaglandin atau kateter Foley.
LAKUKAN RUJUKAN
BILA:

OLIGURIA (<400 ML/24 JAM)


SINDROM HELLP
KOMA BERLANJUT > 24 JAM SETELAH
KEJANG
PERAWATAN POSTPARTUM

ANTI KONVULSAN DITERUSKAN SAMPAI 24 JAM POSTPARTUM /


KEJANG TERAKHIR
ANTI HIPERTENSI JIKA TEKANAN DIASTOLIK > 110 mmHg
PEMANTAUAN JUMLAH URIN
- Jangan turunkan TD terlalu rendah karena berisiko gawat janin
- Jangan berikan cairan berlebih (1500-2000 ml/hari)
- Analgesia epidural lebih dipilih bila tidak ada koagulopati atau AT
yang rendah
- Pendekatan multispesialisasi
- Postpartum pasien harus di monitor
Komplikasi preeklampsia
pada janin
Komplikasi yang berhubungan dengan prematuritas
Insufisiensi uteroplasental akut

infark plasenta dan atau abruptio


plasenta
intrapartum fetal distress
stillbirth (pada kasus berat)
Insufisiensi uteroplasental kronik

Asimetris dan simetris janin SGA


IUGR
Oligohydramnion
Komplikasi preeklampsia pada ibu
Manifestasi klinik
Kejang
perdarahan serebral
DIC dan trombositopenia
Gagal ginjal
Gagal hati atau ruptur hati
Edema pulmo
Komplikasi obstetri
Insufisiensi uteroplasenta
Abruptio plasenta
Meningkatkan kejadian
persalinan prematur
Meningkatkan persalinan sesar
HELLP
Sekitar 10% pasien dengan preeklampsia berat berkembang
menjadi sindrom HELLP
Sindrom HELLP adalah subkategori dari preeklampsia ditandai
dengan Hemolytic anemia, Elevated Liver enzymes, dan Low
Platelets
Hipertensi dapat minimal pada pasien dengan sindrom HELLP
Outcome maternal dan janin jelek
Tingginya angka stillbirth (10-15%) dan kematian neonatus (20-
25%)
Kriteria diagnosis HELLP Syndrome
Hemolytic anemia:
Schistocytes pada apusan
darah tepi
Peningkatan bilirubin total
Peningkatan LDH
Elevated liver enzymes:
Peningkatan AST, ALT
Peningkatan LDH
Low platelets:
Trombositopenia
Terapi sindrom HELLP

Persalinan : terapi definitif untuk sindrom


HELLP
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai