Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CASE V

AKUT ABDOMEN
TUTORIAL B2

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nila Paharagita Purnama


Bia Yuniar Hatsari
Althaf Dhaifullah
Mayang Febrina Putri
Reynald Jefferson
Leilevina Mega Septi
Salma Auliannissa
Unggul Guligah
Laras Bani Waseso

1410211148
1410211142
1410211015
1410211068
1410211110
1410211167
1410211028
1410211069
1310211196

Fakultas Kedokteran UPN Veteran


Jakarta
Tahun Akademik 2015/2016

GI
S

AKUT ABDOMEN

GI
S

AKUT ABDOMEN

KASUSVII
BAGIANI
Perempuan usia 30 tahun dating dengan nyeri perut dibagian kanan
bawah.Pertamakalirasanyeriberadadiepigastriumnamunberpindahkekanan
bawahabdomenbeberapajamyanglalu.Rasanyerimunculjikabergerak.Diajuga
mengalami demam. Dia mengatakan bahwa mengalami mual dan muntah tapi
nafsumakanmasihnormal.Tidakadadiareatauperubahanbuangairbesar.
Menstruasiteratur(tiap28hari)danterakhirdiamenstruasiadalah27hari
yanglalu.Diatidakpernahmenjalanioperasiabdominalsebelumnya.Diajugatidak
memiliki riwayat trauma abdomen. Dia tidak pernah mengalami keputihan yang
abnormal.Diamemiliki2anakperempuanyangsehat

BAGIANII
Padapemeriksaanfisik,ditemukan:
Pasientampakmerasasakit
Suhu
:38,3 C TD
Nadi
:108x/menit RR

:100/60mmHg
:26x/menit

Mata:tampakkonjungtivatidakanemis,scleratidakikterik
Jantungparu:dalambatasnormal
Abdomen:
Distensi()
NyeriLepasdanNyeriTekan(+)padakuadrankananbawah
Tidakadabekasluka,ataumassa,ataumuscularrigidity
RasanyeridititikMcBurney
BisingUsusdescreased
Hati,pancreas,dankandempedutdkteraba
Psoassign(+)
Rovsingsign(+)
Coughsign(+)
Obturatorssign()
PxRectal:
TonusSfingternormal
Mucus(+)
Ampulakolaps()
Posisinyeridijam912
Pxvaginal:dbn

GI
S

AKUT ABDOMEN

BAGIANIII
Berikutinihasilpemeriksaanteslabolatoriumhematologi.
Hb
:12,5gr%>Normal
WBC :16.200/mm3>meningkat
Urin:
Leukosit:34
Eritrosit:12
Testkehamilan

PemeriksaanUSG:uterusdansaluranempedunormal.Ditemukanappendixtanpa
absesdantidakadatandatandaintraperitonealfluidcollection.

GI
S

AKUT ABDOMEN

APPENDIX
A. Anatomi
Berbentuktabungdenganpanjang510cmdenganbagiandistalnyabuntu
Terletakdipangkalsekum
Menyempitdibagianproximaldanmelebardibagiandistal
B. Vascularisasi
Aortaabdominal>arterimesentricasuperior>arteriileocolicinferior>
appendix
C. Persarafan
Parasimpatis : berasal dari cabang nervus vagus yg mengikuti arteri
mesentrikasuperiordanarteriapendikularis
Simpatis:berasaldarinervustorakalisX olehkarnaitunyeripada
apendisitisbermuladisekitarumbilicus.
D. Fisiologi
Apendiks menghasilkan mucus sebanyak 12ml /hari yg disalurkan ke
lumensekum
TerdapatGALTygmensekresiIgA(jaringanlimfoidpadaappendixhanya
2% dari selruh jaringan limfoid tubuh sehingga jika diangkat tidak
berpengaruhapaapapadatubuh)

GI
S

AKUT ABDOMEN

APENDISITIS AKUT
A. Definisi
Peradangan pada apendiks vermiformis.
B. Epidemiologi
Dapat ditemukan pada semua uisa, angka kejadian paling tinggi pada usia
20-30 th
Laki2 > perempuan
C. Etiologic
Infeksi akibat sumbatan pada lumen apendiks karna :

Fekalit (tinja yang mengeras, karna makanan yang kurang serat atau

kebiasaan BAB yg sering ditunda) pada apediks


Hyperplasia jaringan limfoid
Tumor
Parasit seperti ascaris
Erosi mukosa yg menyebabkan edem oleh entamoeba hystolitica
D. Klasifikasi berdasarkan histopatologis
1. Apendisitis akut stadium dini
Sedikit eksudat neutrophil di mukosa dan submukosa dan m. propria
Lumen menjadi eritema dan bergranular
Infiltrasi neutrophil di vascular ringan
2. Apendisitis spuratif akut
Terdapat banyak eksudat neutrophil
Terdapat ulserasi dan focus nekrosis di mukosa
3. Apendisitis gangrenosa akut
Terdapat ulkus kehijauan di mukosa
Terdapat nekrosis gangrenosa hijau tua di seluruh ketebalan dinding
hingga lapisan serosa -> mudah rupture -> pertitonitis
E. Gejala klinis
Nyeri abdomen visceral bersifat samar,tumpul dan seperti kram. Pada
awalnya di daerah epigastrium kemudian berpindah ke bagian kuadran

kanan bawah abdomen.


Mual, muntah, nafsu makan menurun
Nyeri yang berpindah ke kanan bawah abdomen (titik McBurney) bersifat

lebih tajam
Keinginan defekasi atau flatus
Sakit perut bila berjalan atau batuk -> perangsangan peritoneum menekan

apendiks
F. Pemeriksaan :
demam yang tidak terlalu tinggi, antara 37,5-38,5 C. Tetapi jika suhu lebih
tinggi, diduga sudah terjadi perforasi.

GI
S

AKUT ABDOMEN

Pada palpasi, abdomen biasanya tampak datar atau sedikit kembung


Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran

kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum.
Defens muskuler (+) karena rangsangan m. Rektus abdominis. Defence
muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan

adanya rangsangan peritoneum parietale


Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah
apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini
diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal

pada sisi yang berlawanan.


Psoas sign (+). Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas

oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.


Obturator sign (+).
G. Pemeriksaanpenunjang:
Padapemeriksaanlaboratoriumdarah,biasanyadidapatipeningkatanjumlah

leukosit(10.00018000).apendisitisperforate>18000
Pemeriksaanradiologiberupafotobariumususbuntu(Appendicogram)dapat
membantumelihatterjadinyasumbatanatauadanyakotorandidalamlumen

ususbuntu
PemeriksaanUSG(Ultrasonografi)danCTscanmenunjukanapendiksyang
membesardandindingyangtipis

H. Penatalaksanaan
Apendiktomi

Pasienpuasaantara4sampai6jamsebelumoperasi
Dilakukanpemasangancairaninfusagartidakterjadidehidrasi.
Pembiusanakandilakukanolehdokterahlianastesidenganpembiusan
umumatauspinal/lumbal.
Note:pemberianantibioticsebaiknyatidakdilakukankarnahanyaakan
menutupigejalaapendisitisakut.Perbaikankeadaanumumdenganinfus,
pemberianantibiotikuntukkumangramnegatifdanpositifsertakuman
anaerob,danpemasanganpipanasogastrikperludilakukansebelum

pembedahan
I. Komplikasi
Perforasi

GI
S

AKUT ABDOMEN

Peritonitis
Absesapendikular
J. Prognosis
Kebanyakanpasiensetelahoperasiappendektomisembuhspontantanpa
penyulit,namunkomplikasidapatterjadiapabilapengobatantertundaatautelah
terjadiperitonitis/peradangandidalamronggaperut.

GI
S

AKUT ABDOMEN

PERITONITIS
A. Definisi
Peritonitisadalahsuatuprosesinflamasilokalataumenyeluruhpadaperitoneum
yangmerupakanpembungkusviseradalamronggaabdomen.
B. Etiologi
Etiologipenyakittergantungpadajenissertalokasiperitonitis,sebagaiberikut:
Peritonitisprimer
Peritonitissekunder
Peritonitiskimiawi
Absesperitoneal
C. Patofisiologi
Reaksiawalperitoneumterhadapinvasiolehbakteriadalahkeluarnyaeksudat
fibrinosa.Kantongkantongnanah(abses)terbentukdiantaraperlekatanfibrinosa,
yangmenempelmenjadisatudenganpermukaansekitarnyasehinggamembatasi
infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat
menetapsebagaipitapitafibrosa,yangkelakdapatmengakibatkanobstuksiusus.
Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran
mengalamikebocoran.Jikadefisitcairantidakdikoreksisecaracepatdanagresif,
maka dapat menimbulkan kematian sel. Pelepasan berbagai mediator, seperti
misalnya interleukin, dapat memulai respon hiperinflamatorius, sehingga
membawa ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak organ. Karena
tubuhmencobauntukmengkompensasidengancararetensicairandanelektrolit
olehginjal,produkbuanganjugaikutmenumpuk.
Takikardiawalnyameningkatkancurahjantung,tapiinisegeragagalbegitu
terjadihipovolemia.Organorgandidalamcavumperitoneumtermasukdinding
abdomenmengalamiudem.Udemdisebabkanolehpermeabilitaspembuluhdarah
kapiler organorgan tersebut meningkat. Pengumpulan cairan didalam rongga
peritoneumdanlumenlumenusussertaudemseluruhorganintraperitonealdan
udem dinding abdomen termasuk jaringan retroperitoneal menyebabkan

GI
S

AKUT ABDOMEN
hipovolemia. Hipovolemia bertambah dengan adanya kenaikan suhu, masukan
yangtidakada,sertamuntah.Terjebaknyacairandicavumperitoneumdanlumen
usus, lebih lanjut meningkatkan tekanan intra abdomen, membuat usaha
pernapasanpenuhmenjadisulitdanmenimbulkanpenurunanperfusi.
Bilabahanyangmenginfeksitersebarluaspadapermukaanperitoneumatau
bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan
peritonitis umum, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik,
ususkemudianmenjadiatonidanmeregang.Cairandanelektrolithilangkedalam
lumen usus, mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oliguria.
Perlekatan dapat terbentuk antara lengkunglengkung usus yang meregang dan
dapatmengganggupulihnyapergerakanususdanmengakibatkanobstruksiusus.
Sumbatanyanglamapadaususatauobstruksiususdapatmenimbulkanileus
karenaadanyagangguanmekanik(sumbatan)makaterjadipeningkatanperistaltik
usus sebagai usaha untuk mengatasi hambatan. Ileus ini dapat berupa ileus
sederhanayaituobstruksiususyangtidakdisertaiterjepitnyapembuluhdarahdan
dapatbersifattotalatauparsial,padaileusstangulasiobstruksidisertaiterjepitnya
pembuluhdarahsehinggaterjadiiskemiyangakanberakhirdengannekrosisatau
ganggrendanakhirnyaterjadiperforasiususdankarenapenyebaranbakteripada
ronggaabdomensehinggadapatterjadiperitonitis.

D. Gejala klinis
Demam
Distensi abdomen
Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, tergantung pada
perluasan iritasi peritoneum
o Nyeri subjektif : nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas,
batuk, atau mengejan.
o Nyeri objektif : nyeri jika digerakkan seperti palpasi, nyeri tekan lepas, tes

psoas, atau tes lainnya.


Bising usus menurun bahkan hilang Nausea
Vomiting
Pasien yang sepsis bisa menjadi hipotermia
Takikardi
Dehidrasi

GI
S

AKUT ABDOMEN

Hipotensi
Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita
peritonitis umum.

E. Diagnose
Pemeriksaan fisik
Peritonitis bakterial sekunder : adanya nyeri abdominal yang akut, nausea,
vomitus, syok (hipovolemik, septik, dan neurogenik), demam, distensi
abdominal, nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus atau

umum, dan bising usus melemah atau menghilang.


Nyeri tiba-tiba, hebat, dan pada penderita perforasi (misal perforasi ulkus),
nyerinya menjadi menyebar keseluruh bagian abdomen. Pada keadaan lain
(misal apendisitis), nyerinya mula-mula dikarenakan penyebab utamanya,

dan kemudian menyebar secara gradual dari fokus infeksi.


Peritonitis bakterial primer : adanya nyeri abdomen, demam, nyeri lepas

tekan dan bising usus hilang


Peritonitis non bakterial akut sama dengan peritonitis bakterial.
Peritonitis bakterial kronik (tuberculous) : adanya keringat malam,

kelemahan, penurunan berat badan, dan distensi abdomen


Peritonitis granulomatosa : nyeri abdomen yang hebat, demam dan adanya

tanda- tanda peritonitis lain yang muncul 2 minggu pasca bedah.


Pada wanita dilakukan pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan

nyeri akibat pelvic inflammatory disease.


Pemeriksaan-pemeriksaan klinis bisa jadi positif palsu pada :
o penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes berat,
penggunaan steroid, pasca transplantasi, atau HIV)
o penderita dengan penurunan kesadaran (misalnya trauma cranial,
ensefalopati toksik, syok sepsis, atau penggunaan analgesic)
o penderita dengan paraplegia dan penderita geriatric.
o adanya nyeri abdomen (akut abdomen) dengan nyeri yang tumpul

dan tidak terlalu jelas lokasinya (peritoneum visceral).


Pemeriksaan laboratorium
ditemukan adanya :

Lekositosis
Hematokrit yang meningkat
Asidosis metabolic
Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal mengandung banyak protein
( >3 gr/100 ml) dan limfosit; basil tuberkel diidentifikasi dengan kultur

GI
S

AKUT ABDOMEN

Biopsi peritoneum per kutan atau secara laparoskopi memperlihatkan


granuloma tuberkuloma yang khas, dan merupakan dasar diagnosa

sebelum hasil pembiakan didapat


Pemeriksaan radiologi
Pada peritonitis dilakukan foto polos abdomen 3 posisi, yaitu :
1. Tiduran telentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi
anteroposterior (AP).
2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan
sinar horizontal proyeksi AP
3. 3.Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar
horizontal, proyeksi AP.
Gambaran radiologis diperoleh adanya air fluid level dan step ladder
appearance. gambaran radiologis

pada ileus obstruktif yaitu adanya distensi usus partial, air fluid level,

dan herring bone appearance.


pada ileus paralitik yaitu
1. Distensi usus general, dimana pelebaran usus menyeluruh
sehingga kadang kadang susah membedakan anatara

intestinum tenue yang melebar atau intestinum crassum.


2. Air fluid level
3. Herring bone appearance
F. Penatalaksanaan
Management peritonitis tergantung dari diagnosis penyebabnya. Hampir
semua penyebab peritonitis memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi
eksplorasi).
Pertimbangan dilakukan pembedahan :
1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang meluas, nyeri
tekan terutama jika meluas, distensi perut, massa yang nyeri, tanda
perdarahan (syok, anemia progresif), tanda sepsis (panas tinggi,
leukositosis), dan tanda iskemia (intoksikasi, memburuknya pasien saat
ditangani).
2. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan pneumo peritoneum, distensi usus,
extravasasi bahan kontras, tumor, dan oklusi vena atau arteri mesenterika.
3. pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran cerna dan perdarahan
saluran cerna yang tidak teratasi.
4. Pemeriksaan laboratorium.
Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :

GI
S

AKUT ABDOMEN

Mengeliminasi sumber infeksi.


Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal
Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.

Apabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita harus


mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah :

Mempuasakan pasien untuk mengistirahatkan saluran cerna.


Pemasangan NGT untuk dekompresi lambung.
Pemasangan kateter untuk diagnostic maupun monitoring urin.
Pemberian terapi cairan melalui I.V.
Pemberian antibiotic.

Terapi bedah pada peritonitis :


1. Kontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan sumber infeksi. Tipe dan
luas dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan
infeksinya.
2. Pencucian

ronga

peritoneum:

dilakukan

dengan

debridement,

suctioning,kain kassa, lavase, irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan


untuk menghilangkan pus, darah, dan jaringan yang nekrosis.
3. Debridemen : mengambil jaringan yang nekrosis, pus dan fibrin.
4. Irigasi kontinyu pasca operasi.
Terapi post operasi :
1. Pemberian cairan I.V, dapat berupa air, cairan elektrolit, dan nutrisi.
2. Pemberian antibiotic
3. Oral-feeding, diberikan bila sudah flatus, produk NGT minimal, peristaltic
usus pulih, dan tidak ada distensi abdomen.

PANKREATITIS
A. Definisi
Pancreasmerupakanorganyangberfungsisebagaikelenjareksokrin
sekaligusendokrin.Secaraendokrin,pancreasmengeluarkanhormoneinsulin
ke dalam aliran darah. Sedangkan secara eksokrin, pancreas mengeluarkan
enzim enzim pencernaan ke dalam lumen duodenal melalui ductus
pancreaticusyangmenyatudenganduktusbiliarisdibagiancaputpancreas
dan masuk ke dalam duodenal melalui ampula hepatopankreatikus atau
ampulavater.
B. Etiologi
Batuempedu(3060%)

GI
S

AKUT ABDOMEN
Kumar:batumenghambataliranpankreasedemainterstitiumsekresi
pancreasmeningkatbiaempedutersumbatedemabikinalirandarah
tergangguiskemikselasinus.(autoaktivasitripsinogenbukankarena
cairanempedu,tpkarenaketidakseimbanganzymogendengan

inhibitornya)
Silvia:
Alcoholism(1530%)MengakibatkanspasmesfingterOddimenghambat

sekresiselanjutnyakayakobstruksi
Hipertrigliserida
Trauma
Postoperativ
Obat2an(azathioprine,sulfonamides,estrogen,tetracycline,antiHIV)
GangguansphincterofOddi

C. Gejalaklinis
AbdominalpainNyerihebat,mendadak,konstan.Diepigastriumdan
periumbilikalmenjalarkepunggung,dada,flank,abdomenbawahNyeri

terasasaatberdiridanberbaring.Diperingandenganposisidudukbungkuk
Mualmuntah&distensiKarenagastric&intestinalhipomotilitas+

chemicalperitonitis(menyebarnyaenzimpancreas)
PasiengelisahdankesadaranmenurunKondisihampersyokdanasidosis
Jaundice>ringandandapathilangakibatobstruksi
SuaraparuBasilarrales,atelectasis,efusipleurabiasanyadidaerah

kiriakibatpenyebaranenzim+edema
Abdominaltenderness+musclerigidityakibatchemicalperitonitisdari

enzim
Silentabdomen
Terabapancreasyangmembesar/bilaadapseudocyst(abses)Muncul

setelah46minggu
Cullenssign:memarbirudaerahumbilicusTandahemoperitoneum

(perdarahanretro/peritoneum)
Turnerssign:blureredpurpleorgreenbrowndiscolorationofflanks
TandakatabolismedariHb*2tandaterakhirmenandakantelahterjadi
necrotizingpancreatitis

G. Prognosis
Prognosisuntukperitonitislokaldanringanadalahbaik,sedangkanpada
peritonitisumumprognosisnyamematikanakibatorganismevirulen

GI
S

AKUT ABDOMEN

K. Komplikasi
Komplikasi
DiabetesMelitusSelBLangerhansrusaktidakmenghasilkaninsulin
Tetanihebat,efusipleurakarenaedemagangguanelektrolit
Absespancreasdanataupseudocystterjadi12mggsetelahpancreatitis
(silvia),terabapada46mgg(Harrison)
Diagnose

Nyeriabdomenyangkhas
Peningkatanserumamylase>3xnormal
Peningkatanserumlipase
GambaranCT
AzotemiadantandaMODSTataLaksana:
Atasinyeri:janganopiod(dapatmenyebabkanspasmesfingter

Oddi)kasihmeperidin(Demerol)
Stopasupanoral+sedotlambung:mengurangisekresi&produksienzim
pancreas&mengurangidistensi

GI
S

AKUT ABDOMEN

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
-

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Edisi IV


Buku Ilmu Penyakit Dalam Harisson
Jurnal Kedokteran :
Medscape

Anda mungkin juga menyukai