Anda di halaman 1dari 9

TRAUMA URETER

EPIDEMIOLOGI

Trauma ureter jarang terjadi


1% dari seluruh cedera traktus urogenitalia
ETILOGI

Cedera ini dapat terjadi karena trauma dari luar :


Trauma tumpul
Trauma tajam
Trauma iatrogenik : operasi endoneurologi transureter
dan operasi di daerah pelvis.
Akibat operasi terbuka : ureter terikat, crushing karena
terjepit oleh klem, putus (robek), atau devaskularisasi
karena terlalu banyak jaringan vaskuler dibersihkan.
MANIFESTASI KLINIS

Umumnya tanda dan gejala klinis tidak spesifik.


Hematuria, yang menunjukkan cedera pada saluran
kemih.
Bila terjadi ekstravasasi urin, dapat terjadi urinoma.
Pada trauma tumpul gejalanya sering kurang jelas.
Pada cedera ureter bilateral ditemukan anuria.
Pada trauma yang disebabkan oleh akibat iatrogenic,
seperti pada pembedahan, bila terjadi ureter terikat total
atau sebagian, maka pasca bedah bisa ditenukan gejala-
gajala febris, nyeri pinggang yang sering bersama-sama
gejala ileus paralitik seperti mual, muntah.
DIAGNOSIS

Pada cedera ureter akibat trauma tajam biasanya


ditemukan hematuria mikroskopik.
Pada cedera ureter bilateral terdapat peningkatan
kadar ureum dan kreatinin darah.
Lokasi cedera ureter dapat diketahui dari
pemeriksaan pielografi intravena.
TERAPI

1. Ureter saling disambung (anastomosis end to end) :


jika kedua ujung distal dan proksimal dapat didekatkan
tanpa tegangan.
TERAPI

2. Inplantasi ureter ke buli-buli. Cedera ureter distal


yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
anastomosis end to end atau implantasi ureter ke
buli-buli disebabkan tidak cukup bagian ureter distal
TERAPI

3. uretero-kutaneostomi : menghubungkan ujung


akhir ureter dengan dunia luar, melalui lubang di kulit
(stoma)
4. transuretero-ureterotomi : menyambung ureter
dengan ureter pada sisi kontralateral.
TERAPI

5. Nefrostomi sebagai tindakan diversi

6. Nefroktomi : pengangkatan ginjal

Anda mungkin juga menyukai