Anda di halaman 1dari 8

Wawancara

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang


berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Beberapa hal dapat
membedakan wawancara dengan percakapan sehari hari,
antara lain :

1) Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal


sebelumnya.
2) Responden selalu menjawab pertanyaan.
3) Pewawancara selalu bertanya.
4) Pewawancara tidak boleh mengarahkan pertanyaan kepada
suatu jawaban tertentu, tapi harus selalu bersikap netral.
5) Pertanyaan yang akan ditanyakan mengikuti panduan yang
telah disiapkan sebelumnya.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1) Bahwa subjek (responden) adalah orang


yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek
kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subjek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa
tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan
wawancara, yaitu:
1) The Setting
2) The Actors.
3) The Events.
a. Wawancara mendalam (in-depth
interview).
b. Wawancara terarah (guided interview).
Wawancara dibagi menjadi :
1. Wawancara Terstruktur
2. Wawancara Semi Struktur.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Lima langkah persiapan wawancara
1) Membaca materi latar belakang.
2) Menetapkan tujuan wawancara.
3) Memutuskan siapa yang diwawancara.
4) Menentukan jenis dan struktur pertanyaan.
Jenis Pertanyaan :
a. Pertanyaa terbuka (Open-ended).
b. Pertanyaan tertutup (Close-ended).
Struktur pertanyaan :
a. Struktur Piramid.
b. Struktur Corong.
c. Struktur Wajik.
Kelebihan Wawancara
1) Wawancara memberikan kesempatan kepada
pewawancara untuk memotivasi orang yang
diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan
terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2) Memungkinkan pewawancara untuk
mengembangkan pertanyaan- pertanyaan sesuai
dengan situasi yang berkembang.
3) Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang
diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang
diwawancarai.
4) Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan
khusus yang tidak selalu terjadi.
Kekurangan Wawancara
1) Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama,
sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik
yang lainnya.
2) Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari
kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan
antar manusia.
3) Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi
tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut
dan ramai.
4) Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang
diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
Daftar Pustaka
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Offset.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta:
Andi Offset.
Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta:
Andi Offset
Heriyanto,A., Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta.
Prestasi Pustaka
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984. Analisis Data Kualitatif.
Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai