Anda di halaman 1dari 38

Oleh : Erlina Ratna S

Dian Wiraningsih
Intan Nurhayati
Pembagian keganasan tulang:

Klasifikasi keganasan didasarkan

1.Luas penyebaran setempat dan metastasis.


2.Derajat keganasan secara histologik berdasar derajat
deferensiasi sel,aktivitas mitosis.
3.Kecepatan perkembangan gambaran klinik.
4.Jaringan tulang berasal dari mesoderm yang dapat
berdeferensiasi menjadi :
Osteoblast, Osteoclast, Chondroblast, Fibroblast /
kolagenoblast, Meiloblast.
Klasifikasi tumor didasarkan atas asal sel , sehingga dibagi
menjadi kelompok :

1.Kelainan tulang reaktif


Osteogenik : Osteoma osteoid, Osteoblastoma benigna
Kolagenik : Defek kortikal subperiosteal

2.Hamartoma
Osteogenik : Osteoma, Osteokondroma
Kondrogenik : Endokondroma
Kolagenik : Angioma, Kista tulang aneurisma.
3.Neoplasma tulang sejati
a. Tumor yang membentuk tulang (Osteogenik)
Jinak : - Osteoid Osteoma
Ganas: - Osteosarkoma
- Osteoblastoma
- Osteoma
b. Tumor yang membentuk tulang rawan (Kondrogenik)
Jinak :- Kondroblastoma
Ganas : - Kondrosarkoma
- Kondromiksoid Fibroma
- Enkondroma
- Osteokondroma
Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous)
-merupakan tumor tulang jinak yang paling sering
ditemukan
-menyerang usia 10-20 tahun.
-tumbuh pada permukaan tulang, sebagai benjolan yang
keras

10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma,


akan mengalami keganasan tulang yang disebut
kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya memiliki
satu osterokondroma, tidak akan menderita
kondrosarkoma.
DIAGNOSA untuk menetapkan diagnosis tumor tulang diperlukan beberapa hal, yaitu:
Anamnesis:
1. Umur
banyak tumor tulang yang mempunyai kekhasan dalam umur terjadinya, misalnya
osteogenik sarkoma ditemukan pada anak sampai sebelum dewasa muda,
kondrosarkoma pada umur 40 tahun, giant sel tumor jarang ditemukan di bawah umur 20
tahun.
2. Lama dan perkembangan (progresifitas) tumor
Tumor jinak biasanya berkembang secara perlahan dan apabila terjadi perkembangan
yang cepat dalam waktu singkat atau suatu tumor yang jinak tiba-tiba menjadi besar
maka perlu dicurigai adanya keganasan.
3. Nyeri
Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda
ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan atau
degenerasi.
4. Pembengkakan
Kadang-kadang penderita mengeluhkan adanya suatu pembengkakan dimana
pembengkakan ini bisa timbul secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dan
bisa juga secara tiba-tiba.
Pemeriksaan klinik
Hal-hal yang penting pada pemeriksaan klinik adalah:
1. Lokasi
Beberapa jenis tumor mempunyai lokasi yang klasik dan mempunyai tempat-tempat
predileksi misalnya osteoma pada daerah tengkorak, osteogenik sarkoma pada daerah
metafisis, osteoblastoma di daerah vertebra.
2. Besar, bentuk, batas dan sifat tumor
Tumor yang kecil kemungkinan suatu tumor jinak, sedangkan tumor yang besar
kemungkinan adalah tumor ganas. Penting pula diperhatikan bentuk tumor apakah
disertai pelebaran pembuluh darah atau ulkus yang merupakan karakteristik suatu tumor
ganas. Tanda-tanda efusi sendi mungkin dapat ditemukan pada tumor yang berdekatan
dengan sendi.
3. Gangguan pergerakan sendi
Pada tumor yang besar disekitar sendi akan memberikan gangguan pada pergerakan
sendi.
4. Spasme otot dan kekakuan tulang belakang
Apabila tumor terdapat pada daerah tulang belakang, baik jinak atau ganas, dapat
memberikan spasme/kekakuan otot tulang belakang.
5. Fraktur patologis
Beberapa tumor ganas dapat memberikan komplikasi fraktur patologis oleh karena terjadi
kerapuhan pada tulang sehingga penderita akan datang dengan gejala fraktur.
Pemeriksaan radiologis
Dilakukan foto polos lokal pada lokasi lesi atau foto survei selu-
ruh tulang (bone survey) apabila dicurigai adanya tumor yang
bersifat metastasis atau tumor primer yang dapat mengenai
beberapa bagian tulang.
Foto polos tulang dapat memberikan gambaran tentang:
Lokasi lesi yang lebih akurat apakah pada daerah epifisis,
metafisis, diafisis atau pada organ-organ
tertentu.
Apakah tumor bersifat soliter atau multipel.
Jenis tulang yang terkena
Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor yaitu:
- Batas; apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung
kalsifikasi atau tidak.
- Sifat-sifat tumor; apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah
memberikan reaksi pada periosteum, apakah
jaringan lunak sekitarnya terinfiltrasi.
- Sifat lesi; apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Pemeriksaan radiologis lain yang dapat dilakukan yaitu:

Radionuklida scanning
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil
seperti osteoma.

CT-Scan
Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang
keberadaan tumor apakah intraoseus atau ekstraoseus.

MRI
MRI dapat memberikan informasi apakah tumor berada dalam
tulang, apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau ke
jaringan lunak.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan
tambahan/penunjang dalam membantu menegakkan diagnosis
tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:

Darah
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap darah,
haemoglobin, serum fosfatase alkali, serum elektroforesis
protein, serum fosfatase asam yang memberikan nilai
diagnostik pada tumor ganas tulang.

Urin
Pemeriksaan urin yang penting adalah pemeriksaan protein
Bence-Jones.
Pada pemeriksaan mikroskopis
Tampak bahwa cap kartilago mempunyai fokus sel-sel
kartilago yang berproliferasi pada cap bagian dalamnya.
Terdapat daerah reabsorpsi kartilago diantara trabekula
subkondral tulang disekitar pertumbuhan osteokondroma,
kadang-kadang teramati adanya sumsum fibrosa akibat
deposisi kalsium.
Transformasi maligna osteokondroma jarang ditemukan,
tetapi bila terjadi maka yang mengalami perubahan maligna
adalah daerah kartilago dan bukan daerah tulang.
Proliferasi kartilago yang cepat pada suatu osteokondroma
dapat terjadi setelah lempeng pertumbuhan menutup atau
terjadinya invasi komponen-komponen kartilago ke dalam
daerah penulangan.
Penampakan pada foto rontgen cukup bersifat
patognomonik. Pada foto polos, osteokondroma
tampak sebagai penonjolan tulang (eksostosis) yang
berasal dari permukaan atau korteks tulang.
Morfologi lesi dapat berupa penonjolan tulang
dengan tangkai (stalk) yang semakin meruncing
(tapering) mendekati korteks tulang (pedunculated
osteochondroma) atau lesi dengan basis yang lebar
pada korteks (sessile osteochondroma).
Tampak penonjolan
tulang berbatas tegas
(eksostosis), sebagian
diliputi tulang rawan,
dengan ujung distal
bulosa pada metafisis
yang menjauhi sendi
dengan gambaran cowl
flower/bunga kol
Osteochondroma
* Pertumbuhan keluar dari tulang berasal dari cortex
diafise tulang panjang
* menjauhi sendi (eksostosis)
Ro :
- Tipe pedunculated (khas tonjolan tulang dari
cortex dengan gambaran dari trabekula lesi
masuk dalam medulla melalui defek dari cortex
- Kalsifikasi dalam lesi
- Ukuran 8-10 cm arah menjauhi sendi
- Pada pelvis dan scapula gambaran irreguler
dengan densitas tinggi memberi gambaran
Bunga Kol
osteochondroma
pada costa
Sessile osteochondroma pada humerus
osteokondroma multiple
osteokondroma
Penatalaksanaan

a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).

b. Memberikan nutrisi yang adekuat


Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.

c. Edukasi kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.

d. Pembedahan atau kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai