Anda di halaman 1dari 37

PEMERIKSAAN DARAH

LENGKAP
KELOMPOK III
Pemeriksaan Darah Lengkap
(Complete Blood Count / CBC)
yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring
untuk menunjang diagnosa suatu penyakit
dan atau untuk melihat bagaimana respon
tubuh terhadap suatu penyakit.
Disamping itu juga pemeriksaan ini sering
dilakukan untuk melihat kemajuan atau
respon terapi pada pasien yang menderita
suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari
beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation
Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10.Red Cell Distribution Width (RDW)
Alat-alat untuk pemeriksaan
hematologi

1. Lanset darah
Lanset darah disposable (sekali buang) diperlukan untuk
mendapatkan darah kapiler. Lanset yang baik adalah sekali
berujung tajam dan melebar.
2. Jarum, semprit dan botol
Jarum dan semprit disposable digunakan untuk memperoleh
darah vena dan arteri. Jarum hendaknya cukup besar,
berujung runcing, tajam dan lurus. Lebih baik lagi jika
digunakan jarum dan tabung hampa udara steril (venoject)
yang membuat darah terhisap ke dalam tabung dan benar-
benar tak tercemar. Botol kecil steril digunakan untuk
menampung darah setelah diambil ke dalam semprit.
3. Hemositometer
Hemositometer digunakan untuk menghitung eritrosit, lekosit dan
trombosit. Alat ini terdiri atas kamar hitung, kaca penutup dan pipet.
a. Kamar hitung
Kamar hitung yang banyak digunakan adalah improved Neubauer.
b. Kaca penutup
Kaca penutup dibuat benar-benar datar, agak lebih tebal dari kaca
obyek.
c. Pipet
Pipet yang digunakan adalah pipet Thoma untuk mengencerkan
eritrosit, terdiri atas pipa kapiler yang bergaris bagi dan membesar
pada salah satu ujung membentuk bola. Di dalam bola terdapat
sebutir kaca merah.
Pipet Thoma untuk mengencerkan lekosit sama dengan pipet
eritrosit, namun di dalam bola terdapat sebutir kaca putih.
Kamar hitung
Pipet Thoma
Pemeriksaan golongan darah

Ada berbagai macam penggolongan darah adalah


penetapan sistem golongan darah ABO.
Tanpa melihat subgroup ada 4 macam golongan
darah, yaitu:
1. A: eritrosit mengandung aglutinogen A dan
serum aglutinin anti B
2. B: eritrosit mengandung aglutinogen B dan
serum aglutinin anti A
3. O: eritrosit tak mengandung aglutinogen dan
serum mengandung aglutinin anti A dan anti B
4. AB: eritrosit mengandung aglutinogen A dan B,
sedangkan serum tidak mengandung aglutinin
Hemoglobinometer
(hemometer)
Hemoglobinometer digunakan untuk
mengukur kadar hemoglobin secara
sederhana. Hemometer Sahli masih
digunakan di laboratorium-laboratorium
kecil atau di lembaga-lembaga pelayanan
kesehatan dasar misalnya puskesmas.
Sehingga, meskipun cara ini tak dianjurkan
karena akurasinya yang rendah namun masih
perlu dipelajari. Alat ini terdiri atas HCl,
tabung reaksi dan pengaduk, pipet
hemogobin serta warna pembanding.
5. Kaca obyek dan kaca
penutup
Kaca obyek berukuran 1 x 3 inci.
Sebaiknya pinggir kaca obyek benar-benar
rata sehingga baik untuk membuat sediaan
apus. Kaca penutup harus tipis supaya
dapat digunakan untuk pemeriksaan
mikroskopis.
SAMPEL DARAH
1. Darah kapiler
Darah kapiler diambil dari ujung jari atau anak daun telinga untuk
orang dewasa dan dari tumit atau ibu jari kaki untuk bayi. Tak boleh
mengambil sampel darah dari bagian tubuh dengan gangguan
sirkulasi, misalnya sianosis atau iskemia. Cara mengambil sampel
darah kapiler adalah:
a. Lakukan desinfeksi dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
mengering.
b. Pegang bagian yang dipilih supaya tak bergerak
c. Tekan sedikit untuk mengurangi nyeri
d. Tusuk dengan cepat dan cukup dalam menggunakan lanset. Untuk
jari, tusuk secara tegak lurus dengan garis-garis sidik jari, jangan
sejajar. Untuk daun telinga, tusuk pinggirnya, jangan sisinya. Jangan
dipijat-pijat, karena darah akan bercampur dengan cairan jaringan
sehingga menjadi lebih encer, yang berdampak terhadap akurasi hasil
pemeriksaan.
e. Buanglah tetes darah pertama dengan kapas kering.
2. Darah vena
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah vena dalam
fossa kubiti. Untuk bayi, darah vena dapat diambil dari vena jugularis atau
sinus sagitalis superior. Cara mengambil darah vena adalah:
a. Lakukan desinfeksi dengan alkohol 70% dan biarkan sampai mengering.
b. Pasang torniket, sarankan mengepal dan membuka tangan berkali-kali
supaya vena terlihat jelas
c. Tegangkan kulit di atas vena dengan tangan non dominan supaya vena tak
bergerak
d. Tusuk kulit dengan jarum sampai masuk vena
e. Longgarkan torniket secara perlahan, lalu hisap darah sesuai dengan
kebutuhan
f. Buanglah tetes darah pertama dengan kapas kering.
g. Pasang kapas alkohol di atas jarum lalu cabut jarum dengan cepat
h. Tekan daerah tusukan dengan kapas sampai beberapa menit (boleh
dilakukan oleh pasien)
i. Cabut jarum dari semprit lalu alirkan darah ke botol secara perlahan
melalui dinding botol supaya tidak terjadi lisis sel-sel darah
Cara pemeriksaan kadar Hb yang
lazim digunakan adalah

cara fotoelektrik akurat


kolorimetrik visual (cara Sahli)
1. Cara fotoelektrik

Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi


sianmethemoglobin (hemoglobin-sianida)
dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida
dan kalium sianida. Larutan Drabkin
mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin
menjadi sianmethemoglobin.
cara ini sangat bagus untuk laboratorium
rutin karena memiliki akurasi yang sangat
tinggi.
2. Cara kolorimetrik visual
(cara Sahli)
Dengan cara ini, hemoglobin diubah menjadi hematin
asam yang berwarna coklat. Kemudian warna ini
dibandingkan dengan warna standar secara visual.
Langkah-langkah pemeriksaan dengan cara Sahli yaitu:
a. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N ke dalam tabung
pengencer
b. Isap darah kapiler atau darah vena dengan
antikoagulan EDTA atau oksalat dengan menggunakan
pipet Hb sampai tanda 20 L tanpa terputus
c. Hapuslah darah diluar ujung pipet
d. Segera alirkan darah ke dasar tabung, jangan sampai
ada gelembung udara
lanjutan
e. Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl 2 atau 3 kali untuk
membersihkan darah
f. Aduklah supaya cepat terjadi reaksi antara darah dan HCl.
Selama pengadukan tambahkan setetes demi setetes aquades.
g. Setelah 3-5 menit bandingkan warna tersebut dengan
warna standar sampai benar-benar sama. Bacalah kadar Hb
setinggi permukaan cairan dalam tabung
Kelemahan metode ini adalah:
a. Tak semua hemoglobin menjadi hematin asam, misalnya
karboksihemoglobin (Hb-CO2), methemoglobin dan
sulfhemoglobin
b. Kemampuan visual pemeriksa sangat mempengaruhi hasil
c. Cahaya yang kurang terang mempengaruhi hasil
1. Hemoglobin

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl


Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Penghitungan sel-sel darah

Lekosit, eritrosit dan trombosit dihitung


setelah diencerkan. Pada laboratorium
besar, penghitungan dilakukan secara
elektronik dan pengenceran otomatis
sehingga memberikan hasil yang sangat
akurat.
Selain itu, masih ada cara manual yang
tetap diperlukan hingga saat ini yaitu
menggunakan pipet dan kamar hitung.
Penghitungan lekosit dan eritrosit
(lingkaran besar: daerah penghitungan lekosit, lingkaran
kecil: daerah penghitungan eritrosit)
Leukosit (White Blood Cell /
WBC)
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 -
10.000 sel/ul darah.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-
70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%
Trombosit (platelet)

Nilai normal trombosit berkisar antara


150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Eritrosit (Red Blood Cell /
RBC)
normal eritrosit pada pria berkisar 4,7
juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada
wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul
darah
LED laju endap darah
Nilai LED normal adalah pria: < 10
mm/jam dan wanita: < 15 mm/jam
Indeks Eritrosit (MCV, MCH,
MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di
mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-
rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu
banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin
Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan
dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah gr/dl)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Hematokrit

Hematokrit merupakan ukuran yang


menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang
dinyatakan dalam persent (%). Nilai
normal hematokrit untuk pria berkisar
40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita
berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar
hemoglobin berbanding lurus dengan
kadar hematokrit,
Pemeriksaan golongan darah

Ada berbagai macam penggolongan darah adalah


penetapan sistem golongan darah ABO.
Tanpa melihat subgroup ada 4 macam golongan
darah, yaitu:
1. A: eritrosit mengandung aglutinogen A dan
serum aglutinin anti B
2. B: eritrosit mengandung aglutinogen B dan
serum aglutinin anti A
3. O: eritrosit tak mengandung aglutinogen dan
serum mengandung aglutinin anti A dan anti B
4. AB: eritrosit mengandung aglutinogen A dan B,
sedangkan serum tidak mengandung aglutinin
Cara terbaik adalah dengan menggunakan kedua
penetapan yaitu aglutinogen dan agglutinin.
1. Taruh di bagian kiri object glass 1 tetes serum
anti A dan di bagian kanan 1 tetes serum anti B
2. Tambahkan 1 tetes kecil darah pada serum,
kemudian campurlah dengan ujung lidi
3. Goyangkan object glass dengan gerakan
melingkar
4. Perhatikan aglutinasi dengan mata telanjang, lalu
benarkan dengan menggunakan mikroskop.
Catatan:
Warna serum anti A: hijau/biru
Warna serum anti B: kuning
Darah yang diperiksa boleh darah kapiler segar atau
darah vena yang telah membeku terlebih dahulu yang
kemudian sel-selnya dilepaskan memakai ujung lidi.
Jumlah darah yang dicampur dengan serum sebaiknya
mencapai nilai hematokrit 2%.
Anti serum kuat memberikan hasil tegas dalam waktu
kurang dari 1 menit, sebaiknya hasil diperiksa setelah
2 menit dan selanjutnya disusul pemeriksaan ulang
setelah lewat 20 menit. Tindakan terakhir
mengamankan adanya subgroup lemah dalam golongan
A.
Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya
gunakan juga serum anti A,B (serum
golongan O). Ini berguna untuk
mendapatkan subgroup A yang lemah,
yang tidak bereaksi dengan serum Anti A.
Object glass harus bersih benar, tidak
boleh ada sisa zat kimia atau darah. Hal ini
menghindari adanya aglutinasi palsu.
Anti A Anti B Anti A,B Golongan darah

- _ _ O

+ _ + A

_ + + B

+ + + AB
Aglutinasi terjadi pada Penilaian

anti- anti-B anti- anti-D GOLONGAN RHESUS


A AB /RH DARAH

+ - + + A POSITIF
- + + + B POSITIF
+ + + - AB NEGATIFE
- - - - O NEGATIFE
Sumber kesalahan

Masing-masing serum tidak boleh


tercemar oleh serum yang lain.
Suspensi eritrosit juga tidak boleh
tercemar oleh panel sel.
Kalau hasil pengamatan aglutinasi
meragukan, maka dapat diamati
dibawah mikroskop.
RHESUS
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau
tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah, nama lainnya
adalah faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari
monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun
1940 oleh Karl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah
merahnya memiliki golongan darah Rh- (Rhesus Negatif). Mereka
yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya
disebut memiliki golongan darah Rh+ (Rhesus Positif).
Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan
ABO dengan menambahkan + bagi pemilik faktor rhesus atau -
bagi yang tidak memiliki faktor rhesus dalam darahnya, sehingga kita
mengenal golongan darah A+ atau A-, B+ atau B-, AB+ atau AB-, dan
O+ atau O-.
Delapan puluh lima persen penduduk dunia memiliki faktor rhesus
(Rh+) dalam darahnya, sementara 15% nya tidak memiliki faktor
rhesus (Rh-) dalam darahnya.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai