Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA BULI-BULI

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian trauma pada buli-buli pada beberapa klinik


urologi kurang lebih 2% dari seluruh trauma pada sistem
urogenitalia
ETIOLOGI

1. Fraktur pelvis
Fiksasi buli-buli pada tulang pelvis oleh fasia endopelvik dan
diafragma pelvis sangat kuat sehingga cedera deselerasi.
Fragmen tulang pelvik merobek dinding nya.
2. Urin terisi penuh mudah robek : robek di fundus
ekstravasasi urin ke rongga intraperitoneal.
3. Iatrogenik
Reseksi buli-buli transuretral
Litotripsi
Partus kasep
Tindakan operasi di daerah pelvis
ETIOLOGI

4. Spontan : jika sebelumnya ada kelainan dinding buli-


buli.
5. Infeksi TB, tumor buli-buli, obstruksi infravesikal kronis
: perubahan stuktur otot buli-buli yang melemahkan
dinding buli-buli ruptur spontan.
PATOFISIOLOGI

Trauma vesikaurinaria terbanyak karena kecelakaan lalu lintas/kecelakaan


kerja yang menyebabkan fragmen patah tulang pelvis mencederai buli-buli.
Trauma vesika urinaria tumpul dapat menyebabkan rupture buli-buli
terutama bila kandung kemih penuh atau terdapat kelainan patelegik
sepetrti tuberculosis, tumor atau obstruksi sehingga menyebabkan rupture.
Trauma vesikaurinaria tajam akibat luka trusuk atau luka tembak lebih
jarang ditemukan. Luka dapat melalui daerah suprapubik ataupun
transperineal dan penyebab lain adalah instrumentasi urologic.
Fraktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau rupture kandung
kemih, pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada dinding buli-buli
dengan hematuria tanpa eksravasasi urin.
Ruptur kandung kemih dapat bersifat intraperitoneal atau ekstraperitoneal.
Rupture kandung kemih ekstraperitoneal biasanya akibat tertusuk fragmen
fraktur tulang pelvis pada dinding depan kandung kemih yang penuh. Pada
kejadian ini terjadi ekstravasasi urin dari rongga perivesikal.
MANIFESTASI KLINIS

a. Fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat


b. Abdomen bagian tempat jejas/hemato
c. Tidak bisa buang air kecil kadang keluar darah dari
uretra.
d. Nyeri suprapubik
e. Ketegangan otot dinding perut bawah
f. Ekstravasasi kontras pada sistogram
g. Trauma tulang panggul
DIAGNOSIS

Setelah cedera pada abdomen sebelah bawah :


Nyeri di daerah suprasimfisis
Miksi bercampur darah
Tidak bisa miksi
Gambaran klinis lain tergantung :
Etiologi trauma
Bagian buli-buli yaang mengalami cedera
Ada atau tidak nya organ lain yang mengalami cedera
Penyulit yang terjadi akibat trauma
DIAGNOSIS

Mungkin didapatkan tanda :


Fraktur pelvis
Syok
Hematoma perivesikal
Sepsis dari suatu peritonitis
Abses perivesika
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sistografi : kontras sebanyak 300-400 ml secara gravitasi


melalui kateter per-uretra.
Dibuat beberapa foto :
1. Foto saat buli-buli terisi kontras dalam posisi AP
2. Posisi oblik
3. Wash out film : foto setelah kontras dikeluarkan dari
buli-buli
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil :
Jika ada robekan pada buli-buli : ekstravasasi kontras di
dalam rongga perivesikel (robekan ekstraperitoneal)
Jika terdapat kontras yang berada di sela-sela usus
(robekan intraperitoneal).

Pada perforasi yang kecil sering kali tidak tampak adanya


ekstravasasi (negatif palsu) terutama jika kontras yang
dimasukkan <250 ml.
SISTOGRAFI
TERAPI

1. Pada kontusio buli-buli


Pemasangan kateter : istirahat pada buli-buli
Diharapkan buli-buli sembuh setelah 7-10 hari.

2. Pada intraperitoneal
Harus dilakukan eksplorasi laparatomi : mencari robekan
pada buli-buli dan kemungkinan cedera organ lain.
Rongga intraperitoneum dicuci, robekan dijahit 2 lapis,
kemudian dipasang kateter sistostomi yang dilewatkan
diluar sayatan laparatomi.
TERAPI

3. Pada ekstraperitoneal
Robekan sederhana : kateter selama 7-10 hari atau
penjahitan buli-buli dengan pemasangan kateter
sistostomi.
Jika terdapat cedera organ lain yang
membutuhkan operasi : penjahitan buli-buli dan
pemasangan kateter sistostomi
KOMPLIKASI

Peritonitis.
Infeksi pelvis dan kandung kemih.
Infeksi ginjal.
Infeksi scrotum dan epididimis.
Fistula.
Osteitis pubis.

Anda mungkin juga menyukai