Anda di halaman 1dari 8

Rheumatoid arthritis

Epidemiologi
Prevalensi RA relatif konstan yaitu berkisar antara 0,5-1% di
seluruh dunia. Dalam ilmu penyakit dalam Harrison edisi 18,
insidensi dan prevalensi RA bervariasi berdasarkan lokasi
geografis dan diantara berbagai grup etnik dalam suatu
negara. Misalnya, masyarakat asli Ameika,Yakima, Pima, dan
suku-suku Chippewa di Amerika Utara dilaporkan memiliki
rasio prevalensi dari berbagai studi sebesar 7%. Prevalensi
ini merupakan prevalensi tertinggi di dunia. Beda halnya,
dengan studi pada populasi di Afrika dan Asia yang
menunjukkan prevalensi lebih rendah sekitar 0,2%-0,4%.
Prevalensi RA di India dan di negara barat kurang lebih sama
yaitu sekitar 0,75%.
Etiologi
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun,
kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks
antara faktor genetik dan lingkungan.

Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan


faktor ini memiliki angka kepekaan dan ekspresi penyakit
sebesar 60%.
Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi
dari Placental Corticotraonin Releasing Hormone yang
mensekresi dehidropiandrosteron (DHEA), yang merupakan
substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta.
Etiologi
Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa
menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah
reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya
penyakit RA
Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang
diproduksi sebagai respon terhadap stres. Protein ini
mengandung untaian (sequence) asam amino homolog.
Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana
antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada agen infeksi
dan sel Host.
Patofisiologi
RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang
sendi. Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial.
Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi makrofag dan
fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular
dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi
neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat
mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi.
Terbentuknya pannus akibat terjadinya pertumbuhan yang
iregular pada jaringan sinovial yang mengalami inflamasi.
Pannus kemudian menginvasi dan merusak rawan sendi dan
tulang Respon imunologi melibatkan peran sitokin,
interleukin, proteinase dan faktor pertumbuhan. Respon ini
mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik.
Manifestasi Klinis
Adanya beberapa manifestasi klinis yang lazim ditemukan pada
penderita Artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus
timbul sekaligus pada saat yang bersamaan karena penyakit ini
memiliki manifestasi klinis yang sangat bervariasi.

1. Gejala - gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat


badan menurun dan demam. Terkadang dapat terjadi kelelahan
yang hebat,mati rasa, dan kesemutan.
2. Poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini terutama pada
sendi perifer, termasuk sendi - sendi di tangan dan kaki yang
umumnya bersifat simetris,namun biasanya tidak melibatkan
sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial
dapat terserang.
Manifestasi Klinis
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat
bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi -
sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu berulang dari satu jam.
4. Artritis erosive, merupakan ciri khas Artritis reumatoid
pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik melibatkan erosi di tepi tulang
dan dapat dilihat pada radiogram.
Manifestasi Klinis
5. Deformitas
Kerusakan dari struktur - struktur penunjang sendi dengan
perjalanan penyakit. Dapat terjadi pergeseran urnal atau deviasi
jari, subluksasi sendi meta karpo falangenal, deformitas
boutonniere, dan leher angsa merupakan beberapa deformitas
tangan yang sering dijumpai pada penderita.
6. Nodul - nodul reumatoid adalah massa subkutan yang
ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita Artritis
reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah
bursa olekranon (sendi siku) atau disepanjang permukaan
ekstensor dari lengan, demikian nodul - nodul ini dapat juga
timbul pada tempat - tempat lainnya.
Adanya nodul - nodul ini biasanya merupakan suatu petunjuk
penyakit yang aktif dan lebih barat.

Anda mungkin juga menyukai