Anda di halaman 1dari 38

TUTORIAL KLINIK

“PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PP0K)”

DISUSUN OLEH :
YULIAWITRI
1620.221.205

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Sugianto, SpPD

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT TK.II dr. SOEDJONO MAGELANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan
penatalaksanaan
secara umum untuk
PPOK Meningkatnya usia mencegah
merupakan harapan hidup dan progresivitas
salah satu dari semakin tingginya penyakit,
pajanan faktor mengurangi gejala,
kelompok risiko, seperti faktor meningkatkan
penyakit tidak pejamu, yakni toleransi terhadap
menular yang semakin banyaknya aktivitas,
telah menjadi jumlah perokok meningkatkan status
khususnya pada kesehatan, mencegah
masalah kelompok usia dan menangani
kesehatan muda, serta komplikasi,
masyarakat pencemaran udara di mencegah dan
dalam ruangan menangani
Indonesia
maupun di luar eksaserbasi dan
ruangan dan di menurunkan angka
tempat kerja kematian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit paru yang dapat dicegah dan
diobati, ditandai oleh hambatan aliran
udara yang tidak sepenuhnya
reversible, bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi
paru terhadap partikel atau gas
beracun/berbahaya
EPIDEMIOLOGI
Di seluruh dunia, PPOK menduduki
peringkat keenam penyebab kematian
pada tahun 1990
Diproyeksikan pada tahun 2030
menjadi penyebab keempat kematian
di dunia karena peningkatan tingkat
merokok.
FAKTOR RISIKO
Merokok
Riwayat terpajan polusi udara di
tempat kerja dan lingkungan kerja
Riwayat infeksi saluran nafas berulang
Indeks Brinkman (IB)
IB = jumlah rata-rata batang rokok perhari
x lama merokok (tahun)

Interpretasi :
Ringan 0-200
Sedang 200-600
Berat >600
Dahulu PPOK terdiri dari :
1. Asma
2. Bronkitis kronis
3. Emfisema
4. Bronkiektasis
Sekarang terdiri dari :
5. Emfisema
6. Bronkitis kronis
11/24/2021Patofisiologi Vol
Lorraine M. Wilson. 11
2.Jakarta.EGC.2003
Patofisiologi
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis

a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas merokok
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna ( tempat kerja,dll )
- Penyakit emfisema pada keluarga
- Faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis BBLR, infeksi
saluran pernapasan berulang, lingkungan asap rokok dan polusi
udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisik
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi : - Pursed-lip breathing (mulut setengah terkatup)
- Barrel chest
- Penggunaan otot bantu napas
- pelebaran sela iga
- Bila terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis di leher dan emfisema
- Penampilan pink puffer atau blue broeter
Palpasi : Pada emfisema fremitus melemah, sela iga
melebar
Perkusi : hipersonor, batas jantung mengecil, letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
Auskultasi
- Vesikuler melemah atau normal
- ronki atau mengi dan ekspirasi memanjang
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
- Spirometri (VEP1 prediksi, KVP, VEP1 / KVP)
obstruksi : % VEP1 , ( VEP1 / KVP) < 75 %, VEP1 % (VEP1 /
VEP1 pred) < 80%
- APE ( arus puncak ekspirasi ) meter: variabiliti harian tidak
lebih dari 20%
Uji bronkodilator
- Menggunakan spirometri
- setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8
hisapan, 15 -20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP1
atau APE,
perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan <200 ml
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
2. Darah rutin: HB, Ht, lekosit
3. Radiologi: Foto toraks PA dan lateral berguna untuk
menyingkirkan paru lain
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS

Faktor resiko -sesak napas


-usia > 40 th Pemeriksaan -batuk kronik
-r. pajanan fisik -Produksi sputum kronis

Curiga PPOK Foto toraks

Fasilitas Spirometri (-) Fasilitas Spirometri (+)

VEP1/KVP < 70%


Normal

Bukan PPOK
PPOK scr klinis PPOK drjt I/II/III/IV

GOLD
Asesmen
Symptoms/Gejala : CAT atau mMRC
breathlessness scale
Airflow limitation/Derajat hambatan aliran
udara (spirometri)
Risk of exacerbation/Risiko eksaserbasi: tinggi
bila terjadi 2/> eksaserbasi tiap tahun
Symptoms /gejala
CAT (COPD assessment test)  8 pertanyaan
Batuk
Dahak
Rasa berat di dada
Sesak saat jalan menanjak/naik tangga
Keterbatasan aktivitass harian
Khawatir keluar rumah
Tidak dapat tidur nyenyak
Tidak bertenaga
CAT (COPD
assessment test)
 penilaian
 < 10 : ringan
 10-20: sedang
 20-30: berat
 > 30: parah/sangat
berat
Skala sesak menurut Modified Medical
Research Council (mMRC) (GOLD 2011)

Skala sesak Keluhan sesak nerkaitan dengan aktivitas

1 Tdk ada sesak kecuali dgn aktivitas berat

2 Sesak mulai timbul jk berjalan cepat atau naik


tangga
3 Berjalan lebih lambat karena merasa sesak

4 Sesak timbul jk berjalan 100 m atau stlh bbrp


menit
5 Sesak bila mandi atau berpakaian
Airflow limitation / Derajat
hambatan aliran udara
Risk of exacerbation / Risiko eksaserbasi

Eksaserbasi :
 kejadian akut
 ditandai perburukan gx respirasi
 melebihi variasi normal sehari-hari
 mengakibatkan perubahan pengobatan

Eksaserbasi frekuen  eksaserbasi 2/> dlm 1 tahun


Asesmen kombinasi
Symptoms / gejala:
 Less symptoms (mMRC 0-1 atau CAT < 10)  pasien A
atau C
 More symptoms (mMRC ≥ 2 atau CAT ≥ 10)  pasien B
atau D
Airflow limitation / hambatan aliran udara:
 Low risk (GOLD 1 atau 2)  pasien A atau B
 High risk (GOLD 3 atau 4)  pasien C atau D
Exacerbation / eksaserbasi:
 Low risk < 2 per tahun  pasien A atau B
 High risk ≥ 2 per tahun  pasien C atau D
Asesmen kombinasi
Asesmen kombinasi
Pengobatan ppok
• Tujuan:
- Mengurangi gejala
- Mencegah eksaserbasi berulang
- Memperbaiki & mencegah pe  faal paru
- Meningkatkan kualitas hidup
• Modalitas terapi:
- Edukasi - Ventilasi Mekanik
- Obat-obatan - Nutrisi
- Oksigen - Rehabilitasi
 1.      Evaluasi dan monitor penyakit
PPOK merupakan penyakit yang progresif, artinya fungsi paru akan menurun
seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, monitor merupakan hal yang
sangat penting dalam penatalaksanaan penyakit ini. Monitor penting yang
harus dilakukan adalah gejala klinis dan fungsi paru.
Riwayat penyakit yang rinci pada pasien yang dicurigai PPOK atau pasien yang
telah di diagnosis PPOK digunakan untuk evaluasi dan monitoring penyakit :
·        Pajanan faktor resiko, jenis zat dan lamanya terpajan
·        Riwayat timbulnya gejala atau penyakit
·     Riwayat keluarga PPOK atau penyakit paru lain, misalnya asma, tb paru
·        Riwayat eksaserbasi atau perawatan di rumah sakit akibat penyakit paru
kronik lainnya
·        Penyakit komorbid yang ada, misal penyakit jantung, rematik, atau
penyakit-penyakit yang menyebabkan keterbattasan aktifitas
·         Rencanakan pengobatan terkini yang sesuai dengan derajat PPOK
·        Pengaruh penyakit terhadap kehidupan pasien seperti keterbatasan
aktifitas, kehilangan waktu kerja dan pengaruh ekonomi, perasaan depresi /
cemas
·     Kemungkinan untuk mengurangi faktor resiko terutama berhenti merokok
·        Dukungan dari keluarga
Menurunkan faktor resiko
Berhenti merokok merupakan satu-satunya intervensi yang
paling efektif dalam mengurangi resiko berkembangnya PPOK
dan memperlambat progresifitas penyakit.
Strategi untuk membantu pasien berhenti merokok – 5 A :
1).    Ask (Tanyakan)
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua perokok
pada setiap kunjungan
2).    Advise (Nasehati)
Memberikan dorongan kuat untuk semua perokok untuk
berhenti merokok
3).    Assess (Nilai)
Memberikan penilaian untuk usaha berhenti merokok
4).    Assist (Bantu)
Membantu pasien dengan rencana berhenti merokok,
menyediakan konseling praktis, merekomendasikan
penggunaan farmakoterapi
5).    Arrange (Atur)
Jadwal kontak lebih lanjut
Tatalaksana ppok stabil
a.       Bronkodilator
Secara inhalasi (MDI), kecuali preparat tak tersedia / tak
terjangkau
§Rutin (bila gejala menetap) atau hanya bila diperlukan
(gejala intermitten)
§ 3 golongan :
o       Agonis b-2: fenopterol, salbutamol, albuterol,
terbutalin, formoterol, salmeterol
o       Antikolinergik: ipratropium bromid, oksitroprium
bromid
o       Metilxantin: teofilin lepas lambat, bila kombinasi b-2
dan steroid belum memuaskan
§Dianjurkan bronkodilator kombinasi daripada
meningkatkan dosis bronkodilator monoterapi
 
b.      Steroid
-         PPOK yang menunjukkan respon pada uji
steroid
-         PPOK dengan VEP1 < 50% prediksi (derajat III
dan IV)
-         Eksaserbasi akut

c.       Obat-obat tambahan lain


Ø  Mukolitik (mukokinetik, mukoregulator) :
ambroksol, karbosistein, gliserol iodida
Ø  Antioksidan : N-Asetil-sistein
Ø  Imunoregulator (imunostimulator,
imunomodulator): tidak rutin
Ø  Antitusif : tidak rutin
Ø  Vaksinasi : influenza, pneumokokus
 
Non farmakologis
a.       Rehabilitasi : latihan fisik, latihan endurance, latihan pernapasan, rehabilitasi
psikososial
b.       Terapi oksigen jangka panjang (>15 jam sehari): pada PPOK derajat IV, AGD=
Ø      PaO2 < 55 mmHg, atau SO2 < 88% dengan atau tanpa hiperkapnia
Ø      PaO2 55-60 mmHg, atau SaO2 < 88% disertai hipertensi pulmonal, edema
perifer karena gagal jantung, polisitemia
Pada pasien PPOK, harus di ingat, bahwa pemberian oksigen harus dipantau 
secara ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK terjadi hiperkapnia kronik yang
menyebabkan adaptasi kemoreseptor-kemoreseptor central yang dalam keadaan
normal berespons terhadap karbon dioksida. Maka yang menyebabkan pasien terus
bernapas adalah rendahnya konsentrasi oksigen di dalam darah arteri yang terus
merangsang kemoreseptor- kemoreseptor perifer yang relatif kurang peka.
Kemoreseptor perifer ini hanya aktif melepaskan muatan apabila PO 2 lebih dari 50
mmHg, maka dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK
biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi
dengan oksigen tinggi. Hal ini sangat mempengaruhi koalitas hidup. Ventimask
adalah cara paling efektif untuk memberikan oksigen pada pasien PPOK.
c.       Nutrisi
d.      Pembedahan: pada PPOK berat, (bila dapat memperbaiki fungís paru atau gerakan
mekanik paru)
 
Tatalaksana PPOK eksaserbasi
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di rujmah :
bronkodilator seperti pada PPOK stabil, dosis 4-6 kali 2-4 hirup
sehari. Steroid oral dapat diberikan selama 10-14 ahri. Bila
infeksi: diberikan antibiotika spektrum luas (termasuk
S.pneumonie, H influenzae, M catarrhalis).
Terapi eksaserbasi akut di rumah sakit:
·  Terapi oksigen terkontrol, melalui kanul nasal atau venturi mask
· Bronkodilator: inhalasi agonis b2 (dosis & frekwensi
ditingkatkan) + antikolinergik. Pada eksaserbasi akut berat: +
aminofilin (0,5 mg/kgBB/jam)
·   Steroid: prednisolon 30-40 mg PO selama 10-14 hari.
Steroid intravena: pada keadaan berat
Antibiotika terhadap S pneumonie, H influenza, M catarrhalis.
Antibiotika:
Infeksi (+) bakterial  sputum purulen, demam
Pilihan: Amoxycilline + clavulanic acid, cephalosporin,
azithromycine/clarithromycine
· Ventilasi mekanik pada: gagal akut atau kronik
PENYULIT
• Gagal napas
• Kor pulmonale
• Infeksi berulang
PROGNOSA
Faktor-faktor yg memperjelek: usia lanjut, rokok,
hipoksemia yg tdk ditangani, kor pulmonale
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai