Anda di halaman 1dari 34

Rhinitis Alergi dan

Faringitis Kronis
Shafira Sophia Khalida

BAB I
Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : Nn.IQ
Usia
: 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Mangkang

Anamnesis
Auto-anamnesis dilakukan pada Senin, 13
Juni 2016 di Poli THT RSUD Tugurejo jam
10.20

Keluhan Utama:
Kedua telinga terasa gatal

Keluhan Penyerta:
-Batuk dan pilek
- Tenggorokan terasa kering sejak sehari
yang lalu
- Demam

Riwayat Penyakit
Sekarang

Beberapa hari terakhir pasien mengeluhkan telinga kanan dan kiri terasa gatal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah menjalani operasi amandel (tonsilektomi)
pada tahun 2005
Kurang lebih 2 bulan yang lalu, pasien pernah mengalami
kedua telinganya terasa gatal, mengeluarkan cairan jernih
agak kental disertai penurunan pendengaran dan
berdenging. Pasien kemudian datang ke dokter untuk
berobat lalu oleh dokter diberi obat minum dan obat tetes
telinga untuk memudahkan keluarnya serumen.
Dahulu pasien juga pernah mengeluhkan tenggorokannya
terasa kering dan sakit, kemudian oleh dokter di diagnosis
sebagai radang tenggorokan (faringitis akut).
Sejak kecil pasien selalu mengalami batuk dan pilek
berulang setiap tahunnya dengan lama sakit 5 7
hari/bulan.

Riwayat Penyakit Keluarga


Telinga gatal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang mahasiswi di


Universitas Terbuka. Pasien tinggal di
Mangkang, serumah dengan kedua orang
tuanya dan seorang kakaknya. Kedua
orangtua pasien bekerja di pabrik dengan
penghasilan cukup. Kebersihan rumah
pasien dikatakan cukup baik, setiap hari
lantai rumah disapu dan dipel.

Kesan : cukup

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Status Lokalis

Diagnosis Banding
Otitis Media Stadium Resolusi
Otomikosis
Faringitis Akut
Rhinitis Virus

Diagnosis Utama

Faringitis Kronis Granular

Rhinitis Alergi

Penatalaksanaan
Cefixime tab 400mg 1x1
Aquamaris 2x1
Rhinofed tab 2x1

BAB II
Tinjauan Pustaka

Rhinitis Alergi
Definisi
Rhinitis Alergi adalah penyakit inflamasi
yang disebabkan reaksi alergi pada pasien
atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi
dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya mediator kimia ketika terjadi
paparan ulangan dengan alergen spesifik
tersebut.

Klasifikasi
Berdasarkan sifat berlangsungnya

Etiologi

Pollen

Debu rumah

fungi

kecoa

Tanda dan Gejala

Allergic salute

allergic shiner

Allergic crease

Mata berair (lakrimasi)


Rhinore yang jernih dan encer
Post nasal drip jarang timbul
Facies adenoid
Konka inferior edem dan pucat
Polip
Geography tounge
Cobble stone appearance di dinding posterior faring

Pemeriksaan Penunjang
a. Darah Tepi
b. Apusan mukosa hidung
c. Tes serologi Ig. E
d. Skin test

Tatalaksana
a. Non-medikamentosa
. Mengurangi atau menghindari kontak
dengan alergen
. Tindakan

operasi konkotomi parsial jika


konka inferior hipertrofi berat

b. Medikamentosa
Antihistamin
Anti-histamin generasi 1 memiliki efek samping sedatif dan
membuat mukosa menjadi kering. Contoh anti-histamin
generasi 1, yaitu: Klorfeniramin, Difenhidramin, Hidroksizin,
dan sebagainya
Anti-histamin generasi 2 bekerja dengan cara memblokade
reseptor H1 dan tidak dapat menembus sawar otak,
golongan ini tidak menimbulkan efek sedatif. Contoh antihistamin generasi 2, yaitu: loratadine, cetirizine, dan
sebagainya.
Anti-histamin generasi 3, merupakan metabolit akti dari
golongan anti-histamin yang telah ada sebelumnya,
contohnya: fexofenadine (metabolit aktif dari terfenadin),
desloratadine (derivat dari loratadine), levocetirizine
(derivat cetirizine).

Dekongestan/Simpatomimetik
Dekongestan bekerja sebagai -adrenergik agonis
yang memiliki efek vasokonstriksi. Dekongestan
yang diberikan biasanya berupa sediaan oral
ataupun topikal
Oral (fenilefrin dan pseudoefedrin): efek samping
yang sering timbul yaitu insomnia, tremor, dan
takikardi
Topikal (fenilefrin, nafazolin, oksimetazolin, dan
xylometazoline): penggunaan harian dalam jangka
panjang dapat memicu terjadinya rhinitis
vasomotor akibat rebound phenomenon.

Mast Cell Stabilizer


. Kromolin
Kortikosteroid
. Metiprednisolon
. Prednison
Vitamin D

Komplikasi
Sinusitis
Otitis Media Serosa
Faringitis Kronis Hiperplasia

Faringitis Kronis
Definisi
Faringitis kronis adalah inflamasi kronis
pada mukosa faring dan jaringan di sekitar
faring. Faktor predisposisi dari faringitis
kronis ialah rhinitis kronis, sinusitis, iritasi
kronis oleh rokok, minuman beralkohol,
inhalasi debu pada mukosa faring, dan
sebagainya

Klasifikasi

Faringitis kronis atropi


granulasi

Faringitis kronis

faringitis kronis
faringitis kronis
atropi
hiperplasia

Penyebab

Tanda dan Gejala


Tenggorokan terasa tidak nyaman, kering,
atau gatal
Nyeri saat menelan
Batuk
Mukosa faring tampak granulasi atau atrofi
Faring tidak hiperemis
Kelenjar getah bening di daerah leher
kadang membesar

Terapi
Antibiotik
. Penisilin
. Makrolid
. Cefalosporin

Obat batuk antitusif atau ekspektoran


Obat kumur untuk memperbaiki oral higien

Anda mungkin juga menyukai