Anda di halaman 1dari 18

VIRUS & VEKTOR DBD

VIRUS DENGUE
Virus dengue merupakan salah satu virus yang termasuk dalam famili Flavividae
atau golongan B Arthropod borne virus ( arbovirus )
Virus ini termasuk salah satu jenis virus + ss RNA atau +mRNA ( Asam Nukleat
virus bersifat infeksius dan berperan sebagai mRNA )
Virus dengue stabil pada pH 7-9 dan suhu rendah. Sehingga pada suhu yang relatif
tinggi infektivitasnya cepat menurun
Sifat virus dengue yang lain juga sangat peka terhadap beberapa zat kimia seperti
sodium deoxycholate, eter, kloroform dan garam empedu
Virion yang matang akan terkumpul ( atau utk perakitan ) dalam sisterna
retikulum endoplasma
Replikasi virus terjadi di sitoplasma
Virus dengue mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
Serotipe DEN-2 dan DEN-3 merupakan penyebab wabah demam berdarah di Asia
Tenggara.
Virus ini menyebabkan infeksi tahunan dengan angka kematian sekitar 5%.
Karakteristik serotipe virus ini bisa berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain
Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus
berat

Infeksi salah satu serotipe dari virus ini bisa menimbulkan antibodi seumur
hidup terhadap serotipe tsb namun tidak ada perlindungan utk serotipe yang
lain.
MORFOLOGI
Berdiameter 40-60 nm
Mengandung RNA untai-tunggal
Genom RNA flavivirus bersifat sens-positif ( menghasilkan prekursor protein
yang dihasilkan oleh mRNA virus itu sendiri selama proses replikasi )
Ukuran genom bervariasi dari 9,5 kb (Hepatitis C), 11kb ( Flavivirus ), hingga
12,5kb (perstivirus)
Virus berselubung dengan ketebalan 10 nm
Selubung virion penting utk hemaglutinasi, netralisasi dan interaksi antar
virus dan sel saat awal infeksi. Selubung virion terdiri dari protein dan lipid.
Protein:
Protein C pada kapsid dan core
Protein M pada membrane
Protein E pada selubung
Protein NS pada non structural
Protein prM (pre M) yang merupakan
prekursos protein M pada virus
intraseluler
CARA INFEKSI
Di kota penularannya: manusia-nyamuk-manusia oleh Aedes Aegyptii
Di hutan penularannya: manusia-nyamuk-monyet-nyamuk-manusia oleh nyamuk
Aedes Niveus.
Setelah darah viremik terhisap oleh vektor virus masuk ke dalam lambung
vektor masuk ke kelenjar ludah manusia dan akan meneruskan rantai
penularan dengan menghisap darah manusia aviremik lainnya.
Waktu yang diperlukan untuk meneruskan rantai penularan disebut masa tunas
ekstrinsik yaitu + 8-10 hari
Didalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sel-sel system
retikuloendotelial dan menimbulkan viremia 5-7 hari setelahnya.
Setelah terjadi viremia gejala klinik muncul.
REPLIKASI VIRUS
Setelah virus masuk ke dalam sirkulasi. Sel-sel system
retikuloendotelial akan diinfeksi dengan 2 cara:
1. menempelnya virus pada reseptor di membrane plasma sel
retikuloendotelial
2. Immune infection enhancement: virus membentuk kompleks dengan
antibody antidengue (Ig G) dan sisi Fc nya berikatan dengan reseptor Fc
pada membrane plasma sel retikuloendotelial
Setelah menempel, virus masuk ke dalam sel melalui 2 cara:
1. Endositosis/Pinositosis
2. Fusi antara selubung virus dengan membrane plasma sel yang diikuti
pelepasan nukleokapsid ke dalam sitoplasma sel.
Setelah kapsid terlepas translasi RNA menjadi RNA polymerase.
Yang kemudian akan digunakan untuk membuat RNA cerminan
genom virus. Sehingga akan terjadi perakitan nukleosida.
Replikasi terjadi setelah 4 jam infeksi
Selama proses translasi RNA berjalan, terjadi juga sintesis protein
sebagai persiapan morfogenesis lengkap virion.
Pada akhir fase replikasi akan terjadi eksositosis virus dan protein
prM akan dipecah menjadi protein M
PENYEBARAN VIRUS DENGUE
Virus dengue mampu berkembang biak didalam tubuh manusia dan
binatang lain seperti; monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmot, tikus,
dan serangga khususnya nyamuk.
Hewan primata adalah hospes alami virus dengue, namun viremia yang
timbul lebih pendek (hanya 1-2 hari) dan titernya jauh lebih sedikit drpd
manusia (manusia 100x lipat).
Virus dengue berkembang biak dengan baik dalam tubuh nyamuk genus
Aedes, yang sangat penting yaitu Aedes Aegyptii dan Aedes Albopictus
karena distribusinya yang luas dan merupakan vector yang efisien.
Nyamuk Aedes Aegyptii sebagai vector utama karena hidup didalam dan
disekitar halaman rumah.
Aedes Albopictus sebagai vector potensial karena hidup di lingkungan luar
rumah seperti got atau kebun.
AEDES AEGYPTII
MORFOLOGI
Lebih kecil dibandingkan nyamuk rumah (Culex Quinquefasciatus)
Khas:
Warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih terutama pada kakinya
Memiliki gambaran lyra yang putih pada punggungnya (mesonotum)
Dinding telurnya bergaris dan menyerupai gambaran kain kasa
Larva mempunyai bentuk pelana terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral
SIKLUS HIDUP

Nyamuk Aedes Aegyptii betina meletakkan telurnya di dinding tempat perindukannya 1-2cm diatas permukaan air.
Seekor nyamuk Aedes Aegyptii betina dapat meletakkan rata-rata 100 butir telur tiap kali bertelur.
Setelah kira-kira 2 hari telur menetas menjadi larva, lalu mengadakan pengelupasan kulit sebanyak 4 kali, lalu tumbuh
menjadi pupa lalu menjadi nyamuk dewasa.
Pertumbuhan dari telur s/d dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari.
TEMPAT HIDUP
Nyamuk Aedes Aegyptii hidup di tempat-tempat berisi air bersih
yang berdekatan dengan rumah penduduk, yang biasanya berjarak
500m
Tempat hidup nyamuk Aedes Aegyptii sebenarnya dibuat secara tidak
sengaja oleh manusia, seperti: tempayan atau gentong, tempat
penyimpanan air minum, bak mandi, pot bunga, kaleng bekas, botol
bekas, ban mobil bekas.
Di tempat hidup nyamuk Aedes Aegyptii sering ditemukan larva
Aedes Albopictus yang hidup bersama-sama
PERILAKU HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTII
Nyamuk Aedes Aegyptii betina menghisap darah manusia pada siang
hari (08.00-10.00) dan sore hari (15.00-17.00)
Tempat beristirahat : semak-semak, rerumputan, pakaian yang
digantung, curtain, sarung.
Umur nyamuk dewasa di alam bebas : 10 hari
Mampu terbang sejauh : 2 Km
Ketinggian terbang : 40 m
PENCEGAHAN PENYEBARAN
VIRUS DENGUE
PEMBERANTASAN JENTIK
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan melalui 3 cara:
1. Kimiawi
Dengan larvasida (abatisasi) yang biasa digunakan temefos, dosis yang
digunakan adalah 10 g atau 1 SDM untuk tiap 100 liter air
Efek: residu selama 3 bulan
2. Biologik
Dengan memelihara ikan pemakan jentik
3. Fisik
Melalui 3M: menguras, menutup, dan mengubur benda-benda yang dapat
menjadi tempat hidup nyamuk
Seperti: bak mandi, bekas roda
Atau juga dapat dengan memusnahkan barang bekas
PEMBERANTASAN NYAMUK DEWASA
Dilakukan dengan cara penyemprotan (fogging atau pengasapan)
Dengan menggunakan insektisida yaitu melalui 3 cara:
1. Organofosfat: malation dan fenitrotion
2. Piretroid sintetik: lamda sihalotrin dan permetrin
3. Karbamat

Anda mungkin juga menyukai