Anda di halaman 1dari 47

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar

Orientasi Implementasi Penjaringan Kesehatan


Jakarta, 19 Mei 2015
Pemeriksaan Indera Penglihatan
TUJUAN
Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan
seperti kelainan refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta
warna pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan
PERALATAN
Snellen chart
Penutup 1 mata (okluder)
Pinhole (cakram berlubang)
Loupe
Senter
Buku Ishihara
Jenis Pemeriksaan
1. Tajam Penglihatan
2. Pemeriksaan Buta Warna
3. Pemeriksaan Mata Luar
Kartu Snellen
Ishihara Plates
I. PERSYARATAN PEMERIKSAAN MATA

1. Intensitas cahaya adekuat.


2. Dilakukan secara sistematik.
3. Mengenal anatomi, fisiologi dan patologi
mata.
4. Membuat catatan medis yang rapi dan
mudah dibaca.
Pemeriksaan Mata Luar
Saluran Keluar
Perhatikan/periksa Kelopak Mata Atas
Air Mata

Posisi dan gerakan bola


mata, palpebra,
Konjungtiva, Kornea
Bilik Mata Depan, Iris,
Kantus
Pupil Lateral
Karunkula

Lensa
Kantus
Lipat kelopak mata Medial
Konjungtiva
untuk menilai
Limbus
konjungtiva tarsalis. Kornea
Iris
Pupil
Kelopak Mata
Bawah
Teknik melakukan eversi kelopak mata
PEMERIKSAAN VISUS DAN REFRAKSI

1. Meletakkan kartu Snellen pada jarak 6 meter dan baris


tengah terletak setinggi garis mata penderita yang akan
diperiksa
2. Penderita yang diperiksa dalam posisi duduk atau berdiri
3. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan, mata kiri ditutup
menggunakan penutup mata (okluder) atau dengan telapak
tangan tanpa penekanan
4. Penderita diminta membaca tiap huruf pada Kartu Snellen
mulai dari baris atas ke bawah
5. Pemeriksaan mata kiri sama dengan pemeriksaan mata
kanan
6. Apabila tajam penglihatan kurang dari 6/6 maka
dilanjutkan pemeriksaan dengan pinhole (cakram
berlubang) yang diletakkan di depan mata, sehingga
penderita dapat mengintip dari lubang tersebut.
7. Pinhole dipegang oleh penderita yang diperiksa. Kalau
yang diperiksa mata kanan, pinhole dipegang dengan
tangan kiri
8. Apabila tajam penglihatan menjadi lebih jelas berarti
ada kelainan refraksi (gangguan tajam penglihatan).
9. Bila ada kelainan organik, cari kelainan atau dirujuk
Penulisan hasil pemeriksaan tajam penglihatan
sesuai dengan angka yang tertulis di sebelah kiri
dari baris terbawah huruf Snellen yang dapat
dibaca penderita, misalnya siswa dapat membaca
huruf sampai baris ke 5, di sebelah kiri baris ke
lima terdapat angka 6/18, berarti visus yang
diperiksa adalah 6/18
Apabila semua baris pada snellen chart tidak bisa
dibaca siswa, minta siswa menghitung jari pada
jarak 6 m
Bila bisa menghitung jari pada jarak 6 m visus =6/60
Bila hanya bisa menghitung jari pada jarak < 3 m visus
= <3/60 buta
KLASIFIKASI GANGGUAN PENGLIHATAN BERDASARKAN
VISUS
VISUS KLASIFIKASI

6/18 - 6/6 Normal

6/60 6 / 18 Ggn penglihatan sedang kelainan


refraksi

6/60 3/60 Ggn penglihatan berat (Low vision)

< 3/60 Buta


PEMERIKSAAN BUTA WARNA
Buta warna : merupakan kelainan
bawaan yang tidak bisa
diobati/disembuhkan
Pemeriksaan : dengan buku Ishihara
Kegunaan: terutama untuk siswa
sekolah lanjutan atas dengan buta
warna sebagai bahan pertimbangan
untuk memilih perguruan tinggi

Video
Penilaian Tes Buta Warna
Nomor Lembar Orang Normal Orang dengan defisiensi warna Orang dengan Buta warna
Buku Ishihara merah - hijau total

1 12 12 12
2 8 3 X
3 5 2 X
4 29 70 X
5 74 21 X
6 7 X X
7 45 X x
8 2 X X
9 X 2 X

10 16 X X
11 Dapat mengikuti jalur X X

12 35 3/5 X
13 96 9/6 X
14 Dapat mengikuti Merah/ungu X
kedua jalur
Penyakit Mata
1. Radang mata
Bisa disebabkan oleh:
- bakteri
- virus
- kuman spesifik : gonorhoe

Tanda2:
Selaput lendir merah
Gatal/ nyeri
Ada kotoran mata
Pencegahan Penularan :
hindari kontak langsung,
Jangan menggunakan barang (handuk, saputangan) milik penderita
PTERIGIUM
Pterigium adalah pertumbuhan
jaringan fibrovaskular berbentuk
segitiga yang tumbuh ke arah kornea.
Penyebab adalah paparan terhadap
panas, kekeringan kronis dan sinar
matahari.

Gejala dan tanda


Tampak jaringan fibrovaskular
berbentuk segitiga yang tumbuh ke
arah kornea,
puncaknya selalu ke arah sentral
kornea.
Sering terjadi tanda iritasi seperti
mata merah dan gatal..
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Mata merah tanpa sakit dan sekret
Batas tegas
Sembuh spontan dalam 2 minggu
Katarak (kekeruhan
Penyakit Mata Lensa)
Penyakit Mata
Glaukoma akut
Papil optik
glaukomatosa

Penyempitan lapang
pandangan
KELAINAN REFRAKSI

Miopia Mata Hipermetropia


Normal
DEFISIENSI VIT A
RABUN SENJA
Penilaian
Mata luar
Normal (N) : tidak ada kelainan
Tidak Sehat : mata merah, dll
Tajam penglihatan (tanpa kacamata)
Normal : Visus 6/6
Kelainan refraksi : visus <6/6 6/18
Low Vision : visus < 6/18
Buta : Visus < 3/60
Pakai kacamata atau tidak
Buta warna
Pemeriksaan Telinga
dan Pendengaran

TUJUAN
Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada
peserta didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan
(bila terdapat ada kelainan).
PERALATAN

Ruang kedap suara


untuk melakukan
tes berbisik
Garpu tala
Senter
Otoskop
Pemeriksaan Telinga Luar
Lihat bagian telinga yang tampak dari luar, bandingkan
dengan telinga normal
Lihat keadaan liang telinga dengan menarik daun telinga
ke arang belakang atas atau kebawah: apakah ada lesi,
serumen dan cairan yang keluar
Gerakkan daun telinga,
Tekan tragus dan catat adanya nyeri telinga
Perhatikan membran tympany catat : warna, bentuk dan
keutuhannya
Pemeriksaan Tajam Pendengaran
Tes berbisik
Pemeriksa dan yang diperiksa berada dalam ruangan yang sunyi
dengan jarak 6 m
Mata yang diperiksa ditutup
Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal, dan yang
diperiksa diminta mengulangi kata yang dibisikkan, bila tidak
ada yang terdengar pemeriksa maju 1 m, sampai yang diperiksa
bisa mendengar dan mengulangi kata yang dibisikkan
Penilaian; Dapat mengulang semua kata pd jarak
4 6 m : Normal

2 - <4m : tuli ringan

1 - < 2 m : tuli sedang

< 10 cm : tuli berat


Penilaian
Bila pada jarak 6 m terdengar 80% ( 4 dari 5 kata ) : pendengaran
NORMAL Bila semua kata tidak
terdengar pemeriksa maju 1 meter, bila masih tidak terdengar
pemeriksa maju 1 meter lagi, sampai dia bisa mendengar 4 dari 5 kata
Penilaian
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa, pada jarak
4 -6 m : normal
2 - <4 m : tuli ringan
1 - <2 m : tuli sedang
< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
KAPAN KITA CURIGA
ANAK MENGALAMI GANGGUAN PENDENGARAN
Tidak mendengar bila dipanggil
Terlambat dalam perkembangan bahasa dibandingkan anak seusia.
Sering menggunakan bahasa isyarat
Tidak/kurang tanggap terhadap suara atau bila diajak bicara
Sulit diajak bicara apabila tak berhadapan
Kata yang diucapkan tidak jelas
Sering memiringkan kepala dalam usaha untuk mendengar
Suara yang dikeluarkan tinggi melengking, sengau atau parau
Bila tampak keluar cairan dari telinga
Ada kelainan pada telinga (daun telinga kecil/tidak ada, liang
telinga tertutup)
Anak lebih senang menyendiri, tidak mau bermain atau bergaul.
Tes Penala
1. Tes Penala (garpu tala)
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
c. Tes Schwabach
a. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran
melalui tulang
Cara pemeriksaan:
Penala 512 Hz digetarkan karena tidak terlalu dipengaruhi
dengan bising.
Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan
diperiksa
Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan
liang telinga, 2,5 cm dari liang telinga
Bila masih terdengar disebut Rinne (+), bila
tidak terdengar Rinne (-)
Interpretasi :
Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal atau tuli saraf
Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
b. Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri
dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala :
ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri
paling sensitif )
Interpretasi :
Tak ada lateralisasi normal
Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli
konduktif
Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit
tuli saraf
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang
diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus yang diperiksa
Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada
proc.mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus
pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi
pindahkan pada op
Interpretasi :
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga
op yang diperiksa tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga
op yang diperiksa tuli konduktif

Video
Hasil Penilaian
RINNE WEBER SCHWABACH HASIL

Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan Normal


pemeriksa

Negatif Lateralisasi ke telinga yang Memanjang Tuli Konduktif


sakit

Positif Lateralisasi ke telinga yang Memendek Tuli Sensorineural


sehat
Penilaian
Telinga luar :
Sehat/Normal
Ada infeksi
Ada serumen
Tajam pendengaran:
Normal
Ada gangguan
Pemeriksaan dg garputala dilakukan apabila ada
dugaan anak dengan ggn pendengaran
PENYAKIT TELINGA

Penyakit / Gangguan telinga luar


1. Atresia / stenosis liang telinga.
2. Serumen / serumen prop
3. Benda asing liang telinga
4. Otitis eksterna

Penyakit Telinga Tengah


1. Sumbatan Tuba Eustachius
2. Otitis media serosa akut
3. Otitis media serosa kronik ( glue ear)
4. Otitis Media Akut
5. OMSK dengan tanda tanda komplikasi
Video
Gangguan pendengaran akibat bising
Terjadi akibat pemaparan bising yang keras dan lama
Berhubungan dengan lingkungan (pabrik, lalu lintas,
musik yang sangat keras )
Berdenging
Sukar menangkap percakapan pada suasana ramai
Pencegahan
Hindari lingkungan yang bising
GANGGUAN PENDENGARAN
TULI KONGENITAL /
SEJAK LAHIR
OMSK
Keluar cairan dari telinga, hilang timbul / terus menerus;

8 minggu.

Umumnya cairan kental, berbau.

MASTOIDITIS

Gejala OMSK + benjolan belakang telinga.

OTITIS EKSTERNA
Telinga sakit bila disentuh/ ditarik

Liang telinga sempit, bisul.


PILEK CONGEK

PADA ANAK : SALURAN ANTARA HIDUNG - TELINGA (TUBA EUSTAKIUS)


LEBIH PENDEK & DATAR INGUS MUDAH MASUK KE TELINGA
CONGEK
42
PERJALANAN GENDANG TELINGA
GENDANG TELINGA
NORMAL
PENYAKIT CONGEK BERLUBANG

TERAPI TERLAMBAT /
TAK ADEKUAT
INFEKSI
SALURAN
NAFAS ATAS
(ISPA)

RADANG = OTITIS PEMBENTUKAN PECAH & BERNANAH


MEDIA NANAH

43
BAHAYA CONGEK
PADA ANAK UMUR 2-3 TAHUN
TERJADI KETULIAN SAAT ANAK SEDANG BELAJAR
BICARA GANGGUAN BICARA ANAK TUNA
RUNGU
GANGGUAN BELAJAR ANAK MENJADI ANGGOTA
MASY.YG PERLU BANTUAN

TERLAMBAT BEROBAT
KOMPLIKASI BERBAHAYA RADANG OTAK
CACAT / MATI
MULUT MENCONG DLL.

44
PENENTUAN DERAJAT KETULIAN ( WHO, 1991 )
Tidak dapat mendengar sama sekali Tuli sangat > 81 dB
Kata yang diucapkan Berat bilateral

Mendengar bbrp kata yang diteriakkan Tuli berat bilateral 61-80 dB


Pada sisi telinga yang lebih baik

Dapat mendengar kata yang diteriakkan dari jarak 3 meter Tuli sedang bilateral 41- 60 dB

Agak sulit mendengar, tetapi biasanya dapat mendengar Tuli ringan bilateral 26 40 dB
suara dengan kekerasan normal

Ketulian hanya pada sisi telinga Tuli unilateral Sisi sehat


< 25 dB

Tidak ada masalah pendengaran NORMAL Ke 2 telinga


< 25 dB
BATAS PAJANAN BISING YANG DIPERKENANKAN
(SK MENAKER 1999)
LAMA PAJANAN PERHARI (JAM)

INTENSITAS SUARA WAKTU PAJANAN


(dBA) YG.DIBOLEHKAN
(JAM)
80 24
82 16
85 8
88 4
91 2
94 1
97
100

Anda mungkin juga menyukai