Anda di halaman 1dari 39

MODEL PROMOSI KESEHATAN

NUR INAYAH INDAR, SKM, M. KES


THEORY INTRAPERSONAL
HEALTH BELIEF MODEL ( MODEL
KEPERCAYAAN KESEHATAN )
STAGES OF CHANGE
(TRANSTHEORITICAL MODEL)
RELAPSE PREVENTION
(PENCEGAHAN KEKAMBUHAN)
INFORMATION PROCESSING
PARADIGM (PARADIGMA PROSES
INFORMASI)
Health Belief Model
(Model Kepercayaan Kesehatan)
- Rosenstock, 1974 -
Sebagai dasar perilaku kesehatan
Sangat dekat dengan pendidikan kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari
pengetahuan maupun sikap
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan,
Perilaku ditentukan oleh apakah seseorang:
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah
kesehatan tertentu
2. Menganggap masalah kesehatan ini serius
3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan
pencegahan
4. Tidak mahal
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan
kesehatan
Komponen Health Belief Model
Perceived Susceptibility
kepercayaan seseorang dengan menganggap
menderita penyakit adalah hasil melakukan
perilaku terentu.
Perceived Severity
percaya seberapa berbahayanya penyakit
sehingga menghindari perilaku tidak sehat
agar tidak sakit.
Perceived Benefits
kepercayaan terhadap keuntungan dari
metode yang disarankan untuk mengurangi
resiko penyakit.
Perceived Barriers
persepsi hambatan aatau persepsi
menurunnya kenyamanan saat
meninggalkan perilaku tidak sehat.
Cues to Action
mempercepat tindakan yang membuat
seseorang merasa butuh mengambil
tindakan atau melakukan tindakan nyata
untuk melakukan perilaku sehat.
Self Efficacy
merasa percaya diri dengan perilaku sehat
yang dilakukan
Aplikasi HBM untuk Pencegahan Kanker Payudara
1. Perceived Susceptibility
Perempuan memiliki presepsi bahwa mereka dapat menderita kanker
payudara.
2. Perceived Severity
Perempuan percaya bahwa kanker payudara adalah penyakit yang
membahayakan dan menyakitkan sehingga diperlukan langkah
pencegahan.
3. Perceived Benefits
Perempuan percaya dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri)
adalah upaya preventif yang menguntungkan.
4. Perceived Barriers
Perempuan harus menghitung masa subur terlebih dahulu sebelum
melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) sehingga
muncul keengganan dalam melakukannya.
5. Cues to action
Melakukan tindakan nyata SADARI (periksa payudara sendiri) dan
membuat jadwal masa mentruasi sehingga mengetahui masa subur.
6. Self Efficacy
Merasa percaya diri setelah melakukan SADARI (periksa payudara sendiri)
Kelebihan HBM
HBM mudah dan murah.
v HBM adalah bentuk intervensi praktis
untuk peneliti dan perawat
kesehatan khususnya yang berhubungan
dengan perilaku pencegahan penyakit
(misal screening, imunisasi, vaksinasi).
v HBM adalah analisator perilaku yang
beresiko terhadap kesehatan
Kelemahan
Rosenstock berpendapat bahwa model
HBM mungkin lebih berlaku untuk
masyarakat kelas menengah saja.
Penelitian cross sectional untuk
memperjelas hubungan perilaku dan
keyakinan seseorang.
Transtheoritical Model
(Model Transteoritik Bertahap)
- Prochaska dkk, 1979 -
perubahan perilaku atas kesiapan
individu untuk memiliki tindakan yang
lebih sehat,
proses perubahan untuk memandu
individu untuk berperilaku sehat
melalui tahapan perubahan dan
pemeliharaan kesehatan.
Model ini mengidentifikasi 4 tahap , yaitu:
1. Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah
perilaku sama sekali, orang tersebut belum
bermaksud mengubah suatu perilaku
2. Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan
suatu perilaku, namun masih belum siap
melakukannya
3. Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
4. Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari
perubahan perilaku yang terjadi
contoh
Pra kontemplasi: Perokok cenderung
menghindari membaca, berbicara atau
berpikir tentang bahaya rokok.
Kontemplasi: Orang tersebut (perokok)
sudah mulai mengetahui atau menyadari
bahwa perilaku yang ia miliki adalah
sebuah masalah dan mulai melihat
keuntungan dan kerugian yang bisa
ditimbulkan jika ia tetap melakukan
perilaku tersebut.
Persiapan: Orang tersebut sudah mulai
memiliki keinginan untuk melakukan
perubahan perilaku dan mungkin ia mulai
dari sesuatu yang kecil, seperti perlahan-
lahan mengurangi jumlah rokok yang
biasanya dihabiskan
Aksi: Perokok sudah memulai untuk tidak
merokok lagi.
Pemeliharaan: Perokok mempertahankan
untuk tidak merokok lagi walaupun kadang
terdapat godaan.
Relapse Prevention
Pencegahan Kekambuhan
Kambuh (relapse) bukanlah sebuah
kejadian, melainkan sebuah proses.
Permulaan tahap relapse bisa
berlangsung mingguan atau bahkan
bulanan sebelum akhirnya menjadi
sebuah kekambuhan fisik (phyisical
relapse).
Tahap kekambuhan :
1. Kekambuhan emosi (emotional relapse)\
dalam diri pecandu belum muncul pikiran
untuk kembali mengkonsumsi narkoba,
tetapi emosi atau perasaan serta perilaku
mengarah pada kemungkinan untuk
terjadinya relapse.
2. Kekambuhan mental (mental relapse)
Dalam kekambuhan mental terjadi perang
dalam batin
Kekambuhan fisik (physical relapse)
Apabila seseorang mulai memikirkan
tentang relapse, dan tidak menggunakan
beberapa teknik yang disebutkan di atas,
maka tidak akan sampai pada
tahap relapse fisik
Kekambuhan emosi (emotional
relapse)
Pencegahan Dini
Cara mencegah kekambuhan emosi
adalah berusaha mengenali/menyadari kalau
dirinya sedang mengalami emotional relapse,
menyadari kalau perilakunya mulai berubah.
Mencermati diri sendiri (selfcare).
Hal paling penting yang dapat dilakukan untuk
mencegah emotional relapse ini adalah
mencermati diri sendiri
Kekambuhan Mental (Mental
Relapse)
Mencoba memutar video
Beritahu teman
Mengalihkan diri.
Pikirkan tentang pemulihan hanya
untuk hari itu saja.
Buat relaksasi menjadi bagian dari
pemulihan
INFORMATION PROCESSING
PARADIGM
(PARADIGMA PROSES
INFORMASI)
Dampak dari komunikasi persuasif
(bersifat bujukan), dapat menjadi bagian
kampanye sosial untuk meningkatkan
kegiatan kesehatan misalnya olahraga
rutin.
Yang dimediasi (diprasaranai) oleh tiga
tahap peroses yaitu penyampaian pesan
(message) meliputi: attention to the
message (ketertarikan atau perhatian
tehadap pesan), comprehension of the
content (pemahaman isi pesan),
dan acceptance of the
content (penerimaan isi pesan).
Teori yang berfokus ditingkat
interpersonal (antar individu)

Social learning / Social Cognitive Theory


Teori Pembelajaran Sosial
Theory of Reasoned Action (TRA) Teori
Rasional Aksi
Theory of Planned Behavior (TPB)Teori
Rancangan Perilaku
Social learning / Social Cognitive Theory
Teori Pembelajaran Sosial
1.individu melakukan pembelajaran dengan
meniru apa yang ada di lingkungannya,
terutama perilaku-perilaku orang lain.
2.terdapat hubungkait yang erat antara
pelajar dengan lingkungannya.
3.hasil pembelajaran adalah berupa kode
perilaku visual dan verbal yang
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Social learning Teori Pembelajaran
Sosial
hubungan timbal balik yang saling
berkesinambungan antara kognitif ,
perilaku ,dan lingkungan.
seorang dapat belajar dengan cara
memperhatikan model beraksi dan
membayangkan seolah-olah ia sebagai
pengamat, mengalami sendiri apa yang dialami
oleh model.
Yang disebut model adalah orang-orang yang
perilakunya dipelajari atau ditiru oleh orang lain
Yang disebut model adalah orang-orang yang
perilakunya dipelajari atau ditiru oleh orang
lain. .
Dalam kaitan dengan pembelajaran, ada tiga macam
model, yaitu:
1.Live Model
Ialah model yang berasal dari kehidupan nyata, misalnya
perilaku orang tua di rumah, perilaku guru, teman
sebaya, atau perilaku yang dilihat sehari-hari di
lingkungan.
2.Simbolic Model
Ialah model yang berasal dari suatu perumpamaan,
misalnya dari cerita di buku, radio, TV, film atau dari
berbagai peristiwa laiinya.
3.Verbal Description Model
Ialah model yang dinyatakan dalam suatu uraian verbal
(kata-kata), misalnya petunjuk atau arahan untuk
melakukan sesuatu seperti resep yang memberikan
arahan bagaimana membuat satu masakan.
Theory of Reasoned Action
(Teori Aksi Beralasan)
- Fishbein & Ajzen, 1975 -
Teori ini menguhubungkan antara
keyakinan (belief), sikap
(attitude), niat (intention) dan
perilaku (behavior).
intensi atau niat merupakan fungsi dari dua
determinan dasar, yaitu sikap individu
terhadap perilaku (merupakan aspek
personal) dan persepsi individu terhadap
tekanan sosial untuk melakukan atau untuk
tidak melakukan perilaku yang disebut dengan
norma subyektif.
TRA
Ada beberapa komponen dalam Theory of
Reasoned Action :
1. Behavior Belief ( Keyakinan Perilaku )
Individu memiliki keyakinan bila mereka merasa
tertarik terhadap suatu perilaku dan
melakukannya, maka itu akan memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.

Contoh: Fadil tertarik untuk jogging karena dapat


membakar lemak dan menjadi langsing. Maka Fadil
yakin bila dia jogging maka lemak pada tubuhnya
akan hilang dan mendapat tubuh yang langsing.
2. Normative Belief (Keyakinan Terhadap
Norma)
Keyakinan individu terhadap suatu perilaku
dengan rujukan dari lingkungan sosial seperti,
keluarga, teman, pasangan, dan lain-lain.
Seseorang akan melihat dari rujukan tersebut,
perilaku mana yang akan dilakukan dan tidak
dilakukan. Keyakinan individu terhadap motivasi
yang diberikan keluarga dan kerabat akan
menentukan perilaku individu
Contoh:
Fadil percaya pada saran dari teman-temannya bila
dia mengurangi porsi makanan dan rajin berolahraga,
maka dia tidak akan gendut lagi.
3. Attitude towards the behavior (Sikap)
penilaian positif atau negatif dari perilaku
tertentu.
Sikap dipengaruhi oleh :
Keyakinan seseorang tentang kemungkinan
konsekuensi dari tingkah laku.
Evaluasi seseorang (positif atau negatif)
terhadap masingmasing konsekuensi hasil
dari tingkah laku.
Contoh :
Merokok: Tindakan merugikan atau menguntungkan.
Subjective Norms
Yaitu sejauh mana seseorang memiliki
motivasi untuk mengikuti pandangan
orang terhadap perilaku yang akan
dilakukannya.

Contoh:
Fadil akan cenderung berhenti merokok jika
pacarnya memaksa dia untuk berhenti merokok.
Contoh, Teori Tindakan Beralasan,
Niat seseorang untuk berperilaku selalu
berobat ke suatu RS dipengaruhi:
1. Seseorang tsb yang memiliki keyakinan Sikap
bahwa suatu RS memberikan pelayanan cepat,
ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih,
lokasi strategis dan mudah dicapai.
2. Kemudian didukung pula oleh keinginan orang
dekat ybs untuk berobat ke RS tsb yang disebut
Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak,
Teman Dekat, Petugas Kesehatan.
Theory of Planned Behavior (TPB)Teori
Rancangan Perilaku

Theory of Planned Behavior (TPB) yang


merupakan pengembangan dari Theory of
Reasoned Action (TRA)
Jogiyanto (2007) Mengembangkan teori ini
dengan menambahkan konstruk yang
belum ada di TRA. Konstruk ini di sebut
dengan kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control).
TPB
PERCEIVED BEHAVIORAL
CONTROL
persepsi individu mengenai kemudahan
atau kesulitan untuk melakukan perilaku
tertentu.
fungsi yang didasarkan oleh belief yang
disebut sebagai control beliefs, yaitu belief
individu mengenai ada atau tidak adanya
faktor yang mendukung atau menghalangi
individu untuk memunculkan sebuah
perilaku.
Behavioral Beliefs
Memutuskan:
Tidak setuju berhenti makan makanan siap saji atau setuju
berhenti makan makanan siap saji.

Attitude Toward The Behavior


Makan makanan siap saji adalah tindakan:
Merugikan Atau Menguntungkan

Normative Beliefs
Percaya pada motivasi keluarga, teman dan orang terdekat
lainnya untuk berhenti mengonsumsi makanan siap saji.
Subjective Norm
Adanya pada motivasi keluarga,teman dan orang terdekat lainnya
untuk mendukung berhenti mengonsumsi makanan siap saji.

Control Beliefs
Memahami bahwa faktor dari makanan siap saji dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit.

Perceived Behavioral Control


Pilihan keinginan:
Tidak mengonsumsi makanan siap saji.
Mengonsumsi makanan siap saji.
Intention
Apakah berhenti untuk mengonsumsi makanan siap saji?

Actual Behavioral Control


Adanya himbauan/larangan mengonsumsi makanan siap
saji.
Behavioral
Perilaku konsumsi makanan siap saji.

HASIL:
+Berhenti makan makanan siap saji.
- Tidak berhenti makan makanan siap saji
Sekian

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai