Anda di halaman 1dari 34

Kementerian Dalam Negeri R.I.

PERCEPATAN CAKUPAN
KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Oleh :
Sakaria, SH, M.Si.
Kasubdit Fasilitasi Pencatatan Kelahiran dan Kematian
Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Disampaikan pada:
Rapat Koordinasi Pencapaian Target Nasional
Kepemilikan Akta Kelahiran se Prov. Kepulauan Riau
Tanjungpinang, 05 September 2017 1
I. ESENSI HUKUM PENCATATAN KELAHIRAN

Pencatatan kelahiran merupakan implementasi


1 hak asasi anak

Administrasi kependudukan, termasuk


pencatatan kelahiran merupakan pengakuan
2 negara terhadap status pribadi dan status
seseorang.

Pencatatan kelahiran sbg pengakuan negara


pelaksanaannya didasarkan pada hukum positif
3 Indonesia

2
II. PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL TERKAIT HAK
ANAK DLM KONTEKS PENCATATAN KELAHIRAN
1. UU NO 24 TAHUN 2013 TTG PERUBAHAN UU NO 23 TH
2006 TTG ADMINDUK
Pasal 27, bahwa setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh Penduduk
kepada Instansi Pelaksana setempat paling lambat 60 (enam
puluh) hari sejak kelahiran.

2. UU NO 23 TAHUN 2006 TTG ADMINDUK


Pasal 67 Ayat (4) huruf b,
bahwa Register Akta Pencatatan Sipil antara lain memuat
NIK dan status kewarganegaraan.

3
Lanjutan

3. UU No 39 Th 1999 Ttg HAK AZASI MANUSIA


Pasal 53 Ayat (2), bahwa setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas
suatu nama dan status kewarganegaraan.

4. UU NO 35 TAHUN 2014 TTG PERLINDUNGAN ANAK


Pasal 27, bahwa Identitas diri setiap Anak harus diberikan sejak
kelahirannya dan Identitas tersebut dituangkan dalam akta
kelahiran.

4
III. UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMENUHAN
HAK ANAK ATAS IDENTITAS

1. Tercermin dalam Nawa Cita Pemerintah

5
6
TUGAS NEGARA
1. Tugas Negara sesuai UUD dan Nawa Cita adalah
memberikan perlindungan hukum kepada seluruh
WNI Penduduk Indonesia dengan memberikan
Dokumen Kependudukan secara cepat, akurat dan
lengkap dan Gratis.
2. Negara harus hadir sampai ke pintu pintu rumah
untuk memberikan pelayanan administrasi
kependudukan, termasuk pencatatan kelahiran dan
kematian.
Dokumen kependudukan meliputi: Biodata Penduduk,
KK, KTP-el, KIA, Akta, Surat Keterangan.
7
IV. TARGET DAN PENCAPAIAN NASIONAL
(PERSENTASE ANAK YG MEMILIKI AKTA KELAHIRAN)

2015 2016 2017 2018 2019


75 % 77,5 % 80 % 82,5 % 85 %

UNTUK MENCAPAI TARGET TSB


MEMERLUKAN KETERLIBATAN
LINTAS SEKTOR

RENSTRA K/L; PROVINSI; KAB/KOTA


RENJA SKPD

MELAKSANAKAN
SE MDN NO:472.11/4954/SJ (31 AGST 2015)
Perihal: Peningkatan Cakupan Kepemilikan
Akta Kelahiran Anak (0-18 thn)
8
EVALUASI KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
ANAK - USIA 0 S/D 18 TAHUN PROVINSI KEPRI

JUMLAH ANAK DATA SIAK LAPORAN DAERAH


NO. WILAYAH (DKB SEMESTER 29 AGUSTUS 2017 29 AGUSTUS 2017
I 2017) MEMILIKI % MEMILIKI %

INDONESIA 80.281.466 53.697.534 66,89 62.411.498 77,74

9
KEPULAUAN RIAU 627.345 490.154 78,13 496.929 79,21

1. BINTAN 50.875 34.960 68,72 37.236 73,19

2. KARIMUN 75.247 48.499 64,45 48.499 64,45

3. NATUNA 26.888 23.487 87,35 23.487 87,35

4. LINGGA 30.018 24.838 82,74 24.970 83,18

5. KEPULAUAN ANAMBAS 15.677 13.042 83,19 13.042 83,19

6. KOTA BATAM 359.724 283.785 78,89 283.785 78,89

7. KOTA TANJUNG PINANG 68.916 61.543 89,30 65.910 95,64


CAKUPAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI PROVINSI KEPRI
UNTUK MENCAPAI 85% PADA TAHUN 2017
LAPORAN DAERAH TARGET
JUMLAH
30 AGUSTUS 2017 PERBULAN TARGET
JUMLAH ANAK
NO. WILAYAH (TARGET PER
ANAK TARGET
MEMILIKI % PERHARI x HARI
85 %
20)
INDONESIA 80.281.466 62.411.498 77,74 68.239.246 1.456.937 72.846

10
KEPULAUAN RIAU 627.345 496.929 79,21 533.243 9.078 453

1 BINTAN 50.875 37.236 73,19 43.244 1.502 75

2 KARIMUN 75.247 48.499 64,45 63.960 3.865 193

3 NATUNA 26.888 23.487 87,35 22.855 - -

4 LINGGA 30.018 24.970 83,18 25.515 136 7


KEPULAUAN
5 15.677 13.042 83,19 13.325 70 4
ANAMBAS
6 KOTA BATAM 359.724 283.785 78,89 305.765 5.495 274
KOTA TANJUNG
7 68.916 65.910 95,64 58.579 - -
PINANG
V. PERMASALAHAN
1. Rendahnya data kepemilikan Akta Kelahiran Anak
(0-18 thn) dalam Data Base Kependudukan
Nasional disebabkan:
a. Sebelumnya belum seluruh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil menggunakan SIAK dalam Pencatatan
Kelahiran.
Masih Menggunakan Pencatatan Manual (dicatat dalam buku)
Masih Menggunakan Sistem Aplikasi terpisah dengan SIAK,
karena banyak Dinas Dukcapil yang mengembangkan sistem
aplikasi sendiri namun tidak mengintegrasikan datanya
dengan SIAK.
Masih menggunakan Pencatatan Manual namun sudah dengan
sistem komputerisasi sederhana (Exel dan sistem database
lainnya).
b. Data Hasil Pencatatan Kelahiran di seluruh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sebelum
diberlakukannya UU 23 Tahun 2006, belum
menggunakan SIAK, sedangkan target anak 0-18 thn.
(artinya target nasional tersebut, mencakup peristiwa
kelahiran yang terjadi pada tahun 1997.)
2. Masyarakat pada umumnya belum menganggap penting
untuk memiliki akta-akta pencatatan sipil khususnya akta
kelahiran, terutama di daerah/wilayah 3 T (Tertinggal,
Terisolir dan Terpencil).
3. Masih terdapat regulasi yang sulit untuk dilaksanakan dalam
melakukan pencatatan kelahiran (saksi peristiwa, buku nikah
dll)
VI. STRATEGI PENINGKATAN
CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
DI KALANGAN ANAK (0-18 THN)

13
A. KONVERSI DATA

Data Kepemilikan Akta Kelahiran sejak Tahun


1999 perlu di integrasikan ke dalam Database
SIAK di seluruh Kabupaten/Kota:
1. Bagi Dinas Dukcapil Kab/Kota yang masih belum
mempunyai data kepemilikan akta (masih manual) sejak
tahun 1997 agar segera melakukan scanning dan import
data ke dalam Database SIAK Versi 5.7 (konsultasi teknis
dengan Dit PIAK dan Dit Capil).
2. Bagi Dinas Dukcapil Kab/Kota yang sdh memiliki Database
Kepemilikan akta kelahiran (tidak terintegrasi dg SIAK)
agar segera melakukan konversi data ke dalam Database
SIAK (konsultasi teknis dengan Dit PIAK dan Dit Capil).
B. MELALUI PELAYANAN PENCATATAN SIPIL

1. Pelayanan Pencatatan Sipil Berdasarkan Stelsel Aktif


Pemerintah melalui petugas berperan aktif dlm pelayanan dgn
mendekatkan tempat pelayanan kpd penduduk serta
melaksanakan pelayanan keliling (mobile enrollment)/ jemput
bola (Jebol) kpd penduduk. Hal ini sesuai dg amanat dlm
Penjelasan UU No. 24 Thn 2013.
Dinas Dukcapil Kab/Kota dlm melaksanakan pelayanan keliling
tersebut, agar lebih efektif, dilaksanakan dgn berbasis pd data
kependudukan yang telah dibersihkan oleh Pemerintah Pusat
(Ditjen Dukcapil Kemendagri). Data kependudukan tersebut
berupa data by NIK, by name, by address yg bersumber dari
Database SIAK yg sudah teridentifikasi status sipilnya dan
sudah melalui verifikasi lapangan, sehingga penyelesaian
penerbitannya dapat terukur sampai dusun/kampung/15
RT/RW, desa/kelurahan, kecamatan, kab/kota.
Prinsip2 penting yg perlu disiapkan dlm pelayanan pencatatan sipil
bergerak/keliling/jemput bola tsb, yaitu :
1. Data penduduk by name-by address dalam wilayah tertentu
(per desa/kelurahan, per kecamatan);
2. Jadwal pelayanan yang sudah diberitahukan terlebih dahulu
kepada aparat RT/RW/desa/kelurahan dan kecamatan serta
dilaksanakan tepat waktu;
3. Menyiapkan Formulir2 pelaporan peristiwa penting yg hrs diisi
oleh penduduk;
4. Partisipasi aktif penduduk dalam pelayanan tsb dgn membawa
kelengkapan persyaratan yg diperlukan;
5. Aplikasi pelayanan pencatatan sipil bergerak (online/offline) yg
diperlukan dan merupakan bagian dari/connect dgn SIAK.
16
C. Pembentukan UPT Instansi Pelaksana di Kecamatan
UPT Instansi Pelaksana (Dinas Dukcapil Kab/Kota) merupakan satuan
kerja di tingkat kecamatan yg melaksanakan pelayanan Capil dg
kewenangan menerbitkan akta Capil. Wilayah kerja UPT Instansi
Pelaksana dapat meliputi 1 (satu) kecamatan atau lebih yg secara
geografis berdekatan
Pembentukan UPT diprioritaskan pada Kecamatan :
Kondisi geografis terpencil, sulit dijangkau transportasi umum, dan
sangat terbatas akses pelayanan publiknya; dan/atau
Pada Kecamatan yg memerlukan pemenuhan kebutuhan pelayanan
masyarakat.
Kepala UPT berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Dukcapil
Kab/Kota. Kewenangan Kepala UPT sama dgn kewenangan Kadis
Dukcapil Kab/Kota yaitu melakukan verifikasi data, validasi dokumen,
17
mencatat dlm register akta, dan menerbitkan kutipan akta pencatatan
sipil.
D. Pengangkatan Petugas Registrasi di Desa/Kelurahan
Pengangkatan Petugas Registrasi diprioritas PNS, yg diberi tugas dan tanggung
jawab memberikan pelayanan dan pelaporan peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting serta pengelolaan dan penyajian data kependudukan di
desa/kelurahan. Petugas Registrasi diangkat oleh Bupati/Walikota. Tugas
utamanya adalah membantu Kepala Desa/Lurah dan Dinas Dukcapil atau UPT
dlm memberikan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, serta
mengelola dan menyajikan data kependudukan di desa/kelurahan.
Dlm pelaksanaan tugas tsb, Petugas Registrasi a.l. mempunyai fungsi:
1. Melakukan verifikasi data dan validasi dokumen atas peristiwa
kependudukan dam peristiwa penting yang dialami oleh penduduk
khususnya kelahiran, lahir mati, dan kematian;
2. Pencatatan data dlm Buku Harian, Buku Mutasi Penduduk, dan Buku Induk
Penduduk;
3. Pemrosesan penerbitan dokumen kependudukan;
4. Penghubung dlm penyampaian dan pengambilan dokumen kependudukan. 18
E. Melibatkan Instansi Lain/Pemangku Kepentingan Dalam Pelayanan
Pencatatan Sipil
a. Dinas Kesehatan/RS/Puskemas/Fasilitas Kesehatan
Dalam hal ini perlu ada koord/kerjasama antara Dinas Dukcapil
dg Dinas Kesehatan, RS/Fasilitas Kesehatan dlm pencatatan
kelahiran (Relasi Pencatatan Kelahiran dgn Kesehatan),
melalui :
- Penolong Persalinan/Bidan secara formal menjadi bagian
dari pencatatan kelahiran (ada SK Kepala Daerah; ada hak
dan kewajiban; ada insentif, ada Bintek/capacity building,
dll);
- Pelayanan online dari Faskes Bersalin ke Dispendukcapil
untuk typologi Kota.
- Pelibatan Bidan Desa untuk typology Kabupaten/remote
area.
(Kerjasama Dinas Dukcapil dg Dinas Kesehatan/RS/Puskemas,19
jg dpt dikembangkan utk meningkatkan cakupan pencatatan
kematian).
b. Dinas Sosial
Untuk penerbitan akta kelahiran bagi anak-anak yg berada di
Panti asuhan. Bagi anak-anak Panti yg tdk memiliki dokumen
apapun, perlu ada kerjasama dg instansi terkait, seperti :
Kepolisian, Pengadilan setempat.
c. Dinas Pendidikan
Sekolah merupakan sumber informasi bagi Dinas Dukcapil untuk
mengetahui anak yg belum memiliki akta kelahiran atau anak yg
sudah memilki akta kelahiran tetapi di dlm SIAK kepemilikan akta
nya belum ter- record. Penulisan Nama dlm Ijazah berpedoman ke
Akta Kelahiran, agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
d. PKK
Memberikan Informasi kepada para kader dan Tim Penggerak PKK
(Dasawisma, Posyandu, dll) untuk mensosialisasikan pentingnya
akta pencatatan sipil kpd seluruh anggota masyarakat utamanya
kpd ibu-ibu rumah tangga.
20
e. Melibatkan LSM, Karang Taruna, dsb, dlm memberikan
sosialisasi kpd masy akan arti pentingnya pencatatan sipil.
E. Pelayanan Terpadu : Itsbat Nikah, Penerbitan Buku Nikah
dan Akta Kelahiran
Berdasarkan SE Ketua MA No. 3/Bua.6/Hs/SP/III/2014 tgl 13 Maret 2014,
maka bagi pasangan suami istri beragama Islam yg perkawinannya tidak
tercatat di KUA (tidak memiliki buku nikah), maka dpt dilakukan Itsbat Nikah
melalui sidang keliling dan dilaksanakan dlm pelayanan terpadu, antara
Pengadilan Agama (PA), KUA dan Dinas Dukcapil Kab/Kota. Setelah
penetapan mengenai Itsbat Nikah oleh PA, maka selanjutnya KUA
menerbitkan buku nikah dan Dinas Dukcapil menerbitkan akta kelahiran (anak
pasangan suami dan istri).
Sidang keliling dan terpadu tersebut :
- Dapat disidangkan dg hakim tunggal;
- Relaas panggilan sidang secara kolektif melalui instansi yg bertanggung
jawab melaks pelayanan terpadu (Dinas Dukcapil);
- Permohonan yg dikabul, langsung mempunyai kekuatan hukum tetap sesaat
setelah penetapan diucapkan; 21
- Bagi yg tidak mampu/miskin, tidak dikenakan biaya/gratis.
F. PENERAPAN PERMENDAGRI NOMOR 9 THN 2016
TENTANG
PERCEPATAN PENINGKATAN CAKUPAN
KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
Pencatatan Kelahiran
Pasal 27 UU No.24 Th.2013
a. Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kpd
Instansi Pelaksana setempat paling lambat 60 hari
sejak tanggal kelahiran
b. Berdasarkan laporan tersebut Pejabat Pencatatan
Sipil mencatat dlm Register Akta Kelahiran dan
menerbitkan Kutipan akta kelahiran

Pasal 32 UU No.24 Th.2013


a. Pelaporan kelahiran yg melampaui batas wktu 60 hari
sejak tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitan
Akta Kelahiran dilaksanakan stlh mendapat
keputusan Kepala Instansi Pelaksana setempat.
PERSYARATAN PENCATATAN KELAHIRAN

PASAL 52 (1) Pencatatan kelahiran bagi WNI , dilakukan dg


PERPRES memenuhi syarat berupa:
25/2008 a. Surat Ket. dari dokter/bidan/penolong
kelahiran.
b. Nama dan identitas saksi kelahiran.
c. KK dan KTP ortu.
d. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan ortu.
(2) Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai
Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan ortu,
pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan.
(4) Persyaratan pencatatan kelahiran anak yg tdk
diketahui asal usulnya atau keberadaan ortunya
, dg melampirkan BAP dr Kepolisian.
Penerbitan Akta Kelahiran paling labat 30 hari sejak tanggal dipenuhinya 24
semua persyaratan. (Pasal 69 Ayat 3 UU No.23 Tahun 2006)
PENERAPAN PERMENDAGRI NOMOR 9 TAHUN 2016

1. TUJUAN:
a. Memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap
penentuan status pribadi dan status hukum setiap
peristiwa kelahiran yg dialami oleh penduduk termasuk
perlindungan terhadap hak anak dalam bentuk akta
kelahiran;
b. Peningkatan cakupan kepemilikan akta kelahiran.

2. Ruang Lingkup:
a. Persyaratan pencatatan kelahiran (Penyederhanaan
persyaratan);
b. Tata cara pencatatan kelahiran (Penyederhanaan
mekanisme pengurusan)

25
Hal mendasar pada Permendagri Nomor 9
Tahun 2016:
1. Pemberlakuan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)
bagi WNI/penduduk yang tidak dapat memenuhi persyaratan
berupa:
a.Surat Keterangan Lahir dari dokter/bidan/penolong kelahiran;
b.Akta nikah/kutipan akta perkawinan;
c.Berita Acara (BAP) dari Kepolisian, bagi anak yang tidak diketahui
asal usulnya atau keberadaan orang tuanya.

2. SPTJM sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemohon.

3. Status Hukum Anak dalam Akta Kelahiran :


a. Anak Pasangan Suami Istri
b. Anak Dari Ayah dan Ibu dengan Penambahan Frasa
c. Anak Seorang Ibu
d. Anak Yang Tidak Diketahui asal-Usulnya
26
Hal mendasar pada Permendagri Nomor 9
Tahun 2016:
4. Penambahan frasa yang perkawinannya belum tercatat sesuai
peraturan perundang-undangan dalam register dan kutipan akta
kelahiran,apabila tidak memiliki akta nikah/akta perkawinan tetapi
status hubungan dalam keluarga pada KK menunjukkan sebagai
suami isteri.
5. Tidak adanya tanda tangan saksi kelahiran di dalam register akta
kelahiran.

6. Paling lambat 2 (dua) tahun semenjak diberlakukannya


Permendagri 9/2016, penerbitan akta kelahiran dapat
secara online.

27
Dasar :
Pasal 2 huruf a
UU 23/2006 jo
UU 24/2013

Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh


dokumen kependudukan

28
Substansi
antara lain:

1
Untuk penerbitan akta kelahiran mempedomani Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016 dan tidak perlu
surat pengantar RT, RW dan Kelurahan/Desa.
2
Memerintahkan kepada Kadisdukcapil Kab/Kota utk
bekerjasama dg Kadisdik, Kadinkes dan RS/RSUD utk
melakukan jemput bola pengurusan akta kelahiran al
melalui sekolah TK, SD, SMP, SMU/SMK dan RS/Puskesmas
atau penolong persalinan.
29
VII. PENCATATAN KEMATIAN
(1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh Ketua RT atau
nama lainnya di domisili penduduk kpd Instansi
Pelaksana setempat paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak tanggal kematian.

(2) Berdasarkan laporan sbgmana dimaksud pd ayat (1),


Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta
Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.
Ps.44
UU (3) Penc kematian sbgmn dimaksud pd ayat (2) dilakukan
24/2013 berdsr.kan ket kematian dr pihak yg berwenang.

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keberadaan seseorang


karena hilang atau mati tetapi tidak ditemukan
jenazahnya, pencatatan oleh Pejabat Pencatatan Sipil
baru dilakukan setelah adanya penetapan pengadilan.

(5) Dalam hal terjadi kematian seseorang yg tdk jelas


identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan
kematian berdasarkan keterangan dari kepolisian. 30
30 30
Persyaratan pencatatan kematian

a. Surat Pengantar dari RT dan RW untuk


mendapatkan surat Keterangan Kepala
Desa/Lurah; dan/atau
b. Kematian dari Dokter/petugas kesehatan
c. KTP/KK yang bersangkutan

31
Tatacara Pencatatan Kematian di Indonesia

Pelapor mengisi dan menyerahkan Formulir Pelaporan


Kematian (F-2.28) dgn melampirkan persyaratan yang
diperlukan kepada Petugas Registrasi di Desa/Kelurahan untuk
diteruskan kepada Instansi Pelaksana.
Kepala Desa/Lurah menerbitkan Surat Keterangan Kematian
(F-2.29) dan disampaikan kpd ybs utk dipergunakan seperlunya.
Pejabat pencatatan Sipil mencatat pada register Akta Kematian
dan menerbitkan Kutipan akta kematian.
Instansi Pelaksana mencatat dan merekam dalam database
kependudukan.

32
32 32
Peningkatan Pencatatan Peristiwa Kematian
SE Menteri Dalam Negeri Nomor: 472.12/2701/DUKCAPIL
Tentang Peningkatan Pencatatan Peristiwa Kematian tanggal 17
Maret 2016. :
1. Aktif melakukan jemput bola untuk mencatatkan kematian
berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh keluarga
atau yang mewakili (Rukun Tetangga atau Rukun Warga).
2. Dinas Pemakaman/SKPD yang membidangi pemakaman agar
membuat Buku Pokok Pemakaman yang diberikan kepada
seluruh tempat pemakaman di wilayahnya masing-masing.
Buku Pokok Pemakaman yang telah diisi oleh Petugas
Pemakaman agar digunakan sebagai data oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk selanjutnya
dientry kedalam Sistem Data Base Kependudukan Nasional
dan selanjutnya dapat diterbitkan akta kematiannya dan
perubahan pada Kartu Keluarga (KK).
33
TERIMA KASIH
34 34

Anda mungkin juga menyukai