STROKE
Nervus Facialis (N. VII)
Nervus facialis sebenarnya terdiri dari serabut motorik, tetapi
dalam perjalanannya ke tepi, nervus intermedius bergabung
dengannya.
Nervus intermedius tersusun oleh serabut sekremotorik untuk
glandula saliva dan serabut yang mengantarkan impuls pengecap
dari 2/3 bagian depan lidah.
Nervus facialis merupakan saraf kranial yang mempersarafi otot
ekspresi wajah dan menerima sensorik dari lidah, dalam
perjalanannya bekerja sama dengan nervus kranialis yang lain,
karena itu dimasukkan ke dalam mix cranial nerve.
SIRKULASI
WILLISI
Arteri oftalmika
Berasal dari arteri karotis interna .
Arteri ini masuk ke orbita bersama dengan
nervus optikus dan tidak hanya menyuplai isi
orbita , tapi juga sinus sfenoidalis , mukosa
nasal, duramater , kulit dahi , kelopak mata.
Cabang kutaneus arteri oftalmika
membentuk anastomosis dengan cabang arteri
karotis eksterna , yg menjadi jalur sirkulasi
kolateral.
Arteri Komunikans
Posterior
Merupakan sumber
utama darah untuk arteri
serebri posterior .
Dan juga sebagai
komponen sirkulasi willisi
dan hubungan
anastomosis terpenting
antara sirkulasi anterior
dan posterior.
Arteri Serebri Media
Cabang terbesar dari arteri karotis interna.
pembuluh darah ini berjalan di lateral di fisura
sylvii.
Arteri serebri media terbagi menjadi cabang2
kortikal utama dalam sistem insularis. Cabang2
ini memperdarahi lobus parietalis , frontalis dan
temporalis .
Arteri Serebri Anterior
Arteri serebri anterior kedua sisi terletak
berdekatan pada garis tengah di depan lamina
terminalis. Tempat ini juga merupakan tempat
hubungan anastomosis antara kedua arteri
serebri anterior melalui arteri komunikans
anterior.
Anterior
cerebral
artery
Middle
cerebral
artery
Arteri Fosa Posterior
Arteri vertebralis
Setelah memasuki duramater , arteri
vertebralis bercabang ke medulla spinalis
servikalis.
Arteri inferior posterior serebeli (PICA)
merupakan cabang terbesar dari arteri
vertebralis. PICA menyuplai bagian basal
hemisfer serebeli, bagian bawah vermis,
sebagian nuklei serebeli, pleksus khoroideus ,
dorsolateralis medula.
Arteri Basillaris
berasal dari penggabungan arteri vertebralis
kanan dan kiri didepan batang otak setinggi
pons bawah.
beberapa cabang dari arteri basillaris :
1. Arteri inferior anterior serebeli (AICA)
2. Arteri superior serebeli (SCA)
Arteri serebri Posterior
Arteri serebralis posterior yang berasal dari
ujung arteri basiler bersama cabang-cabangnya
memberi suplai darah pada korteks cerebral
okksipital, lobus temporal medial, thalamus dan
rostral otak tengah.
Cabang kortikal utamanya :
1. Arteri kalkarina
2. Arteri oksipitotemporalis
3. Rami temporales
Sirkulasi kolateral dapat terbentuk perlahan-
lahan saat aliran darah ke suatu bagian
berkurang.
Efek sirkulasi kolateral ini adalah untuk
menjamin terdstribusinya darah ke otak
sehingga iskemia dapat ditekan minimal apabila
terjadi sumbatan arteri.
Sirkulasi Kolateral di Otak
Otak juga memili tempat-tempat sirkulasi
kolateral yang lain, seperti antara arteri karotis
eksterna dan interna melalui arteri ofthalmica.
Kolateral-kolateral ini hanya berfungsi apabila
rute lain terganggu.
TERIMAKASIH
Faktor Risiko dan Etiologi Stroke
Faktor risiko stroke
Yang dapat dimodifikasi
Primordial
Riwayat penyakit
Ras
keluarga
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Tekanan darah
Kadar
kolesterol
darah
Kadar gula
darah
Diabetes
Obesitas
mellitus
Faktor Primordial
Kebiasaan
Aktivitas fisik
mengkonsumsi
alkohol
Merokok Stress
Faktor sosial dan ekonomi
Pekerjaan
Pendidikan
Status pernikahan
Etiologi stroke
Trombosis Serebral hemoragik
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281857-
T%20Miftafu%20Darussalam%20.pdf
Manifestasi klinis
Pendahuluan
Nervus facialis (VII) merupakan saraf campuran
(motorik dan sensorik)
Nervus fasialis = motorik
Cab. Nervus intermedius = sensorik dan motorik
Parese nervus
kranial
Lesi Lesi
infranuklear supranuklear
Kelumpuhan Kelumpuhan
wajah perifer wajah sentral
(LMN) (UMN)
Lumpuh ramus
Lumpuh temporalis
wajah bagian
bagian atas masih bekerja
bawah
Bisa
mengangkat
dahi
Tak mampu menggerakkan dahi
paralisis M.occipitofrontalis (nervus facialis
perifer)
Lagoftalmus (fenomena BELL)
Paralisis nervus facialis ramus temporales)
Pergerakan unilateral
Paralisis supranuklear atau infranuklear satu sisi
Alterasi atau hilang rasa kecap
Paralisis nervus lingualis
Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis
Identitas
Keluhan Utama
Lokasi
Onset
Kualitas
Kuantitas
Kronologis
Keluhan Tambahan
Keluhan Utama
Secara tiba-tiba lemas / jatuh / tidak terasa apa-
apa / diplopia / disfasia
Kualitas dan Kuantitas
Kualitas
Gejala timbul secara tiba-tiba dan bertahap
Bagaimana aktifitas sehari-hari pasien setelah
mengalami gejala
Apakah masih bisa berbicara, menulis
Apakah intelektual pada pasien mulai menurun
Kuantitas
Berapa kali serangan yang dialami oleh pasien
Keluhan Tambahan
Keluhan yang menyertai adalah :
Nyeri Kepala
Mual dan Muntah
Kejang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Penyakit Dahulu
Adakah riwayat stroke sebelumnya
Apakah pernah mengalami kejang sebelumnya
Adakah riwayat penyakit vaskular yang
diketahui ( aterosklerosis )
Apakah mengalami trauma kepala sebelumnya
Adakah riwayat hipertensi, hiperkolestrolemia
Riwayat Kebiasaan
Merokok
Alkohol
Pola Makan
Olahraga
Pemeriksaan Fisik Secara Umum
Pasien sakit ringan / berat
Pemeriksaan fisik
Periksa GCS
Pemeriksaan Fisik
https://www.ebmedicine.net/media_library/images/aboutUs/Table%20
1.%20Glasgow%20Coma%20Score.jpg
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang Meningen (-)
Pemeriksaan Motorik
1) Angkat alis
2) Kerut Dahi
3) Menyeringai
4) Lagoftalmus
5) Kembung Pipi
Pemeriksaan
Derajat KekuatanMotorik
Otot (Lengan dan Kaki)
Pemeriksaan Motorik
Tonus Otot
Trofi Otot
Gerakan Spontan
Abnormal
Pemeriksaan Penunjang
Stroke
Laboratorium
Kadar Gula Darah:
Sangat diperlukan karena pentingnya DM sebagai salah satu faktor
resiko stroke. Dengan pemeriksaan dapat diketahui adanya
hipoglikemia yang memberikan gambaran klinik menyerupai
stroke.
Faal Hemostatis:
Pemeriksaan jumlah trombosit, waktu protombin (PT) dan
tromboplastin (aPTT) diperlukan terutama berkaitan dengan
pemakaian obat antikoagulan dan trombolitik.
Neurofisiologi
EEG
Kardiovaskular (EKG, foto thoraks)
Neuroimaging :
- CT Scan kepala
- MRI kepala
EKG
(Elektrokardiograf)
Karena pentingnya iskemia
dan aritmia jantung, serta
penyakit jantung lainnya
sebagai penyebab stroke.
Maka pemeriksaan EKG
harus di lakukan pada
semua penderita stroke
akut.
EEG (Electroensefalograph)
EEG adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan
alat elektromedik yang digunakan untuk merekam
aktivitas listrik otak, melalui tengkorak yang utuh.
Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi
maupun struktur lapisan otak bagian luar.
Neuroimaging
CT Scan Kepala MRI Kepala
Merupakan pemeriksaan baku emas. Suatu pemeriksaan pencitraan yang
Berguna untuk menentukan: menggunakan gelombang
- jenis patologi elektromagnetik untuk mengevaluasi
otak.
- lokasi lesi
MRI mampu mendeteksi kondisi
- ukuran lesi
iskemik di otak kurang dari 6 jam
- menyingkirkan lesi non vaskuler. setelah terjadinya serangan stroke.
Penatalaksanaan Stroke
Tujuan Penatalaksanaan
Meminimalkan jumlah sel yang rusak melalui
perbaikan jaringan dan mencegah perdarahan
lebih lanjut
Mencegah secara dini komplikasi neurologi
maupun medik
Mempercepat perbaikan fungsi neurologis
Pembagian Penatalaksanaan
Stadium Hiperakut
Stadium Akut
Stadium Subakut
1. Stadium Hiperakut
Biasanya di IGD
Diberi oksigen 2L/menit
Cairan kristaloid 1500-2000ml untuk nutrisi
Tujuannya mencegah meluasnya kerusakan
jaringan otak
2. Stadium Akut
1. Stroke Iskemik
2. Stroke Hemoragik
Stroke Iskemik
Kepala dibaringkan pada sudut 30 derajat
Pemberian nutrisi dngan cairan kristaloid
Menurunkan kadar gula jika kadar gula tinggi
dengan insulin drip IV
Menurunan tekanan darah dengan : Natrium
Nitroprusid, penyekat reseptor alfa-beta,
penyekat ACE atau antagonis kalsium
Jika Kejang diberi antikonvulsan : diazepam 5-
20mg IV
Jika tek.intrakranial tinggi diberi manitol bolus
0.25-1 g/kgBB IV
Khusus : antikoagulan dan neuroproteksi
(sitikolin/pirasetam) jika afasia
Stroke Hemoragik
Harus di ICU jika :
1. volume hematom >30 ml
2. perdarahan intraventrikuler dengan
hidrosefalus
3. Keadaan klinis memburuk
Turunkan tekanan darah jika kausa nya
hipertensi
Bila gagal jantung diberi :
- labetalol 30 mg IV
- Enalapril 0.625- 1.25 mg IV
- Kaptopril 6.25-25 mg per oral
Khusus : diberi neuroprotektor kecuali yang
vasodilator
Tindakan bedah dilakukan dengan melihat usia
dan letak perdarahan
Indikasi bedah : perdarahan serebelum
berdiameter >3cm3
Perdarahan subarakhnoid diberi nimodipin(
antagonis kalsium)
Jika penyebab nya adalah
aneurisma/malformasi arteri vena maka harus
dibedah
3. Stadium Sub Akut
Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut
sebelumnya
Penatalaksanaan komplikasi
Rehabilitasi : fisioterapi dan terapi wicara
Edukasi keluarga
Pencegahan Stroke
Hindari Merokok
Kurangi Alkohol