Anda di halaman 1dari 37

KONDOMINIUM DAN MUSEUM

(MIXED USE BUILDING)


JAKARTA TIMUR

STUDIO PERANCANGAN
ARSITEKTUR 7A

PANDU ADITYA N.(4113210050) TRI HENRI F.(4113210067) ABDURRAHMAN


HUDZAIFAH (4114210001) ADIETYO WAHYU (4114210004) AJENG RAHMANIA
P.(4114210006) ALIFA WALDIANA (4114210007)
ANDOYO PRASETYO (4114210009) ATIKA SARI (4114210013) IZMEDELA SHITA
(4114210039)

UNIVERSITAS PANCASILA
JURUSAN ARSITEKTUR
1.1 Latar Belakang

Pendahuluan Tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar manusia setelah


Bab I
sandang dan pangan. Hal ini membuat keberadaan tempat tinggal
menjadi penting di kehidupan manusia, sehingga manusia tidak bisa
lepas dari tempat tinggal, yang di ibaratkan sebagai perpaduan terakhir
manusia dan aktivitas sehari hari. Seiring dengan berjalannya waktu,
tempat tinggal tidak lagi menjadi kebutuhan hidup semata, melainkan
untuk kalangan tertentu tempat tinggal sudah mulai berperan sebagai
pelengkap suatu keinginan, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang
merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi, kemudian
mereka mencari pengaktualisasian diri yang lain.
Bentuk tempat tinggal saat ini telah menampilkan wujud yang
beragam seperti, rumah tinggal town house, apartement, condominium
dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh munculnya berbagai
faktor, seperti keterbatasan lahan, status sosial dan lain-lain.
Keanekaragaman ini menimbulkan respon positif dari keinginan
seseorang untuk dapat memilih tempat tinggal jenis apa yang di
inginkan, yang sesuai dengan kemampuan atau hal lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, sebuah tempat tinggal telah
bertambah fungsi, selain ditempati oleh sang pemiliknya sendiri, kini
tempat tinggal dapat menjadi sebuah investasi properti yang
menguntungkan. Tempat yang dipilih untuk pengembangan bisnis
properti ini biasanya di sebuah daerah yang strategis dan akan menjadi
daerah maju di masa yang akan datang, lalu orang yang membeli atau
menyewa properti tersebut dapat di golongkan sebagai masyarakat
golongan menengah ke atas.
DKI jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia merupakan salah
satu kota yang mengalami perkembangan yang pesat, hal itu dapat di
lihat dari pembangunan yang sedang terus dilakukan, seperti
pembangunan jalur transportasi MRT, perbaikan dan penambahan
pedestrian, pembuatan jalan tol dan lain lain. Di tambah lagi dengan
pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke
tahun, tercatat hingga tahun 2016 jumlah angka penduduk DKI Jakarta
mencapai 10,3 juta penduduk atau naik sekitar 1,1% dari tahun tahun
sebelumnya, dan angka pertambahan itu akan terus naik setiap
tahunnya.
Jakarta Timur berdasarkan proyeksi penduduk dari
hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk Kecamatan
Jatinegara tahun 2015 sebesar 272.196 jiwa, terdiri dari laki-
laki sebesar 140.540 jiwa dan perempuan sebesar 131.656
jiwa.
Akibat dari banyaknya jumlah penduduk di Jakarta Timur
maka, semakin tinggi juga kebutuhan akan tempat tinggal.
Hal ini menimbulkan sebuah masalah baru karena
keterbatasan lahan yang sangat padat dengan pembangunan.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat
maka muncul pendekatan pemanfaatan lahan dengan konsep
bangunan multifungsi (mixed use building) yang
mengintegrasikan dua bangunan yang sesuai dengan
Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan
gedung yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi
selaras dengan lingkungan asal. Isu-isu yang berkembang
saat ini seperti, keterbatasan lahan dan nilai lahan,
keterbatasan Sumber Daya (alam, manusia,
buatan),peraturan (zoning), urbanisasi, penyediaan prasaran
dasar (air, listrik), pemanasan global.
Kondisi ini merupakan faktor pendorong untuk
menerapkan bangunan multifungsi (mixed use building)
dalam satu lahan berupa penggabungan dua atau lebih
fungsi bangunan berupa rumah tinggal vertikal
kondominium dan museum / galeri. Selain itu keuntungan
mixed use building yang lain adalah mengurangi kemacetan
karena dua fungsi bangunan saling terhubung sehingga tidak
perlu menggunakan kendaraan tapi cukup berjalan kaki saja
untuk mencapainya. Sedangkan lokasi terpilih berada di
kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, di mana lokasi
tersebut memenuhi kriteria dari tata ruang kota Jakarta
Timur sebagai pusat hunian dan rekreasi.

Kondominum hampir sama dengan Apartemen, yang membedakannya adalah unit


dari kondominium akan menjadi milik pribadi yang menempatinya. Akan tetapi fasilitas
yang ada pada kondominum seperti lorong, elevator, eksterior dikelola oleh manajemen
kondominium tersebut.

Sasaran penghuni kondominum ini adalah seorang Seniman, Arsitek, Fotografer,


dan Desainer. Tujuan dibangunnya Kondominium dengan penghuni khusus seperti yang
telah disebutkan, yaitu agar penghuninya dapat memamerkan karyanya dengan mudah.
Setiap unit terdiri dari 2-3 lantai, dan memiliki akses langsung ke gallery dan museum,
yang bertujuan untuk mewadahi karya-karya penghuni tersebut.
1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan Umum

Menyusun landasan konseptual perancangan bangunan mixed use


kondominium museum atau galeri untuk seniman / artist di Jakarta
Timur yang mampu memberikan kenyamanan melalui pengolahan
tata ruang luar dan tata ruang dalam berdasarkan pendekatan
Arsitektur. Mampu mewadahi fungsi kegiatan harian pameran,
kegiatan hiburan dengan penekanan pada pengolahan tampilan
bangunan dan tata ruang dalam.

1.2.2 Sasaran

Mempelajari, memahami rancangan bangunan mixed use


kondominium museum / galeri yang mampu memberikan
kualitas bagi penggunanya.
Mampu memecahkan masalah yang ada pada bangunan mixed
use kondominium-museum/galeri, sebagai rancangan
arsitektural yang sesuai dengan kebutuhan penghuninya.
Mengindentifikasikan serta menganalisi pengolahan tata ruang
dalam dan tata ruang luar dengan pendekatan arsitektur.
pengolahan tata ruang dalam memperhatikan beberapa aspek
yaitu, ventilasi, sistem pencahayaan, sistem pengudaraan serta
warna dan bentuk. Sedangkan dalam tata ruang luar, yang perlu
diperhatikan adalah pola penataan landscape serta aspek
pembentukan seperti kontur, vegetasi, pencahayaan, kebisingan,
sanitasi, dan drainase.
Mengindentifikasi kebutuhan dan standar ruang yang
dibutuhkan pada bangunan mixed use kondominium-
museum/galeri.
Menganalisis dan mengaplikasikan kebutuhan standar dan
konsep ke dalam bangunan mixed use kondominium-
museum/galeri di Jakarta Timur.
1.3 Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan adalah metode analisa


deskriptif dan dokumentatif yaitu metode dengan menguraikan dan
menjelaskan data kualitatif, untuk selanjutnya dianalisa guna memperoleh
suatu kesimpulan, serta mendokumentasikan data yang menjadi bahan
penyusunan proposal ini beberapa cara pengumpulan data yang dilakukan,
antara lain:

Metode Deskriptif
1. Data yang diperlukanberasarkan sumber dan sifat data. Berdasarkan
sumber data, yaitu:
Data Primer
Data Sekunder
Berdasarkan sifat data, maka data yang digunakan adalah:
Data Kuantitatif
Data Kualitatif

2. Metode Pengumpulan Data


a. Pengamatan Lapangan
Dengan melakukan survey terhadap lokasi site yang cocok untuk di
bangun mix-use, dengan mendapatkan desain yang cocok dengan
karakteristik site. Dan melakukan survey terhadap condominium maupun
museum/galeri yang telah ada pada saat ini sebagai bagian dari preseden.

b. Studi Literatur
Studi kepustakaan untuk memperoleh data-data literatur yang dapat
dijadikan sebagai landasan teori dalam perancangan, antara lain:
- Studi literatur tentang condominium.
- Studi literatur tentang museum dan galeri.
- Studi literatur mengenai kegiatan condominium dan museum/galeri.
- Studi literatur mengenai syarat-syarat dasar bangunan mix-use
condominium dan museum/galeri.
Metode Dokumentatif
Melakukan dokumentasi data yang menjadi bahan desain
bangunan condominium dan museum/galeri. Memperoleh
gambar visual dari foto-foto yang dihasilkan.
Metode Komparatif
Mengadakan studi banding dengan kompetitor-kompetitor
bangunan condominium dan museum/galeri baik yang ada di
Jakarta Timur maupun di luar Jakarta. Dari data-data yang
terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk
memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai
karakteristik dan kondisi yang ada.
1.4 Tinjauan Fungsi Bangunan

1.4.1 Pengertian Bangunan Beragam Fungsi (Mixed Use Building)

Bangunan beragam fungsi (mixed-use building) adalah bangunan yang


terdiri dari beberapa fungsi yang diharapkan dapat saling bersinergi dan
menjadi suatu integrasi. Perancangannya dapat berupa kombinasi antara
residensial (rumah susun, apartemen, kondominium), komersial (pusat
perbelanjaan, tempat rekreasi, restoran), industrial, perkantoran, institusi
(sekolah, universitas), atau fungsi lahan lainnya.

Menurut Marlina (2008), bangunan beragam fungsi adalah salah satu


upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas
dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga
tanah mahal, letak stategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu
struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas saling
berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat. Bangunan beragam fungsi
(mixed use building) mempunyai fungsi dan manfaat sebagai berikut:

Keberlanjutan
Rasa akan komunitas atau kebersamaan
Akses yang lebih nyaman dan praktis
Pedestrian dan lingkungan yang lebih baik
Berbagi utilitas dan fasilitas
Keamanan
Efisiensi dan efektivitas lahan

1.4.2 Pengertian Kondominium

Kondominium memiliki arti bentuk kepemilikan pribadi atas tempat


tinggal atau hunian vertikal, sementara penggunaan fasilitas seperti lorong,
elevator, eksterior berada di bawah hukum yang dihubungkan dengan
kepemilikan pribadi dan dikontrol oleh asosiasi pemilik yang
menggambarkan kepemilikan seluruh bagian.

Planning and Urban Design Standards


Pengertian kondominium di atas memiliki makna yang hampir
sama dengan apartemen di Indonesia, namun secara konseptual keduanya
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan kondominium dengan
apartemen yaitu tempat tinggal vertikal yang diperuntukan bagi kaum
urban. Kedua jenis bangunan tersebut didirikan untuk mensiasati
keterbatasan lahan di kota besar. Perbedaan diantara keduanya adalah
kondominium merupakan hunian vertikal yang dibangun oleh developer
untuk dijual kepada end user, sedangkan apartemen merupakan hunian
vertikal yang dibangun oleh developer untuk disewakan.
Fungsi sebuah unit kondominium sama dengan fungsi rumah pada
umumnya. Beberapa alasan orang memilih kondominium adalah
mempersingkat jarak rumah ke tempat kerja, dan kepraktisan perawatan.

1.4.3 Pengertian museum menurut ICOM (International Council of Museums)


Museum merupakan badan yang tetap, tidak mencari keuntungan, dan
harus terbuka untuk umum.
Museum merupakan lembaga yang melayani masyarakat untuk
kepentingan perkembangannya. Dalam hal ini museum itu harus
merupakan sarana sosial-budaya.
Museum memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian
tentang manusia dan lingkungan nya.
Museum memelihara dan mengawetkan koleksinya untuk digunakan
sebagai sarana komunikasi dengan pengunjungnya.
Kegiatan-kegiatan dibelakang layar dan kegiatan yang kelihatan oleh
umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan, ke
semuanya itu adalah untuk study, education, and enjoyment (studi,
pendidikan, dan kesenangan).
1.4.4 Fungsi museum menurut ICOM (International Council of Museums)
Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya
Dokumentasi dan penelitian ilmiah
Konservasi dan preservasi
Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum
Pengenalandanpenghayatankesenian
Pengenalan kebudayaan antar-daerah dan antar-bangsa
Visualisasi warisan alam dan budaya
Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia
Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan YME

1.4.5 Jenis museum


History and Art Museum / Museum Sejarah dan Museum Seni
Science Museum / Museum Ilmu Pengetahuan
Natural History Museum / Museum Sejarah Alam
Zoo and Zoological Gardens
Open Air Museum / Museum terbuka
Mobile Museum /Museum berjalan
Museum yang lain, dengan topik yang beraneka macam

1.4.6 Jenis museum berdasarkan sifat kepemilikan

Berdasarkan dari sifat kepemilikannya, museum dapat dibagi menjadi 3 jenis


museum, antara lain :
Museum Pemerintahan, terdiri dari museum nasional yang biayanya
ditanggung pemerintah pusat ; museum provinsi yangdananya di
dapat dari Pemerintah Provinsi; museum kota besar dan kota kecil
yang dibiayai oleh Pemerintah Kota.
Museum swasta / museum non Pemerintahan, biayanya didapat dari
pihak swasta; juga ada museum-museum kecil yang didanai oleh
para komunitas sukarelawan.
Museum Pribadi / Museum keluarga, biayanya didanai oleh dana
pribadi / dana keluarga. Selain itu dana didapat pula dari sumbangan
sumbangan yang dapat berbentuk uang, aset-aset permodalan,
pelayanan, dan lain-lain.
1.4.7 Museum mempunyai peran sebagai berikut:
Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah
Pusat penyaluran ilmu untuk umum
Pusat peningkatan apresiasi budaya
Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa
Sumber inspirasi
Obyek pariwisata
Media pembinaan pendidikan sejarah ilmu pengetahuan dan budaya
Suaka alam dan suaka budaya
Cermin sejarah alam dan kebudayaan
Umumnya, museum memiliki display pameranpermanen yang di
dalamnyaterdapatkoleksilukisan, patung, dankaryaseni, baikdibingkai,
digantung, maupundibungkus, yang di perlihatkandalamkurunwaktu yang
panjang, sehinggatidakadakejutan, sesuatu yang baru, atau rasa
terkesanterhadap display permanen yang tidakberubah (Pegler, 2012)

1.4.8 Pengertian Galeri

Galeri berasal dari kata Galleria, yang berarti sebuah ruang terbuka
tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan disangga tiang-tiang
kantilever yang berfungsi sebagai ruang pertemuan umum untuk berdiskuasi
apa saja. Galeri menurut kamus Free Dictionary adalah sebuah bangunan atau
ruangan untuk pameran hasil karya seni.
Galeri menurut kamus Merriam Webster adalah sebuah institusi atau
suatu bisnis yang dipamerkan dan berhubungan dengan seni. Galeri menurut
Oxford dictionary adalah sebuah bangunan atau ruangan sebagai tempat
pertunjukan atau pelelangan dari hasil karya seni.
Galeri menurut Collins Dictionary adalah sebuah bangunan atau
ruang pameran hasil karya seni. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan, galeri adalah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai
tempat untuk pameran hasil karya seni atau juga dapat berfungsi tempat
pelelangan hasil karya seni. Keberadaan galeri kini cukup beragam seperti
misalnya yang cukup sering ditemui berupa galeri lukisan, kerajinan patung,
batik, koleksi barang-barang langka, dan perhiasan.
Secara tipologi, galeri termasuk dalam klasifikasi museum, yaitu
museum seni. Tapi galeri berbeda dengan museum secara umum. Barang
koleksi yang terdapat pada galeri tidak dapat dijual, namun pada galeri
terdapat barang koleksi yang dapat dilelang secara umum. Selain memiliki
fungsi utama sebagai ruang pameran seni, galeri juga terkadang digunakan
sebagai tempat untuk pertunjukan seni, konser musik, dan baca puisi.
Museum bersifat sosial dan merupakan sauatu bangunan yang befungsi untuk
menyimpan obyek atau koleksi barang-barang langka. Sedangkan galeri
berifat komersil karena barang barang koleksinya dapat dilelang. Menurut
Robillard ruang public pada museum terbagi menjadi empat, yaitu Entrance
Hall, Jalur Sirkulasi, Galeri, dan Lounge (ruang duduk).

1.4.9 Jenis Galeri


Berdasarkan fungsi dan karakter, galeri dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
Galeri dalam museum, merupakan galeri khusus yang bersifat non-profit
dan memamerkan benda yang dianggap memiliki nilai sejarah.
Galeri kontemporer, merupakan galeri yang memiliki fungsi komersial/
milik swasta. Biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Tapi
karena bersifat semi-swasta biasanya mencari keuntungan dari hasil
penjualan seni.
Vanity galeri, merupakan galeri yang mendapatkan keuntungan dari
senimannya, seniman harus membayar untuk memamerkan hasil karyanya.
Biasanya sebagian besar pendapatan didapatkan dari seniman, bukan dari
hasil pameran koleksi.
Galeri arsitektur, merupakan galeri yang memamerkan hasil karya
perancangan arsitektur
Galeri komersil, adalah galeri yang tujuannya mencari pendapatan secara
pribaci dalam menjual karya.

1.4.10 Ditinjau dari isi galeri, galeri dibedakan menjadi:


Art Gallery of Primitive
Art Galeri yang mengadakan kegiatan dan pameran pada bidang seni
primitive. Seni Primitif merupakan seni yang berkembang pada jaman
prasejarah. Memiliki bentuk yang sederhana dan menyiratkan perasaan mereka
melalui warna-warna yang sederhana, seperti warna merah, hitam, coklat, dan
putih.
Art Gallery of Classical
Art Galeri yang mengadakan kegiatan dan pameran pada bidang seni klasik.
Seni klasik merupakan seni yang berkembang setelah jaman prasejarah, namun
perkembangannya terhenti, contohnya seperti bangunan pada jaman peradaban
Hindu-Buddha, arsitektur Yunani dan Romawi.
Art Gallery of Modern
Art Galeri yang mengadakan kegiatan dan pameran pada bidang seni modern.

1.4.11 Ditinjau dari sifat kepemilikannya, galeri dibedakan menjadi:


Private Art Gallery Galeri yang dimiliki perseorangan maupun kelompok.
Public Art Gallery Galeri yang dimiliki oleh pemerintah.
Combination Art Gallery Merupakan kombinasi dari Private Art Gallery
dan Public Art Gallery.
1.4.12 Studi Bangunan

Museum Affandi
Museum Affandi Museum Affandi terletak di Jalan L. Adisucipto 167,
yaitu di jalan utama yang menghubungkan Jalan Solo. Museum
menempati tanah sekitar 3500 m yang terdiri atas bangunan museum
beserta bangunan pelengkap, dan bangunan rumah tinggal pelukis
Affandi dan keluarganya. Pembangunan kawasan museum dirancang
sendiri oleh Affandi.

Sketsa mata burung area Museum Affandi

Bangunan yang berada dalam kawasan museum secara


keseluruhan memiliki konsep bentuk spiral lengkung dan bentuk atap
yang menyerupai pelepah daun pisang. Secara umum, massa bangunan
Museum Affandi memiliki fasad yang atraktif sehingga menonjolkan
estetika yang dapat membuat masyarakat yang melihatnya tertarik untuk
mengunjungi. Ruang dalam Galeri juga menggunakan AC yang dapat
diatur suhunya sesuai kondisi cuaca yang berlangsung, namun terdapat
satu massa bangunan yang masih menggunakan pengudaraan alami.
Sedangkan, dari segi interior bangunan galeri tidak memiliki cirri khas
khusus, suasana pada tiap bangunan berbeda. Pada bangunan galeri
pertama menggunakan pola lantai seperti papan catur yang berwarna
putih merah disertai dengan dinding yang dicat hijau. Warna merah,
putih, hijau menciptakan distorsi pada suasana ruang yang pada akhirnya
dapat menghilangkan fokus pengamat pada objek utama lukisan. Lukisan
ditata secara bertingkat, hal ini menarik karena untuk mengisi
kekosongan pada dinding ruang dan menciptakan komposisi dan yang
seimbang antara dinding dan lukisan. Pada galeri kedua, warna hijau
muda pada dinding dipadu dengan lantai berwana putih gading dan
penataan lukisan secara bertingkat.
Interior Museum Affandi

Interior pada galeri tiga didominasi oleh warna putih, coklat


muda dan coklat tua. Warna putih polos yang terletak pada dinding
menghasilkan pantulan efek pencahayaan yang fokus pada lukisan dan
menciptakan suasana yang nyaman untuk menikmati visual lukisan.

Pencahayaan lukisan pada


museum
Guggenheim Museum Bilbao
Guggenheim Museum Bilbao merupakan museum dan seni
modern kontemporer. Museum ini dirancang oleh arsitek Kanada-
Amerika yaitu Frank Gehry, dibangun oleh Ferrovial dan terletak di
Bilbao, Basque Country, Spanyol. Dalam merancang proyek besarnya
tersebut, Gehry banyak terinspirasi bentuk kapal, tebing, menara, dan
sirip terbang.
Pembangunannya dilakukan di atas situs kawasan industri yang
sudah tak berfungsi dengan jajaran gudang tua yang mulai termakan oleh
waktu. Melihat dari lokasi, seperti kebanyakan arsitek hebat, Gehry
merancang Guggenheim dengan memadukan konteks sejarah dan
geografisnya.
Guggenheim Museum Bilbao dibangun di sepanjang Sungai
Nervion, dan merupakan salah satu dari beberapa museum milik
Solomon R. Guggenheim Foundation. Hal yang sangat mengagumkan
dari Guggenheim Museum ini yaitu desainnya yang bergaya arsitektur
kontemporer. Museum yang berada di Spanyol tersebut memiliki
pameran tetap dan memamerkan karya-karya seniman Spanyol dan
internasional.

3d model Guggenheim Museum

Bentuk bulat, spiral, dan meliuk-


liuk dengan indah. Guggenheim
Bilbao merefleksikan sejarah
kawasan industri kapal dan
pemancingan. Ubin titanium yang
berkilauan menghiasi gedung
menyerupai sisik ikan raksasa.

Meskipun eksterior metalik nampak seperti bunga jika dilihat dari atas,
tetapi jika diamati dari bawah bentuknya menyerupai perahu. Atrium
yang besar dan bercahaya berfungsi sebagai pusat museum. Area
seluas 11.000 m2 menjadi tempat pameran yang terdiri dari 19 galeri.
Sepuluh diantaranya memiliki bentuk orthogonal, sedangkan 9 lainnya
berbentuk spiral.

Atrium setinggi 55 m yang tersusun dari


kepingan-kepingan dinding masif dan
transparan yang meliuk-liuk dan
menciptakan ruang yang sangat plastis dan
sculptural.
Site Plan

Denah
Tampak

Potongan

Eksterior

Interior
Hanhai Luxury Condominium
Hanhai Luxury Condominium terdiri dari area seluas 215.000 m2
yang terbagi menjadi dua belas menara hunian bertingkat tinggi dengan
parkir bawah tanah, dua rumah klub semi publik dan TK kelas sembilan
yang disusun di sekitar ruang pusat kebun. Tempat tinggalnya diatur oleh
ukuran unit, dengan menara masing-masing berukuran 90 m2, 180 m2,
220 m2, 330 m2, dan 650 m2. Rumah-rumah klub meliputi fasilitas seperti
kafe, rumah teh, gimnasium, ruang loker dan kolam renang, dan tempat-
tempat retail. Rumah klub utama juga akan berfungsi sebagai pusat
penjualan proyek untuk sementara.
Desain terinspirasi dari
konsep "cloud merupakan
konsep desain yang
menggabungkan alam
dengan manusia. Desain
fasad bangunan
menggunakan area kaca
gelap yang luas yang
kontras dengan teras dan
balkon putih yang ramping,
yang menyoroti sinar
cahaya dinamis untuk
overhang secara visual.
Fitur desain bangunan
menara diperluas ke desain
tiga bangunan fasilitas,
yang juga menekankan
bentuk organik dan garis
ramping. Setiap bangunan
tampak seperti sekelompok
awan damai di langit.
Unit perumahan telah dirancang
untuk privasi dan kenyamanan dengan area
luas untuk ventilasi silang dan banyak
ruang dengan eksposur matahari yang baik.
Teras pribadi yang besar dan balkon kecil
membawa lanskap ke setiap unit, dan teras
memungkinkan setiap unit untuk
memperluas ruang keluarga ke luar ruangan
melalui penggunaan sebagian besar dinding
kaca yang dapat dioperasikan. Sambungan
yang kuat ke alam terbuka dan bentang
alam ini memenuhi tujuan memberikan
setiap hunian yang terasa seperti villa,
hanya saja perbedaannya terletak pada
ketinggian bangunan. Fitur khusus untuk
tipe unit yang lebih besar mencakup ruang
tamu ketinggian ganda, suite master ganda,
dapur barat, kamar mandi, dan kolam
renang teras.
1.5 Tinjauan Umum Kota Jakarta Timur Kecamatan Jatinegara dengan
Fungsi Bangunan Mixed Use Building Kondominium dan Museum
atau Galeri
1.5.1 Geografis

Kota Administrasi Jakarta Timur kecamatan


Jatinegara merupakan bagian wilayah Provinsi DKI
Jakarta yang terletak antara 1064935 Bujur
Timur dan 061037 Lintang Selatan, secara
geografis, memiliki perbatasan sebelah utara
dengan Kecamatan Pulo Gadung dan Kecamatan
Matraman, sebelah timur dengan Kecamatan Duren
Sawit, sebelah selatan Kecamatan Makasar dan
Kecamatan Kramat Jati dan sebelah barat dengan
Kecamatan Tebet (Kota Administrasi Jakarta
Selatan). Luas wilayahnya adalah sekitar 10,25 km2
atau sekitar 5,45 persen dari luas Kota Administrasi
Jakarta Timur.
1.5.2 Penduduk

Berdasarkan proyeksi
penduduk dari hasil Sensus
Penduduk, jumlah penduduk
Kecamatan Jatinegara tahun 2015
sebesar 272.196 jiwa, terdiri dari
laki-laki sebesar 140.540 jiwa
dan perempuan sebesar 131.656
jiwa. Jika dilihat berdasarkan
kelurahan, jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Kelurahan
Cipinang Muara dengan 59.067
jiwa (21,70 persen), kemudian
Kelurahan Cipinang Besar Utara
dengan 56.745 jiwa (20,85
persen), sedangkan jumlah
penduduk terkecil terdapat di
Kelurahan Bali Mester dengan
8.836 jiwa (3,25 persen).

Piramida penduduk Kecamatan Jatinegara


pada tahun 2015 memperlihatkan bahwa
Kecamatan Jatinegara memiliki struktur penduduk
muda. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya
penduduk usia produktif, yakni mereka yang
berumur antara 15 hingga 64 tahun. Penduduk
usia produktif meliputi 71,97 persen dari jumlah
penduduk Kecamatan Jatinegara dengan
penduduk terbanyak berada pada rentang usia 25
hingga 29 tahun.
1.5.3 Ketenagakerjaan
1.5.4 Tinjauan Umum Lokasi
Lokasi Perencanaan adalah di Kawasan Kecamatan Jatinegara, tepatnya
di jalan Letjend. M.T. Haryono

Menurut RDTR DKI Jakarta tahun 2014 digunakan sebagai zona hunian
vertikal

Lokasi Tapak

Utara SITE
10933.68
m

Kontur tanah cenderung


rata
Barat Timur

KDB 40 %. 4373.472 m KLB 5,33. 58276.51 m

Selatan
1.9
11.0 KM
1.9
KM KM
Tol Tebet
Stasiun Cawang
Terminal Kp. Rambutan
4.0 0.11
KM KM
Bandara Halim Perdana Kusuma
1.9 Site 0.45
Polsek Jatinegara

KM 1.1 KM

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional


KM
SMA I Cawang Baru

Carrefour MT Haryono
Sasaran Penghuni

Kalangan Seniman, Arsitek, desainer dari dalam maupun luar


negeri.

Seniman Arsitek

Photographer Desainer

Unit Penghuni

Kebutuhan tiap penghuni kondominium bervariasi, hal ini melahirkan berbagai


tipe unit :
1. Tipe Seniman
Ukuran : 140 m
Susunan ruang : Foyer, R. Makan, R. Tidur, R. Studio, Gudang, R.
Jemur, R. Finishing, KM, Teras
Target penghuni : Seniman Lukis, Patung, Pahat

2. Tipe Arsitek
Ukuran : 140 m
Susunan ruang : Foyer, R. Keluarga dan R.Makan, Dapur, R.Tidur,
KM, R.Studio, R. Maket, Gudang, R. Cetak,Teras
Target penghuni : Landscape, Building, Interior

3. Tipe Desainer
Ukuran : 140 m
Susunan ruang : Foyer, R. Keluarga, R. Makan, Dapur, 2 R.Tidur,
KM, R. Desain, R. Jahit, R Ganti, Gudang, Teras
Target penghuni : Baju, Sepatu,

4. Tipe Fotografer
Ukuran :140 m
Susunan ruang :Foyer, R. Keluarga, R. Makan, Dapur, 3 R. Tidur,
R.Studio, R.Cuci Foto, Gudang, KM, Teras
Target penghuni : Pernikahan, Alam Liar, Subjek Manusia,
Aktivitas dan Sirkulasi

Penghuni Utama (Hunian)


Foyer
Ruang duduk
Foyer
Ruang tidur
Ruang makan
Dapur
Kamar mandi
R.Studio R.Studio
Parkir penghuni

Pengunjung Ruang duduk


Receptionist
Parkir pengunjung

Pengelola Ruang building manager


Ruang sekretaris
Ruang divisi teknik
Ruang divisi non teknik
Ruang divisi keamanan
Pos jaga
Ruang rapat
Lavatory
Gudang
Parkir pengelola
Kegiatan Penghuni

Arsitek
Datang Istirahat Mandi Makan Fam Time Inspirasi Merancang Meeting

R.Tamu R.Keluarga Toilet R.makan R. Keluarga R. keluarga Studio R.Meeting

Seniman
Datang Istirahat Mandi Makan Fam Time Inspirasi Melukis

R.Tamu R.Keluarga Toilet R.makan R. Keluarga R. keluarga Studio

Photographer
Datang Istirahat Mandi Makan Fam Time Foto

R.Tamu R.Keluarga Toilet R.makan R. Keluarga Studio

Desainer
Datang Istirahat Mandi Makan Fam Time Inspirasi Merancang Menjahit

R.Tamu R.Keluarga Toilet R.makan R. Keluarga R. keluarga Studio R. jahit


Program Ruang Kondominium
Program Ruang Museum
KEBUTUHAN LIFT APARTEMENT

JUMLAH LANTAI BANGUNAN : 20 LANTAI

LUAS PERLANTAI : 2400m2

TINGGI PER LANTAI :5m

KECEPATAN LIFT : 0,5 detik/m

KAPASITAS : 15 ORANG

JUMLAH LANTAI TOTAL : 48000

SIRKULASI : 13%

PERHITUNGAN :

1. Jarak 1 siklus lift :


2 ( 20 x 5) = 200 m


1. RT = :
200
= 400 detik
0,5


1. Jumlah pemakai bangunan =
48000
= 15 2 = 3200

1. Jumlah orang yang di angkut


=3200 x 13% = 416

1. Kapasitas Lift = 300 x p / RT


=300 x 15 / 400 = 11,25

1. Jumlah Lift yang di butuhkan = jumlah orang / kapasitas lift


= 416 / 11,25 = 37 Lift

1. 37 Lift dibagi 4 zona = 9 lift + 1 lift barang

KEBUTUHAN AIR BERSIH

1. 2400 m2 x 20 / 8 = 6000
2. 6000 x 135 liter / hari (ketentuan untuk apartement ) = 810.000 liter = 810
m3/ hari
KEBUTUHAN SANITAIR

2400 m2 / 8 = 300 orang


175 wanita ; 125 pria
Sesuai ketentuan tabel :
Wanita : >150 = 7 closet
Pria : 5 buah closet , 5 buah urinoir
Wastafel wanita : 6 buah
Wastafel pria : 5 buah

Jadi jumlah closet, jumlah urinoir, jumlah wastafel tersebut merupakan


kebutuhan plumbing untuk tiap lantai.

KEBUTUHAN AC

Luas lantai bangunan : 2400 m2


Berdasarkan tabel untuk apartement adalah 35 - 45 m2 / ton
Maka, 2400 : 40 = 60 TR
Untuk AHU dengan kapasitas 60 TR, di butuhkan mesin berukuran :
( 2,7 m x 3,5 m x 2,5 m )
Jadi ruang AHU yang di butuhkan ( 2,2 P x 2 L x 1,5 T ) =
( 2,2 x 2,7 ) x ( 2 x 3,5 ) x ( 2,5 x 1,5 ) = 6,0 m x 7,0 m x 3,8 m

KEBUTUHAN PARKIR

Total pengguna bangunan 350


1. Mobil ( 1 mobil 6 orang )
- 30% x 350 orang = 105
- 105 : 6 = 18
- 18 x 10,35m2 = 186 mobil
1. Motor ( 1 motor 2 orang )
- 40% x 350 orang = 140
- 140 : 2 = 70
- 70 x 2 = 140 motor
MEKANIKAL ELEKTRIKAL MUSEUM

KEBUTUHAN AIR BERSIH

1. 2000 m2 x 2 / 8 = 2500
2. 500 x 57- 125 liter / hari (ketentuan untuk museum ) =30.000 liter =30 m3/
hari

KEBUTUHAN SANITAIR

2000 m2 / 8 = 250 orang


150 wanita ; 100 pria
Sesuai ketentuan tabel :
Wanita : 111 150 Orang = 6 buah closet
Pria : 91 125 Orang = 5 buah closet , 5 buah urinoir
Wastafel wanita : 91 125 orang = 6 buah
Wastafel pria : 91 125 0rang = 5 buah

Jadi jumlah closet, jumlah urinoir, jumlah wastafel tersebut merupakan


kebutuhan plumbing untuk tiap lantai.

KEBUTUHAN AC

Luas lantai bangunan :2000m2


Berdasarkan tabel untuk museum ( TR / kursi ) adalah 0,05 0,02 m2 / ton
Maka, 2000 : 40 = 50 TR
Untuk AHU dengan kapasitas 50 TR, di butuhkan mesin berukuran :
( 2,5 m x 3,0 m x 2,0 m )
Jadi ruang AHU yang di butuhkan ( 2,2 P x 2 L x 1,5 T ) =
( 2,2 x 2,5 ) x ( 2 x 3,0 ) x ( 2,0 x 1,5 ) = 5,5 m x 6 m x 3 m

Anda mungkin juga menyukai