KABUPATEN PASURUAN
Proses pengajuan klaim non kapitasi oleh FKTP :
1. Seluruh tagihan klaim yg diajukan FKTP selama ini masih
diajukan secara manual, dimana seharusnya dilakukan secara
online melalui aplikasi P-Care.
2. Mulai bulan pelayanan Februari 2015 (yg diajukan mulai bl.
Maret 2015), tagihan klaim non kapitasi bisa kami proses
jika diinput melalui P-Care.
3. Tagihan yg dimaksud meliputi :
a) Rawat inap
b) Persalinan (termasuk Pra-Rujukan)
c) ANC dan PNC
d) Ambulans
e) Gula Darah (hanya untuk kasus Rujuk Balik)
f) Pelayanan KB : Suntik KB, Pemasangan Implant,
MOP/Vasektomi.
4. Tidak ada perubahan pada berkas pengajuan klaim,
hanya perlu untuk diinput aplikasi P-Care.
5. Jika ada kendala atas pengajuan klaim melalui P-Care bisa
menghubungi :
1) IFA : 08113516372
2) Maghfury : 08113663692
KLAIM RAWAT INAP FKTP
RS Rujukan
Yankes
Nasional
Tersier
UKBM
Masyarakat
UKM UKP
MODEL SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN BPJS
Penanganan
Tersier subspesialistik
(BERJENJANG) INA CBGS
Koordinasi Timbal Balik
(Dukungan IT, Regulasi)
Sekunder Penanganan
spesialistik
Gatekeeper
Kapitasi
Memperkuat Meningkatkan
Layanan Kualitas
Kesehatan Layanan Kesehatan
Primer Penurunan Tingkat Rujukan
Kematian di RS
Penurunan Beban
Kapasitas RS
Dokter di faskes
primer dalam
penatalaksanaan
penyakit
berpedoman pada
PPK ini.
Daerah
berkewajiban
memenuhi sarana
prasarana,
peralatan, obat dan
BMHP yang
dibutuhkan untuk
penerapan PPK.
SK Gubenur No 188/786/KPTS/013/2013 tgl 25 Nov 2013 tentang
pelaksanaa Regional Sistem Rujukan Prov Jatim disebutkan bahwa
terdapat 9 RS Rujukan Regional dan 2 RS Rujukan Prov
Kebijakan Pemerintah
Hasil Diskusi
Struktur ISI PEDOMAN
I. PENDAHULUAN
II. LANDASAN HUKUM
III. DEFINISI DAN KETENTUAN UMUM
IV. RUANG LINGKUP
V. TUJUAN
VI. ALUR RUJUKAN REGIONAL
VII. TATA LAKSANA DAN PROSEDUR RUJUKAN
VIII. PEMBIAYAAN
IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN
X. MONITORING DAN EVALUASI
XI. KRITERIA KEBERHASILAN
XII. PENUTUP 19
Definisi
Sistem Rujukan Regional : pengaturan sistem rujukan berbasis wilayah
berdasarkan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan yang terstuktur
untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dimilikinya dengan efektif dan
efisien.
22
Proses rujukan dianggap sudah terjadi apabila telah
terdapat kesepakatan secara tertulis antara perujuk dengan
penerima rujukan, sehingga terjadi pelimpahan tanggung jawab
dan wewenang dari faskes perujuk kepada faskes penerima
rujukan.
23
RUANG LINGKUP
1. JENIS RUJUKAN
2. RUJUKAN DARI MASYARAKAT
3. RUJUKAN LINTAS BATAS DAN PERBATASAN
4. PELAYANAN KEGAWATDARURATAN (EMERGENCY)
5. RUJUKAN PADA KONDISI BENCANA ALAM, KEJADIAN LUAR
BIASA (FORCE MAYEUR) DAN PROGRAM PENYAKIT KHUSUS
TERTENTU.
24
Tujuan
Tujuan dari penyusunan Pedoman Teknis Regionalisasi Sistem
Rujukan ini adalah antara lain:
1. Tertatanya alur pelayanan kesehatan perseorangan secara
berjenjang dari tingkat pertama ke tingkat lanjutan secara
berkesinambungan.
2. Meningkatnya akses dan cakupan pelayanan kesehatan
peseorangan secara merata dan menyeluruh (universal
coverage).
3. Adanya kepastian hukum bagi fasilitas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan kesehatan
25
Kriteria rumah sakit regional
Provinsi Jawa Timur
1. Rumah sakit regional harus mempunyai kemampuan pelayanan
paling tinggi dan memiliki kelas yang lebih tinggi dari rumah
sakit disekitarnya yaitu minimal kelas B. Kelas rumah sakit
tersebut harus sesuai dengan persyaratan yang terdapat di
peraturan yang berlaku;
2. Rumah sakit regional merupakan rumah sakit
pendidikan/jejaring pendidikan;
3. Bagi Rumah Sakit Pemerintah harus berstatus Badan Layanan
Umum (BLU) Penuh;
4. Telah terakreditasi dan masih berlaku; -- Tahun 2015 harus
terakreditasi versi 2015
5. Memiliki dokter spesialis dasar (bedah umum, anak, penyakit
dalam serta kebidanan dan kandungan) melebihi standar
minimal kelas B.
27
6. Memiliki dokter spesialis penunjang (anastesi, patologi anatomi,
patologi klinik, radiologi dan rehabilitasi medis) melebihi standar
minimal kelas B;
7. Memiliki ruang kamar operasi (OK) minimal 5 ruang;
8. Ruang ICU pada level sekunder dengan penanggung jawab
SpAnKIC;
9. IGD sudah level 3 yang didukung sistem manajemen IGD yang
baik (terutama jadwal jaga dokter spesialis), lebih diutamakan jika
terdapat dokter jaga spesilis di IGD (on-site);
10. Ada pernyataan kesanggupan dan kesediaan dari Pemerintah
Daerah melalui Direktur Rumah Sakit untuk mengembangkan
fasilitas dan pelayanan rumah sakit.
11. Memiliki kemudahan akses dari berbagai rumah sakit di
Kabupaten/Kota sekitarnya.
28
Tuban Sampang
Sumenep
Bangkalan
Lamongan
Pamekasan
Bojonegoro Gresik Surabaya
Sidoarjo
Ngawi
Nganjuk
Madiun
Jombang Mojo
kerto
Magetan
Pasuruan 1. RSUD Haji
Ponorogo Kediri
Probolinggo
Bondowoso
Situbondo
Surabaya
Pacitan
2. RSUD Ibnu Sina
Treng T.Agung
galek Blitar
Malang
Lumajang
Jember Gresik
Banyuwangi
3. RSUD Sidoarjo
4. RSUD Jombang
5. RSUD Iskak
Tulung Agung
6. RSUD Soedono
7 RUMAH SAKIT Madiun
RUJUKAN REGIONAL
JAWA TIMUR 7. RSUD Soebandi
Jember
Pembagian Wilayah 7 Regional
No RS Regional Wilayah Jumlah
Kab/Kota
1 RS Haji Surabaya Surabaya, Bangkalan, Sampang, 5 kab
Pamekasan, Sumenep,
2 RS Sidoarjo Sidoarjo, Pasuruan (Kab & Kota), 5 kab
Mojokerto (Kab & Kota)
3 RS Jombang Jombang , Nganjuk, Kediri (Kab & Kota), 5 kab
Kota Batu
4 RS Tulungagung Tulungagung, Trenggalek, Blitar (Kab & 6 kab
Kota), Malang (Kab & Kota)
DAN Prosedur
rujukan Prosedur Membalas Rujukan Pasien
32
A. Prosedur Merujuk Pasien
1. Prosedur Klinis 2. Prosedur Administratif
a) Perujuk melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan a) Dilakukan setelah pasien diberikan pra rujukan;
pemeriksaan penunjang medis untuk menentukan b) Membuat catatan rekam medis pasien;
diagnose utama dan diagnose banding;
c) Memberikan Informed Consent
b) Perujuk melakukan pertolongan pertama dan/atau
(persetujuan/penolakan rujukan);
tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis
serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan d) Perujuk membuat surat rujukan untuk
keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan; disampaikan kepada penerima rujukan (minimal
c) Perujuk memastikan penerima rujukan bisa dan mampu dalam rangkap 2 (dua) : lembar pertama dikirim ke
menerima pasien dengan memanfaatkan fasilitas penerima rujukan bersama pasien yg
radiomedik dan atau media komunikasi. Bila keadaan bersangkutan; lembar kedua disimpan sebagai
pasien gawat darurat, wajib diinformasikan pada arsip).
penerima rujukan; e) Surat pengantar rujukan tersebut sekurang-
d) Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kurangnya memuat : identitas pasien; hasil
kondisi pasien dan ketersediaan sarana transportasi; pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan
e) Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;
harus dirujuk dengan ambulans dan didampingi oleh diagnosis kerja/awal; terapi dan/atau tindakan
tenaga kesehatan yang kompeten; yang telah diberikan; tujuan rujukan; nama dan
f) Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi
Keliling atau ambulans, agar petugas dan kendaraan pelayanan.
tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada f) Mencatat identitas pasien pada buku register
kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan rujukan pasien;
kesimpulan di rawat inap atau rawat jalan;
g) Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat
g) Bila tidak tersedia ambulans pada fasilitas kesehatan
mungkin menjalin komunikasi dengan penerima
perujuk, rujukan dapat menggunakan alat transport lain
yang layak. rujukan;
h) Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah
diselesaikan administrasi yang bersangkutan.
33
B. Prosedur Menerima Rujukan
1. Prosedur Klinis 2. Prosedur Administratif
a) Menerima, meneliti dan menandatangani surat a) Penerima rujukan menginformasikan
rujukan pasien yang telah diterima untuk tentang ketersediaan sarana dan
ditempelkan pada kartu status pasien; prasarana serta kompetensi dan
b) Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan ketersediaan tenaga kesehatan dan bila
serta perawatan pada kartu catatan medis dan mendapat informasi bahwa keadaan
diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya pasien gawat darurat, wajib
sesuai kondisi pasien; memberikan pertimbangan medis atas
c) Membuat Informed Consent (persetujuan kondisi pasien;
tindakan, persetujuan rawat inap atau pulang
b) Rujukan dianggap telah terjadi apabila
paksa);
pasien telah diperiksa dan semua
d) Segera memberikan informasi tentang persyaratan administrasi telah diterima
keputusan tindakan/perawatan yang akan
oleh penerima rujukan;
dilakukan kepada petugas/keluarga pasien yang
mengantar; c) Apabila pasien tersebut dapat diterima,
selanjutnya penerima rujukan membuat
e) Apabila tidak sanggup menangani (sesuai
perlengkapan Puskesmas/RS yang tanda terima pasien sesuai aturan
bersangkutan), maka harus merujuk ke RS yang masing-masing sarana;
lebih mampu dengan membuat surat rujukan d) Mencatat identitas pasien di buku
pasien minimal rangkap 2 (dua), kemudian register/pencatatan yang ditentukan.
surat rujukan asli dibawa bersama pasien,
prosedur selanjutnya sama seperti prosedur e) Penerima rujukan wajib memberikan
mengirim rujukan pasien; informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah
selesai memberikan pelayanan.
34
C. Prosedur Membalas Rujukan Pasien
1. Prosedur Klinis 2. Prosedur Administratif
a) Fasilitas Kesehatan yang menerima rujukan, wajib a) Fasilitas kesehatan yang merawat pasien
mengembalikan pasien ke Fasilitas Kesehatan berkewajiban memberi surat balasan rujukan
pengirim setelah dilakukan proses antara lain : untuk setiap pasien yang pernah diterimanya
b) Sesudah pemeriksaan medis, diobati dan dirawat kepada fasilitas kesehatan yang mengirim
tetapi penyembuhan selanjutnya perlu di follow pasien yang bersangkutan;
up oleh fasilitas kesehatan pengirim;
b) Surat balasan rujukan bisa dititipkan melalui
c) Sesudah pemeriksaan medis dan tindakan keluarga pasien yang bersangkutan dan
kegawatan klinis diselesaikan, bila diperlukan, sedapat mungkin dipastikan bahwa informasi
pengobatan dan perawatan selanjutnya dapat
balik tersebut diterima petugas kesehatan
dilakukan di fasilitas kesehatan pengirim;
yang dituju;
d) Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa
bahwa kondisi pasien sudah memungkinkan untuk c) Semua fasilitas pelayanan kesehatan wajib
keluar dari perawatan Rumah Sakit/Puskesmas mengisi format pencatatan dan pelaporan.
tersebut dalam keadaan : Sehat atau sembuh;
Sudah ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke
tempat lain; Belum ada kemajuan klinis dan harus
dirujuk ke tempat lain; Pasien sudah meninggal.
e) Fasilitas Kesehatan yang menerima rujukan pasien
harus memberikan laporan/informasi medis
balasan rujukan kepada fasilitas kesehatan
pengirim pasien mengenai kondisi klinis terakhir
pasien apabila pasien keluar dari fasilitas
kesehatan tersebut.
35
D. Prosedur Menerima Balasan Rujukan
1. Prosedur Klinis 2. Prosedur Administratif
a) Memperhatikan anjuran a) Meneliti isi surat balasan rujukan dan
tindakan yang disampaikan mencatat informasi tersebut di buku
oleh fasilitas kesehatan yang register/pencatatan pasien rujukan,
kemudian menyimpannya pada rekam
terakhir merawat pasien
medis pasien yang bersangkutan dan
tersebut; memberi tanda tanggal/jam telah
b) Melakukan tindak lanjut ditindak lanjuti;
atau perawatan kesehatan b) Segera memberi kabar kepada fasilitas
masyarakat dan memantau kesehatan pengirim bahwa surat
(follow up) kondisi klinis balasan rujukan telah diterima.
pasien sampai sembuh.
36
Rujukan Pemeriksaan Spesimen
dan Penunjang Diagnostik Lainnya
Dalam kondisi persyaratan standar untuk pemeriksaan
penunjang diagnostik belum dapat terpenuhi di fasiltas
kesehatan bersangkutan, dan pasien membutuhkan
pemeriksaan penunjang, maka dokter harus membuat surat
rujukan untuk mengirimkan pasien ataupun spesimen ke
fasilitas kesehatan rujukan dengan mengikuti prosedur
sebagaimana ditentukan.
Rujukan Pengetahuan dan Tenaga
Ahli/Dokter Spesialis
Kegiatan rujukan pengetahuan dapat berupa kegiatan
permintaan dan pengiriman dokter ahli dari berbagai bidang
keahlian.
Permintaan dapat berasal dari Puskesmas atau Rumah Sakit
Umum Kabupaten/Kota yang ditujukan kepada pihak Rumah
Sakit atau Dinas Kesehatan yang memang mampu menyediakan
tenaga ahli yang dibutuhkan.
38
Pembiayaan
Regionalisasi sistem rujukan bertujuan untuk menata dan
mengembangkan sistem rujukan di wilayah Provinsi Jawa Timur
dan tidak ada keterkaitan dengan pembiayaan program Jaminan
Kesehatan Nasional.
39
Pencatatan dan Pelaporan
40
Peran Dinas Kesehatan Provinsi
42
Format Surat
Rujukan Pasien
Format Rujuk
Balik
LAMPIRAN 4
Contoh _ REGISTER PASIEN RUJUKAN
Regionalisasi Sistem Rujukan Provinsi_Kabupaten/Kota..
Nama RS/Puskesmas :..........................................................
Tanggal / Periode :..........................................................
46
Erna B