Anda di halaman 1dari 22

OTITIS MEDIA

KELOMPOK 4 / 4C

FADYA ELMA M (202212121)


GALUH SETYO (202212122)
MAEZAROH AFIFAH (202212123)
OKTA WAHYU P (202212124)
RATNO YULIYANTO (202212125)
BUNGA ALVIANA (202212126)
FIRZA ZAENATIN (202212127)
ERSA KUSUMA W (202212128)
MUSTIKASARI DEWI (202212129)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
DEFINISI
Otitis media adalah peradangan pada telinga bagian tengah
akibat infeksi virus atau bakteri.kondisi ini biasanya
ditandai dengan pembekakan serta keluar cairan di telinga
bagian tengah yang menimbulkan rasa nyeri.otitis media
sering kali muncul sebagai lanjutan dari alergi atau batuk
pilek.
Otitis media atau radang telinga lebih sering terjadi pada anak-anak
dibandingkan orang dewasa,terutama pada anak usia 3 bulan hingga
3 tahun.Hal ini dikarenakan tuba eustachius pada anak-anak belum
terbentuk dengan sempurna.Kondisi ini umumnya bisa sembuh
dengan sendirinya,namun jika terus berlanjut berpotensi
menyebabkan komplikasi.

sumber: Siloam hospitals


ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi, telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.Telinga Luar
• Auricle: untuk menangkap gelombang suara dan
mengarahkannya ke dalam Meatus Auditorius Externa
• Liang telinga (Meatus Auditorius Externa) :
Mengarahkan bunyi untuk masuk ke telinga tengah
2.Telinga Tengah
• Membran timpani membentang Terdiri dari jaringan
fibrosa elastic berbentuk bundar dan cekung. Untuk
mengubah bunyi menjadi getaran.
• Tulang pendengaran (osikel: malleus, incus, stapes) : untuk menghantarkan
getaran yang diterima dari membran tympani ke jendela oval.
• Tuba eustachii: untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh
dengan di dalam telinga tengah
3. Telinga Dalam
• Koklea berfungsi sebagai sistem pendengaran karena mengandung reseptor
untuk mengubah suara yang masuk menjadi impuls saraf sehingga dapat
didengar.
• Aparatus vestibularis berfungsi sebagai sistem keseimbangan yang terdiri dari
tiga buah canalis semisirkularis, dan organ otolit yaitu sacculus dan utriculus.
ETIOLOGI

Menurut Adams (1997: 96) penyebab otitis media akut antara


lain :
1.Faktor pertahanan tubuh terganggu. Telinga tengah biasanya
steril, meskipun terdapat mikroba dinasofaring dan faring.
Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya
mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba
eustachius, enzim penghasil mukus (misalnya muramidase)
dan antibodi.
2. Obstruksi tuba eusthachius.
Merupakan suatu faktor penyebab dasar pada otitis media akut, karena fungsi tuba
eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke telinga tengah juga terganggu,
sehingga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan.

3. Infeksi saluran pernafasan atas.


Terutama disebabkan oleh virus, pada anak makin sering terserang infeksi saluran
pernafasan atas makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut.
4. Bakteri piogeik. Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisma penyebab
adalah streptococcus pneumoniae, hemophylus influenzae, streptococcus beta-
hemolitikus dan moraxella catarrhalis.

Sumber: Adams, G. 1997. Boeis : Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi otitis media akut biasanya dikaitkan


dengan terjadinya ISPA atau common cold. Hal ini
disebabkan oleh proses inflamasi setelah ISPA yang
melibatkan mukosa hidung, nasofaring, mukosa telinga
tengah, dan tuba Eustachius.
sumber: https://jurnal.umitra.ac.id/index.php/JIKSI/article/viewFile/1150/1036#:~:text=Patofisiologi%20otitis
%20media%20akut%20biasanya%20dikaitkan%20dengan%20terjadinya%20ISPA%20atau,telinga%20tengah%2C
%20dan%20tuba%20Eustachius.
Patogenesis Terbaru pada Otitis Media

Patogenesis terbaru pada otitis media dikatakan bahwa selaput biofilm pada mukosa
telinga tengah ditemukan pada anak dengan episode rekuren pada otitis media akut dan
otitis media kronik, sedangkan tidak ditemukan pada kelompok kontrol yang sehat.
Biofilm merupakan permukaan komunitas bakteri yang dilapisi oleh substansi matriks
polimer, lapisan biofilm menyebabkan resistensi terhadap antibiotik.
Pada otitis media akut rekuren, biofilm bakteri yang ditemukan di telinga tengah sama
dengan biofilm bakteri di nasofaring. Di dalam nasofaring, adenoid merupakan wadah
biofilm bakteri patogen. Oleh karena itu, limitasi durasi antibiotik untuk terapi OMA
pada pediatri harus dipikirkan dengan hati-hati untuk mencegah resistensi.

Sumber :
https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung-tenggorokan/otitis-media/patofisiologi
Sumber :
NURSE (Nonstop, Unsatisfied, Responsive, Skilled, Empathy)
http://binbask.blogspot.com/2013/11/pathway-otitis-media-akut.html?m=0
TANDA DAN GEJALA
1. Othalgia (Nyeri telinga)
2. Demam, batuk, pilek
3. Membran timpani abnormal (sesuai stadium)
4. Gangguan pendengaran
5. Keluarnya secret di dari telinga berupa nanah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Otoskopi adalah pemeriksaan telinga dengan otoskop yang


dilengkapi dengan udara kecil yang digunakan untuk menilai
respon telinga terhadap perubahan tekanan udara pada
gendang telinga. Bagian yang diperiksa mencakup daerah
belakang telinga, daun telinga, liang telinga dan gendang
telinga.
2. Pemeriksaan Diagnostik

a. Tes Audiometri adalah pemeriksaan yang


dilakukan untuk memeriksa tingkat fungsi dari
pendengaran seseorang dengan cara mendengar
suara, nada, atau frekuensi tertentu apakah terjadi
gangguan pendengaran telinga kiri dan telinga
kanan. Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran:
Normal 10-15 dB. Tuli kecil 16-25 dB. Tuli
ringan : 26-40 dB. Tuli sedang : 41-55 dB. Tuli
sedang berat: 56-70 dB. Tuli berat : 71-90 dB.
Tuli total : > 90 dB
b. CT scan mastoid adalah pemindaian yang ditujukan
memeriksa kelainan rongga tulang mastoid. Biasanya
ditemukan pada pasien yang mengalami mastoiditis,
cholesteatoma.
PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA
Berikut ini adalah penatalaksanaan otitis media:
a. Pengobatan, pengobatan diberikan sesuai dengan stadium dari otitis media, pasien biasa mendapatkan
antibiotic.

b. Pembedahan
1) Miringotomi bertujuan untuk membuat aliran atau drainase secret dari telinga tengah ke liang telinga luar
dengan melakukan insisi pada pars tensa membran timpani.
2) Timpanosintesis, dilakukan untuk keperluan diagnostic yaitu melakukan pungsi pada membran timpani,
dengan analgesia lokal supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.
3) Adenoidektomi, merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk menurunkan risiko terjadi otitis media
dengan efusi dan OMA rekuren.

Sumber: Cahyatı, Y., Wahyuni, T. D., Musiana., Yulita, R. F., Suryanti. (2022). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah DIII Keperawatan Jilid II.
Jakarta: Mahakarya Citra Utama.
Contoh kasus

Seorang anak berusia 6th diantar orang tuanya ke IGD dengan keluhan telinganya
sakit. Merasa mual dan malas makan, demam sumeng.
Sudah 2 minggu menggaruk garuk telinganya dan timbul cairan kuning dari
telinga
Hasil Observasi:

Pemeriksaan Fisik 3. Nyeri:


1. Kesadaran : keadaan umum lemah P : Perjalanan penyakit
Q : Seperti ditusuk tusuk
2. Tanda – tanda vital : R : Nyeri pada telinga
· Tekanan darah 120/80 mmHg S : Skala 5
· Nadi : 90 x/menit T : Sewaktu waktu
· Pernapasan : 20 x/menit
· Suhu : 39’C
Analisa Data
Tanggal
No Data Problem Etiologi
dan Jam
DS:
1.Pasien Mengatakan telinganya sakit
2. Ayah pasien mengatakan An. A suka menggaruk garuk telinganya dan suka
bermain air
Senin, 18 Maret P: Perjalanan penyakit
1. 2024 Q: Seperti ditusuk tusuk Nyeri Akut Infeksi
Jam 10.00
R: Nyeri pada telinga
S: Skala 5
T: Sewaktu waktu
DO:
2.Kadang timbul cairan kuning dari telinganya. Pasien rewel
DS :
Senin, 18 Maret Pasien mengatakan demam sumeng
2. 2024 DO : Hipertermi Proses Infeksi
Jam 10.00
TD : 120/80 mmHg | N : 90 x/menit
RR: 20 x/menit | S : 39’C
DS :
Senin, 18 Maret
1.Ayah Pasien menatakan mual dan malas makan
3. 2024 Defisit Nutrisi Nafsu makan menurun
Jam 10.00 DO :
2.Pasien terlihat lemah dan pucat
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan infeksi ( SDKI | D.0077 )


2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi ( SDKI | D.0130 )
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak nafsu makan (SDKI | D.0019 )
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai