Anda di halaman 1dari 33

Case Report

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Meridatul Ulfa
1010070100135

Pembimbing
Dr. Taufiq Hidayat Sp.P

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
SMF PARU RSAM BUKITTINGGI
2016
DEFENISI

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang


dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun /berbahaya, disertai efek
ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit.
FAKTOR RESIKO
1. Asap rokok
2. Polusi udara
a. Dalam ruangan
b. Diluar ruangan
3. Stres oksidatif
4. Gen
5. Tumbuh kembang paru
6. Sosial ekonomi
DIAGNOSIS
Gejala Keterangan

Sesak Progresif (sesak bertambah berat seiring


berjalannya waktu)
Bertambah berat dengan aktivitas
Persistent (menetap sepanjang hari)
Dijelaskan oleh bahasa pasien sebagai
"Perlu usaha untuk bernapas,"
Berat, sukar bernapas, terengah-engah

Batuk Kronik Hilang timbul dan mungkin tidak berdahak

Batuk kronik berdahak Setiap batuk kronik berdahak dapat


mengindikasikan PPOK

Riwayat terpajan factor Asap rokok.


resiko, terutama Debu dan bahan kimia di tempat kerja
Asap dapur
Gambaran Klinis

1. Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
2. Pemeriksaan Fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan

a. Inspeksi
- Pursed-lips breathing (mulut setengah terkatup / mencucu)
- Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan
edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
b. Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
c. Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah
d. Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- Ekspirasi memanjang
- Bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan rutin
1. Faal Paru

Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP


- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi (%) dan atau VEP1/KVP (%).
- Obstruksi : % VEP1 (VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75%
- VEP1 % merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
PPOK dan memantau perjalanan penyakit
- Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter
walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau
variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%
2. Laboratorium darah
Hemoglobin, Hematokrit, Trombosit, Lekuosit, Analisis Gas Darah.

3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
Hiperinflasi
Hiperlusen
Ruang retrosternal melebar
Diafragma mendatar
Jantung menggantung (jantung pendulum/tear drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
Normal
Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21% kasus
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Gejala

Asma Onset awal sering pada anak.


Gejala bervariasi dari hari ke hari.
Gejala pada malam / menjelang pagi.
Disertai alergi, rinitis atau eksim .
Riwayat keluarga dengan asma.
Sebagian besar keterbatasan aliran udara reversibel

Gagal Jantung Auskultasi,terdengar ronchi halus di bagian basal.


kongestif Foto toraks tampak jantung membesar, edema paru.
Uji fungsi paru menunjukkan restriksi bukan obstruksi.

Bronkiektasis Sputum produktif dan purulen.


Umumnya terkait dengan infeksi bakteri.
Auskultasi terdengar ronki kasar
Foto toraks /CT-scan toraks menunjukkan pelebaran
dan penebalan bronkus.
Diagnosis Gejala

Tuberkulosis Onset segala usia


Foto toraks menunjukkan infiltrat di paru.
Konfirmasi mikrobiologi (sputum BTA)
Prevalensi tuberkulosis tinggi di daerah endemis

Bronkiolitis obliterans Onset pada usia muda, bukan perokok.


Mungkin memiliki riwayat rheumatoid arthritis atau
pajanan asap.
CT-scan toraks pada ekspirasi menunjukkan daerah
hypodense

Panbronkiolitis Lebih banyak pada laki-laki bukan perokok.


diffusa Hampir semua menderita sinusitis kronis.
Foto toraks dan HRCT toraks menunjukkan nodul opak
menyebar kecil di centrilobular dan gambaran
hiperinflasi
Klasifikasi PPOK
Derajat Klinis Faal paru
Gejala klinis (batuk, produksi sputum) Normal
Derajat I : Gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak VEP1 / KVP < 70 %.
PPOK sering. Pada derajat ini pasien sering tidak menyadari bahwa VEP1 80% prediksi
Ringan fungsi paru mulai menurun

Derajat II : Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang VEP1 /KVP < 70 %
PPOK ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini 50% < VEP1 < 80%
Sedang biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya Prediksi

Derajat III Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan VEP1 /KVP < 70 %
PPOK serangan eksaserbasi semakin sering dan berdampak pada 30% < VEP1 < 50%
Berat kualitas hidup pasien prediksi

Derajat IV: Gejala di atas ditambah tanda tanda gagal napas atau gagal VEP1/ KVP < 70 %
PPOK jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini VEP1< 30% prediksi atau
Sangat kulitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat VEP1 < 50% prediksi
Berat mengancam jiwa disertai gagal napas
kronik
(Dikutip dari: Gold, 2010)
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan PPOK mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Mengurangi gejala
2. Mencegah progresifitas penyakit
3. Meningkatkan toleransi latihan
4. Meningkatkan status kesehatan
5. Mencegah dan menangani komplikasi
6. Mencegah dan menangani eksaserbasi
7. Menurunkan kematian
Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :
Edukasi
Berhenti merokok
Obat-obatan
Rehabilitasi
Terapi oksigen
Ventilasi mekanik
Nutrisi
PENATALAKSANAAN PADA EKSASERBASI AKUT
Gejala eksaserbasi :
Sesak bertambah
Produksi sputum meningkat
Perubahan warna sputum (sputum menjadi purulent)
Eksaserbasi akut dibagi menjadi tiga :
Tipe I (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas
Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20% baseline, atau
frekuensi nadi > 20% baseline
Obat obat yang diperlukan pada eksaserbasi akut
a. Bronkodilator
b. Kortikosteroid
c. Antibiotik

Diberikan bila terdapat 2 atau lebih darigejala dibawah ini:


a. Peningkatan sesak
b. Peningkatan jumlah sputum
c. Sputum berubah menjadi purulen
KOMPLIKASI
Komplikasi pada PPOK merupakan bentuk perjalanan penyakit yang
progresif dan tidak sepenuhnya reversibel seperti:
Gagal napas
- Gagal napas kronik
- Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Infeksi berulang
Kor pulmonal
LAPORAN KASUS
Identifikasi Pasien
Nama : Ny. U
Umur : 77 tahun
Alamat : Jln. Angku Basa Nomor 116a Bukittinggi
No. MR : 282889
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Masuk RS : 15 September 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama

Sesak nafas sejak satu jam SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

Sesak nafas sejak satu jam SMRS, sesak bertambah berat jika pasien melakukan
aktifitas dan sesak menetap sepanjang hari. 15 hari yang lalu pasien pernah masuk
ruang gawat darurat dengan keluhan yang sama. Sesak tidak dipengaruhi oleh makanan
dan cuaca. Pasien juga mengatakan mengalami batuk dan tidak berdahak. Pasien tidak
mengeluhkan demam. Pasien mengatakan nafsu makan normal, BAB dan BAK seperti
biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat minum OAT disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga dengan penyakit yang sama
Riwayat Pekerjaan, Sosioekonomi dan Kebiasaan
Pasien seorang ibu rumah tangga
Riwayat terpapar asap dapur (+)
Riwayat merokok disangkal
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis cooperative
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Nafas : 25 x/menit
Suhu : 36,5 o C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher :Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O
Thorax
Paru
Inspeksi : bentuk dada normal dan gerakan dada simetris kiri dan
kanan
Palpasi : fremitus vocal dan fremitus taktil sama kiri kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus ordis teraba 2 jari medial LMC sinistra kiri RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : regular, murmur (-/-)
Abdomen
Inspeksi : perut tidak membuncit, venektasi (-/-), sikatrik (-/-)
Palpasi : nyeri tekan (-/-), nyeri lepas (-/-)
Perkusi : timpani
Auskultasi: bising usus (+) normal
Ekstremitas
Clubbing finger tidak ditemukan, edema tidak ditentukan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah Rutin
Hb : 13,6 g/dl
Ht : 40,4 %
Leukosit : 9,57 103/ul
Trombosit : 243 103/ul
Kalium : 3,43 mEq/l
Natrium : 146,3 mEq/l
Khlorida : 109,4 mEq/l
Creatinin : 0,7 mg/dl
Glukosa : 102 mg/dl
Ureum : 36 mg/dl
Diagnosis Kerja : Penyakit Paru
Obstruktif kronik (PPOK)

Diagnosis Banding :
Asma
Bronkiektasis
Tuberculosis
Rencana Penatalaksanaan
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj Fosmicin
Inj Methyl prednisolon
Inj Ranitidin
OBH syrup
Curcuma 100 mg
B6

Anda mungkin juga menyukai