Anda di halaman 1dari 40

PR REFERAT

1. Perbandingan Cairan Koloid dan


Kristaloid
Kandungan Cairan Tambahan
Prinsip pemberian NaCl
• Berfungsi untuk mempertahankan volume
cairan pada intravaskular pada pasien
hipvolemik
• Waspada pemberian berlebihan =
menciptakan edema otak, paru dan keadaan
asidosis
• Pemenuhan kebutuhan cairan 20
mL/kgBB/jam
2. Koreksi Elektrolit
NATRIUM
Hiponatrium Hipernatrium
• Keadaan ini dapat diterapi • Terapi keadaan ini adalah
dengan : penggantian cairan dengan
1. Restriksi cairan dgn dekstrose 5% dalam air
pemberian Na+ ≥ 125 sebanyak {(X-140) x BB x
mg/L) 0,6} : 140
2. NaCl 3% = (140-X) x BB x
0,6 mg
3. Pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
3. KALIUM
• Prinsip Koreksi Kalium di IGD
 SEBELUM koreksi jgn lupa obati penyebabnya dulu
 Penggantian scr oral (slow correction) 40-60 mEq -> dapat menaikan
kalium 1-1,5 mEq/L
 Penggantian scr IV dlm bentuk larutan KCl (Rapid Correction) diberikan
pada pasien dgn hypokalemia berat atau tidak bisa konsumsi kalium
oral
 Dosis kalium diberikan dlm bentuk KCL 20 mEq dilarutkan dlm 100 cc
NaCl Isotonik.
• Tidak dianjurkan melarutkan dgn cairan yg mengandung gula krna akan menginduksi
insulin endogen yg semakin memperburuk hypokalemia.
• Bila diberikan mll vena besar, maka kec max. 10 mEq/jam atau kosentrasi maks 30-40
mEq/L. Karna bila >40 mEq/L akan menyebabkan hyperkalemia yg mengancam jiwa
• Jika mll Vena perifer, KCL diberikan max 60 mEq yg dilarutkan dgn NaCl isotonic
1000 cc dgn kec lambat utk cegah iritasi pemb. Darah o Pada aritmia berat/distress
napas, KCL diberikan max kec 40-1000 mEq/L
 Pasien yg mendapatkan 10-20 mEq/jam harus dipantau EKG -> Jika
trdpt gelombang T, waspadai hyperkalemia!
Prinsip pemberian Konsentrat KCl
• Jangan memberikan Kalium IV melebihi kadar larutan 3.2
gr (43 mEq/L)
• Standar konsentrasi pemberian KCl secara IV sentral
adalah 20 mEq/50mL, jika melalui IV periferal adalah 10
mEq/50 mL
• Kecepatan maksimum pemberian KCl adalah 20
mEq/jam

Cara melarutkan Konsentrat KCl ?


• Konsentrasi KCl 20 mEq dilarutkan dalam 1 Liter salin
normal
Hiperkalium
 Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa :
 intravena kalsium klorida 10% 5-10 ml (10-20 menit))
 sodium bikarbonat 50-100 mEq dalam 5-10 menit
 Glukosa + Insulin (250 cc D10% + 5 IV RI)
 Cation Exchange Resin 40-80 per hari
Prinsip pemberian Na2CO3
• Dapat dilarutkan dalam aquadest atau
Cairan Salin Normal dan jenis Gliserin
• 1 ampul dilarutkan dalam 1000 mL
4. Prinsip pemberian Magnesium
Sulfat
• Dapat dilarutkan dalam D5% atau cairan
saline normal (NaCl)
• Wajib diberikan apabila pada pasien
hipomagnesia yang disertai dengan
hipokalemia
5. Anemia
Transfusi dapat mengunakan Whole
blood dan Packed Red Cells Kebutuhan darah berdasarkan Hb :
• Whole blood digunakan
untuk Pendarahaan akut • Darah WB =
(Hb yang diinginkan – Hb sekarang)x BB (kg) x 6
• Packed Red Cell :
• Darah PRC =
a. Hb < 8 gr/dL
(Hb yang diinginkan – Hb sekarang) x BB (kg) x 3
b. Perdarahan hebat 10 mL/kg,
pada 1 jam pertama • Darah FFP =
(Hb yang diinginkan – Hb sekarang ) x BB (kg) x 10
c. Perdarahan > 5 mL/kg pada 3
jam pertama.
PERDARAHAN
Penggantian bila dipakai :
Kristaloid : 3 kali volume darah yang hilang.
Koloid : Sesuai jumlah darah yang hilang.
Darah : Sesuai jumlah darah yang hilang.
6. Dehidrasi
 Mengetahui dehidrasi dari penurunan berat badan

Diketahui :
BB pasien saat sehat : 60 kg
BB pasien saat sakit : 58 kg
Ditanya : Derajat dehidrasi

Dehidrasi = (60 – 58 ) x 100 % dibagi 60

= 3,3%
 Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.

Contoh soal :
Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB: 50 kg menderita ileus
obstruktif dan mengalami dehidrasi berat.
Bagaimana resusitasi cairan ?

Maka cairan yang dibutuhkan =


Derajat dehidrasi x kg BB
= 15 % x 50 = 7,5 liter = 7500 cc.
Teknik pemberian cairan
resusitasi
Tindakan :
1. Tentukan defisit.
2. Atasi syok : cairan infus 20 ml/kg BB dalam
1 jam, dapat diulang.
3. Sisa defisit : 50% dalam 8 jam pertama.
50% dalam 16 jam berikutnya.
Cairan : Ringer laktat atau NaCl 0,9%.
Rehidrasi bila urine 0,5 – 1 ml/kgBB/jam.
 Resusitasi berhasil, bila :

a. MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg


b. CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c. Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous
e. Oxygen Saturation ≥ 70%.
f. Status mental normal
7. DERAJAT SHOCK
Class I Class II Class III Clas IV

Blood Loss (mL) < 750 750 - 1500 1500 - 2000 >2000

Blood volume(%) < 15% 15% - 30% 30% - 40% >40%

Pulse Rate <100 >100 >120 >140

Blood Pressure Normal Normal Decreased Decreased

Pulse Pressure Normal or Decreased Decreased Decreased


(mmHg) decreased
Respiratory rate 14 - 20 20 - 30 30 - 40 >40

Urine output (mL/hr) >30 20 - 30 5 - 15 Negligible

CNS/Mental status Slightly anxious Mildly anxious Anxious and Confused and
confused lethargic
Fluid replacement Crystalloid Crystalloid Crystalloid and Crystalloid and
(3:1 rule) blood blood
PENYEBAB SYOK

Hemoragic Kardiogenic

Obstuktif Distributif
Tata laksana perdarahan
Posisi shock
Angkat kedua tungkai
Pasang infus jarum besar ( G16/18, 2 jalur).
Ambil sampel darah untuk cari donor

infus RL 1000 (+1000)

Perfusi HKM
Perfusi, Nadi, Sistol
Nadi < 100. belum naik, masih shock.
Sistol > 100.
Tambah RL lagi sampai
2 – 4 x volume yang
Lambatkan hilang.
infus.
( kalau ada: transfusi ).
Monitoring Syok
Monitor terhadap pemberian
cairan :
 Perbaikan perfusi (akral hangat,  Jika ada perdarahan : stop
nadi lebih besar, kesadaran perdarahan.
membaik, dsb).
 Jika tidak ada, berarti non
 Pantau produksi urin hemorrhagik, terapi sesuai
– normal : Dws : 0,5 – 1 penyebab.
cc/kgBB/jam
– Anak : 1 – 2 cc/kgBB/jam
– Bayi : 2 cc/kgBB/jam
 Resusitasi berhasil, bila :

a. MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg


b. CVP = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c. Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d. Central Venous (vena cava superior) atau Mixed Venous
e. Oxygen Saturation ≥ 70%.
f. Status mental normal
Syok Tanda Terapi
Hipovolemik CO ↓, BP ↓, Atasi hipovolemik + berikan vasoaktif
SVR ↑, CVP ↓ (dopamin,dobutamin)
Kardiogenik CO ↓, BP ↓, Infus dan Inotropik
SVR ↑, CVP ↑
Obstruktif CO ↓, BP ↓, • Kristaloid isotonik => pertahankan
SVR ↑ volume.
• Pembedahan.

Distributif
Anafilaktik Pruritus, urtikaria, • Pasien posisi syok
angiodema, • Adrenalin : 0,3 – 0,5 mg sc, anak 0,01
palpitasi, mg/kg sc.
dispneu, syok. • Infus NaCl 0,9%.
• Kortikosteroid : Deksamethason 0,2
mg/kg iv.
• Bila terjadi bronkospasme : Aminofilin
5 – 6 mg/kg IV bolus pelan-pelan,
lanjutkan drip 0,4 – 0,9 mg/kg/ menit.

Neurogenik hipotensi disertai resusitasi cairan dan vasopresor


8. DELIVERY OKSIGEN
(DO2) = CaO2 x CO

• CaO2 = kandungan O2 darah arteri


• CO = curah jantung
• NORMAL = 800 – 1000 mL/menit
KANDUNGAN O2 DARAH ARTERI (CaO2)

CaO2 = l,34 x Hb x SaO2 + 0,003 x PaO2


• l,37 = jumlah (ml) O2 yang mampu diikat oleh 1 gr Hb
• Hb = hemoglobin
• SaO2 = saturasi Oksi-Hb arteri (jumlah Hb yang mengikat O2)
• 0,003 = daya larut O2 dalam plasma
• PaO2 = tekanan parsial O2 arteri

ASUMSI :
 PaO2 = 100 mmHg
 SatO2 = 100%
 Hb = 14 g/dl
Maka => CaO2 = 181 ml/L
9. FLUID CHALLANGE
• a/ tes yg dilakukan dgn cara memberikan
asupan cairan, sekaligus menilai preload pada
pasien.
• Bertujuan untuk menjaga volume vascular dan
sel tubuh, dan memperbaiku KU pasien.
• Diberikan saat ingin meningkatkan SV dan CO,
biasanya pada pasien hipoperfusi, atau bisa
dilakukan saat akan melakukan op besar.
• Monitoring fluid challange bisa menggunakan
alat monitoring cardic output, atau bisa juga
melihat dari MAP dan CVP pasien.
• Pemberian cairan bisa menggunakan koloid,
darah, ataupun kristaloid. Tergantung keadaan
pasien. Misal : pada pasien edem paru, bisa
diberikan koloid karena selain bisa
meningkatkan cardiac output, koloid akan tetap
di vaskular shg tidak menyebabkan edem.
• Pemberian bisa dilakukan mulai dari 200 ml atau
3ml/kgbb pada 5 menit awal.
10. PEMBERIAN CAIRAN PADA
PASIEN EDEMA
• Bisa diberikan cairan isotonik tanpa Natrium
dan mengandung klorida yang rendah, lalu
bisa diberikan larutan buffer yang berfungsi
memperbaiki keadaan asidosis maupun
elektrolit pasien.
• Pemberian cairan bisa dilakukan dengan
pelan-pelan dan stabil sehingga tidak
membuat peningkatan cairan diekstrasel.

Anda mungkin juga menyukai