Anda di halaman 1dari 41

Yang akan dibahas

1. Pemeriksaan visus pada bayi/anak


2. Katarak kongenital
3. Glaukoma kongenital
4. Blenorrhe/ophthalmia neonatorum
5. Xerophthalmia
6. Sindrom rubela
7. Uveitis pada anak
8. Penyakit infeksi dan alergi mata pada anak
9. leukokoria
PEDIATRIC OPHTHALMOLOGY
PEMERIKSAAN VISUS PADA BAYI
DAN ANAK
Bayi baru lahir :
membedakan gelap dan terang
diperiksa dengan lampu senter, bila
refleks pupil (+) dan mata bayi
memejam → bayi dapat melihat
Bayi 2-3 minggu

Diperiksa dengan gerakan, bila mata bayi


tampak mengikuti arah gerakan → bayi
dapat melihat.
Bayi 4-5 minggu

Melihat dengan perhatian pada benda-


benda besar di sekitarnya
Bayi 3 bulan :

Melihat dengan 2 mata secara


bersamaan. Diperiksa dengan
menggunakan mainan berwarna
mencolok.
Bayi 6 bulan :

Diperiksa dengan drum bergaris hitam-


putih dengan lebar bervariasi, drum
diputar akan terjadi jerk nystagmus
Bila bayi sulit diperiksa, pemeriksaan
dengan cara :
Salah satu mata ditutup
bila bayi tenang → visus mata yang
dibuka baik
bila bayi rewel → visus mata yang dibuka
jelek
Anak umur 2,5- 3 tahun

Anak memegang huruf T,H,V lalu anak


membandingkan dengan huruf yang
ditunjuk
Anak 3-4 tahun

Diperiksa dengan E chart (optotip Snellen)

Anak usia 5 tahun :


Diperiksa dangan Optotip Snellen dengan
gambar, angka atau huruf.
KATARAK KONGENITAL
Kekeruhan lensa pada saat lensa
terbentuk
Bisa sejak lahir atau sebelum bayi
berumur 3 bulan
Lensa belum pernah mencapai keadaan
normal
Penyebab :

Idiopati
Infeksi intra uterine : toxoplasma, rubella,
citomegalovirus
Genetik / kromosom : Sindrom Down,
Marfan
Kelainan metabolik : galaktosemia,
hipoglikemia, anoksia
KATARAK KONGENITAL

Bentuk kataraknya :
- Katarak polaris anterior
- Katarak polaris posterior
- Katarak zonularis : nuklearis, lameralis
- Katarak membranasea
- Katarak totalis
- Katarak aksialis
KATARAK KONGENITAL
Komplikasi
- Ambliopia
- Strabismus
Katarak Kongenital
Penatalaksanaan
- Cari Penyebab
Konsul bagian →Anak, THT, Saraf
- Ekstraksi Katarak
dengan pertimbangan :
- Kepadatan katarak dan visus
- Pengaruh midriatikum pada visus
KATARAK KONGENITAL
– Katarak tidak padat → bila diberi
midriatikum visus membaik, cukup untuk
penglihatannya →operasi ditunda dulu
– Bila katarak totalis bilateral, maka
dioperasi 1 mata dulu, mata sebelahnya
ditunda setelah usia 3 tahun
– Bila penyebabnya rubella, operasi dapat
ditunda hingga usia 3 th karena dapat
terjadi reaktivasi virus rubella.
KATARAK KONGENITAL
Bila kataraka total  operasi
Bila nistagmus (+)  operasi

Teknik operasinya :
- Disisi aspirasi
- Linear ekstraksi
KATARAK KONGENITAL
Perawatan pasca operasi :
Midriatikum selama 6 bulan (homatropin
1x sehari) untuk mencegah sinekia
posterior dan fibrosis dengan
mengistirahatkan iris.

Steroid tetes mata selama 1,5 bulan –


untuk menekan fibrosis dan inflamasi
GLAUKOMA KONGENITAL
Definisi :
– Glaukoma yang terjadi pada bayi akibat
kondisi primer berupa kelainan pada
pertumbuhan/ pembentukan sudut bilik
mata depan

Jarang terjadi
Bersifat bilateral ±75%
Insiden tertinggi pada laki-laki ±65%
GLAUKOMA KONGENITAL
A. TIO tinggi pada bayi
Dinding bola mata masih sangat
elastis → TIO meningkat → dinding
bola mata mengembang
B. Kornea
1. Epitel kornea meregang
GLAUKOMA KONGENITAL
Muncul > 80% pada usia sebelum 1 tahun
Autosomal resesif ± 10 %

Patofisiologi:
– Sudut bilik mata depan tidak terbentuk
– Sudut bilik mata depan terbentuk tetapi
permukaan trabekulum tertutup
membran
GLAUKOMA KONGENITAL
- Trias tanda dini :
- epifora
- fotofobia
- blefarospasme
2. Edema kornea → kornea tampak suram
3. Membrana Descemet robek → kornea
jadi sangat suram→ bilik mata depan
sulit dievaluasi
GLAUKOMA KONGENITAL
4. Kornea membesar →dimeter > 12 mm
Normal pada bayi : 10-10,5 mm
> 1 th : 11-12 m
C. Sklera
TIO yang terus meninggi → sklera
mengembang → bola mata membesar
seperti mata sapi →BUFTALMOS
GLAUKOMA KONGENITAL
Diagnosis :

– Stadium dini : Trias (+), TIO > 21mmHg


– Stadium lanjut : Trias (+), kornea suram
dan membesar, TIO > 21 mmHg
– Stadium sangat lanjut : BUFTALMOS
GLUKOMA KONGENITAL
Diagnosis Banding :
- Untuk Trias
1. Erosi kornea karena trauma lahir
2. Konjungtivitis karena Ag Nitrat
3. Obstruksi duktus nasolakrimalis
- Untuk kekeruhan kornea :
Erosi karena trauma lahir
Radang kornea
GLAUKOMA KONGENITAL
- Untuk kornea yang membesar :
1. Megalokornea – kornea jernih
2. Myopia axial tinggi, TIO normal
GLAUKOMA KONGENITAL
TERAPI
Bedah
- Goniotomi bila kornea masih jernih
(stadium dini)
- Trabekulotomi bila kornea sudah suram
(stadium lanjut)
- Bila TIO tetap tinggi → trabekulektomi
GLUKOMA KONGENITAL
Medikamentosa : hanya boleh diberikan
sementara sebagai persiapan operasi
1. Timolol Maleat 0,25% tetes mata tiap
12 jam
2. Acetazolamide 5-10 mg/Kg BB tiap 8
jam
3. Pilocarpine 1%-2% tiap 6 jam
OPHTHALMIA NEONATORUM
Inflamasi konjungtiva yang terjadi pada
bulan pertama kelahiran
Penyebabnya :
– Chlamydial
– Gonococcal
– Chemical. Staphylococcus aureus,
herpes simplex
CHLAMYDIAL CONJUNGTIVITIS
Penyebab neonatal konjungtivitis yang
paling sering
Inkubasi 4-15 hari setelah bayi lahir
Ditularkan lewat jalan lahir
Konjungtivitis akut → mukopurulen
Komplikasi → pannus kornea superior,
sikatrik konjungtiva, kekeruhan kornea
CHLAMYDIAL CONJUNCTIVITIS
Komplikasi sistemik → otitis, rhinitis,
pneumonia
Terapi
– Topikal : tetracycline zalf mata
– Sistemik : Eritromisisn 25 mg/Kg BB, 2x
sehari selama 14 hari
– Konsultasi kedua orang tua ke bag Kulit
Kelamin
GONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS
Ditularkan lewat jalan lahir
Inkubsi 1-3 hari setelah bayi lahir
Konjuntivitis hiperakut → sekret purulent
masif, khemosis konjungtiva, kadang
terbentuk membran atau pseudomembran
Laboratorium : sekret mata → pengecatan
gram→ coccus gram negatif yang
berpasangan seperti biji kopi,
GONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS
Intra / ekstra sel adalah kuman Neisseria
Gonorrhoika
Komplikasi :
– Ulkus kornea
– Perforasi kornea
– endofthalmitis
GONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS
Terapi :
– Topikal : bersihkan sekret mata sesering
mungkin, tetesi penisilin topikal 10.000 –
20.000 IU sesering mungkin
– Sistemik : Penicillin 50.000 U/Kg BB, 2 x
sehari selama 7 hari atau Cefotaxime
100 mg/ Kg BB i.m single dose
XEROPHTHALMIA
Penyakit mata karena defisiensi Vit. A
Menyerang balita
Penyebab kebutaan terbanyak pada anak-
anak → kelainan kornea
Gejala pada mata :
– Rabun senja → gejala awal
– Xerosis konjungtiva / bercak bitot
– Xerosis kornea / keratomalasia
XEROPHTHALMIA
Klasifikasi WHO
– Primer : X 1 a : Xerosis konjungtiva
1 b : Xerosis konjungtiva +
bercak bitot
X2 : Xerosis kornea
− Sekunder : X n : Night Blindness
Xs : Scarr/ sikatrik
Xf : Fundus xeroftalmia
XEROPHTHALMIA
– Terapi :
Kuratif :
hari I → 200.000 IU Vit A per oral atau
100.000 IU Vit A i.m.
hari berikutnya → 200.000 IU Vit A
per oral
1-2 minggu berikutnya →200.000 IU
Vit A per oral
XEROPHTHALMIA
– Preventif :

Pemberian Vit A 200.000 IU per oral


pada anak balita tiap 6 bulan.

Pemberian Vit A 200.000 IU per oral


pada ibu melahirkan / masa nifas
Sindrom Rubella
Infeksi terjadi pada trimester I kehamilan
Gejala pada ibu tidak khas → ruam kulit
dan limfadenitis
Infeksi ditularkan ke bayi secara
transplasenta
Gejala khas sindroma rubella kongenital
pada mata :
Gejala klinis
Katarak uni/bilateral (tersering bilateral)
Glaukoma kongenital
Mikrofthalmus
Retinopati gambaran khas salt and pepper
Strabismus dan nystagmus
Atrofi saraf optik
Leukokoria
Disebut juga white pupil/cat’s eye
Refleks fundus pada pemeriksaan
oftalmoskop tampak putih
Penyebab a.l
retinoblastoma
Katarak kongenital
Retinopati prematuritas
Uveitis
Persistent hyperplastic primary vitreous (PHPV)
Displasia retina
Perdarahan vitreous
Toksokariasis
Penyakit coat

Anda mungkin juga menyukai