Penyidik Polisi
Penyidik Pembantu Polisi
PP NO 27 TAHUN 1983
PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983
(2) Penyidik adalah :
a.Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang
sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan Dua
polisi (Ajun Inspektur Dua)
ARTINYA :--------------------------------------------------------------
Tidak semua Polisi berpangkat AIPDA ke atas adalah
PENYIDIK,
Tidak semua Polisi berpangkat Brigadir adalah
PENYIDIK PEMBANTU
Setiap KAPOLSEK Pasti PENYIDIK
DALAM PRAKTEK :
PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM :
Surat tertulis
Surat Resmi
(Kepala Surat, Nomor, Tanggal, Alamat Surat, ISI,
Tandatangan, Nama Jelas, Pangkat, NRP, Stempel
Dinas)
Mengatasnamakan Kapolsek / Kapolres /
Penyidik yang lain sbg pejabat yang berwenang.
PENANDATANGAN SURAT (PEJABAT MANDAT) BOLEH
SIAPA SAJA YANG SECARA ORGANISATORIS
BERWENANG MENGATASNAMAKAN PEJABAT
ATRIBUTIF.
PASIEN / KLIEN BOLEH TIDAK DIANTAR
PETUGAS KEPOLISIAN, ALASAN :
Korban luka dibawa ke Dokter/RS/Puskesmas dulu
sebelum ke polisi
Tidak ada peraturan yang mengharuskan adanya
petugas pengantar korban.
Visum et Repertum dibuat setelah adanya
permintaan dari penyidik
Permasalahan..
JENIS PERLUKAAN
JENIS KEKERASAN
KUALIFIKASI LUKA / DERAJAT LUKA
PENUTUP
1. Luka ringan
Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencaharian.
Hukuman terhadap luka ringan ini tercantum pada pasal
352 ayat 1 KUHP :
Kecuali yang tersebut pada pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah
2. Luka sedang
Luka sedang adalah luka yang mengakibatkan
penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya
untuk sementara waktu.
Hukuman dapat dijatuhkan berdasarkan pasal
351 ayat 1 KUHP: Penganiayaan diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.
3. Luka berat