Diketahui :
BB pasien saat sehat : 60 kg
BB pasien saat sakit : 58 kg
Ditanya : Derajat dehidrasi
= 3,3%
Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Contoh soal :
Seorang laki-laki umur 35 tahun dengan BB: 50 kg menderita ileus
obstruktif dan mengalami dehidrasi berat.
Bagaimana resusitasi cairan ?
Blood Loss (mL) < 750 750 - 1500 1500 - 2000 >2000
CNS/Mental status Slightly anxious Mildly anxious Anxious and Confused and
confused lethargic
Fluid replacement Crystalloid Crystalloid Crystalloid and Crystalloid and
(3:1 rule) blood blood
PENYEBAB SYOK
Hemoragic Kardiogenic
Obstuktif Distributif
Tata laksana perdarahan
Posisi shock
Angkat kedua tungkai
Pasang infus jarum besar ( G16/18, 2 jalur).
Ambil sampel darah untuk cari donor
Perfusi HKM
Perfusi, Nadi, Sistol
Nadi < 100. belum naik, masih shock.
Sistol > 100.
Tambah RL lagi sampai
2 – 4 x volume yang
Lambatkan hilang.
infus.
( kalau ada: transfusi ).
Monitoring Syok
Monitor terhadap pemberian
cairan :
Perbaikan perfusi (akral hangat, Jika ada perdarahan : stop
nadi lebih besar, kesadaran perdarahan.
membaik, dsb).
Jika tidak ada, berarti non
Pantau produksi urin hemorrhagik, terapi sesuai
– normal : Dws : 0,5 – 1 penyebab.
cc/kgBB/jam
– Anak : 1 – 2 cc/kgBB/jam
– Bayi : 2 cc/kgBB/jam
Resusitasi berhasil, bila :
Distributif
Anafilaktik Pruritus, urtikaria, • Pasien posisi syok
angiodema, • Adrenalin : 0,3 – 0,5 mg sc, anak 0,01
palpitasi, mg/kg sc.
dispneu, syok. • Infus NaCl 0,9%.
• Kortikosteroid : Deksamethason 0,2
mg/kg iv.
• Bila terjadi bronkospasme : Aminofilin
5 – 6 mg/kg IV bolus pelan-pelan,
lanjutkan drip 0,4 – 0,9 mg/kg/ menit.
ASUMSI :
PaO2 = 100 mmHg
SatO2 = 100%
Hb = 14 g/dl
Maka => CaO2 = 181 ml/L
9. FLUID CHALLANGE
• a/ tes yg dilakukan dgn cara memberikan
asupan cairan, sekaligus menilai preload pada
pasien.
• Bertujuan untuk menjaga volume vascular dan
sel tubuh, dan memperbaiku KU pasien.
• Diberikan saat ingin meningkatkan SV dan CO,
biasanya pada pasien hipoperfusi, atau bisa
dilakukan saat akan melakukan op besar.
• Monitoring fluid challange bisa menggunakan
alat monitoring cardic output, atau bisa juga
melihat dari MAP dan CVP pasien.
• Pemberian cairan bisa menggunakan koloid,
darah, ataupun kristaloid. Tergantung keadaan
pasien. Misal : pada pasien edem paru, bisa
diberikan koloid karena selain bisa
meningkatkan cardiac output, koloid akan tetap
di vaskular shg tidak menyebabkan edem.
• Pemberian bisa dilakukan mulai dari 200 ml atau
3ml/kgbb pada 5 menit awal.
10. PEMBERIAN CAIRAN PADA
PASIEN EDEMA
• Bisa diberikan cairan isotonik tanpa Natrium
dan mengandung klorida yang rendah, lalu
bisa diberikan larutan buffer yang berfungsi
memperbaiki keadaan asidosis maupun
elektrolit pasien.
• Pemberian cairan bisa dilakukan dengan
pelan-pelan dan stabil sehingga tidak
membuat peningkatan cairan diekstrasel.