Anda di halaman 1dari 26

Erwin Astha Triyono

Koordinator UPIPI / Tim Medik AIDS


Divisi Penyakit Tropik Infeksi SMF / Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK Unair / RSUD Dr. Soetomo

8/11/2017 1
8/11/2017 2
8/11/2017 3
VCT:
Voluntary Counselling and Testing
Client-initiated HIV testing and counselling
Konseling dan testing HIV sukarela
KTS

PITC
Provider-initiated HIV testing and counselling
Konseling dan Tes HIV atas Prakarsa Petugas Kesehatan

8/11/2017 4
VCT:
layanan konseling dan tes HIV yang dibutuhkan
oleh klien secara aktif dan individual
menekankan
pengkajian dan penanganan faktor risiko dari klien
diskusi keinginan untuk menjalani tes HIV dan
implikasinya
pengembangan strategi untuk mengurangi faktor risiko
oleh konselor

8/11/2017 5
PITC
tes HIV dan konseling yang diprakarsai oleh
petugas kesehatan
pengunjung UPK
bagian dari standar pelayanan medis.
Bertujuan membuat keputusan klinis dan/atau
menentukan pelayanan medis secara khusus yang
tidak mungkin dilaksanakan tanpa mengetahui
status HIV seseorang

8/11/2017 6
PITC tidak menggantikan
fungsi VCT

8/11/2017 7
Sebagai Diagnostik
Pasien datang dengan gejala dan keluhan yang
kemungkinan terkait dengan HIV yang diagnosis
dan
tatalaksana klinisnya tergantung pada diagnosis HIV

Sebagai prosedur Rutin


Penawaran Tes HIV sebagai bagian dari evaluasi
setiap pasien di layanan yang terletak didaerah
prevalensi HIV yang tinggi

8/11/2017 8
Opt-in
Tes HIV secara rutin dianjurkan dan ditawarkan dan
pasien secara eksplisit menyatakan kesediaannya
untuk menjalani tes HIV

Opt-out
Tes HIV secara rutin dianjurkan dan dilaksanakan
pada setiap pasien dan pasien diberi informasi
bahwa
dia berhak untuk menolak

8/11/2017 9
Banyak orang perlu di tes HIV untuk mengidentifikasi
yang perlu ART
Jangkauan layanan Tes HIV perlu ditingkatkan
Prioritas di tempat yang kemungkinan banayak
ditemukan orang yang perlu ART
SDM terbatas terutama nakes dan konselor terlatih
Yang paling praktis model layanan konseling dan tes
HIV yang terintegrasi dg layanan kesehatan

8/11/2017 10
Model layanan yang terintegrasi maka petugas titik
pelayanan kesehatan perlu;
Menawarkan dan menganjurkan tes HIV
Menyampaikan hasil tes
Waktu untuk konseling pra-tes tidak lagi menjadi
masalah
Perlu pelatihan yang singkat, agar petugas kesehatan
tidak perlu lama2 meninggalkan tugas

8/11/2017 11
Tolok
VCT - KTS PITC KTP2
Perbandingan
o Datang ke klinik khusus o Datang ke klinik karena penyakit
untuk konseling dan testing terkait HIV misalnya pasien
HIV TB/suspek TB
Pasien/Klien
o Berharap dapat pemeriksaan o Tidak bertujuan tes HIV
o Pada umumnya asimtomatis o Tes HIV diprakarsai oleh petugas
kesehatan berdasarkan indikasi
Petugas o Konselor terlatih baik o Petugas kesehatan yang dilatih
kesehatan/ petugas kesehatan maupun untuk memberikan konseling dan
Konselor bukan petugas kesehatan edukasi
Penekanan pada pencegahan Penekanan pada diagnosis HIV untuk
penularan HIV melalui penatalaksanaan yang tepat bagi TB-
Tujuan utama
pengkajian faktor risiko, HIV nya dan rujukan ke PDP
Konseling dan tes
pengurangan risiko, perubahan
HIV
perilaku dan tes HIV serta
peningkatan kualitas hidup

8/11/2017 12
Tolok
VCT - KTS PITC KTP2
Perbandingan
o Konseling berfokus klien o Petugas kesehatan
o Secara individual memprakarsai tes HIV kepada
o Kedua hasil baik positif pasien yang terindikasi
maupun negative sama- o Diskusi dibatasi tentang
Pertemuan Pra
sama pentingnya untuk perlunya menjalani tes HIV
tes
diketahui pasien karena o Perhatian khusus untuk yang
pentingnya upaya hasilnya HIV positif dengan
pencegahan dan fokus pada perawatan medis
peningkatan kualitas hidup dan upaya pencegahan
o Klien dengan hasil HIV o Perawatan pasien HIV positif
positif dirujuk ke layanan berkoordinasi dengan petugas
Tindak lanjut PDP dan dukungan lain TB dan rujukan ke layanan
yang ada di masyarakat dukungan lain yang ada di
masyarakat

8/11/2017 13
Membiasakan Konseling dan Tes HIV di sarana
layanan kesehatan dan masyarakat
KKT HIV menjadi standar perawatan
Menyediakan model layanan KT alternatif
Meningkatkan cakupam layanan KT
Mengidentifikasi pasien yang memerlukan ART
Memperbaiki tatalaksana IO dan HIV

8/11/2017 14
Tingkat epidemi HIV yang meluas (generalized
epidemic)
Bertujuan mengidentifikasi infeksi HIV pada
seluruh pasien yang berobat ke UPK - mungkin
penyakit tidak terkait dengan HIV sekalipun.
Di tingkat epidemi HIV yang terkonsentrasi dan
rendah (concentrated and low epidemic)
Pasien yang mempunyai indikasi atau infeksi
tertentu.

8/11/2017 15
Sesuai dengan Pedoman WHO/UNAIDS: Mengedepankan 3C
2R
informed consent, counseling, confidentiality, dan 2R yaitu
referral and recording reporting
Petugas kesehatan
memprakarsa- menganjurkan-menawarkan tes HIV
Komunikasi Pra-tes
Informasi dan edukasi berupa dorongan dan motivasi
mendapatkan persetujuan pemeriksaan dan atau tindakan
dnegan model opt-in dan opt out,
Konseling pasca tes diseuaikan dg hasil tes pasien
Disertai rujukan untuk mengakses ART
pencatatan serta pelaporan

8/11/2017 16
Kontak awal antara petugas dan pasien
KIE untuk pasien Petugas menginformasikan pentinya tes HIV

Bagan Alur
(optional) Banyak pasien tertentu juga mengidap HIV
Edukasi diberikan selama pasien Diagnosis HIV untuk kepentingan perawatan medis
menunggu giliran, pilih salah satu cara: Sekarang tersedia obat untuk HIV
Edukasi kelompok oleh petugas atau Informasi tentang kebijakan UPK
dengan AVA Semua pasien tertentu akan dites HIV nya kecuali

PITC
Poster pasien menolak
Brosur Petugas menjawab pertanyaan pasien

Pasien setuju Tes HIV Pasien menolak Tes HIV


(dengan inforemd consent) Petugas mengulang informasi ttg pentinya tes HIV
Bila masih menolak juga
Sarankan sebagai alternatif untuk ke klinik KTS dan
Tes Cepat HIV pulangkan
Pada kunjungan berikutnya diulangi informasi ttg
Tes Cepat HIV dilaksanakan oleh
pentinya tes HIV
Petugas atau di Laboratorium

Petugas menyampaikan hasil tes


kepada pasien

Pasien dengan hasil tes HIV Pasien dengan hasil Tes HIV Positif
negatif Petugas informasikan hail ts HIV positf
Petugas memberikan hasil tes negatif Berikan dukungan lepada pasien dalam
Berikan pesan tentang pencgahan secara menanggapi hasil tes
singkat Informasikan perlunya perawatan dan pengobatan
Sarankan untuk ke klinik KTS untuk HIV
konselin pencegahan lebih lanjut Informasikan cara pencegahan penularan kepada
Anjurkan agar pasangannya mau pasangan
menjalani tes HIV karen ada kemungkinan Sarankan agar pasangan di tes HIV
dia positif Catat hasil tes di Klinik Layanan KTS

Rujukan
Berikan surat rujukan ke PDP
Rujukan Informasikan sumber dukungan yang ada di
Beri informasi tentang klinik KTS terdekat masyarakat

8/11/2017 17
Dokter, perawat, dan bidan di layanan kesehatan primer
dan sekunder

Meningkatkan ketrampilan dalam memprakarsai atau


menawarkan tes dan konseling HIV.

Bagian dari pelatihan Perawatan, dukungan dan


pengobatan ODHA, namun juga dapat digunakan untuk
pelatihan kolaborasi TB-HIV, klinik KIA, klinik IMS dan
layanan kesehatan bagi populasi berisiko tinggi (PS,
Penasun, LSL/ Waria).

Untuk memberikan konseling bagi pasien yang menolak


untuk tes, perlu mengikuti pelatihan tambahan lain yaitu
pelatihan konselor KTS/ VCT yang memerlukan waktu
lebih panjang

8/11/2017 18
Konseling dan tes HIV atas prakarsa petugas atau
provider-initiated testing and counseling (PITC)
bukan menggantikan voluntary counseling and
testing (VTC).

Disamping menawarkan tes sukarela, program yang


komprehensif ditawarkan dalam PITC/PITC,
dukungan pencegahan yang berkesinambungan, dan
rujukan ke berbagai program lainnya.

Dengan demikian dapat mendorong pasien untuk


mengambil pilihan yang lebih sehat. Idealnya, pasien
yang ternyata seropositif akan dirujuk untuk
menjalani pengobatan dan perawatan

8/11/2017 19
TES DIAGNOSTIK
bagian dari proses klinis untuk menentukan
diagnosis pasien, dan mengacu pada kondisi medis
dari pasien (misalnya TB) atau gejala klinis
(misalnya IO atau pengurangan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan penyebabnya) yang
mengidikasikan secara kuat HIV sebagai penyakit
yang mendasarinya

PENAWARAN RUTIN
Menawarkan tes HIV kepada semua pasien dewasa
yang berobat ke sarana kesehatan tanpa
memandang alasan berobatnya

8/11/2017 20
Tersedianya layanan konseling pasca-tes bagi semua pasien
yang menjalani tes HIV

Tersedianya rujukan ke layanan perawatan medis dan dukungan


psikososial bagi pasien dengan HIV (+).

Diterapkannya model option-out, (contoh:saya sarankan anda


untuk menjalani tes HIV. Bila anda tidak keberatan maka saya
akan laksanakan) harus dipastikan bahwa persetujuan yang
diberikan benar-benar sukarela, maka harus selalu mendapatkan
informed consent sebelum melakukan tes HIV dan tes HIV
mandatori tidak dibenarkan. Harus dijelaskan pula bahwa pasien
berhak untuk menolak tes HIV tanpa mempengaruhi kualitas
layanan atau perawatan yang tidak terkait dengan diagnosis
HIVnya

8/11/2017 21
Ketika menerapkan model penawaran tes HIV secara rutin, maka
konseling pra-tes (VCT)disederhanakan tanpa sesi edukasi dan
konseling yang lengkap. Informasi yang diberikan sekedar untuk
meyakinkan bahwa persetujuan pasien didasarkan atas
pemahaman yang memadai.

Namun harus diantisipasi perlunya konseling tambahan yang


lebih mendalam bagi pasien tertentu, melalui rujukan kepada
konselor khusus.

Sesuai dengan kondisi setempat, informasi prates dapat


diberikan secara individual atau kelompok.

Persetujuan untuk menjalani tes HIV (informed consent) harus


selalu diberikan secara individual, pribadi dengan kesaksian
petugas kesehatan.

8/11/2017 22
semua layanan kesehatan harus berdasarkan atas kepentingan
pasien.

Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila ia


mengetahui bahwa tindakannya mempunyai dampak baik bagi
dirinya.

Dan petugas kesehatan akan berhasil memotivasi pasiennya


untuk menjalani suatu tindakan medis apabila ia mampu
membantu menyelesaikan kendala yang dihadapi pasiennya.

Manfaat Tes HIV yang mendorong orang untuk menjalaninya,


serta hambatan yang mungkin di hadapi pasien sehingga ia
menolaknya meskipun banyak manfaat yang akan dapat ia
petik

8/11/2017 23
Alasan menawarkan tes-HIV dan konseling

Keuntungan dari aspek klinis dan pencegahan dari tes-HIV


dan potensi risiko yang akan dihadapi, seperti misalnya
diskriminasi, pengucilan, atau tindak kekerasan.

Layanan yang tersedia bagi pasien baik yang hasil tes HIV
negatif ataupun positif, termasuk ketersediaan terapi
antiretroviral

Informasi bahwa hasil tes akan diperlakukan secara


konfidensial dan tidak akan diungkapkan kepada orang lain
selain petugas kesehatan yang terkait langsung pada
perawatan pasien tanpa seizin pasien

8/11/2017 24
Kenyataan bahwa pasien mempunyai hak untuk menolak
menjalani tes-HIV. Tes akan dilakukan kecuali pasien
menggunakan hak tolaknya tersebut.

Kenyataan bahwa penolakan untuk menjalani tes-HIV tidak


akan mempengaruhi akses pasien terhadap layanan yang
tidak tergantung pada hasil tes HIV.

Dalam hal hasil tes HIVpositif, maka sangat dianjurkan untuk


mengungkapkannya kepada orang lain yang berisiko untuk
tertular HIV dari pasien tersebut.

Kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada petugas


kesehatan

8/11/2017 25
8/11/2017 26

Anda mungkin juga menyukai