Anda di halaman 1dari 23

Pengertian Sistem politik :

a. Sebagai kesatuan tatacara menjalankan pemerintahan dan hak


kekuasaan negara. Seluruh komponen dalam sistem politik tersebut
saling terkait dan saling mempengaruhi.
b. Seperangkat interaksi yang abstraksi dari totalitas perilaku sosial
melalui nilai-nilai yang disebar untuk suatu masyarakat.

Pengertian sistem politik menurut ahli :


1. David Easton sistem politik adalah interaksi yang abstraksi dari
seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai tersebut diabadikan
secara otoritas kepada masyarakat.
2. Almond sistem politik adalah sistem interaksi yang ditemui dalam
masyarakat merdeka serta menjalankan fungsi integrasi dan
adaptasi.
3. Rusandi Simantapura sistem politik adalah mekanisme seperangkat
fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain
yang menunjukkan suatu proses yang langgeng
Suasana/Struktur Politik Indonesia.
1. Suprastruktur politik yaitu : Kehidupan politik pemerintahan yang
berkaitan dengan kehidupan lembaga-lembaga negara, fungsi dan
wewenang serta hubungan kewenangan antar lembaga negara yang ada.
Suprastruktur politik Indonesia sebagai berikut :

Legislatif MPR = DPR + DPD


A
UU P
B
Eksekutif Presiden/wapres + N
Kabinet /
K
E
U
A
Yudikatif Kekuasaan kehakiman N
MA, MK dan KY G
A
N

Eksaminatif BPK
2. Infrastruktur politik yaitu :
kehidupan politik rakyat yang berkaitan dengan pengelompokan
warganegara atau anggota masyarakat kedalam berbagai macam golongan
yang biasanya disebut sebagai kekuatan sosial politik.

Infastruktur politik di Indonesia terdiri atas :


a. Partai politik ( political party)
b. Kelompok Kepentingan (Interest group)
c. Kelompok penekan (preassure group)
d. Media komunikasi politik (media of political cumunicatian)
e. Kelompok wartawan (journalism group)
f. Kelompok mahasiswa (student group)
g. Tokoh politik ( political figres)
Hubungan Supra struktur politik dengan Infra struktur
politik adalah sebagai berikut :
Unsur-unsur yang ada dalam supra struktur dan infra
struktur politik saling mempengaruhi,
dimana supra struktur politik sebagai pembuat keputusan
akan mendapat masukan, tuntutan dan aspirasi dari infra
struktur politik,
sebaliknya Infra struktur akan menopang dan
melaksanakan segala produk dan kebijakan supra struktur
politik.
Berjalan dan berfungsinga lembaga-lembaga negara atau
organisasi pemerintahan dipengaruhi oleh komponen-
komponen kehidupan politik rakyat.
1. Tahun 1945-1949 (UUD 1945)
a. Pada masa ini mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin negara
untuk membentuk pemerintahan demokratis. Namun karena Indonesia
harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maka belum bisa
sepenuhnya mewujudkan pemerintahan demokratis sesuai dengan UUD
1945. bahkan terjadi penyimpangan (demi kepentingan NKRI) terhadap
UUD 1945 yaitu:
1.Maklumat Pemerintah no X tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan
fungsi KNIP (pembantu Pres) menjadi Fungsi parlementer (legislatif)
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai pembentukan
Partai politik (Sebelumnya hanya ada 1 partai yaitu PNI)
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai perubahan
kabinet presidensial menjadi parlementer
b. Berdasarkan UUD 1945, Bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahan
Republik, sistem pemerintahan Presidensial
2. Tahun 1949-1950 (Konstitusi RIS)
a. Hasil dari KMB bentuk negara Indonesia Serikat
b. Sistem pemerintahan parlementer
c. Demokrasi Liberal
d. Bentuk negara Serikat
3. Tahun 1950-1959 (UUDS 1950)
a. ditandai dengan suasana dan semangat yang ultrademokratis.
b. Kabinet berubah menjadi sistem parlementer
c. Dwitunggal Soekrno-Hatta dijadikan simbol dengan
kedudukan sebagai kepala negara.
d. Pemerintahan tidak stabil ditandai dengan sering jatuh bangunnya
kabinet sehingga pembangunan tidak jalan hal ini disebabkan
dominannya politik aliran dan basis sosial ekonomi yang rendah
e. Bentuk negara kesatuan, sisten pemerintahan parlementer,
demokrasi Liberal
f. Pemilu pertama tahun 1955 berhasil memilih anggota DPR dan
Kontituante.
g. Kontituante bertugas membuat UUD baru tapi gagal
h. Munculnya Pemberontakan didaerah seperti DI/TII, APRA ,
PRRI/Permesta, RMS ,Andi Azis
4. Tahun 1959-1965 (UUD 1945) ORLA
a. Diawali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang Isinya :
1. Bubarkan Konstituante
2. Kembali berlaku UUD 1945 dan tidak berlaku lagi
UUDS 1950.
3. Segera bentuk MPRS dan DPAS
b. Kabinet kembali menjadi sistem Presidensial
c. Demokrasi Terpimpin
d. Presiden mengontrol semua spektrum politik
e. Legislatif lemah, eksekutif kuat
f. Kekuasaan negara terpusat sehingga kehilangan kontrol
akibatnya terjadi penyimpangan yaitu penyimpangan
idiologis (Nasakom), pengangkatan Presiden seumur
hidup, Pidato presiden MANIPOLUSDEK dijadikan GBHN.
Ketua MPR dijadikan Mentri. DPR hasil pemilu dibubarkan
Presiden
g. Terjadi Pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965
5. Tahun 1966-1998 (UUD 1945) ORBA
a. Diawali dengan SUPERSEMAR
b. ORBA bertekat menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni
dan konsekwen.
c. Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (sistem
Presidensial)
d. Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
e. Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh
proses politik, terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.
f. Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi
kerakyatan
g. Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan eksekutif
tidak ada, rekrutmen politik tertutup, pemilu jauh dari semangat
demokrasi, HAM terbatas, kebebasan politik dibatasi, KKN merajalela
h. Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka tanggal
21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri digantikan oleh
Wapres Prof. B.J Habibi.
6. Tahun 1998 sampai sekarang (UUD 1945) Reformasi

1. Demokrasi Pancasila, Sistem pemerintahan Presidensial


2. Diadakan kembali pemilu tahun 1999
3. Dibuka kemerdekaan dan kebebasan pers sebagai media
komunikasi politik yang efektif
4. Upaya peningkatan partisipasi rakyat dalam kegiatan
pemerintahan
5. Amandememn UUD 1945 untuk mengatur kekuasaan dalam
negara agar lebih demokratis
6. Pelaksanaan Otonomi daerah
7. Reposisi dan reaktualisasi TNI
8. Pemilu Luber dan Jurdil (Pilkada untuk daerah)
9. Upaya penegakan HAM
10. Upaya netralisasi berpolitik bagi PNS
11. Upaya pemberantasan KKN
12. Penegakan supremasi hukum dan keadilan ekonomi
Macam-macam sistem politik
A. Secara umum : B. Sistem Politik yang banyak
dianut negara-negara
1. Sistem politik tradisional sekarang adalah Sispol
terdiri atas sispol Modern yaitu :
Patriachal dan sispol 1. Sispol Demokrasi yaitu Sispol
Patrimonial dan sispol yang memegang kekuasaan
Feodal. banyak orang, berdasarkan
kehendak rakyat,
2. Sistem politik antara kekuasaannya terbatas dan
tradisional dan modern bertanggung jawab kepada
yang disebut dengan rakyat.
sispol Kerajaan 2. Sispol Kediktatoran (otoriter)
Birokrasi Yaitu : Sispol yang
memegang kekuasaan
3. Sistem politik Modern beberapa orang atau
yang terdiri atas sispol kelompok orang, Kekuasaan
Demokrasi dan sispol sangat luas tak terbatas
Kediktatoran (Otoriter meliputi seluruh kehidupan
dan totaliter) negara, dan tidak perlu atau
tidak ada mekanisme
pertanggungjawaban
pemerintah.
B. Sistem Politik Keditatoran Yaitu :
Prinsip-prinsip Sistem Politik
1. Pemusatan kekuasaan pada satu atau
A. Sistem Politik Demokrasi Yaitu : sekelompok orang.
2. Pemerintahan tidak berdasarkan
1. Adanya pembagian kekuasaan konstitusional
2. Pemerintahan konstitusional atau 3. Negara berdasarkan kekuasaan
berdasarkan hukum 4. Pembentukan pemerintahan tidak berdasar
3. Pemerintahan mayoritas musyawarah, tetapi melalui dekrit
4. Pemilu bebas atau demokratis 5. Pemilu tidak demokratis. pemilu dijalankan
5. Parpol lebih dari satu hanya untuk memperkuat keabsahan
6. Managemen terbuka penguasa atau pemerintah negara
7. Pers bebas 6. Sistem satu partai politik atau ada beberapa
parpol tapi hanya ada satu porpol yang
8. Perlindungan terhadap HAM dan adanya memonopoli kekuasaan
jaminan Hak minoritas
7. Manegemen pemerintahan tertutup
9. Peradilan bebas tidak memihak
8. Tidak ada perlindungan HAM , hak
10. Penempatan pejabat pemerintahan monoritas ditindas
dengan Merit sistem
9. Pers tidak bebas dan sangat dibatasi
11. Kebiaksanaan pemerintah dibuat badan
perwakilan politik tanpa paksaan 10. Badan peradilan tidak bebas dan bisa
diintervensi oleh penguasa
12. Konstitusi atau UUD yang demokratis.
11. Pemempatan pejabat pemerintahan dengan
13. Penyelesain masalah secara damai poil sistem serta tidak ada kontrol terhadap
melalui musyawarah atau perundingan administrasi dan birokrasi
12. Prinsip dogmatisme dan banyak berlaku
doktrin. Konstitusi atau UUD hanya sebagai
lambang saja
13. Penyelesaan masalah dengan kekerasan
dan paksaan
Perbandingan Sistem Politik Demokrasi Pancasila
Sispol Indonesia sebelum Amandemen UUD 1945 yaitu : Sispol Indonesia Sesudah Amandemen UUD 1945 yaitu
1. Bentuk negara kesatuan bentuk pemerintahan 1. Bentuk negara kesatuan bentuk pemerintahan
republik, wilayah negara dibagi atas 27 provinsi republik, wilayah negara dibagi atas 33 provinsi
2. Kekuasaan eksekutif terdiri atas Presiden yang dengan prinsip desentralisasi dengan otonomi
dipilih dan diangkat oleh MPR dengan masa daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
jabatan 5 tahun sesudahnya dapat dipilih 2. Kekuasaan eksekutif berada ditangan Presiden.
kembali dan dibantu oleh seorang wakil presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilihbsecara
serta kabinet langsung oleh rakyat dlam satu paket
3. Presiden mengangkat meneri-menteri dan 3. Presiden membentuk Kabinet (menteri) yang
kepala non departemen (TNI/Polri/Jaksa Agung) bertanggung jawab kepadanya
setingkat menteri bertanggung jawab kepada 4. Legislatif atau Parlemen terdiri atas dua badan
Presiden (bikameral) yaitu DPR dan DPD yang anggotanya
4. Kekuasan Legislatif terdiri atas MPR merupakan dipilih melalui Pemilu
lembaga tertinggi negara dan DPR 5. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD,
5. Lembaga-lembaga negara terdiri dari lembaga MPR berwenang mengubah dan menetapkan UUD
tertinggi neara yaitu MPR dan lembaga tinggi 1945, melantik Presiden dan Wakil Presiden serta
negara terdiri atas DPR, Presiden, MA, BPK dan dapat memberhentukan Presiden dan Wapres
DPA dalam masa jabatannya.
6. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR 6. Tidak ada sebutan lenbaga tertinggi dan tinggi
bersama Presiden negara, yang ada hanya Lembaga-lembaga negara
7. Sistem kepartaian dibatasi hanya 3 partai yang terdiri atas MPR, DPR, DPD. BPK, Presiden
8. Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD I dan dan kekuasaan kehakiman (MA,MK dan KY).
DPRD II 7. DPA ditiadakan, dibentuk Dewan Pertimbangan
yang berada langsung dibawah Presiden
8. Sistem kepartaian multi partai
9. Pemilu dilaksanakan 2 kali yaitu Pemilu Legislatif
(memilih angota MPR, DPD dan DPRD Idan II dan
pemilu Eksekutif (memilih Presiden dan Wakil
Presiden)
10. Jaminan HAM lebih lengkap dengan tambahan
pada pasal 28A 28J UUD 1945
I.Perbandingan sistem pilitik dalam demokrasi Liberal,
Komunis dan Pancasila sebagai berikut :
1. Demokrasi Liberal :
a. Merupakan ciri khas Barat
b. Berfalsafah Liberalisme
c. Menganut asas Individualis
d. Lebih menonjolkan HAM terutama dalam politik dan
Ekonomi
e. Mengutamakan kebebasan individu yang sangat luas
f. Mengenal oposisi dan perbedaan diakui sepenuhnya
g. Multi partai
h. Contoh: negara AS, Inggris, Prancis, Italia dll.
2. Demokrasi Komunis :
a. Merupakan ciri khas negara komunis
b. Berfalsafah komunisme
c. Menganut asas negara sentris
d. Mengabaikan HAM
e. Tidak ada kebebasan individu
f. Tidak ada oposisi, perbedaan pendapat tidak dibenarkan
g. Mono partai
h. Contoh : negara RRC, Kuba

3. Demokrasi Pancasila :
a. Merupakan ciri khas Indonesia
b. Berfalsafah Pancasila
c. Menganut asas kekeluargaan dan gotong royong
d. HAM diimbangi dengan kewajiban manusia
e. Memberikan jaminan kebebasan yang bertanggung jawab.
f. Tidak mengenal oposisi tapi mengenal perbedaan pendapat yang
disalurkan secara konstitusional
g. Multi partai
h. Contoh Negara Indonesia
Partisipasi politik warga negara
diartikan sebagai penentuan sikap dan keterlibatan hasrat setiap individu dalam
bidang politik
Bentuk-bentuk partisipasi warga negara
a.Partisipasi dalam bentuk konvensional :
* Pemberian suara (Votting)
* Diskusi politik
* Kegiatan kampanye
* Membentuk atau bergabung dengan kelompok kepentingan
* Komunikasi individual dengan pejabat politik
b. Non-Konvensional :
* Pengajuan petisi
* Berdemonstrasi, mogok dan kofrontasi
* Tindakan kekerasan politik terhadap harta benda; perusakan, pemboman,
pembakaran
* Tindakan kekerasan politik terhadap manusia; penculikan,
pembunuhan/pembantaian, perang dan revolusi.
Mengapa partisipasi politik setiap orang berbeda

Ada 2 Faktor yang mempengaruhi Tipe-tipe partisipasi politik yaitu :


partisipasi politik seseorang
yaitu : 1. Partisipasi politik aktif,
1. Kesadaran Politik yaitu Kesadaran dan kepercayaan
kesadaran akan hak dan politik yang tinggi
kewajibannya sebagai warga 2. Partisipasi politik Apatis,
negara. Kesadaran ini Kesadaran dan kepercayaan
mencakup pengetahuan. politik yang rendah
Minat dn perhatian seseorang
terhadap masyarakat dan 3. Partisipasi politik pasif,
politik tempat ia hidup Kesadaran politik rendah
2. Kepercayaan politik yaitu sedangkan kepercayaan politik
sikap dak kepercayaan rendah
seseorang terhadap 4. Partisipasi politik Militan radikal,
pemerintahannya, apakah ia Kesadaran politik tinggi tapi
menilai pemerintah dapat kepercayaan politik rendah
dipercaya dan dapat
dipengaruhi atai tidak
BENTUK BENTUK PARTISIPASI POLITIK
Samuel Huntington dan Joan M. Nelson mengidentifikasi 4 (empat) bentuk
partisipasi politik:
1. Kegiatan pemilihan
2. Lobbying
3. Kegiatan organisasi
4. Mencari koneksi
5. Tindakam kekerasan
CONTOH PERAN AKTIF DALAM KEHIDUPAN POLITIK
Lingkungan keluarga, misal : musyawarah keluarga; pemasang atribut kenegaraan
pada hari besar nasional; membaca dan mengikuti berbagai berita di media
masa dan elektronik.
Lingkungan sekolah, misal : pemilihan ketua kelas, ketua osis, dan lain-lain;
pembuatan AD - ART dalam setiap organisasi yang diikuti; forum-forum diskusi
atau musyawarah; membuat artikel tentang aspirasi siswa.
Lingkungan masyarakat, misal : partisipasi dalam forum warga; pemilihan ketua RT,
RW, dsb.
Lingkungan bangsa dan bernegara, misal : menggunakan hak pilih dalam pemilu;
menjadi anggota aktif dalam partai politik; ikut aksi unjuk rasa dengan damai,
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai