Anda di halaman 1dari 76

Proses perubahan pada keluarga,

meliputi:
pola interaksi
hubungan antar anggota keluarga
sepanjang waktu.
Tugas perkembangan harus dipenuhi.
Perawat harus memahami tugas
perkembangan masalah
keperawatan
Intervensi berkaitan dengan sifat masalah
(potensial, aktual, risiko)
Jika tugas perkembangan sudah terpenuhi
semua, masalah yang muncul bersifat
potensial dan risiko.
Masalah potensial upaya
mempertahankan dan meningkatkan
Masalah risiko upaya mencegah
Jika tugas perkembangan belum
terpenuhi, masalah yang muncul bersifat
aktual dan risiko.
Tindakan yang dilakukan promotif dan
preventif
Fase pertama pernikahan.
Perkawinan dari sepasang insan (wanita
dan pria) keluarga baru.
Perpindahan dari keluarga asal/ status
lajang ke hubungan baru yang intim.
Peran Keluarga
Peran wanita
Peran tradisional, peran seksual,
membesarkan anak, mengurus rumah
tangga
Menjaga hubungan keluarga:
mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi hubungan keluarga
Wanita karier : membantu suami
mencari nafkah dan dapat membagi
peran tradisional
Peran Pria
Kepala rumah tangga
Pencari nafkah keluarga
Peran dalam perawatan dan sosialisasi
pada anak
tanggungjawab
Tipe Hubungan Perkawinan
Hubungan saling melengkapi
Salah satu pasangan bersikap dominan
dan sebagai pembuat keputusan,
sedang yang lain tidak dominan dan
sebagai pengikut
Hubungan simetris: kesamaan dari
pasangan
Hubungan paralel
Gabungan antara hubungan paralel dan
hubungan simetris
Fleksibilitas pasangan lebih besar
Pengembangan individu tergantung
kompetensi dan kebutuhan situasional
Membangun kepuasan bersama
Fokus pada persiapan membangun
kehidupan bersama dalam sebuah
keluarga
Menggabungkan dua peran yang
berbeda dan membentuk satu fungsi baru
Belajar untuk hidup bersama antar 2
kepribadian yang berbeda untuk
menyelesaikan tumbang
Pasangan mengakomodasikan hubungan
bersama dalam suatu kegitan rutin
Membina hubungan harmonis dengan
keluarga dari masing-masing pasangan
Pasangan baru pindah tempat dari
rumah orang tua ke tempat baru
Tugas dan peran baru setelah berpisah
dari keluarga asal
Membangun hubungan baru diluar
keterikatan orang tua
Menciptakan keluarga inti yang utuh dan
bahagia
Rencana memiliki anak
Persiapan menjadi ortu sesuai peran masing
masing
Keluarga berencana
Koping keluarga tidak efektif
Sindroma pindah rumah
Kapan pertemuan pasangan?
Bagaimana hubungan sebelum menikah?
Bagaimana pasangan ini memutuskan
menikah?
Adakah halangan terhadap perkawinan
mereka (sebutkan)?
Bagaimana respons anggota keluarga
terhadap perkawinan?
Bagaimana kehidupan di lingkungan
keluarga asal, termasuk orientasi keluarga
dari kedua orang tua?
Siapa orang lain yang tinggal serumah
setelah perkawinan?
Bagimana hubungan dengan saudara
ipar?
Bagaimana keadaan orang tua masing-
masing dan hubungannya dengan orang
tua setelah perkawinan?
Bagaimana rencana mempunyai anak?
Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
Bagaimana rutinitas (secara individu: suami
dan istri) setelah perkawinan?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi
keluarga?
Merupakan tahap kedua siklus kehidupan
keluarga
Dimulai ketika kelahiran anak pertama
hingga bayi berusia 30 bulan (2,5 th).
Ortu tergetar hatinya, kadang merasa takut.
Kekhawatiran pd bayi berkurang setelah
beberapa hari.
Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran barunya.
Peran tersebut awalnya sulit karena:
Perasaan tidakmampu menjadi orang tua
baru
Kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-
teman
Nasehat yang menimbulkan konflik dari
keluarga
Teman-teman dan petugas kesehatan
bersifat membantu
Sering terbangun tengah malam oleh bayi
yang berlangsung 3 -4 minggu.
Ibu letih secara psikologis dan fisiologis.
Merasakan beban tugas sebagai ibu
rumah tangga, mungkin juga bekerja,
selain merawat bayi.
Lebih berat jika ibu sakit atau persalinan
lama dan sulit/ sectio caesarea.
Kehadiran bayi menciptakan
perubahan pada anggota keluarga
Suami merasa diabaikan
Peningkatan perselisihan dan argumen
antara suami dan istri
Interupsi dalam jadwal yang kontinu
(begitu lelah sepanjang waktu)
Kehidupan seksual dan sosial terganggu
dan menurun
Mengkaji peran kedua orangtua
Kaji interaksi dengan bayi
Kaji kemampuan merawat bayi dan
Kaji respon bayi
Sikap orang tua tentang mereka sendiri
sebagai orangtua
Sikap mereka terhadap bayi mereka
Karakteristik komunikasi orangtua
Stimulasi bayi
Ortu belajar arti dari isyarat yang
diekspresikan oleh bayi untuk
mengutarakan kebutuhannya.
Belajar menerima pertumbuhan dan
perkembangan anak
Butuh dukungan orang tua
Membentuk keluarga muda ,
mengintegrasikan bayi baru ke dalam
keluarga
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang
bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan
Memperluas persahabatan dengan keluarga
besar peran orang tua, kakek, dan nenek.
Pendidikan maternitas yang terpusat pada
keluarga :
Perawatan bayi yang baik
Pengenalan dan penanganan masalah-
masalah kesehatan fisik secara dini
Imunisasi
Konseling perkembangan anak
Keluarga Berencana
Interaksi keluarga
Bidang-bidang peningkatan kesehatan
umum (gaya hidup)
Bagaimana riwayat kehamilan anak ini?
Bagaimana riwayat persalinan anak?
Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai
usia 2 minggu?
Bagaimana perawatan anak sampai usia satu
tahun?
Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir
dan apa hubungannya?
Siapakah yang mengasuh anak setiap hari?
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk
berkumpul dengan anak?
Siapa yang memberikan stimulus dan latihan kepada
anak dalam rangka pemenuhan tumbuh
kembangnya?
Bagaimana perkembangan anak dan
ketrampilan yang dimiliki anak dicapai pada
usia berapa?
Adakah sarana untuk stimulus tumbuh
kembang anak?
Pernahkah anak menderita sakit serius, apa
jenisnya, kapan waktunya, berapa lama, dan
dirawat di rumah sakit atau tidak?
Bagaimana pencapaian perkembangan anak
saat ini?
Kemampuan apa yang dimiliki anak saat ini.
Bagaimana harapan keluarga terhadap
anak?
Bila perlu gunakan skala DDST.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi
keluarga?
Keluarga dengan anak Usia Pra sekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga
Mulai anak pertama berusia 2 1/2 tahun
dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang keluarga mungkin terdiri dari 3-5
orang, dengan posisi suami-ayah, istri-
ibu,anak laki-laki-saudara, anak
perempuan-saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan
berbeda.
Anak-anak usia pra sekolah harus belajar
mandiri.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
rumah, ruang bermain, privasi keamanan.
Mensosialisasikan anak.
Mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yg lain.
Mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan
orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas)
Tugas utama keluarga: Mensosialisasikan
anak.
Anak-anak usia pra sekolah
mengembangkan konsep diri dan belajar
mengekspresikan diri mereka, seperti
tampak dalam kemampuan menangkap
bahasa dengan cepat.
Tugas lain, mengintegrasikan anggota
keluarga yang baru (anak kedua dan
ketiga) sementara masih memenuhi
kebutuhan anak yang lebih tua.
Pergeseran anak oleh bayi baru lahir
secara psikologis merupakan suatu
kejadian traumatik.
Persiapan anak-anak menjelang
kelahiran seorang bayi
Persaingan dikalangan kakak beradik
(sibling rivalry): memukul, tingkah laku
regresif, menarik perhatian.
Kecelakaan : Jatuh
Lukabakar
Laserasi
Penyakit infeksi, penyakit menular
Keracunan
Persaingan antara kakak-adik
Keluarga Berencana
Kebutuhan Pertumbuhan dan
perkembangan
Masalah-masalah pengasuhan anak
seperti: penganiayaan, menerlantarkan
anak, keamanan dirumah, dan masalah
komunikasi keluarga.
Membantu membentuk gaya hidup
sehat
Memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial secara
optimal
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga
selama di rumah dan adakah sarana
stimulasinya?
Sudahkah anak diikutkan kegiatan play
group?
Berapa lama waktu yang dimiliki oleh
orang tua untuk berkumpul dengan anak
setiap hari?
Siapakah orang yang setiap hari
bersama anak?
Kemampuan apa yang telah dimiliki
anak saat ini?
Bagaimana harapan keluarga
terhadap anak saat ini?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan
fungsi keluarga?
Dimulai ketika anak pertama berusia 6
tahun dan mulai masuk SD dan berakhir
pd usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
Keluarga biasanya mencapai jumlah
anggota maksimum.
Merupakan masa yang sibuk, anak-anak
mempunyai keinginan dan kegiatan
masing-masing dan kegiatan orang tua
sendiri.
1. Mensosialisasikan anak-anak:
meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
Tugas Orang tua: belajar menghadapi
perpisahan dengan anak atau
membiarkan anak pergi.
Hubungan dengan teman sebaya dan
kegiatan di luar rumah akan memainkan
peranan besar dalam kehidupan anak
usia sekolah tersebut.
Defek penglihatan, pendengaran, wicara
Kesulitan belajar
Gangguan tingkah laku
Perawatan gigi yang tidak adekuat
Penganiayaan anak
Penyalahgunaan zat
Penyakit menular
Penyakit-penyakit : epilepsi, serebral palsy,
retardasi mental, kanker, kondisi
orthopedik)
Fungsi rujukan
Mengajar/ Mendidik
Memberi konseling pada orang tua
mengenai kondisi anak
Membantu keluarga melakukan koping,
untuk meminimalkan pengaruh negatif
dari masalah-masalah yang dialami
anak.
Bagaimana karakteristik teman bermain?
Bagaimana lingkungan bermain?
Berapa lama anak menghabiskan waktunya di
sekolah?
Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh-
kembang anak dan adakah sarana yang
dimiliki?
Bagaimana temperamen anak saat ini?
Bagaimana pola anak jika menginginkan
sesuatu barang?
Bagaimana pola orang tua menghadapi
permintaan anak?
Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat
ini?
Kegiatan apa yang diikuti anak selain di
sekolah?
Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan
selama di sekolah?
Pernahkah mendapat kecelakaan selama di
sekolah atau di rumah saat bermain?
Adakah penyakit yang muncul dan dialami
anak setama masa ini?
Adakah sumber bacaan lain selain buku
sekolah dan apa jenisnya?
Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu
luangnya?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi
keluarga?
Masa peralihan, terjadi perubahan fisik
dan psikologis dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa.
Perubahan psikologi: intelektual, emosi,
kehidupan sosial
Perubahan fisik: alat-alat reproduksi
sudah mencapai kematangan dan
mulai berfungsi.
WHO : usia remaja 10-20 tahun
usia remaja awal (10-14 tahun)
usia remaja akhir (15-20 tahun).
Terdapat ciri-ciri tertentu pada kedua
kelompok usia remaja tersebut:
a). Keadaan perasaan dan emosi
Emosinya tidak stabil.
Mengalami pergolakan
Mengalami perubahan perilaku/ labil.
b). Keadaan mental
Kemampuan mental / berfikir mulai
sempurna / kritis
Menolak hal-hal yang kurang dimengerti.
Pertentangan dengan orangtua, guru
maupun orang dewasa lainnya.
Biasanya memasuki kelompok sebaya yang
sama jenisnya.
c). Keadaan kemauan
Mencoba segala hal yang dilakukan
orang dewasa.
Anak pria mencoba merokok, anak
wanita bersolek mereka ada yang
mencoba melakukan hubungan seks.
d). Keadaan moral
Dorongan seks sudah cenderung
memperoleh pemuasan
Berani menunjukkan sikap-sikap
menarik perhatian (seks appeal).
a). Keadaan perasaan dan emosi
- Emosi dan kestabilannya meningkat
- Masih tampak luapan emosinya
- Dapat menyesuaikan diri
b). Keadaan mental
- Kemampuan berfikir lebih sempurna,
kritis.
- Kemampuan berfikir secara abstrak
sudah mencapai kesempurnaan.
c). Keadaan kemauan
Kemauannya terarah sesuai cita-cita dan
kemampuannya.
Langkah-langkah makin terkendali sesuai
situasi dan kondisi.
Dapat merencanakan langkah-langkah
mana yang harus ditempuh.
d). Keadaan moral
- Moral sudah pada tingkat post
konvensional/ penilaian moral yg prinsip.
- Bertanggung jawab terhadap
perilakunya.
- Lebih realistis pada keadaan
Seksualitas semua aspek badaniah,
psikologik dan kebudayaan yang
berhubungan langsung dengan seks dan
hubungan seks manusia.
Seksualitas, reaksi dan tingkah laku seksual
didasari dan dikuasai oleh nilai-nilai
kehidupan manusia yang lebih tinggi.
Hubungan seksual tidak hanya alat
kelamin dan daerah erogen yang
pegang peranan, melainkan juga psikis
dan emosi.
Perilaku sexual normal: dapat
menyesuaikan diri, bukan hanya tuntutan
masyarakat, tetapi kebutuhan individu.
Dorongan sex : merupakan kejadian
normal dan netral.
Tergantung pada manusialah dorongan
itu akan disalurkan dengan cara
bagaimana.
Dorongan sex menimbulkan rasa ingin
tahu remaja
Bila rasa ingin tahu ini tidak dipenuhi,
anak akan mendapatkannya dari
sumber-sumber lain yang diragukan efek
edukatifnya seperti majalah, komik, film
Karena itu remaja perlu diberi pendidikan
seks.
1. Perkosaan trauma fisik & psikis, KTD,
risiko aborsi
2. Masturbasi
3. Homoseks
4. Disfungsi seksual
- pria: ejakulasi dini, disfungsi ereksi
- wanita: frigiditas, dispareunia,
vaginismus
5. Eksploitasi seksual, penyaluran seks
free seks
Peran dan Tanggung jawab Orang Tua
Menyelaraskan kebebasan dengan
tanggung jawab
Belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak.
Penerimaan kelebihan dan kekurangan
remaja, tanpa konflik/ sensitivitas.
Orang tua merasa berkompetisi
dengan berbagai kekuatan sosial.
a). Menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggungjawab ketika remaja matur
dan semakin mandiri.
b). Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan
c). Berkomunikasi secara terbuka antara
orang tua dan anak.
d). Memperhatikan etika dan standar
moral keluarga
Penyalahgunaan obat-obatan dan
alkohol
Keluarga berencana
Kehamilan yang tidak dikehendaki
Pendidikan dan konseling seks
Bagaimana karakteristik teman di sekolah
atau di lingkungan rumah?
Bagaimana kebiasaan anak pada waktu
luang?
Bagaimana perilaku anak di rumah?
Bagaimana hubungan antara anak
remaja dengan adiknya, teman sekolah
atau bermain?
Siapa saja yang berada di rumah selama
anak remaja di rumah?
Bagaimana prestasi anak di sekolah dan
prestasi apa yang pernah diperoleh anak?
Apa kegiatan di luar rumah selain sekolah,
berapa kali, berapa lama, dan dimana?
Apa kebiasaan anak di rumah?
Apa fasilitas yang digunakan anak secara
bersamaan atau sendiri?
Berapa lama waktu yang disediakan orang
tua untuk anak?
Siapa yang menjadi figur bagi anak?
Seberapa peran yang menjadi figur bagi
anak?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi
keluarga ?
Keluarga yang melepas anak Dewasa Muda
Ditandai dengan anak pertama meninggalkan
rumah orang tua dan berakhir dengan "rumah
kosong", ketika anak terakhir meninggalkan
rumah.
Tahap ini biasanya 6 atau 7 tahun tergantung
jumlah anak dirumah/ jumlah anak yang belum
menikah yang tinggal dirumah setelah tamat
SMU dan Perguruan Tinggi.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak
persiapan dari dan oleh anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang mandiri.
Memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota baru dari
perkawinan.
Melanjutkan untuk memperbahami
dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
Membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan dari suami maupun istri.
1. Gangguan peran ibu
2. Feminitas hilang
3. Suami golongan menengah atas
mengalami puncak karir di "out door"
4. Maskulinitas berkurang dan tuntutan
karir
Komunikasi kaum muda dgn orang tua
Transisi peran bagi suami - istri
Perawatan Lansia
Kondisi kesehatan kronis/ faktor-faktor
yang berpengaruh seperti : tekanan
darah tinggi, kolesterol, obesitas.
KB Bagi dewasa muda dan
kemungkinan pada remaja
Menopause
Tahap ke 7 dari siklus kehidupan keluarga
yang
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah, dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
Biasanya terjadi ketika usia memasuki 45 -
55 tahun dan berakhir pada usia 16 -18
tahun kemudian.
Pasangan post parental ini biasanya tidak
terisolasi lagi, sebagian menghabiskan
masa hidupnya dalam fase post parental
dan dengan hubungan ikatan keluarga
hingga 4 generasi.
1. Penyesuaian perkawinan lebih baik
2. Distribusi kekuasaan suami istri lebih merata
3. Deferensiasi peran perkawinan meningkat
4. Keuangan membaik
5. Kegiatan waktu luang dan persahabatan
untuk mencapai kebahagiaan.
6. Kepuasan seksual ditempuh dengan
komunikasi yang baik dan kepuasan
perkawinan.
7. Usia kehidupan paling baik bagi keluarga
dengan kepuasan dan status ekonomi baik.
1. Mempersiapkan "mengisi" rumah
2. Kehilangan feminitas yang ditandai
dengan menopause dan penuaan.
3. Mendorong anak mandiri
1. Gaya hidup sehat: Pengontrolan BB,
Diet seimbang, Olahraga teratur, dan
Istirahat cukup
2. Memperoleh dan menikmati karier,
pekerjaan, kecakapan yang kreatif
Frustasi dan kecewa: tidak bekerja,
aktivitas monoton
Pekerja kelas menengah : Fenomena
Plateu (tidak ada promosi dan kenaikan
gaji).
Karier; Proporsi lampu kuning (pindah
karena stagnasi, bosan)
Upaya yang dilakukan yaitu : adanya
aktivitas dan hobi di waktu luang.
Masalah-masalah penuaan
Hilangnya anak
Perasaan gagal membesarkan anak
dan usaha kerja
Perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang
teman/ anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker.
Keyakinan bahwa pemeriksaan yang
teratur dan kebiasaan hidup sehat
mempakan cara efektif untuk
mengurangi kerentanan terhadap
penyakit.
1. Menerima dan menyambut cucu
2. Meningkatkan hubungan antar
generasi
3. Kakek dan nenek memberikan
dukungan yang besar kepada anak
dan cucu yang krisis untuk
meningkatkan harga diri
Perselisihan yang timbul selama tahun-
tahun pertengahan, seringkali berkaitan
dengan jemunya ikatan.
Karakteristik umum dari masa ini,
berkaitan dengan kepuasan din sendiri
dan berada dalam kebahagiaan yang
membosankan.
1. Kebutuhan promosi kesehatan
2. Masalah hubungan perkawinan
3. Komunikasi dengan anggota keluarga
4. Masalah yang berhubungan dengan
perawatan : membantu orang tua
Bagaimana karakteristik pasangan
anaknya?
Bagaimana hubungan anak terhadap
orang tua dan mertua setelah menikah?
Apakah anak yang telah menikah tinggal
bersama atau lepas dari orang tua?
Bila tidak, anak yang telah menikah tidak
tinggal serumah, dimana tinggalnya dan
berapa lama / frekuensi anak bertemu
dengan orang tua?
Bagaimana hubungan antara anak
yang telah menikah dengan adiknya?
Bagaimana perasaan orang tua
setelah anak menikah?
Bagaimana orang tua membentuk
jaringan dengan anak?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan
fungsi keluarga yang dilaksanakan?
Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar
rumah?
Bagaimana hubungan anak dengan orang
tua?
Adakah orang lain yang tinggal serumah,
bagaimana hubungan keluarga?
Bagaimana pemenuhan kebutuhan
individu setelah anak tidak lagi serumah?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi
keluarga?
Tahap terakhir siklus kehidupan
keluarga
Dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun,
terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal
Penuaan sering diartikan sebagai kehilangan
rambut, teman-teman, aspirasi, dan kekuatan.
Bagi komunitas dengan keluarga individu dan
keluarga besar, menangani lansia mempunyai
konotasi negatif, seseorang dibebani dengan
perasaan yang menyusahkan dengan
masalah-masalah yang menekan.
Masyarakat tidak membiarkan kebanyakan
lansia tetap produktif.
Penilaian masyarakat yang negatif terhadap
lansia mempengaruhi citra diri mereka.
Ekonomi, menyesuaikan terhadap pendapatan
yang turun secara substansial, mungkin kemudian
menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi
(ketergantungan pada keluarga atau subsidi
pemerintah)
Perumahan, sering pindah ke tempat tinggal yang
lebih kecil dan kemudian dipaksa pindah ke
tatanan institusi
Sosial, kehilangan (kematian) saudara, teman-
teman, dan pasangan
Pekerjaan, Keharusan pensiun dan hilangnya peran
dalam pekerjaan dan perasaan produktivitas
Kesehatan, menurunnya fungsi fisik, mental, kognitif,
memberikan perawatan bagi pasangan yang
kurang sehat
Mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan
Menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun
Mempertahankan hubungan perkawinan
Menyesuaikan diri tehadap kehilangan
pasangan
Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi
Meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi hidup)
Kondisi kronis dan kondisi multipel
Menurunnya fungsi fisik, finansial
Isolasi sosial, kesepian, depresi,
gangguan kognitif, masalah psikologis
Defisiensi nutrisi , konstipasi, dll

Anda mungkin juga menyukai