Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

The Psychopharmacology of Agitation: Consensus Statement of the


American Association for Emergency Psychiatry Project BETA
Psychopharmacology Workgroup

Oleh:
Trias Oktaviani

Pembimbing
dr. Tinon Martanita, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
2019
PENDAHULUAN

• Manajemen yang tepat pada pasien agitasi sangat penting untuk


menjaga keamanan petugas dan memastikan perawatan yang tepat
untuk pasien.

• Pengendalian perilaku nonfarmakologi bermanfaat untuk


mengelola pasien yang gelisah.

• Penelitian ini merupakan rekomendasi konsensus kelompok kerja


Asosiasi Amerika pada kegawatdaruratan psikiatri pada tahun
2010-2011
TUJUAN PENGGUNAAN OBAT

• Tujuan penggunaan obat adalah untuk menenangkan pasien


sehingga pasien dapat dinilai secara lebih akurat oleh dokter.

• Titik akhir dari pemberian obat yang tepat adalah


menenangkan pasien tanpa menyebabkan tidur.
JENIS OBAT
• 3 kelas obat yang paling sering digunakan untuk agitasi:
Antipsikotik generasi pertama (FGA) atau typical
Antipsikotik generasi kedua (SGA) atau atypical
Benzodiazepin

• Tiga rute pemberian obat:


Oral
Intramuskuler
Intravena
ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA
(FGA) atau typical

• Mekanisme antipsikotik generasi pertama (FGA) untuk


menenangkan pasien tidak diketahui tetapi kemungkinan besar
disebabkan oleh penghambatan transmisi dopamin di otak
manusia

• Antipsikotik generasi pertama (FGA) secara struktural mirip


dengan neurotransmitter gammaaminobutyric acid (GABA)
dan berinteraksi dengan reseptor GABA pada dosis tinggi.
ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA
(FGA) atau typical

• Fenotiazin seperti klorpromazin (Thorazine) merupakan kelas


obat yang termasuk antipsikotik typical

• Menyebabkan efek samping seperti: hipotensi, menurunkan


ambang kejang
ANTIPSIKOTIK GENERASI PERTAMA
(FGA) atau typical

• Haloperidol kelas butyrophenone adalah antagonis yang sangat


kuat dan selektif dari reseptor dopamin-2 (D2).

• Efek samping haloperidol : ekstrapiramidal akut (EPS),


memperpanjang interval QTc.

• Dosis haloperidol intravena 5-10 mg / hari


ANTIPSIKOTIK GENERASI KEDUA (SGA)
atau atypical

• Beberapa obat antipsikotik generasi kedua yaitu:

• Olanzapine (Zyprexa), ziprasidone (Geodon), dan aripiprazole


(Abilify) tersedia dalam bentuk intramuskuler dan oral.

• Risperidone (Risperdal) dan quetiapine (Seroquel) tersedia


dalam bentuk oral.
ANTIPSIKOTIK GENERASI KEDUA (SGA)
atau atypical
• Obat antipsikotik generasi kedua bekerja pada reseptor
Dopamine D2, juga terhadap reseptor serotonin 5-HT2A
(Serotonin-dopamine antagonist) dan memiliki reseptor lain
seperti :
Histamin
Norepinefrin
Reseptor a-2

• SGA memiliki penurunan efek samping seperti dystonia atau


akathisia
BENZODIAZEPIN

• Benzodiazepin seperti diazepam, lorazepam, dan clonazepam


bekerja pada reseptor GABA, neurotransmitter penghambat
utama dalam otak manusia.

• Lebih disukai oleh dokter ketika pasien keracunan stimulan,


etanol withdrawal, atau ketika etiologi agitasi tidak diketahui.
PANDUAN PENGGUNAAN OBAT
REKOMENDASI UMUM

1. Dokter harus mendiagnosis sementara penyebab agitasi yang


paling mungkin dan menargetkan pengobatan.

2. Pendekatan nonfarmakologis, seperti deeskalasi verbal dan


mengurangi stimulasi lingkungan (ruangan tenang, pencahayaan
rendah), harus diusahakan, sebelum obat diberikan.
REKOMENDASI UMUM

3. Obat harus digunakan untuk menenangkan pasien, bukan untuk


tidur.

4. Pasien harus dilibatkan dalam proses pemilihan obat (misalnya oral


vs intramuskuler).

5. Jika pasien dapat bekerja sama dengan meminum obat, ini lebih
baik daripada intramuskuler.
AGITASI KARENA INTOKSIKASI

• Obat-obatan: Untuk intoksikasi terutama stimulan,


benzodiazepin umumnya sebagai obat lini pertama.

• Alkohol: Obat untuk agitasi yang terkait dengan keracunan


alkohol harus digunakan. Benzodiazepin harus dihindari,
umumnya digunakan antipsikotik.
AGITASI KARENA PENYAKIT JIWA
• Agitasi pasien dengan gangguan kejiwaan (misalnya, skizofrenia,
gangguan skizoafektif, gangguan bipolar), antipsikotik lebih disukai
daripada benzodiazepin

• Antipsikotik generasi kedua lebih disukai daripada haloperidol .


Risperidone oral memiliki keamanan dan kemanjuran. Jika pasien tidak
dapat minum obat oral, ziprasidone intramuskular atau olanzapine
intramuskular lebih disukai.

• Jika dosis awal antipsikotik tidak cukup mengendalikan agitasi,


penambahan benzodiazepin seperti lorazepam lebih disukai daripada
dosis tambahan antipsikotik yang sama atau antipsikotik kedua.
AGITASI TERKAIT DELIRIUM

• Delirium adalah sindrom klinis yang dikaitkan dengan psikosis


dan agitasi.

• Ciri-ciri delirium meliputi :


Penurunan tingkat kesadaran
Gangguan dalam perhatian dan kognisi (misalnya, ingatan)
bersifat akut (jam sampai hari).
Halusinasi visual atau gangguan persepsi visual adalah ciri
khas dari delirium.
AGITASI TERKAIT DELIRIUM

• Jika penghentian alkohol atau benzodiazepine dicurigai


sebagai penyebab delirium, maka benzodiazepine adalah agen
pilihan.

• Ketika kelainan medis mendasari (misalnya, hipoglikemia,


ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia) adalah kemungkinan
penyebab delirium, maka pengobatan definitif adalah koreksi
dari kondisi medis yang mendasarinya.
KESIMPULAN

Praktik terbaik untuk mengobati agitasi :


1. Pengobatan farmakologis didasarkan pada penyebab yang
paling mungkin untuk terjadinya agitasi.

2. Pemberian obat secara oral dianjurkan terlebih lebih dahulu


daripada intramuskuler, jika pasien kooperatif obat diberikan
secara suntikan

3. Antipsikotik merupakan lini pertama agitasi akut dengan


psikosis yang berasal dari kejiwaan.
KESIMPULAN

4. Ketika antipsikotik diindikasikan untuk pengobatan agitasi,


SGA tertentu (seperti olanzapine, risperidon, atau
ziprasodone) lebih disukai daripada haloperidol atau FGA
lainnya.

5. Jika haloperidol digunakan, dokter harus mempertimbangkan


berikan dengan benzodiazepine untuk mengurangi efek
samping ekstrapiramidal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai