praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan Perawat harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam proses keperawatan, dimana dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan proses berpikir. Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah. Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. DecisionMaking adalah suatu proses pemikiran dalam rangka penyelesaian/ pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir guna dilaksanakan. Keputusan yang diambil adalah hasil akhir dari pemilihan sejumlah alternatif yang terbaik, yang paling kecil risikonya. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN : - identifikasi masalah utama, - menyusun alternatif - pengambilan keputusan yang terbaik. 1) Tanda/ gejala yang ditimbulkan misalnya tanda vital, keluhan, hasil laboratorium. 2) Hipotesis (dugaan sementara) misalnya kemungkinan alergi, infeksi, kelainan ginjal, kelainan jantung dll. 3) Pengetahuan dasar berhubungan dengan informasi, literatur, pernyataan yang didukung dengan logika dan rasionalisasi. 4) Tindakan keperawatan ditentukan dari beberapa alternatif yang diajukan. 5) Penyelidikan/ pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk memperkuat/ memvalidasi dan mendukung keputusan yang akan diambil. 6) Pendapat/ perkiraan awal sebelumnya. Pengambilan keputusan yang baik adalah pengambilan keputusan yang dilakukan secara cepat, tepat, efektif dan efisien serta tidak menimbulkan konflik untuk pencapaian tujuan. Fase Pengambilan Keputusan 1. Aktivitas intelegensia; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak. 2. Aktifitas desain; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan. Aktifitas desain meliputi: - menemukan cara-cara/metode - mengembangkan metode - menganalisa tindakan yang dilakukan 3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah : a. Mengidentifikasi masalah utama b. Menyusun alternatif c. Menganalisis alternatif d. Mengambil keputusan yang terbaik Teknik Pengambilan Keputusan 1. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan. 2. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis. 3. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi. 4. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal- hal tidak normal. Proses Pengambilan Keputusan Menurut G. R. Terry : 1. Merumuskan problem yang dihadapi 2. Menganalisa problem tersebut 3. Menetapkan sejumlah alternatif 4. Mengevaluasi alternatif 5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan Identifikasi masalah Masalah dan perumusan masalahnya harus benar-benar jelas. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan memperjelas perumusan masalah seperti mengapa masalah itu harus dipecahkan? Apa untung ruginya ? Faktor- faktor apa yang berpengaruh? Kapan harus diselesaikan? Berapa biaya yang diperlukan? Harapan apa yang diperoleh? Bagaimana melaksanakannya? Siapa yang akan diikutsertakan? Analisis data Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, yang nantinya menjadi informasi untuk mengambil keputusan. Penentuan alternatif Data yang sudah dianalisis akan memunculkan beberapa alternatif yang harus diambil salah satu menurut pertimbangan paling baik. Untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif dilakukan dengan menyusun suatu rangking dari alternatif yang ada dengan melihat apakah mempermudah tercapainya tujuan, memberikan kepuasan yang paling besar, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan efisiensi. Penentuan alternatif harus berdasarkan pertimbangan yang matang, berlandaskan pemikiran yang masak sehingga kecil risikonya, aman, sesuai dan tidak menimbulkan efek negative. Pelaksanaan alternatif Alternatif direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang pastinya akan banyak rintangan/ hambatan sehingga membutuhkan kreativitas. Penilaian/ evaluasi Dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan perencanaan/ alternatif yang sudah dipilih dan dapat dijadikan pengalaman sehingga kesalahan tidak lagi terjadi di masa-masa yang akan datang. Kalau kita amati secara seksama, langkah pengambilan keputusan ini hampir sama dengan proses keperawatan yang diawali dengan pengkajian, analisis data dan diagnosa keperawatan, perencanaan. Implementasi dan evaluasi. Seorang pasien datang ke tempat praktik mandiri perawat dengan luka karena terkena sayatan pisau. Keadaan luka cukup dalam, terjadi banyak perdarahan dan membutuhkan penanganan segera. Perawatan luka dan balutan saja tidak cukup, sehingga perlu untuk dilakukan penjahitan. Perawat menyarankan kepada pasien untuk dirujuk ke dokter atau puskesmas. Namun pasien menolak dan bersikukuh untuk mendapatkan perawatan hanya dari perawat tersebut Perawat tahu bahwa tindakan harus segera dilakukan, namun tindakan tersebut bukan wewenangnya dan jika perawat tidak segera melakukan tindakan maka prognosa buruk akan terjadi kepada pasien. Pada kasus tersebut terdapat nilai nilai yang menjadi pertimbangan diantaranya nilai kemanusiaan dan nilai profesionalitas. Dalam hal ini sejauh mana perawat boleh melakukan tindakan atas kasus yang terjadi, melanggar prinsip prinsip etika profesi atau tidak. 1)Jika tidak dilakukan tindakan apa yang akan terjadi? 2) Jika dilakukan tindakan maka akan ada pelanggaran terhadap etika profesi pula. Menjadi semakin rumit dan pelik ketika dampak emosional terjadi, seperti perasaan bingung, bersalah, frustasi bahkan ketakutan. Tujuan utama profesi perawat adalah bertugas sebagai problem solver, yaitu memecahkan masalah kesehatan pasiennya dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah digunakan sebgai kerangka bagi perawat untuk membuat keputusan etik. Dengan cara sebagai berikut ; 1) menghubungkan kasus dengan teori yang paling tepat. Sehingga perawat mendapatkan gambaran terkait pilihan keputusan yang harus diambilnya. Mengumpulkan data dan mengidentifikasi masalah yang terjadi. 2) perawat harus menghubungkan dengan prinsip prinsip etika profesi yang berlaku. 3) perawat perlu mengidentifikasi siapa saja yang ikut serta dalam pengambilan keputusan. 4) perawat mengidentifikasi konsekwensi yang mungkin terjadi dari alternatif keputusan yang ada. 5) perlu memperhatikan keinginan pasien dlam hal ini berkaitan dengan prinsip etik yaitu otonomi yang berarti hak untuk membuat keputusan sendiri Pada contoh kasus diatas, mendapat perawatan dan tindakan merupakan hak pasien yang harus dipenuhi. Begitu pula keputusan untuk memilih dan memutuskan pengobatannya sendiri. Disisi lain perawat juga merasa bahwa tindakan tersebut bukan kewenangannya. Disini fungsi perawat sebagai konselor dan edukator harus dijalankan. Perawat harus mampu memberikan penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan pertimbangan pertimbangan yang perlu dipikirkan demi kebaikan pasiennya. Perawat harus melindungi hak pasien yang telah diatur dalam kode etik keperawatan. hak untuk mendapatkan perawatan, hak untuk memilih dan memutuskan perawatan atau pengobatan untuk dirinya sendiri. Namun perawat juga tidak dapat mengabaikan kode etik yang dan undang undang yang membatasi kewenangan tindakan yang boleh dilakukan perawat. Dalam kasus telah diuraikan bahwa pasien menolak mendapatkan pengobatan selain dari perawat tersebut, sedangkan putusn tindakan harus segera dilakukan. Karena jika tidak dilakukan tindakan maka perawat malah justru membahayakan pasien.
tindakan perawat yang tepat adalah
melakukan tindakan dengan menjahit luka pasien untuk mencegah terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang merugikan pasien. Dalam keperawatan, risiko atau bahaya baik yang disengaja maupun tidak selalu tidak dapat diterima. Oleh karena itu perawat harus selalu hati hati dlam melakukan pengambilan keputusan etik. setiapputusan tindakan yang diambil harus berdasarkan persetujuan antara pihak pemberi layanan dan pihak yang diberi layanan. Bahwa penerima layanan yaitu pasien dan keluarga paham terhadap kondisi, konsekwensi dan akibat dari suat keputusan. Oleh karena itu keterlibatan pasien dan keluarga menjadi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Keputusanyang diambil adalah merupakan keputusan bersama, tugas perawat adalah memberikan penjelasan dan informasi sejelas mungkin dan harus bersifat obyektif. Kesepakatan atas suatu tindakan yang didahului oleh adanya pemberian informasi oleh pasien atau keluarga disebut inform konsen (inform consent) Kesepakatan atas suatu tindakan yang didahului oleh adanya pemberian informasi oleh pasien atau keluarga disebut nform konsen.