Anda di halaman 1dari 90

Obat-obat Diabetes mellitus

Dr. EM
Sutrisna, MKes
Bagian Biologi
Farmasi UMS
Batasan
Sindrom klinis karena gangguan metabolik
dg akibat peningkatan kadar gula darah
kronis akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif
Anatomi
Epidemiologis
1991 di surabaya usia>20 tahun
prevalensi 1.43% (dikota), didesa 1.47%
Di Jkarta 1982 dikota 1.7% menjadi 5.7%
th 1993 dan 2001 didepok 12. 8%

meningkat
klasifikasi
DM tipe I (IDDM)
DM tipe II (NIDDM)
DM tipe lain: defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik insulin, indokrinopati,
infeksi, zat kimia, sebab imunologis dll
DM gestasional
Patofisiologi
sel beta pankreas
--------------------Rusak(banyak sebab)
glukosa darah tinggi

Akut kronis
poliuria mikroangiopati
Polidipsia makroangiopati
polifagii
ketoasidosis DM
Hiperosmolar non ketotik
Pemeriksaan penyaring
Dilakukan pada orang dg satu/> faktor resiko
ini:
Umur>45 th
BB lebih, BBR>110% BB idaman atau IMT>23kg/M
Hipertensi( 140/90 mmhg )
Riwayat DM keluarga
Riw. Abortus berulang, melahirkan cacat, BB
lahir>4000gr
HDL35mg/dL atau trigliserida250mg/dL
Alur screening
Langkah diagnostik DM
gejala klinis

khas(+) Khas(-)

GDP 126 <126 126 110-125 <110


/GDS 200 <200 200 110-199

ulang GD

GDP 126 <126 TTGO 2jpp

200 140-199 <140

Diabetes mellitus TGT GDPT nOrmal


Lanj.
DM: evaluasi status gisi, penyakit penyulit,
diet
TGT(toleransi glukosa
terganggu)/GDPT(glukosa darah puasa
terganggu): edukasi, olah raga, diet,
belum perlu OAD
Pengelolaan DM
Tujuan:
Jangka pendek: menghilangkan gejala klinis
Jangka panjang: menghambat progresivitas
peyulit makro dan mikroangiopati
Langkah langkah
Anamnesis &evaluasi lengkap
Evaluasi medis
Anmanesis
Phisik diagnostik: Td,BB,TB,tanda
neuropati,mata,gi-lut,kaki
Lab: Hb, AL,LED, hitung jenis lekosit, glukosa
darah
Lab tambahan: kreatinin, alb/glb, Hb A1C, Ro,
EKG.
Pilar pengobatan
Edukasi
Diet
Latihan jasmani
Intervensi farmakologis
Edukasi
Menjelaskan tentang:
Apa DM
Penyulit DM
Hipoglikemik
Masalah khusus yang dihadapi
Intervensi
Non farmakologis
farmakologis
Diet
Dianjurkan: Karbohidrat(60-70%),protein(10-15%),
lemak(20-25%)
Penentuan status gisi dg IMT &rumus Broca
indeks massa tubuh/IMT=bb(kg)/TB(m)
IMT <18.5 BB kurang
18.5-22.9BB normal
23.0BB lebih
- dengan resiko: 23.0-24.9
- Obes I : 25.0-29.9
-Obes II :30
Diet
Untuk menghitung kebutuhan kalori,
dengan rumus Broca
Berat badan idaman(BBI)=(TB-100)-10%
Status gizi= BBaktual X 100%/TB(cm)-100
BB kurang jika: BB<90% BBI
BB normal jika: BB 90-110%BBI
BB lebih Jika: BB 110-120%BBI
Gemuk : BB> 120% BBI
Diet
Kurus: BB x 40-60 KKal
Normal: BB x 30 KKal
Lebih: BB x 20 Kkal
Obest: Bb x 10-15 Kkal
Contoh
Laki laki TB: 164cm, BB: 54 kg, maka:
BBI(164-100)-10%: 64-6,4: 57,6 kg
Kalori: 57,6 X kebutuhan kalri basal
(30Kkal/kbb(laki-
laki)/25KKal/kgbb(wanita))+ keutuha kal.
Untuk aktivitas(10-30%) jadi
(57,6 X 30)+(10-30%)=
1728+(172,8-518,4)=
1900,8-2246,4 KKal
Jika memakai status gizi, perhitungan jadi:
Status gizi= (BB/(TB-100)) x 100%
= 54/64 x 10%
=84,37%
= kurus
Keb. Kal/hari= BB x 40-60
= 54 x 40-60
= 2160-3240 kkal
Diet
Kebutuhan kalori dibagi:
Pagi 20%
Siang 30%
Sore 25%
Sisanya: 2-3 porsi makanan ringan
diantaranya
Latihan Jasmani
Latihan yg teratur(3-4x/mg sel 30 mnt)
dianjurkan untuk DM tipe 2
Jalan, sepeda,, jogging, renang
Fungsi:
Menurunkan berat badan
Meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin
Intervensi farmakologis
InsulinIDDM
jenis sediaan onset durasi
Kerja Reguler 1 6
cepat insulin
Kerja Seng 2 18
sedang insulin
globin
Kerja Insulin 7 36
lama ultra lente
campuran
insulin
Terdiri komponen A(pro insulin), B (bahan
alergen), C (insulin murni)
Berdasar komponennya:
Insul konvensional: A,B,C RI
Insl monokomponen: C saja monotard
Biosintetic human insulin humulin R, N
OAD(oral anti diabetic)
Sulfonilurea
Biguanid
Inhibitor alfa glukosidase
Meglitinid
Thiazolidinedinone
Tabel Golongan OAD dan Dosis Pemakaiannya
Gol. Gene rasi Nama Generik(mg) Nama Dagang Dosis (mg)
S Chlorpropamide (100/250) Diabenese 100-500
U Tolbutamine (500) Rastinon/Orinase 1500-3000
L Carbutamine (500) Nadisan 500-1500
F I
Acetohexamide (250/500) Dymelor 150-1500
O Tolazamide (100/250)* Tolinase 100-750
N
Glycodiazine (500) Glymidine 500-1500
I
L Glibenclamide (2.5/5) * Euglucon/Daonil 2.5-15
U Gliclazide (80) * Diamicron 80-320
R Gliquidone (30) * Glurenorm 15-120
E II Glipizide (5) * Glibinase/Minidiab 2.5-40
Glibornuride (12.5) * Glutri 12.5-100
A Glisoxepide (4) Pro-Diaban 2-16
Ciglitazon ** -
B Phenformin (25) DBI/Dibotin 50 150
I
G
U Merformin (500) Glucophage/ Diguanil 50 1500
N
I
D Buformin (50) Silubin 30 300
E

* mempunyai sifat-sifat khusus


** OAD ini masih dalam penyelidikan, mempunyai sifat khusus untuk DM dengan obesitas.
Sulfonilurea

O
O
R1
R S N N
H H
O

Generic structure of the


Sulfonyl Ureas
Sulfonilurea generasi I
O O
O O
N
H3 C S N N H3 C S N N CH3
H H H H
O O

Tolazamide - Tolinase Tolbutamide - Orinase

Serum half-life = 7 hours, Serum half-life = 4.5-6.5 hours,


active metabolites NO active metabolites

O O
O H3C O
CH3
Cl S N N S N N
H H O H H
O O

Chlorpropamide - Diabinese Acetohexamide - Dymelor

Serum half-life = 36 hours, Serum half-life = 6-8 hours,


active metabolites active metabolites
Sulfonilurea generasi II
H3C
N O
H O
N N
S N N
H H
O O

Glipizide - Glucotrol

Serum half-life = 2-4 hours, NO active metabolites

OMe
O
H O
N
Cl S N N
H H
O O

Glyburide (Glibenclamide) - DiaBeta,


Micronase,, Glynase PresTab

Nonmicronized Serum half-life = 10 hours, Weakly active metabolites


Micronized Serum half-life = 4 hours, Weakly active metabolites
Sulfonilurea generasi II
H3C
O
H O CH3
H3C N
S N N
H H
O O O

Glimepiride - Amaryl
Serum half-life = 9 hours, active metabolites
Sulfonilurea
Farmakodinamik:merangsang pelepasan insulin
oleh sel beta, pengurangan kadar glukagon
dalam serum,meningkatkan kerja insulin dalam
jaringan
Efek samping:Gangg
GIT,lekopenia,agranulositopenia
Indikasi: DM tipe 2
Interaksi: alkohol,fenil butason, probenesid,
klorampenicol dll meningkatkan resiko
hipoglikemik
SULFONILUREA

R1 O SO2 N C N R2
o

FARMAKOKINETIK
Absorpsi diusus baik (dapat pemberian peroral)
kemudian menyebar ke seluruh cairan extrasel.
Dalam plasma terikat dengan protein plasma (terutama
Albumin 70-99%); sebagian dalam bentuk bebas.
Mula kerja dan lama kerja bervariasi untuk setiap sediaan;
t plasma berkisar umumnya 4-5 jam untuk
Glibenklamid dan tolazamid 6-7 jam, klorpropamid lebih
dari 30 jam.
Dosis tinggi menghambat penghancuran insulin oleh
hati.
Klasifikasi Klinik OAD

Atas dasar waktu-paruh masing-


masing OAD dan adanya berbagai jenis
OAD di pasaran Indonesia, maka untuk
keperluan praktis, OAD (sulfonilurea)
dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu
jenis short, intermidiate, dan long-
acting.
Tabel : Klasifikasi OAD dan Cara Pemberiannya.

OAD NAMA GENERIK NAMA DAGANG CARA YG BENAR

Jenis I Tolbutamide Artosin, 1-1-1


Short-acting @ 500 mg Rastinon 1-1-0
--0
Jenis II 1. Glibenclamide Euglucon 2-1-0
Intermediate @ 5 mg Daonil 1-1-0
2. Gliclazide Diamicron 1- - 0
@ 80 mg --0
3. Gliquidone Glurenorm 2-2-0
@ 30 mg 2-1-0
4. Glipizide Minidiab 1-1-0
@ 5 mg 1-0-0
--0
2-2-0
4-0-0
2-0-0
1-0-0
Jenis III Chlorpropamide Diabenese 2-0-0
Long-Acting @ 250 mg 1-0-0
-0-0
PREPARAT & DOSIS

Chlorpropamide (Diabenese)
100 atau 250 mg per tablet, dosis : 100 500
mg/hari.
Sifat khususnya :
(1) Diekskresi seluruhnya melalui ginjal,
karena itu lebih baik jangan memberi
chlorpropamide bila ada gangguan faal
ginjal;
(2) Mempunyai sifat retensi natrium, karena
itu hati-hati pada DM dengan hipertensi
pada pemberian jangka panjang.
Tolazamide (Tolinase)

100 atau 250 mg per tablet, dosis : 100-750 mg/hari.

Sifat khususnya :
Meningkatkan sekresi insulin;
Menurunkan resistensi insulin di jaringan hati dan
diluar hati;
Pemberian jangka panjang dapat memperbaiki
resistensi insulin terutama melalui pascareseptor.
Glibenclamide (Euglucon / Daonil) @ 5
mg

(1) Mempunyai sifat hipoglikemik yang kuat,


sehingga para penderita harus selalu diingatkan
jangan sampai melewatkan jadwal makannya;
efek hipoglikemik bertambah bila diberikan
sebelum makan;
(2) Juga mempunyai efek antiagregasi trombosit;
(3) Dalam batas-batas tertentu masih dapat
diberikan pada penderita dengan kelainan faal
hati dan atau ginjal.
Gliquidone (Glurenorm) @ 30 mg

Sifat khususnya :
(1) Mempunyai sifat hipoglikemik yang sedang,
kerjanya landai (smooth), sehingga jarang
menimbulkan hipoglikemia;
(2) Hampir seluruhnya dieksresi melalui empedu
kemudian dikeluarkan ke usus, sehingga
aman bila diberikan pada DM dengan
kelainan faal hati dan atau ginjal yang agak
berat.
Glipizide (Minidiab) @ 5 mg

Sifat khususnya :
(1) Menekan produksi glukosa oleh hati;
(2) Meningkatkan jumlah reseptor;
(3) Juga berpengaruh pada tingkat pascareseptor
Glibornuride (Glutril)

Sifat khususnya :
(1) Menekan sekresi glukosa dari hati,
sehingga lebih bermanfaat untuk
menekan peningkatan glukosa darah
puasa;
(2) Meningkatkan kerja insulin melalui
tingkat reseptor dan postreceptor.
Gliclazide (Diamicron) @ 80 mg

Sifat khususnya :
(1) Mempunyai efek hipoglikemik sedang, kerjanya landai
(smooth), sehingga jarang menimbulkan hipoglikemik;
(2) Mempunyai sifat antiagregasi trombosit yang nyata,
sehingga tepat bila digunakan pada DM tipe II yang
sudah mempunyai penyulit angiopati diabetik;
(3) Dalam batas tertentu, masih dapat digunakan pada
kasus-kasus dengan gangguan faal hati dan atau ginjal.
INDIKASI SULFONILUREA
Pemilihan preparat sulfonilurea yang tepat untuk
pasien tertentu penting untuk suksesnya terapi.

Yang penting bukan umur pasien waktu terapi


dimulai tetapi umur pasien dimana penyakit mulai
timbul pada umumnya hasilnya baik dengan terapi
jika DMnya timbul pada usia > 40 tahun.

Untuk mengatasi Hiperglikemi diutamakan


pengaturan diet dan exercise sampai berat badan
ideal obat merupakan pelengkap dalam
mempertahankan Euglikemik.

Selama terapi pemeriksaan fisik & Laboratorium


tetap dilakukan teratur dalam keadaan gawat
seperti stres, komplikasi infeksi dan pembedahan
tetap kembali ke terapi insulin sebagai terapi standar.
KONTRA INDIKASI

Pada pasien DM dengan : Disfungsi hati,


ginjal endokrin, gizi buruk, alkoholisme akut
& pasien yang mendapat diuretik tiazid.

Efek potensiasi meningkatkan keadan


Hipoglikemik dengan penggunaan bersama
preparat-praparat : Sulfonamid, Propanolol,
Salisilat, Clofibrat, Fenilbutazon,
Probenesid, Dikumarol, Klorampenikol,
Mono Amino Oksidase Inhibitor, Alkohol.
EFEK SAMPING

UGDP (University Group Diabetes Program) 1970 jumlah


kematian yang disebabkan oleh penyakit Kardiovaskular
pasien DM yang diobati dengan Tolbutamide sangat besar
dibanding pasien yang diobati insulin atau Plasebo.

Seperti sediaan-sedian lain sering dilaporkan : rasa tidak


enak, sakit perut ; Gangguan saluran cerna (mual, muntah,
diare) ; saraf (vertigo, bingung, sakit kepala, ataksia).

Kegagalan sekunder Gagal mempertahankan respon


yang baik pada terapi sulfonilurea dalam jangka panjang
pada pengelolaan DM tipe 2 (dianjurkan terapi berselang
dalam dosis tunggal dengan masa kerja pendek); juga
penurunan progrseif pada massa sel B pada DM Tipe 2
kronis juga berperan untuk kegagalan sekunder ini.
Efek teratogen pada hewan uji pernah dilaporkan pada
dosis yang besar sehingga tak dianjurkan untuk
wanita hamil.
Efek Diuretik dijumpai pada klorpropamid,
Acetohexamide, Tolazamide & Gliburide.

Risiko terjadi Ikretus obstruktif paling sering dilaporkan


dengan sediaan Klorpropamid (+ 0,4%); pasien dengan
predisposisi genetik bisa terjadi hiperemic flush ( = efek
disulfiram = efek Antabus) bila mengkonsumsi alkohol
didalam penggunaan terapi Tolbutamid, Gliburide &
tersering klorpropamide.
Toksisitas Hematologik (Leukopenia sementara,
Trombositopenis) terjadi pada kurang dari 1% pasien
dengan terapi klorpropamide.

Hipoglikemi : (dosis tidak tepat, diet ketat, gangguan


fungsi hati dan atau ginjal); dan cenderung terjadi pada
derivat-derivat kerja kuat (Glibenklamid, Klorpropamid).

Nafsu makan diperbesar berat badan meningkat.


BIGUANIDE
STRUKTUR KIMIA DOSIS ORAL
R

R= 1-2,5 G Dalam Dosis Terbagi


(Masa Kerja 10-12 jam)

0,025-0,15 g sebagai dosis tunggal


R=
Atau dalam dosis terbagi (8-142jam)
(Masa Kerja 4-6 jam)

R= 0,05-0,3 g dalam dosis terbagi


(Masa Kerja 10-12 jam)

1. Penggunaan klinik di luar Amerika Serikat


2. Kapsul disintegrasi berjangka waktu
Biguanid
Farmakodinamik: stimulasi
glikolisis,mengurangi
glukoneogenesis,mengurangi
absorbsi,mengurangi glukagon
plasma,meningkatkan pengikatan insulin
Farmakokinetik: absorbsi baik
Efek samping: mual, muntah ,kecap logam
dll
FARMAKOKINETIK

- Metformin mempunyai t 1,5-3 jam, tak terikat protein


plasma, tidak dimetabolisme, dan dieksresi oleh ginjal
sebagai senyawa aktif.
- Kerjanya pada glukoneogenesis di hati metformin di
duga mengganggu ambilan asam laktat oleh hati.
- Pada pasien insufisiensi ginjal terjadi akumulasi
metformin sehingga meningkatkan risiko Asidosis
laktat fatal.
- Jarang berinteraksi dengan obat lain dan tak menimbul-
kan resistensi.
Buformin khasiat 5x lebih dari
Metformin, sifatnya banyak kesamaan
dengan metformin, t + 3 jam, dieksresi
utuh melalui ginjal.

Fenformin khasiat 20 x lebih dari


metformin tetapi lebih toksik ; resorpsi
perlahan & tidak lengkap, di hati mengalami
Biotransformasi, dieksresi melalui ginjal
Farmakodinamik :

Menurunkan kadar gula darah lebih rendah


yang nyata pada pasien DM tipe 2,
tetapi Hipoglikemik selama terapi Biguanide
ditemui Pada orang normal tak
berpengaruh sehingga lebih tepat dengan
sebutan sebagai Euglicemic Agents.

Kerjanya untuk menurunkan glukosa darah


tidak tergantung pada adanya fungsi
pankreatik sel-sel B.
Penjelasan lengkap mengenai mekanisme kerja Biguanide
masih belum jelas.
Mekanisme kerja yang diusulkan baru-baru ini :

A. 1. Stimulasi Glikolisis secara langsung dalam jaringan


dengan peningkatan eliminasi glukosa dari darah.
2. Penurunan Glukoneogenesis hati.
3. Melambatkan absorpsi glukosa dari saluran cerna
dengan peningkatan perubahan glukosa menjadi laktat
oleh enterosit ; dan
4. Penurunan kadar glukagon plasma.
5. Meningkatkan ambilan glukosa di perifer (tanpa insulin,
Metformin membantu glucose entry ke dalam sel).
6. Potensiasi dengan Insulin di tingkat reseptor dan post-
reseptor.
B. Metabolisme Lipid (Lihat Uraian di Aspek Klinik)
Sirtori et al 1984 (dikutip : Bailey 1988) dan Wu et al
1990 (dikutip : Bailey 1992 melaporkan efek normo
lipidemik metformin dengan dosis 2.5 3 gram / hari
selama 16 minggu :
- Kolesterol Total turun.
- HDL-Kolesterol dan Apo A, meningkat.
- Trigliserida turun; meningkatkan klirens VLDL-Remnant.

C. Lain-lain: (Vasoprotektif) : Lihat Efek Vaskuler Metformin


1. Memperbaiki Faal Trombosit (Anti-Agregasi)
2. Menurunkan Kadar Fibrinogen.
3. Dan lain-lain.
PENGGUNAAN KLINIK

Dipakai untuk DM Tipe 2 sebagai obat pilihan kedua setelah


sulfonilurea tidak efektif.

Diresepkan pada pasien dengan obesitas refrakter


(Hiperglikeminya disebabkan oleh kerja insulin yang tidak
efektif : Sindroma Resistensi Insulin).

Disebut sparing insulin karena metformin merupakan agen


hemat insulin & tidak meningkatkan berat badan atau
menyebabkan Hipoglikemia.

Akhir-akhir ini penggunaan kombinasi dalam satu preparat


dengan sulfonilurea, untuk pasien DM Tipe 2 dengan hasil tidak
memadai dengan hanya pemberian terapi sulfonilurea.

Digunakan dengan anjuran penggunaan dosis efektif yang


paling rendah, seyogyanya dalam dosis terbagi.
ESO METFORMIN

Efek Samping Obat (ESO) Metformin relatif cukup tinggi


(sampai 20%) yang meliputi :
1. Diare, mual, perut terasa tidak enak, anareksia
2. Rasa metalik,
3. Gangguan absorpsi vit B12 dan Folat (pernah dilaporkan
sampai terjadi anemia), dan
4. AAL (Acidosis Asam Laktat); usus adalah sumber utama
laktat yang akan diperbesar oleh hepar bila ambilan
glukosa di hepar meningkat sesudah makan.
Dikatakan bahwa peningkatan laktat
kebanyakan tidak berasal dari jaringan
perifer. Penyebab paling sering berasal
dari ginjal (proses juga), dan sumber
asalnya sebagian besar dari usus.
Semua ESO tersebut dapat dihindarkan
bila indikasi Metformin dilaksanakan
secara rasional.
Indikasi Metformin (Askandar Tjokroprawiro, 1990b) :

A. Penderita NIIDM yang :


1. Obesitas
2. Gagal dengan Monoterapi
3. Gagal dengan Monoterapi Diit
4. Disertai dislipidemia, hiperinsulinemia, gangguan
rheologi, dan sebagainya.
B. Pederita IDDM yang ada gangguan reseptor dan post
reseptor.
C. Penderita Non-DM yang disertai obesitas, dislipidemia,
hiperinsulinemia, gangguan rheologi, dan sebagainya.
KONTRA INDIKASI

1. Kreatinin serum > 2.5 mg/dl pada penderita yang


tidak gemuk, agar tidak terjadi hyperlactatemic
effect dari Metformin.
2. Gangguan Oksigenasi Jaringan :
- Decompensasi Coris
- Hipoksia Perifer
- Penyakit Paru menahun
- Dan Lain-lain
3. Penderita dengan cimetidine (kontra indikasi relatif)
karena obat ini menurunkan klirens Metformin.
4. Pasien DM dengan penyakit akut ginjal, penyakit
hati, alkoholisme, atau predisposisi untuk
terjadinya Anoksia jaringan (misalnya : disfungsi
Kardiopulmoner kronis). Karena risiko asidosis
laktat yang diinduksi oleh obat Biguanide dengan
adanya penyakit tersebut.

5. Pada keadaan gawat

6. Kehamilan
Dimana dikembalikan ke terapi standar Insulin.
INTOKSIKASI

Paling sering pada metformin adalah pada saluran cerna :


Anoreksia, Mual, Muntah, Keluhan Abdominal, Diare, rasa
logam dimulut terjadi pada 20% pasien (ini awal
berhubungan dengan dosis, cenderung terjadi pada awal
terapi dan seringkali bersifat sementara).

Pada 3 5 % pasien terapi harus dihentikan karena diare


terus menerus.

Absorpsi Vit. B12 menurun selama terapi metformin.

Buformin & fenformin telah ditinggalkan karena


kecenderungan asidosis laktat terjadi berakibat fatal.
Metformin kurang toksik dan lebih sedikit
menyebabkan asidosis laktat pada pasien dengan
terapi insulin bila dikombinasi Biguanide kadang
menimbulkan ketosis tetapi tidak disertai Hiperglikemi
= ( Starvation Ketosis). Gagal hati atau kematian
adalah ciri langsung obat tersebut paling sedikit 63
kasus dan diestimasikan meningkat sehingga
obat ini ditarik dari peredaran.

Karena dimetabolisme melalui sistem sitokrom P4SO


hati dapat mempengaruhi bioavabilitas
pengobatan lainnya seperti kontrasepsi oral; efek tak
diinginkan lain sering terjadi anemi ringan; efek lain
tak diinginkan yang bermakna sejauh ini termasuk
edema.

Hipoglikemi dapat terjadi dalam kombinasi dengan


insulin atau sulfonilurea.
PENGHAMBAT GLUCOSIDASE ALFA
Inhibitor alfa glukosidase
Farmakodinamik: memperlambat proses
pencernaan karbohidrat glukosa darah
tidak tinggi walaupun makan
Tidak dianjurkan pasien <18 th, gangguan
GIT
Contoh : akarbose, diastabol
Disetujui FDA digunakan pada DM Tipe 2
sebagai monoterapi dan dikombinasi dengan
sulfonilurea dengan efek glikemik yang aditif.
Dosis ke 2 preparat 25 100 mg segera
sebelum suapan pertama setiap waktu makan
terapi dimulai dosis rendah ditingkatkan perlahan.
Mekanisme kerja :
> Merupakan penghambat kompetitif glukosidase usus
dan memodulasi pencernaan pasca prandial dan absorpsi
zat tepung disakarida.

> Sasaran Acarbose & Miglitol adalah Glucosidase A (Sucrase,


Maltase, Glycoamylase, Dextranase, dan isomaltase) hanya
miglitol & memiliki sedikit efek pada amylase :
A hanya pada Acarbose atau glukosidase
B hanya miglitol)

> Akibat klinis pada hambatan enzim meminimalkan


pencernaan pada usus bagian atas dan menunda
pencernaan (dan juga absorpsi) zat tepung dan
disakarida yang masuk pada usus kecil bagian distal
sehingga menurunkan glikemik setelah makan
sebanyak 45 - 60 mg/dl, dan menciptakan suatu efek
hemat insulin.
EFEK SAMPING

Efek tidak diinginkan yang menonjol : Flatulensi,


Diare dan rasa sakit nyeri abdominal akibat
KH yang tidak diserap didalam kolon
difermentasi jadi asam lemak rantai pendek
dengan menghasilkan gas. pada penggunaan
kronis efek samping cenderung berkurang.
Hipoglikemi dapat terjadi pada pemberian bersamaan
dengan sulfonilurea.
diobati dengan Glukosa (Dextrosa)

Di kontraindikasikan pada pasien dengan penyakit usus


besar kronis / penyakit peradangan usus besar atau
berbagai kondisi usus yang dapat memperburuk keadaan
yang disebabkan terjadinya gas dan regangan; pasien
dengan gangguan ginjal; Acarbose hati-hati penggunaan-
nya pada penyakit hati.
TIAZOLIDINEDIONE
Tiazolidinedione
Meningkatkan kepekaan insulin di otot,
lemak & hepar
Mempunyai efek antihipertensif
Preparat yang beredar dipasaran Rosiglitazone &
Proglitazon disetujui digunakan pada tahun 1999
disetujui digunakan pada DM Tipe 2 sebagai monoterapi
atau dikombinasi dengan Biguanide;

Troglitazone terbukti berhubungan dengan terjadinya


kerusakan hati Idiosinkratis yang rendah tetapi bermakna.

Merupakan OAD baru ini dikenalkan dengan kerja


meningkatkan sensivitas insulin terhadap jaringan
sasaran.
Disebut juga Euglikemik Agent karena penggunaan
tunggal menormalkan kadar glukosa darah atau pada
orang tak menyebabkan Hipoglikemi.

Mekanisme kerja yang tepat masih belum diketahui


kerja utama untuk mengurangi resistensi insulin dengan
meningkatkan ambilan glukosa & metabolisme dalam otot
dan jaringan Adipose ; juga menahan Glukoneogenesis
dihati dan memberikan efek tambahan pada metabolisme
lemak, Steroidogenesis di Ovarium, tekanan darah
sistemik dan sistem fibrinolitik.
MEGLITINIDE
Meglitinide
Mencetuskan pelepasan insulin segera
setelah makan
Contoh: nateglinide, repaglinide
Kinetik : Mula kerja obat sangat cepat dengan konsentrasi
dan efek puncak + 1 jam setelah pemberian, klirens di
hati dan t plasma 1 jam masa kerjanya singkat (4-5
jam).
Derifat sekretagog insulin yang baru ini oleh FDA (1998)
disetujui untuk penggunaan klinis (dikenal sebagai
Repaglinide).
Merupakan indikasi : untuk mengontrol perjalanan glukosa
pasca prandial. digunakan obat tepat sebelum
makan kemudian akan makan.
Hipoglikemi merupakan resiko apabila menunda waktu
makan/tidak makan/makan tidak cukup KH.

Hati-hati digunakan pada pasien insufusiensi hati.

Dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan


Biguanide.

Karena dalam struktur tak terdapat sulfur diindikasikan


pada DM Tipe 2 yang alergi sulfur/alergi sulfonilurea.
Pembagian lain OAD
Pemicu sekresi insulin:
Sulfonilurea
Glinid: generasi baru. Ada 2.
Repaglinide:derivat asam benzoat dan
Nateglinid: derivat fenilalanin
Penambah sensitivitas sel terhadap insulin
Metformin
tiazolidinedione
Inhibitor alfa glukosidase
Preparat kombinasi
Metaglip: glipizide+metformin
Avandamet: rosiglitazone
maleat+metformin HCl
Glucovance: glyburide+metformin HCl
Metabolic Effects of Oral Agents
Agent Scorecard T2DM Therapeutic
TZD Metformin SU/Meglit
-GI
Weight or

LDL cholesterol +/- or

HDL cholesterol +/- or

Triglycerides or

Free fatty acids

Insulin resistance

Hypertension

PAI-1

CRP
TZD=thiazolidinedione; SU=sulfonylurea; Meglit=meglitinides;-GI=alpha glucosidase inhibitors;
PAI-1=type 1 plasminogen activator inhibitor; CRP=C-reactive protein.
Summary of Effects of
Thiazolidinediones on Novel
Thiazolidinediones
Cardiovascular Risk Factors
PPAR

Insulin Insulin and sdLDL Other vascular Anti-inflammatory


Glucose
resistance proinsulin effects effects
HDL2 HDL2
CRP, IL-6
ACR
ROS, MCP-1
MMP-9 P47phox
PAI-1 TNF
Vasc react.

? Cardiovascular implications
Outcomes Studies in Progress
Primary Secondary
Study Main Objective Treatments Endpoint Endpoint
ADOPT To evaluate long-term
outcomes of TZD
Rosiglitazone (RSG) Time to
monotherapy failure
b-cell function, IS,
microalbuminuria, CV
Metformin
Diabetes Outcomes monotherapy surrogates, LT safety,
Progression Trial Glyburide QOL, PE

DREAM To evaluate TZD and ACE


inhibitor use in preventing
RSG + PBO Development of
diabetes or death
Adjudicated CV endpoints
RSG + ramipril Microvascular endpoints
Diabetes REduction Assessment with progression of IGT to T2DM from any cause
ramipril and Rosiglitazone Medication Ramipril + PBO
PBO

RECORD To evaluate glycemic control


and CV events in type 2
Combination therapy Time to reach the
combined CV
Numerous CV and
glycemic endpoints
diabetes mellitus Metformin
Rosiglitazone Evaluated for Cardiac endpoint
Outcomes and Regulation of RSG
glycaemia in Diabetes
SU

BARI-2D To compare the glycemic


and CV benefits of insulin-
Rates of MI,
ischemic events,
Pharmacoeconomics
of therapy strategy
RSG + metformin
Bypass Angioplasty Revascularization sparing (RSG or metformin) angina, QOL
Investigation 2 Diabetes
Evaluation of progression
vs insulin-providing (SU or vs SU + insulin
and mechanism of
insulin) agents
vasculopathy
Masalah khusus DM
DM pada puasa
DM &hipertensi
Nefropati diabetic
Dislipidemia pada DM
DM &disfungsi ereksi
DM &obesitas
DM pada operasi
DM pada kehamilan

Anda mungkin juga menyukai