PENDAHULUAN
orang tuanya sehingga demam adalah alasan yang paling sering orang tua
membawa anaknya berobat ke dokter. Demam pada anak sering disebabkan oleh
infeksi virus yang bersifat self limited, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri
yang bila tidak diterapi dapat menyebabkan meningitis atau infeksi lainnya.1
Demam atau peningkatan suhu biasanya terjadi sebagai respon terhadap infeksi
atau peradangan karena adanya cedera jaringan ataupun penyakit. Namun dapat
juga disebabkan oleh keadaan non infeksi seperti setelah latihan fisik, bila sedang
kenaikan suhu tubuh adalah 1000F (37,80C) bila diukur secara oral atau diatas
1010F (38,40C) pada pengukuran di rektal. Suhu tubuh normal pada anak berkisar
Para peneliti beranggapan bahwa demam berawal dari suatu hipotesis yang
menyatakan bahwa demam merupakan suatu proses ilmiah yang timbul sebagai
penyebab demam tanpa kausa jelas ini diperlukan pendekatan secara sistematik
1
juga harus diperhatikan kondisi pengukuran, waktu dan dibagian tubuh mana suhu
Oleh karena itu penulis tertarik membuat makalah ini yang berjudul
Demam Pada Anak untuk mendalami pemahaman penulis mengenai demam yang
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
tertinggi dicapai pada sore hari dan titik terendah tercapai di pagi hari. Setiap
kenaikan suhu tubuh yang tidak normal harus dianggap sebagai gejala dari kondisi
yang mendasarinya.4
kenaikan suhu tubuh adalah 1000F (37,80C) bila diukur secara oral atau diatas
1010F (38,40C) pada pengukuran di rektal. Suhu tubuh normal pada anak berkisar
panas.3
interleukin-1 tidak terlibat, oleh karena itu pusat pengaturan suhu di hipotalamus
3
2.2 Patogenesis
bagian preoptic atau anterior yang merespons perubahan suhu darah sama seperti
reseptor dingin dan hangat yang terletak di kulit dan otot. Respon pengaturan suhu
perilaku, seperti mencari suhu lingkungan yang lebih hangat atau dingin.4
produksi panas yang melampaui pengeluaran, dan kehilangan panas yang tidak
sempurna.4
meliputi sitokin interleukin 1 dan 6, faktor nekrosis tumor/ TNF , dan interferon
dan . Leukosit dan sel lainnya yang terstimulasi menghasilkan lipid yang juga
berfungsi sebagai pirogen endogen. Mediator lipid yang paling banyak dipelajari
hipotalamus untuk menghasilkan titik setel suhu yang baru. Berbagai penyakit
4
Pirogen eksogen atau zat yang berasal dari luar tubuh termasuk terutama
patogen dan obat infeksi. Mikroba, toksin mikroba, atau produk mikroba lainnya
adalah pirogen eksogen yang paling umum dan merangsang makrofag dan sel
lainnya untuk menghasilkan pirogen endogen. Endotoksin adalah satu dari sedikit
suhu tubuh bervariasi dengan golongan obat. Obat yang diketahui menyebabkan
hipertermia ganas. Kehilangan panas yang rusak adalah mekanisme ketiga dari
2.3 Etiologi
inflamasi, neoplastik, dan lain-lain. Infeksi virus yang dapat sembuh sendiri
(common cold, gastroenteritis) dan infeksi bakteri yang tidak rumit (otitis media,
faringitis, sinusitis) adalah penyebab paling umum terjadinya demam akut. Suhu
tubuh jarang naik di atas tingkat yang berpotensi mematikan (42 C [107,6 F])
5
pada anak yang intak secara neurologis kecuali jika ada kondisi lingkungan
Infeksi virus biasanya terkait dengan penurunan demam yang lambat selama
terjadi luka jaringan yang luas, respon inflamasi dan demam dapat berlanjut
Gambaran klinis demam dapat berkisar dari tidak ada gejala sama sekali
sampai dengan malaise yang ekstrem. Anak mungkin mengeluh merasa panas atau
dingin, terlihat wajah yang memerah, dan menggigil. Keletihan dan lekas marah
bisa timbul. Orang tua sering melaporkan bahwa anak terlihat sakit atau pucat dan
memiliki nafsu makan yang menurun. Etiologi yang mendasari juga menghasilkan
bermanifestasi dalam beragam cara secara klinis, ada beberapa fitur yang dapat
diprediksi. Misalnya, demam dengan petekie pada pasien yang tampak sakit berat
6
(1,8 F) kenaikan suhu untuk anak-anak> usia 2 bulan. Takikardi relatif yaitu bila
disebabkan oleh penyakit noninfeksi atau penyakit menular dimana toksin sebagai
bila denyut nadi tetap rendah disertai demam, bisa terjadi pada demam tifoid,
brucellosis, leptospirosis, atau demam obat. Bradikardia disertai demam juga bisa
jadi akibat dari defek konduksi akibat keterlibatan jantung dengan demam rematik
Pola demam saja tidak dapat menjelaskan secara pasti etiologi yang
pola demam dapat dimiliki oleh satu penyakit tergantung dari fase penyakit,
misalnya pada awal penyakit demam tifoid, pola demam bisa berupa remiten dan
selanjutnya bisa berupa kontinu. Namun tidak selalu suatu penyakit mempunyai
Dikenal variasi diurnal pada tubuh, yaitu suhu terendah di pagi hari pukul
02.00-06.00 sebelum bangun tidur dan suhu tertinggi di sore hari pukul 17.00-
19.00, perbedaan kedua waktu pengukuran dapat mencapai 1 0C, fluktuasi ini lebih
besar pada anak daripada orang dewasa terutama selama episode demam.
Sehingga untuk menetapkan seorang anak menderita demam atau tidak, harus
diperhatikan kondisi pengukuran, waktu dan dibagian tubuh mana suhu tubuh
tersebut diukur.3
7
1. Demam kontinu : demam dengan variasi diurnal diantara 0,55-0,82 0C,
bisa terdapat pada pneumonia tipe lobaris, infeksi kuman gram negatif,
malaria falciparum.
2. Demam intermiten : demam dengan variasi diurnal >1 0C, suhu terendah
bruselosis.
3. Demam remiten : demam dengan variasi normal lebar >1 0C, tetapi suhu
terendah tidak mencapai suhu normal, ditemukan pada demam tifoid fase
malariae).
5. Demam saddleback/pelana (bifasik), pasien mengalami demam tinggi
beberapa hari lalu disusul penurunan suhu, lebih kurang satu hari, lalu
fever, Colorado tick fever, rit valley fever, dan infeksi virus misalnya
demam. Hal ini adalah pola yang sering terjadi dan dapat dipercayai pada
8
7. Demam Pel-Ebstein : ditandai periode demam setiap minggu atau lebih
pagi hari bukan selama senja atau diawal malam. Kadang ditemukan pada
bacterial.
9. Reaksi Jarisch-Herxheimer : peningkatan suhu yang sangat tajam dan
penisilin pada sifilis primer atau sekunder, dapat pula terjadi pada
9
2. Demam karena infeksi disertai tanda lokal.
10
3. Demam disertai ruam
11
4. Demam lebih dari 7 hari
12
2.6.1 Demam Dengue
- Nyeri kepala
- Ruam kulit
- Leukopenia
memberikan edukasi perawatan pada orang tua anak. Berikan anak banyak minum
13
dengan air hangat atau larutan oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat
demam dan muntah. Berikan parasetamol untuk demam. Jangan diberi asetosal
harus dibawa ke rumah sakit apabila demam tinggi, kejang, tidak bisa minum, dan
Secara klinis didapatkan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas,
ditandai dengan:5
juga didapatkan hepatomegali, syok yang ditandai nadi cepat dan lemah sampai
tidak teraba, penyempitan tekanan nadi (20 mmHg), hipotensi sampai tidak
terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2
14
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya
perdarahan lain.
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak
gelisah.
Derajat 4 : Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan
cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
perdarahan. Pasien demam dengue dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD
dirawat inap namun bila pasien DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan
intensif.3
15
invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuclear dari hati,
limpa, kelenjar limfe usus dan plak peyer. Salmonella thypi dapat hidup dalam
tubuh manusia (manusia sebagai natural reservoir). Manusia yang terinfeksi dapat
mengekskresikannya melalui secret saluran napas, urin, dan tinja dalam jangka
melalui minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita
atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama dengan tinja (melalui rute fecal-
oral).3
somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida dan antigen flagelar (H) yang terdiri
dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.3M Jika anak
demam disertai salah satu tanda berikut: diare atau konstipasi, muntah, nyeri
perut, sakit kepala, atau batuk, terutama jika demam telah berlangsung selama 7
ikterus.
Dapat timbul dengan tanda yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
16
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan leukopeni, aneosinofilia,
Obati dengan kloramfenikol (50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis per oral
atau intravena) selama 10-14 hari, namun lihat halaman 78 untuk pengobatan
seftriakson (80 mg/kg IM atau IV, sekali sehari, selama 5-7 hari) atau sefiksim
2.6.4 Malaria
17
Diagnosis malaria bila ditemukan klinis sebagai berikut:5
rawat jalan dengan obat anti malaria lini pertama, seperti yang direkomendasikan
pada panduan nasional. Terapi yang direkomendasikan WHO saat ini adalah
kombinasi artemisinin sebagai obat lini pertama (lihat rejimen yang dapat
menjadi obat anti malaria lini pertama maupun kedua karena tingginya angka
serius mengancam jiwa anak. Penyakit ini diawali dengan demam dan muntah
yang sering. Anak bertambah parah dengan cepat dalam waktu 1-2 hari, menjadi
koma (malaria serebral) atau syok, atau mengalami kejang, anemia berat dan
asidosis.5 Malaria dengan disertai satu atau lebih kelainan dibawah ini merupakan
Pemeriksaan laboratorium bisa didapatkan anemia berat (Ht < 15%, Hb <
18
5 g/dl) dan hipoglikemia (GDS < 45 mg/dl). Pada anak yang mengalami
dan kejang. Juga dilakukan pemeriksaan apusan darah tipis dan tebal untuk
hipotalamus secara difusi dari plasma ke susunan saraf pusat. Keadaan ini tercapai
Pada umumnya obat antipiretik digunakan bila suhu anak > 38,5 0C. Orang tua dan
sebagian besar dokter memberikan antipiretik pada setiap keadaan demam karena
antipiretik adalah:3
Demam >390C yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman.
Demam >40,50C
Demam yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolism,
19
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. ZS
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 12 tahun (14-05-2017)
Suku bangsa : Minangkabau
Alamat : JR Durian Kecamatan Kamang Magek Kabupaten
Agam
Keluhan Utama :
Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
20
Batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk tidak berdahak.
Nafsu makan menurun sejak 4 hari yang lalu, pendarahan gusi tidak
ada
Badan terasa letih dan pegal-pegal sejak 4 hari yang lalu
Nyeri tekan epigastrium ada, BAB hitam dan perdarahan kulit tidak
ada.
BAB tidak ada sejak 4 hari yang lalu
BAK warna putih kekuningan, banyak seperti biasa
Anak sebelumnya dibawa berobat ke bidan 2 hari setelah demam
pertama kali, diberi paracetamol. Namun, anak masih demam.
Kemudian dibawa ke RS yarsi, tapi karana ruangan penuh dirujuk ke
RSAM, di RS yarsi telah dilakukan pemeriksaan widal dengan hasil
titer H 1/320, dan titer O 1/160.
.Riwayat Penyakit dahulu
Terdapat riwayat makan makanan sembarangan di sekitar lingkungan
sekolah
Riwayat bepergian ke tempat endemik tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit infeksi
sebelumnya.
Riwayat Persalinan
Anak lahir pervaginam, cukup bulan, berat lahir 2700 gram, panjang
lahir 50 cm, langsung menangis, ditolong oleh bidan.
Kesan : tidak ada gangguan persalinan
Riwayat makanan dan minuman
Bayi : ASI ekslusif sampai usia 6 bulan, buah biskuit umur 8 bulan,
nasi tim umur 9 bulan, bubur susu umur 9 bulan.
Anak : Makan 3x sehari, tidak menghabiskan satu porsi
- Daging 1x seminggu
- Ikan 2x seminggu
- Telur 2x seminggu
- Sayur 4x seminggu
21
Kesan : Asupan nutrisi kurang
Riwayat imunisasi
BCG : 1 bulan
DPT : 2 bulan, DPT 2 : 3 bulan, DPT 3 : 4 bulan
Polio 1 : 2 bulan, polio 2 : 2 bulan, polio 3 : 4 bulan
Hepatitis B 1 : 0 bulan, hepatitis B 2 : 1 bulan, hepatitis B 3 : 6 bulan
Campak : 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
Riwayat keluarga
Ayah Ibu
Nama Endi Erni
Umur 47 tahun 41 tahun
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Petani Ibu rumah tangga
Penghasilan
Perkawinan Pertama Pertama
Penyakit yang pernah Tidak ada Tidak ada
diderita
22
Saudara kandung Umur Keadaan sekarang
1. Siska (perempuan) 20 tahun Sehat
2. Zahra (perempuan) 12 tahun Sakit
23
Kesan : Gizi baik
24
Genitalia : Tidak ditemukan kelainan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Darah : Hb : 12,8 gr %
Leukosit : 7.140/mm3
Trombosit : 204.000/mm3
Ht : 36,9%
PENATALAKSANAAN
IVFD KaEN 1B 15 tpm (makro)
Diet ML 1600 kkal
Paracetamol 3x3/4 tab
Ceftriaxon 1x1,5gr (iv)
RENCANA PEMERIKSAAN
IGM
FOLLOW UP
6 Juni 2017
S/ Demam (-), Nyeri Perut (-)
25
BAB (-) Muntah (-)
BAK (+)
O/ KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 110/70 mmHg Nadi : 96 x/menit
Suhu : 37,20 C Nafas : 24 x/menit
Abdomen : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Distensi (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3dtk
A/ Febris hari ke V ec susp typhoid
P/ IVFD KaEN 1B 15 tpm (makro)
Diet ML 1600 kkal
Paracetamol 3x3/4 tab
Ceftriaxon 1x1,5gr (iv)
Periksa urinalisis
7 Juni 2017
S/ Demam (-), Nyeri Perut (-)
BAB (+) warna dan konsistensi biasa
BAK (+)
O/ KU : Sedang Kesadaran : CMC
TD : 110/70 mmHg Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,20 C Nafas : 22 x/menit
Abdomen : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3dtk
A/ Febris hari ke VI ec susp typhoid
P/ IVFD KaEN 1B 12 tpm (makro)
Diet ML 1600 kkal
Ceftriaxon 1x1,5gr (iv)
26
BAB 4
DISKUSI
27
liposakarida. Endotoksin menyebabkan peningkatan suhu yang progresif
tergantung dari dosis (dose related).8
Jika perjalanan penyakit demam tifoid pasien terus dimonitor, maka
biasanya pada minggu kedua didapatkan gejala yang lebih jelas. Gejala yang
timbul pada minggu kedua berupa demam, bradikardi relative, lidah yang khas
(kotor di tengah, tepi dan ujung merah), hepatomegali, splenomegali,
meteorismus.
Oleh karena itu dari gejala yang diperoleh pada pasien ini belum terlalu
jelas, maka ada beberapa penyakit infeksi akut lain yang dapat dijadikan sebagai
diagnose banding yaitu :
1. Campak
Terdapat gejala demam, batuk, pilek, mata merah (konjungtivitis),
anoreksia, malaise, dan gejala khasnya adalah timbulnya eritem di
mukosa bukal (bercak koplik) yang merupakan tanda ptognomonis
untuk campak.6,7 Dari pasien hanya ditemukan gejala demam,
anoreksia dan malaise, tetapi gejala khas campak tidak ditemukan.
2. Demam berdarah dengue derajat 1
Pada minggu pertama penyakit ini biasanya tidak ditemukan gejala
umum yang khas, hanya terdapat demam antara 2 hingga 7 hari tanpa
adanya manifestasi perdarahan.10
3. Malaria
Adanya demam yang turun naik atau intermitten disertai dengan
menggigil, diare, muntah dan terkadang kejang merupakan beberapa
gejala penyakit malaria.7 Akan tetapi pada pasien ini tidak didapatkan
menggigil serta tidak adanya riwayat keluar kota atau ke hutan.
4. Infeksi saluran kemih
Penyakit ini memiliki beberapa gejala seperti demam tanpa diketahui
sebabnya, nyeri perut atau pinggang, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, dysuria,enuresis, urin berbau dan berubah warna. 7 Pada
pasien ini tidak ditemukan nyeri perut atau punggung, serta tidak
adanya keluhan dalam buang air kecil.
28
Agar semua diagnosis banding tersebut diatas dapat disingkirkan, maka
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang guna mendapatkan pemeriksaan yang
tidak didapatkan pada anamnesis maupun pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah
rutin dan tes serologis widal dan IgM anti salmonella dilakukan guna menegakkan
diagnosis demam tifoid, pemeriksaan serologis IgM untuk mendeteksi
kemungkinan adanya infeksi campak, hapusan darah tepi untuk mendeteksi
adanya kemungkinan terinfeksi malaria.
Pasien diberikan tatalaksanaberupa diet ML 1600 kkal, IVFD KaEN 1B 15
tpm (makro), paracetamol, ceftriaxone. Pada kasus demam tifoid yang berat harus
dirawat di rumah sakit agar pemenuhan cairan, elektrolit, serta nutrisi. Pengobatan
antibiotik merupakan pengobatan utama karena pada dasarnya pathogenesis
infeksi Salmonella typhi berhubungan dengan bakteremia. Penderita perlu
istirahat total serta terapi suportif, yang diberikan antara lain cairan untuk
mengkoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta antipiretik. Nutrisi
yang adekuat melalui TPN dilanjutkan dengan diet makanan lunak dan mudah
dicerna.
29
DAFTAR PUSTAKA
30