Anda di halaman 1dari 107

CBD

Creative Art and Design bookshelf


Vertigo Perifer
Shafira Sophia K (30101206831)
Pembimbing: dr. Sri Suwarni, Sp. S
Tinjauan Pustaka
Pendahuluan
Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya
memutar.

Pengertian vertigo adalah :


sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh
Epidemiologi
Frekuensi

Jenis kelamin

Morbiditas/ Mortalitas

Usia
Etiologi
Keadaan lingkungan

Obat-obatan

Kelainan telinga

Kelainan Neurologis

Kelainan sirkulasi
Klasifikasi

Fisiologik Patologik
Mabuk ruang
VERTIGO
angkasa (space
SENTRAL
sickness)

Vertigo
VERTIGO
ketinggian
PERIFER
(height vertigo)

Mabuk gerakan
(motion
sickness)
Gejala Klinis
Gejala primer vertigo, impulsion,
oscilopsia, ataxia, gejala pendengaran
(tinnitus, pengurangan pendengaran atau
distorsi dan sensasi penuh di telinga).

Gejala sekunder mual, gejala otonom,


kelelahan, sakit kepala, dan sensiivitas
visual.
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik :
1.pemeriksaan neurologis
2.pemeriksaan leher
3.system cardiovascular.
Pemeriksaan Neurologis

untuk mencari tanda


- pemeriksaan paralisis nervus, tuli
nervus sensorineural, nistagmus
cranialis

Rombergs sign
Heel-to- toe walking test
- Gait test Unterberger's stepping test
Past-pointing test
Pemeriksaan untuk menentukan apakah letak lesinya
di sentral atau perifer
Fungsi Vestibuler Fungsi
Pendengaran
Dix-Hallpike
manoeuvre
Tes garpu
tala
Tes Kalori

Test hiperventilasi
Audiometri

Elektronistagmogram

Posturografi
Pemeriksaan Kepala dan Leher

Pemeriksaan membrane timpani


untuk menemukan vesikel (misalnya herpes zoster auticus
(Ramsay Hunt Syndrome)) atau kolesteaatoma

Hennebert sign
vertigo atau nistagmus yang terjadi ketika mendorong tragus
dan meatus akustikus eksternus pada sisi yang bermasalah

Valsava maneuver
exhalasi dengan mulut dan hidung ditutup untuk meningkat
tekanan melawan tuba eusthacius dan telinga dalam
Head impulses test
Pasien duduk tegak dengan
mata terfiksasi pada objek
sejauh 3 m dan diinstruksikan
untuk tetap melihat objek
ketika pemeriksa
menolehkan kepala pasien.
Pemeriksaan Cardiovascular

Perubahan orthostatic pada tekanan darah


sistolik (misalnya turun 20 mmHg atau
lebih) dan nadi (misalnya meningkat 10
denyutan per menit) pada pasien dengan
vertigo dapat menentukan masalah
dehidrasi dan disfungsi otonom.
Pemeriksaan Penunjang

tes vestibular
audiometric testing

evalusi evalusi
laboratories radiologis
Penatalaksanaan
Medikamentosa Non drug treatment
Antihistamine : Dimenhidrinate, Berbaring diam dalam
Diphenhidramine
ruang yang gelap 1-2 hari
Antikholinergik : Scopolamine T.D.
pertama
Phenotiazine : Chlorpromazine,
Prochlorpherazine Fiksasi visual
Agen simpatomimetik : Relaksasi mental
Amphetamine, Ephedrine
Cairan i.v untuk mencegah
Tranquilizer ringan : Diazepam,
dehidrasi
Lorazepam, Hidroxyzine
Histaminergik : Betahistine Reassurance benign &
(Weiss) self limiting disease
Ca antagonist : Flunarizine
Laporan Kas
Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Tn. AM
Alamat : Bintoro, Demak
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Tgl.masuk : 7 Januari 2017
Status : Pasien Rawat Inap
a. Keluhan Utama : Pusing berputar

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Lokasi : kepala
Onset : Mendadak, 1 hari sebelum masuk
RS (SMRS)
Kualitas : Pusing semakin bertambah saat
perubahan posisi (hendak bangun
dari tempat tidur)
Kuantitas : Pusing berputar dirasakan hilang
timbul sehingga menganggu
aktivitas
F. Memperberat : berubah posisi dari duduk berdiri
dan hendak beranjak dari tempat
tidur
F. Memperingan : jika berbaring memejamkan mata
7/1/2017
pasien mengeluh pusing berputar
Kronologi
disertai keringat dingin, terkadang
disertai telinga berdenging, mual
dan muntah sejak 1 hari sebelum
masuk RS

7/1/2017 20.00
Keluhan tersebut semakin memberat
(hingga pasien tidak mampu berdiri)
sejak sore hari sebelum dibawa ke RS,
pada malam hari sekitar pukul 20.00
pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD
RSUD Sunan Kalijaga Demak
RPD dan RPK
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Dahulu
hipertensi
tidak terkontrol

Keluhan serupa: disangkal


gangguan
Rw. Hipertensi : ya
pendengaran
Rw. DM : disangkal
(+)
Riwayat Alergi Riwayat
Obat/Makanan Sosial-Ekonomi

Pasien berobat
Dengan biaya
disangkal pribadi kesan
ekonomi cukup
Pemeriksaan Fisik
Status Interna
7 Januari 2017

Kesadaran : komposmentis
GCS : E4M6V5
TD : 150/90 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5C
Status Neurologis

Kepala : mesochepal
Leher : simetris, tidak ada
pembesaran KGB
Mata : dbn
Hidung : dbn
Telinga : dbn
Mulut&tenggorok : dbn
Thorax : dbn
Abdomen : dbn
Anus&genital : tidak dilakukan pf
Nervus Cranialis
N. I (N. Olfaktorius) : dbn
N. II (N. optikus) : dbn

N. III (N. okulomotorius)


N. IV (N. Troklearis)
N. VI (N. Abdusens)
Nervus Trigeminalis (N. V) Nervus Facialis (N. VII)
Nervus Vestibulocochlearis (N.VIII) Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
Pengecapan 1/3 posterior
lidah dbn
Sensibilitas faring dbn
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring : simetris
Berbicara : dbn
Menelan : dbn
Nadi : dbn
Nervus XI (N XI (ACCESORIUS )
Mengangkat bahu : dbn
Memalingkan kepala : dbn

N XII ( HYPLOGOSSUS )
Pergerakan lidah : Simetris
Tremor lidah : tidak ada
Artikulasi : disartria (-)
Badan
MOTORIK
Respirasi : dbn
Duduk : dbn
SENSIBILITAS
Taktil : dbn
Nyeri : dbn
Thermi : dbn
Diskriminasi 2 titik : dbn
Lokasi : dbn
REFLEK
Reflek kulit perut : tidak dilakukan
Reflek kremaster : tidak dilakukan
Anggota Gerak Atas
Sensibilitas

Refleks
Anggota Gerak Bawah
Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan

Gerakan Abnormal
Tremor :-
Korea :-
Athetosis : -
Mioklonus : -

Alat Vegetatif
Miksi : dbn
Defekasi : dbn
Usulan Penunjang

Darah Rutin Elektrolit : dbn


Hemoglobin: 14,4mg/dL Gula Darah :
Hematokrit : 39,1% GDS : 100 mg/dL
Leukosit :11.500/mm3 GDP : 101 mg/dL
Trombosit : Profil Lipid :
195.000/mm3 Kolesterol total: 115
MCV : 31,0 pg HDL : 49 mg/dL
MCHC : 34,6 gr/dL Trigliserid : 177 mg/dL
LDL : 150 mg/dL
CT Scan Kepala
Diagnosis
Diagnosis klinis Diagnosis Etiologi
1. Vertigo Perifer Benign Paroxysmal
2. Hipertensi Peripher Vertigo
3. Tinitus (BPPV)
Diagnosis Topis
Sistem Vestibuler
Perifer
Rencana Terapi
Medikamentosa
Amlodipin 10mg 3x1
Mecobalamin 3 x 500 mg
Betahestin Mesilate (vastigo) 3 x 1
Neurotropic (B1, B6, B12) 2 x 1
Diazepam 2 x 2 mg
Istirahat yang cukup
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat
tidur secara perlahan-lahan
Follow Up 8 Januari 2017
Keluhan utama :
Pusing berputar sedikit berkurang
Keluhan Lain
Mual +
Telinga berdenging mulai berkurang
Status Interna
8 Januari 2017
Kesadaran : komposmentis
GCS : E4M6V5
TD : 130/90 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,8C
Nervus Cranialis
N. I (N. Olfaktorius)
: dbn
N. II (N. optikus)
: dbn
N. III (N.
okulomotorius)
N. IV (N. Troklearis)
N. VI (N.
Abdusens)
Nervus Trigeminalis (N. V) Nervus Facialis (N. VII)
Nervus Vestibulocochlearis Nervus Glossopharyngeus (N.
(N.VIII) IX)

Pengecapan 1/3 posterior


lidah dbn
Sensibilitas faring dbn
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring :
simetris
Berbicara : dbn
Menelan : dbn
Nadi : dbn
Nervus XI (N XI (ACCESORIUS )
Mengangkat bahu : dbn
Memalingkan kepala : dbn

N XII ( HYPLOGOSSUS )
Pergerakan lidah : Simetris
Tremor lidah : tidak ada
Artikulasi : disartria (-)
Badan
MOTORIK
Respirasi : dbn
Duduk : dbn
SENSIBILITAS
Taktil : dbn
Nyeri : dbn
Thermi : dbn
Diskriminasi 2 titik : dbn
Lokasi : dbn
REFLEK
Reflek kulit perut : tidak dilakukan
Reflek kremaster : tidak dilakukan
Anggota Gerak Atas
Sensibilitas

Refleks
Anggota Gerak Bawah
Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan

Gerakan Abnormal
Tremor : -
Korea :-
Athetosis : -
Mioklonus : -

Alat Vegetatif
Miksi : dbn
Defekasi : dbn
Diagnosis
Diagnosis klinis Diagnosis Etiologi
1. Vertigo Perifer Benign Paroxysmal
2. Tinitus Peripher Vertigo
Diagnosis Topis (BPPV)
Sistem Vestibuler
Perifer
Rencana Terapi
Medikamentosa
Amlodipin 10mg 3x1
Mecobalamin 3 x 500 mg
Betahestin Mesilate (vastigo) 3 x 1
Neurotropic (B1, B6, B12) 2 x 1
Diazepam 2 x 2 mg
Istirahat yang cukup
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat
tidur secara perlahan-lahan
Follow Up 8 Januari 2017
Keluhan utama :
Pusing berputar
Keluhan Lain :
Mual -
Telinga berdenging -
Status Interna
9 Januari 2017
Kesadaran : komposmentis
GCS : E4M6V5
TD : 130/80 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,5C
Nervus Cranialis
N. I (N. Olfaktorius)
: dbn
N. II (N. optikus)
: dbn
N. III (N.
okulomotorius)
N. IV (N. Troklearis)
N. VI (N.
Abdusens)
Nervus Trigeminalis (N. V) Nervus Facialis (N. VII)
Nervus Vestibulocochlearis Nervus Glossopharyngeus (N.
(N.VIII) IX)

Pengecapan 1/3 posterior


lidah dbn
Sensibilitas faring dbn
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring :
simetris
Berbicara : dbn
Menelan : dbn
Nadi : dbn
Nervus XI (N XI (ACCESORIUS )
Mengangkat bahu : dbn
Memalingkan kepala : dbn

N XII ( HYPLOGOSSUS )
Pergerakan lidah : Simetris
Tremor lidah : tidak ada
Artikulasi : disartria (-)
Badan
MOTORIK
Respirasi : dbn
Duduk : dbn
SENSIBILITAS
Taktil : dbn
Nyeri : dbn
Thermi : dbn
Diskriminasi 2 titik : dbn
Lokasi : dbn
REFLEK
Reflek kulit perut : tidak dilakukan
Reflek kremaster : tidak dilakukan
Anggota Gerak Atas
Sensibilitas

Refleks
Anggota Gerak Bawah
Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Tes Romberg : tidak dilakukan

Gerakan Abnormal
Tremor : -
Korea :-
Athetosis : -
Mioklonus : -

Alat Vegetatif
Miksi : dbn
Defekasi : dbn
Diagnosis
Diagnosis klinis Diagnosis Etiologi
1. Vertigo Perifer Benign Paroxysmal
Diagnosis Topis Peripher Vertigo
Sistem Vestibuler (BPPV)
Perifer
Rencana Terapi
Medikamentosa
Amlodipin 10mg 3x1
Mecobalamin 3 x 500 mg
Betahestin Mesilate (vastigo) 3 x 1
Neurotropic (B1, B6, B12) 2 x 1
Diazepam 2 x 2 mg prn
Istirahat yang cukup
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat
tidur secara perlahan-lahan.
Menyarankan untuk rutin kontrol
Rencana Terapi
Medikamentosa
Mecobalamin 3 x 500 mg
Betahestin Mesilate (vastigo) 3 x 1
Neurotropic (B1, B6, B12) 2 x 1
Diazepam 2 x 2 mg

Non-medikamentosa
Konsul ke ahli RM untuk fisioterapi (gerakan pasif
dan aktif) dan speech terapi
Istirahat yang cukup
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat
tidur secara perlahan-lahan.
Menyarankan untuk rutin kontrol
Assessment
a. Breathing : pemberian oksigen kanul 2L/menit
b. Blood : tekanan darah diturunkan dengan obat anti-
hipertensi, pemantauan isi nadi, dan keseimbangan elektrolit
c. Brain : pemantauan kesadaran dengan menilai GCS
d. Bowel : evaluasi intake makanan dan cairan, evaluasi
refleks menelan
e. Bladder : memasang kateter urin, evaluasi keseimbangan
cairan infus dengan output urin
f. Monitoring TTV
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam: dubia ad bonam

Quo ad kosmetikan: dubia ad bonam


Dermatitis
Kontak

Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak


Iritan (DKI) Alergika (DKA)

Dermatitis
Venenata
2.1 Definisi
Dermatitis Kontak Iritan:
peradangan kulit yang disebabkan terpaparnya kulit
dengan bahan dari luar yang bersifat iritan yang
menimbulkan kelainan klinis efloresensi polimorfik
berupa eritema, vesikula, edema, papul, vesikel, dan
keluhan gatal, perih serta panas.
Dermatitis venenata:
Dermatitis Kontak Iritan yang disebabkan oleh
terpaparnya bahan iritan berupa bahan aktif dari
serangga
Paederus Hymenoptera
Bed bug Kelas arthroproda lain
Keluhan subyektif

nyeri panas perih


(seperti terbakar)
Eritema likenifikasi skuama vesikel

Krusta erosi bulla


Kriteria Diagnosis
Penatalaksanaan
Kortikosteroid
a. Prednison
Dewasa : 5-10 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
b. Dexamethasone
Dewasa : 0,5-1 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,1 mg/KgBB/hari
Anti histamin
a. Chlorpheniramine maleat
Dewasa : 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,09 mg/KgBB/dosis, sehari 3 kali
b. Diphenhydramine HCl
Dewasa : 10-20 mg/dosis i.m. sehari 1-2 kali
Anak : 0,5 mg/KgBB/dosis, sehari 1-2 kali
c. Loratadine
Dewasa : 1 tablet sehari 1 kali
Antibiotik

Amoksisilin tablet 500mg, 3x sehari


Pengobatan Topikal

krim hydrocortisone 1% atau diflucortolone


valerat 0,1% atau krim betamethasone valerat
0,005-0,1%

Salep gentamisin
Prognosis

Jika bahan iritan penyebab


timbulnya dermatitis dapat
disingkirkan maka prognosisnya
baik, begitu pula sebaliknya.
Identitas Pasien

Nama : Ny. P
Alamat : Kaligawe
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl.periksa : 1 Desember 2016
a. Keluhan Utama : Nyeri dan pedih
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Lokasi : bokong kiri
Onset : 3 hari yang lalu
Kualitas : nyeri terkadang
diikuti rasa pedih
Kuantitas : nyeri terasa terus
menerus,
rasa pedih hilang
timbul
F. Memperberat : jika terkena
gesekan atau tertekan
F. Memperingan : jika berbaring ke
kanan
28/11/2016
awalnya pasien merasa nyeri dan gatal di bokong kiri setelah
menggunakan handuk saat mandi pagi. Semakin lama bertambah
Kronologi
gatal dan panas sehingga pasien menggaruk-garuk. Pada malam
harinya pasien baru menyadari telah timbul plenting besar seukuran
bola pingpong yg terasa sangat nyeri dan panas

29/11/2016
Pasien datang berobat ke Sultan Agung Skin Center ke
dokter Sp.KK, dokter melakukan penyedotan cairan pada
plenting tsb dan pasien diberi salep+obat minum

1/12/2016
Pasien datang kembali untuk kontrol dengan keluhan
nyeri dan pedih di bokong kiri
RPD dan RPK
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Dahulu

Muncul plenting besar di bokong


kiri pasien lalu diperiksakan ke Keluhan serupa: disangkal
dokter spesialis kulit dan kelamin Rw. Alergi: disangkal
dan dilakukan tindakan
penyedotan cairan pada plenting Rw. Atopi: disangkal
besar tersebut
Riwayat Kebiasaan

Pasien suka menjemur handuk di luar rumah


Pasien membersihkan tempat tidurnya
Riwayat Alergi Riwayat
Obat/Makanan Sosial-Ekonomi

Pasien berobat
dengan biaya
disangkal
pribadi
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Status Generalis
Kesadaran :komposmentis
Tanda vital : tidak dilakukan
pemeriksaan
Status Dermatologis
Inspeksi
a. Lokasi : bokong kiri
b. UKK : makula
hiperpigmentasi sirkumskripta
dengan koleret
hiperpigmentasi, dan erosi
dengan dasar eritem
Palpasi : teraba kasar
Auskultasi :-
Diagnosis Banding

Dermatitis Venenata
Dermatitis Kontak
Alergika Diagnosis Kerja

Dermatitis Venenata
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam: dubia ad bonam

Quo ad kosmetikan: dubia ad bonam


Penatalaksanaan
Topikal:

Gentamisin salep, dioles 2x sehari

Per oral:
a. Metilprednisolon tablet 4 mg, diminum 2x
sehari
b. Amoksisilin tablet 500 mg, diminum 3x sehari
Aspek klinis:
a. Jangan memanipulasi luka, seperti:
menggaruk atau menggosok
b. Menggunakan obat secara teratur sesuai
anjuran dokter

Aspek islami:
a. Menjaga kebersihan diri karena kebersihan
adalah sebagian dari iman
Follow Up
nyeri dan pedih di bokong kiri

makula hiperpigmentasi sirkumskripta


dengan koleret hiperpigmentasi, dan erosi
dengan dasar eritem di regio gluteus
sinistra

Dermatitis Venenata

Amoksisilin tablet 500 mg


Metilprednisolon tablet 4 mg
Topikal: Gentamisin salep dioles 2x sehari
DECO

Subtitle Goes Here


Slide Title
Make Effective Presentations
Using Awesome Backgrounds
Engage your Audience
Capture Audience Attention

Anda mungkin juga menyukai