Anda di halaman 1dari 16

ABSES PARAFARING

Krisma Utaja Suhawa


(1210070100141)

Preseptor:
Dr. Elfahmi, SP.THT-KL
Latar belakang

Abses leher dalam adalah abses yang terbentuk


di dalam ruang potensial di antara fasia leher
akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber

Abses parafaring adalah abses leher dalam


paling sering terjadi kedua setelah abses
peritonsilar.

Insidensi kejadian abses parafaring diseluruh


dunia adalah 1 dalam 6-10.000 orang setiap
tahun.
ANATOMI FARING
Berdasarkan letaknya, faring
dibagi atas

Nasofaring

Orofaring

Laringofaring
(hipofaring)
Ruang Parafaring
Definisi Abses Parafaring

Abses parafaring merupakam


penumpukan pus pada ruang parafaring.
ETIOLOGI

Langsung, yaitu akibat tusukan jarum pada


saat melakukan tonsilektomi dengan
analgesia.

Proses supurasi kalennjar limfa leher


bagiian dalam, gigi, tonsil, faring, hidung,
sinus paranasal, mastoid dan vertebra
cervical

Penjalaran infeksi dan ruang peritonsil,


retrofaring atau submandibula.
PATOLOGI

Seringkali
meluas ke dimulai pada
infeksi dimulai
salah satu daerah
pada jaringan
ruang fasia prastiloid
lunak leher
leher sebagai suatu
selulitis

Infeksi dari bagian berkembang


posterior akan meluas menjadi suatu
ke atas sepanjang trombosis dari
pembuluh-pembuluh vena jugalaris
darah interna
GEJALA DAN TANDA

pembengkakan
di sekitar
trismus demam tinggi
angulus
mandibula

pembengkakan
dinding lateral edem uvula
faring
foto rontgen jaringan lunak AP atau
CT scan
PENATALAKSANAAN

pemberian antibiotika

Drainase Abses
DRAINASE ABSES

dilakukan jika timbul penonjolan ke


Insisi dalam faring
intraoral dengan menembus m. konstriktor faring
superior ke ruang parafaring

jika suatu abses menonjol ke luar atau


Insisi tampak pembengkakan yang jelas
eksterna dilakukan secara teknik Mosher yaitu
insisi seperti huruf T
KOMPLIKASI

peradangan intrakranial

mediastinis

pembuluh darah sekitarnya

perdarahan masif
KESIMPULAN

Abses parafaring merupakam penumpukan


pus pada ruang parafaring.

Gejala utama dari abses parafaring ialah


trismus, dan demam tinggi.

pemeriksaan penunjang dapat dilakukan


pemeriksaan penunjang berupa fotorontgen,
jaringan lunak AP atau CT scan.

Tatalaksana absen parafaring dapat


dilakukan dengan medikamentosa dengan
antibiotik atau terapi bedah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai