Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA
Pembimbing:
dr. Rivai Usman, Sp.A

Disusun Oleh:
Adwina Syafitri
03011008
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Identitas
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. A Tn. S Ny. Y
Umur 4 bulan 30 Tahun 28 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki laki Perempuan
Alamat Jl. Permata Utama 3 D2/01, Bekasi Kota
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Indonesia
Pendidikan - SMA SMA
Pekerjaan - Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga
Penghasilan - - -
Tanggal Masuk RS 2 September 2016 - -
(IGD)
Anamnesis

Keluhan
Sesak nafas sejak 3 hari SMRS
Utama

Keluhan Batuk berdahak, demam, diare dan


muntah
Tambahan
Riwayat penyakit
sekarang
batuk berdahak sejak 1 minggu SMRS namun dahak sulit keluar

demam selama 3 hari SMRS, turun bila minum obat penurun


demam, tidak nafsu makan

sesak nafas sejak 2 hari SMRS yang semakin memberat dan


tidak dipengaruhi oleh aktifitas

BAB dan BAK normal. Tidak ada mual maupun muntah. Pasien
juga menyangkal adanya pilek, kejang, berat badan turun atau
sulit naik, keringat malam dan bengkak pada tangan maupun
kaki.
Riwayat Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Penyakit Pasien pernah mengalami hiperbilirubinemia
Dahulu pada usia 10 hari

Riwayat
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
Penyakit penyakit yang serupa
Keluarga

Riwayat
Kehamilan Tidak terdapat kelainan
dan Persalinan
Riwayat
Pertumbuhan Sesuai dengan usia pertumbuhan dan
dan perkembangan
Perkembangan
Riwayat Pasien mendapatkan ASI + susu formula
Makanan sejak lahir hingga saat ini

Riwayat
Imunisasi sesuai jadwal
Imunisasi

Riwayat
Perumahan Baik
dan Sanitasi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Tampak Sakit Sedang, compos
Umum &
mentis
kesadaran

HR : 135 x/m
Tanda Vital
RR : 80 x/m T : 37,90C

BB : 5,9kg
Status gizi TB : 60cm
Kesan : Gizi normal
Kepala dan Tidak ada kelainan
Leher

Thoraks Retraksi subcostal (+), ronkhi basah halus +/+

Abdomen Tidak ada kelainan

Kulit dan Tidak ada kelainan


ekstremitas
Laboratorium tanggal 2 September 2016
Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
LED 83 mm 0-10
Leukosit 11,3 ribu/ul 5-10
Hitung jenis
Basofil 0 % <1
Eosinofil 2 % 1-3
Batang 3 % 2-6
Segmen 21 % 52-70
Limfosit 63 % 20-40
Monosit 11 % 2-8

Hemoglobin 11,0 g/dl 11-14.5


Hematokrit 34,1 % 40-54
Eritrosit 4,34 juta/uL 4-5
Index eritrosit
MCV 78,5 fL 75-87
MCH 25,3 pg 24-30
MCHC 32,2 % 31-37

Trombosit 339 ribu/uL 150-400


Kimia Klinik
GDS 91 mg/dL 60-110
Elektrolit
Natrium (Na) 132 mmol/L 135-145
Kalium (K) 5,0 mmol/L 3,5-5,0
Rontgen thorax tanggal 2 September 2016

Deskripsi : Skeletal normal


Cor, sinuses, dan diafragma normal
Pulmo : corakan normal, Tampak infiltrate di parakardial
Kesan : Bronkopneumonia duplex
RESUME
Penatalaksanaan
KAEN 3B 10 tpm
O2 1 lpm
Sanmol 3 x cth
Cinam 2 x 250 mg
Mucos 3 x 6 tts
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3 cc / 8 jam
Prognosis

Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Pemeriksaan Fisik Terapi

2/9/2016 - Sesak sejak 2 o TTV : KAEN 3B 10 tpm


hari SMRS T : 37,9 oC O2 1 lpm
- Demam sejak 3 HR : 135 x/m Sanmol 3 x cth
hari SMRS RR : 80x/m Cefotaxim 2 x 250 mg
- batuk berdahak o Retraksi subcostal
(+)
(+) 1 minggu
o Ronkhi basah
- Nafsu makan
halus +/+
berkurang

3/9/2016 - Demam (H-4) (-) o TTV : KAEN 3B 10 tpm


- batuk berdahak T : 37,5 oC O2 1 lpm
(+) HR : 130x/m Sanmol 3 x cth
- sesak nafas (+) RR : 80x/m Cinam 2 x 250 mg
o Retraksi subcostal (+) Mucos 3 x 6 tts
o Ronkhi basah halus +/
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3
+
cc / 8 jam
4/9/2016 - Demam (H-5) (-) o TTV : KAEN 3B 10 tpm
- batuk berdahak T : 35,7 oC O2 1 lpm
(+) HR : 130 x/m Sanmol 3 x cth
- sesak nafas RR : 45 x/m Cinam 2 x 250 mg
berkurang o Rhonki +/+ Mucos 3 x 6 tts
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3
cc / 8 jam

5/9/2016 - Demam (H-6) (-) o TTV : KAEN 3B 10 tpm


- batuk berdahak T : 36,5 oC O2 1 lpm
(+) HR : 130x/m Sanmol 3 x cth
- sesak nafas RR : 45 x/m Cinam 2 x 250 mg
berkurang o Rhonki +/+ Mucos 3 x 6 tts
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3
cc / 8 jam
6/9/2016 - Demam (H-7) (-) o TTV : KAEN 3B 10 tpm
- batuk berdahak T : 36,3C O2 1 lpm
(+) HR : 124x/m Sanmol 3 x cth k/p
- sesak nafas (-) RR : 30x/m Cinam 2 x 250 mg stop
o Rhonki +/+ Mucos 3 x 6 tts
Azitromisin 1 x 50 mg
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3
cc / 8 jam
Infus aff

7/9/2016 - Demam (H-8) (-) o TTV : KAEN 3B 10 tpm


- batuk berdahak T : 36,6 C O2 1 lpm
(+) HR : 125x/m Sanmol 3 x cth k/p
- sesak nafas (-) RR : 30 x/m Mucos 3 x 6 tts
o Rhonki /++ Azitromisin 1 x 50 mg
Nebu: ventolin 1 cc + NaCl 3
cc / 8 jam
Boleh pulang
Analisa kasus
Tinjauan pustaka
DEFINISI

Pneumonia merupakan infeksi yang mengenai parenkim


paru
Epidemiologi
Anak 5 tahun
Negara maju 2-4 kasus/100 anak/tahun
Negara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun
Etiologi
Etiologi: Lokasi Infeksi:
Infeksi Bronkopneumonia
Bakteri Pneumonia lobaris
Virus Pneumonia Interstisialis
Jamur
Mikoplasma Karakteristik:
Non infeksi: Tipikal
Aspirasi Atipikal

Asal infeksi:
CAP (Community acquired pneumonia)
HAP (Hospital acquired pneumonia)
Derajat Keparahan Penyakit
Bayi kurang dari 2 bulan
Pneumonia berat : napas cepat atau retraksi yang berat
Pneumonia sangat berat : tidak mau menyusui/minum,
kejang, demam, letargis, hipotermia, bradipnea atau
pernapasan ireguler

Anak usia 2 bulan 5 tahun


Pneumonia ringan : nafas cepat
Pneumonia berat : retraksi
Pneumonia sangat berat : tidak dapat minum/makan,
kejang, letargis, malnutrisi.
Stadium
Gejala

Gejala infeksi umum, yaitu :


o demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti : mual,
muntah atau diare ; kadang-kadang ditemukan gejala
infeksi ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori, yaitu :
o batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
Pemeriksaan Fisik
Demam
Pada nafas terdapat retraksi otot subcostal, intercostal,
suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
Pada perkusi tidak terdapat kelainan
Pada auskultasi ditemukan ronkhi.
Tatalaksana Umum
Pasien dengan saturasi oksigen 92 % pada saat
bernapas dengan udara kamar harus diberikan terapi
oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup
untuk mempertahankan saturasi >92%.
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang,
diberikan cairan intravena dan dilakukan balans cairan
ketat
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien dan mengontrol batuk.
Nebulasi dengan 2 agonis dan/atau NaCl dapat
diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance.
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus
diobservasi setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk
pemeriksaaan saturasi oksigen.
Pemberian Antibiotik
Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotika oral
pada anak <5 tahun karena efektif melawan sebagian besar
patogen yang menyebabkan penumonia pada anak, ditoleransi
dengan baik dan murah. Alternatif lain yaitu co-amoxiclav,
eritromisin, azitromisin, claritromisin, dan ceflacor.
M.pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua
maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai pilihan
pertama secara empiris pada anak >5 tahun. Makrolid diberikan
jika M.pneumoniae atau C.pneumoniae dicurigai sebagai
penyebab.
Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak
dapat menerima obat per oral atau termasuk dalam derajat
pneumonia berat. Antibitotik intravena yang dianjurkan adalah
ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, cefuroxime,
ceftriaxone, dan cefotaxime
OBAT CARA DOSIS FREK. INDIKASI
PEMBERIAN (jam)

Gol. PENISILIN Pneumonia berat


Ampisilin p.o. 40-160 6 disebabkan Gram (+),
Amoksisilin p.o. 25-100 8 Gram (-) ; Bakteri anaerob

Roksitromisin p.o. 5-8 12


Klindamisin i.v. 10 6 S. aureus, Streptokokus,
p.o. 10-30 6 Pneumokokus yang alergi
penisilin dan efalosporin
Abses paru karena bakteri
anaerob
Nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan
per oral perlu dihindari. Makanan dapat diberikan lewat NGT
atau intravena.
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak
mengalami overhidrasi
Komplikasi
Atelektasis

Empiema

Abses paru
Prognosis
mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi
didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi
energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai