PEMBIMBING KLINIK: dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M. dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN MATA
RUMAH SAKIT TK.II dr. SOEDJONO MAGELANG 2017 0 TITLE : CASE REPORT From Eye Drops To ICU, a Case Report of Three Side Effects of Ophthalmic Timolol Maleate in the Same Patient
0 Author : Muhammad Asim Rana et al
0 Article ID : 714919, Volume 2015 0 Published : July 28th, 2015 0 Resource : http://dx.doi/10.1155/2015/714919 ABSTRAK Timolol Maleate (disebut juga Kasus ini menekankan Timolol) adalah Kemungkinan efek Dilaporkan suatu perlunya peningkatan penghambat samping yang beta-adrenergik kasus di mana nonselektif dan obat antiaritmia golongan seorang II, pasien yang tua kesadaran untuk digunakan di kalangan mengancam jiwa dokter mengenai efek mengobati hipertensi dirawat dengan bisa meningkat jika tiga efek samping intraokular samping dan interaksi penggunaan obat dari Timolol dan dari obat-obatan Dilaporkan menyebabkan tersebut digunakan kondisinya efek samping sistemik, terutama pada tersebut. pasien Diharapkan lansia yang bersamaan dengan tersebut adanya komunikasi obat memiliki penyakit lain. yang mengharuskanny Efek samping baik antara dokter dirawat di ICU disebabkan dengan cardiodepressant karena obat pasien diserap secara sehingga lainnyasistemik, seperti yang mana Timolol penggunaan dapat diukur menghindari efek dari kalsiumdalam channelserum ventilator dan alat setelah penggunaannya interaksi antarpada obat atau beta blocker pacu jantung tersebut. mata. sistemik. sementara. 1. Laporan Kasus Seorang pasien laki-laki berusia 84 tahun dengan riwayat penyakit dahulu yang terdiri dari hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus tipe 2, dan Glaukoma sudut terbuka dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran
Di gawat darurat/Emergency Department (ED)
GCS : 5/15, Gula Darah : 34 mg/dL, Nadi : 34 kali per menit (bpm), dan TD : 58/43mmHg. Gambar Gambar1.2.ECG EKGmenunjukkan sinus dengan kelainan Hasil EKG : sinus bradikardi dengan Mobitzadanya bradikardi sinus dan I blok blok disertai disfungsi sinus nodes dan pola blok jantung tipe Mobitz I (Gambar 1 dan 2). 1. Laporan Kasus Pasien kemudian diintubasi dan dipasang 40 s kemudian Nadi: 88 x/menit ventilator di IGD serta Nadi dan gula TD : 135/88 mmHg diberikan dekstrose 50% darah mengalami GCS : 13/15 100 mL dan 0.5mg penurunan Atropin
Pasien diberikan Atropin Sesaat sampai di ICU:
dan alat pacu jantung. Nadi : 90x/menit Pasien diberikan Gula darah sempat Namun 30 menit Glukagon 1 mg dan mengalami perbaikan , kemudian Nadi dipindahkan ke ICU namun hanya sementara, mengalami penurunan lalu diberikan infus dextrose 10% secara i.v slm 12 jam hingga keadaan stabil 1. Laporan Kasus GCS meningkat menjadi 14/15, sehingga dilakukan extubasi pada keesokan harinya (16 jam kemudian)
Pada saat itu, berkali2 mencoba utk melepas
alat pacu jantung, namun pada pasien terdapat tanda2 presyncop berupa bradiaritmia dengan nadi turun hingga 34- 40x/mnt serta somnolen. Akhirnya alat pacu jantung dilepas setelah pengamatan 26 jam dan tidak adanyabradikardi 1. Laporan Kasus 0 Px. Neurologis setelah extubasi, 0 Hasi : pasien tampak bingung, namun defisit neurologis (-) 0 CT-Scan kepala telah dilakukan 0 Hasil : kelainan (-)
0 Hasil anamnesis olh istri pasien
0 Pasien sudah tampak aneh dan bingung sejak 5 hari SMRS, hal tersebut dikaitkan akibat kematian sahabat dekat pasien pada 1 minggu yll 0 Pasien juga berhenti meminum obat pada 2 hari SMRS, namun pasien tetap diberikan obat tetes mata scr rutin oleh putrinya yg khawatir akan kebutaan jika obat tsb tidak diberikan 1. Laporan Kasus 0 Riw.Penggunaan Obat : 0 Enalapril 10 mg OD 0 Atrovastatin 10 mg OD 0 Metformin 500 mg 2x1 sehari, dan 0 Timolol maleat 0.5% 2x1, 1 tetes ODS
0 Obat-obat tersebut sudah digunakan 35 hari SMRS,
yakni sejak pasien didiagnosa Glaukoma 1. Laporan Kasus 0 Gambaran klinis berupa hipoglikemia, penurunan kesadaran dan bradiaritmia, setelah di konsulkan ke dr.Sp.M dicurigai akibat pengggunaan obat tetes mata Timolol maleat yang mana diubah menjadi Travoprost (yakni analog PG F2)
0 Pasien dirawat dan diobservasi di ICU selama >= 24 jam.
Hasil : 0 Nadi = 82x/menit alat pacu jantung dilepas sebelum dipindahkan ke bangsal.
0 Tingkat kesadaran berangsur-angsur membaik slm > 3hari
pemberian Enalapril, Travoprost dan Metformin dihentikan 2. Pembahasan 0 Timolol merupakan antagonis -adrenergik non-selektif memblok reseptor 1 dan 2 adrenergik 0 Dalam bentuk obat tetes mata pengobatan utama utk glaukoma dan penurunan TIO akibat katarak traumatik di tahun 80-an dan 90-an 0 Secara umum agen penghambat -adrenergik menurunkan Cardiac Output baik pada orang sehat maupun pada orang dengan penyakit jantung 0 Pasien dengan gangguan f(x) miokard berat, agen penghambat reseptor -adrenergik mungkin menghambat efek stimulasi simpatik yg diperlukan utk mempertahankan f(x) jantung yang cukup 2. Pembahasan 0 Timolol Maleat yang diberikan peroral terserap dan terjaga dgn baik, metabolisme jalur pertama cukup baik olh sitokrom P450 sistem enzim 2D6 (CYP 2D6). Dengan waktu paruh plasma timlol adalah sktr 4 jam dan metabolisme utama diekskresikan bersamaan dengan urin. 0 Setelah digunakan secara topikal di mata, hampir 80% dari obat tetes terserap melalui saluran nasolakrimal ke hidung, dimana mereka diserap secara sistematis melalui mukosa nasal dan perlu dicatat bahwa karena tidak ada metabolisme pertama yang melewati hati, maka obat yang diserap bekerja seperti dosis pemberian secara intravena 2. Pembahasan 0 Timolol bisa mencapai sirkulasi sistemik melalui pembuluh konjungtiva. Timolol mencapai konsentrasi puncak dalam waktu 1 jam setelah pemberian secara topikal dengan konsentrasi plasma rata-rata antara 0,46 ng/mL dan 1,38 ng/mL.
0 Dosis satu tetes larutan 2,5-0,5% untuk setiap mata
setara dengan dosis oral 5-10 mg sehingga memudahkan terjadinya efek samping interaksi obat antara timolol dengan obat beta adrenergic, meliputi efek pada SSP, paru, kardiovaskular, dan sistem endokrin 2. Pembahasan 0 Banyak laporan dalam literatur mengenai efek Timolol maleat pada denyut jantung dan sistem pernapasan. Beberapa dari efek tersebut terutama akibat interaksi antara Timolol dan obat jantung lainnya seperti beta blocker dan calcium channel blocker. Pada sebagian kasus efek samping dapat timbul walau hanya dengan pemberian Timolol tanpa adanya interaksi dgn penggunaan obat lainnya. 0 Meski hipoglikemia atau respons yang berubah-ubah terhadap control gula darah telah disebutkan beberapa kali dalam literatur, beta blocker topikal menginduksi efek samping neurologis seperti kebingungan dan psikosis jarang terjadi. 2. Pembahasan 0 Laporan kasus ini unik, dalam hal ini dimana pasien kami, terjadi tiga efek samping yang vital secara bersamaan dan ketiga efek samping tersebut membaik setelah pemberian obat dihentikan.
0 Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya, efek
kardiovaskular sejauh ini telah dipelajari dan dilaporkan dan ini termasuk uji kontrol acak, studi crossover, atau laporan kasus tapi satu hal yang harus dicatat bahwa dalam sebagian besar studi yang dilakukan sample mrpkan orang dewasa sehat dan mereka tidak bisa mewakili pasien sesungguhnya yang kebanyakan terdiri dari pasien lansia dengan sejumlah komorbiditas dan kebanyakan dari mereka dalam pengobatan pernapasan atau kardiovaskular 2. Pembahasan 0 Selain itu, penelitian ini terbatas untuk mengetahui dampak timolol maleat dalam keadaan istirhat dan meningkatnya nadi saat berolahraga, tetapi efek samping lebih serius seperti bradikardi atau blok jantung tidak terdeteksi.
0 Tidak ada obat penawar khusus yang tersedia untuk
toksisitas Timolol walaupun ada beberapa rekomendasi tentang penggunaan Glukagon 5-15 mg dalam bentuk infus intravena lambat jika pasien tidak merespon intravena dan atropin. Pada pasien lansia, efek beta blokade telah ditemukan yang mana efeknya lebih kuat dan bertahan lebih lama 2. Pembahasan 0 Studi penting lainnya dilakukan oleh Pratt dkk, di mana para peneliti menyatakan terdapat hubungan antara obat tetes Timolol dengan rawat inap pada bradikardia. Penelitian ini merangkum beberapa karakteristik pasien yang dirawat di rumah sakit setelah pemberian Timolol. Karakteristik utama yang diidentifikasi adalah usia rata-rata 82,6 dan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yakni 59,9%
0 Hal tersebut juga menunjukkan bahwa risiko timbulnya
gejala bradikardia meningkat secara signifikan pada 31 sampai 180 hari setelah pemberian Timolol. 3. Kesimpulan 0 Pemberian beta Perhatian ekstra blocker harus secara diperhatikan saat topical bisa meresepkan memiliki pengobatan efek glaukoma ke pasien samping tersebut yang dan hati-hati sangat besar dengan riwayat penyakit dahulu dan berkepanjangan serta terutama riwayat penggunaan obat sebelumnya harus diketahui pada pasien kelompok usia tua. 0 Jika pada pasien Komunikasi yangditemukan baik antara komorbiditas di pernapasan dokter penyakit dalam dan atau kardiovaskular dokter spesialis lainnya mataseperti penyakit jantung perlu dilakukan bisa iskemik atau COPD, maka menyelamatkan rejimen pasien pengobatan glaukoma dari kemungkinan yang harus dipilih dengan serius berpotensi cermat. dan mengancam jiwa.
0 Dokter jaga di IGD dan ICU harus memiliki kecurigaan
yang luas terlebih jika pasien tersebut memiliki riwayat sinkop atau terjatuh, maka obat yang memiliki reaksi efek samping secara sistemik harus dipertimbangkan. THANK YOU