Anda di halaman 1dari 28

Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dan

kadar kandungan kimia tertentu ( Flavonoid,


Alkanoid, Saponin dan Terpenoid )

Kelompok 8 :
1. Lusi Asmarani Dewi (1601022)
2. Mega Restia (1601025)
3. Taskia Yulia Putri
4. Yola Marina Dwiputri (1601061)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Noveri Rahmawati,M.Farm.,Apt
Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dan kadar
kandungan kimia tertentu ( Flavonoid, Alkanoid,
Saponin dan Terpenoid )
a. Flavonoid

Adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat


di alam => terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian
zat warna kuning dalam tumbuhan.

Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat


pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk
campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal.
Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon dalam
inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6 - C3 C6.
Susunan tersebut dapat menghasilkan tiga struktur yaitu: 1,3-
diarilpropana (flavonoid), 1,2-diarilpropana (isoflavonoid), 2,2-
diarilpropana (neoflavonoid).
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi :

Sebagai pigmen
warna
Fungsi fisiologi dan
patologi

Aktivitas Farmakologi

Flavonoid dalam
makanan
b. Alkaloid

Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa


senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari
tumbuan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan
bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya
alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa, yan
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin
heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.

Satu contoh yang sederhana adalah nikotina. Nikotin dapat


menyebabkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker
mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap
kehamilan dan janin.
c. Saponin

Merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa hasil


kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan
non-gula (aglikon).

Saponin ini terdirin dari dua kelompok :


Saponintriterpenoid dan saponin steroid. Saponin
banyak digunakan dalam kehidupan manusia,
salah satunya terdapat dalam perak yang dapat
digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan
sebagai shampoo.Saponin dapat diperoleh dari
tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
d. Senyawa Terpenoid
Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa
yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5:8
dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang bergabung
secara head to tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen
lazim disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya dengan
senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti
gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen
maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid
(isoprenoid)
Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa
terpenoid dibagi atas:
monoterpen
(dua unit
isoprene)

politerpena
seskiterpen (tiga
(banyak unit
unit isoprene)
isoprene).

Tetraterpena diterpena
(delapan unit (empat unit
isoprene) isoprene)

Triterpena
(enam unit
isoprene)
Lanjutan
Contoh dan pemanfaatan Saponin dan
Flavonoid

Tumbuhan pepaya (Carica papaya) dapat dimanfaatkan


sebagai obat tradisional pada bagian daun dan akarnya.
Hal ini disebabkan daun pepaya (Carica papaya)
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu steroid,
saponin, flavonoid, dan tannin.
Identifikasi Senyawa Alkaloid, Flavonoid, Steroid, Terpenoid, Saponin
Pada Daun Rambutan

Sampel yang digunakan adalah daun rambutan


(Nephelii lappacei)
1. Identifikasi Alkaloid : Metoda Culvenor-Fiztgerald

Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam


lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit
sampai membentuk pasta.
Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi,
saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.
Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai
terbentuk dua lapisan.
Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya
untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam
tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian
terpenoid ).
Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf.
Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer.
Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange
dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung
alkaloid.
2. Identifikasi Flavonoid : Shinoda Test / sianidin Test

Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan


5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi.
Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit
serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau
kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid.
a. Uji Flavonoid

Flavonoid dalam tumbuhan dapat diidentifikasi dengan mengekstrak 0,5 g


sampel (daun rambutan) ditambahkan 5 ml metanol dan dipanaskan
selama 5 menit dalam tabung reaksi. Kemudian ekstraknya ditambahkan
beberapa tetesHCl pekat dan sedikit serbuk magnesium.
Pada sampel yang diuji yaitu daun rambutan, memberikan uji positif
adanya flavonoid. Hal ini ditandai dengan terjadi perubahan warna larutan
menjadi warna merah.

Menurut literatur, tumbuhan rambutan


pada bagian kulit batang mengandung
tanin, saponin, flavonoida, pectic
substances, dan zat besi.
3. Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard

Beberapa tetes kloroform pada uji alkaloid, ditempatkan pada


plat tetes. Tambahkan anhidrida asetat 5 tets dan biarkan
mengering. Kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat.
Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif
terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji
positif untuk steroid.
4. Identifikasi Saponin : Uji Busa

Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena
test yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel yang
basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan
membentuk busa bila dikocok.
Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi
dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah
dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit
berarti sampel mengandung saponin.
( Tabel 4.1. Pengamatan reaksi )

Sampel Alkaloid Flavonoid Saponin

Wagner Mayer Dragendorf


rambutan + +

b. Uji Saponin

Untuk mengidentifikasi saponin dalam tumbuhan dapat dilakukan


dengan merajang halus sampel (daun rambuatan) kering, lalu
dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades. Kemudian
didihkan selama 2-3 menit. Setelah dingin, ekstraknya kocok kuat-kuat. Uji
positif ditandai dengan adanya busa yang stabil selama 5 menit.
Jurnal yang terkait :
Analisis Pendahuluan Metabolit Sekunder
dari Kalus Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)
ERLINDHA GANGGA 1 *, HERNITA ASRIANI 1 , LINDA NOVITA 2
1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
2 Balai pengkajian Bioteknologi, BPPT, Puspiptek, Serpong

Dalam beberapa hasil penelitian diketahui bahwa mahkota dewa


kaya akan kandungan kimia tetapi belum semuanya terungkap. Dalam daun
dan kulit buahnya terkandung alkaloid, terpenoid, saponin dan flavonoid,
sedangkan pada daunnya ditemukan senyawa lignan (polifenol) (3,4) .
Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh mahkota dewa menyebabkan
mahkota dewa mendapatkan perhatian yang besar dari beberapa negara.
Saat ini mahkota dewa sedang diteliti dan dikembangkan secara serius
sebagai obat untuk penyembuhan beberapa penyakit. Negara yang
sedang mengembangkan penelitian ini antara lain:
Belanda, Taiwan, Singapura, dan Malaysia (4) . Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuktikan bahwa metoda kultur jaringan tanaman mahkota dewa
menghasilkan metabolit sekunder yang sama dengan metabolit sekunder
yang dihasilkan dari
tanaman asalnya.
Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Ekstrak Metanol Kulit Batang
Mangga (Mangifera indica L)
Riska Aksara, Weny J.A. Musa, La Alio
Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Gorontalo
Korespondensi: Jalan JenderalSudirman 6 Kota Gorontalo, 96128.

Dari hasil skrinning fitokimia diketahui bahwa di dalam kulit


batang Mangga terdapat senyawa alkaloid dan flavonoid.
Alkaloid merupakan salah satu metabolisme sekunder yang
terdapat pada tumbuhan, yang bisa dijumpai pada bagian daun,
ranting, biji, dan kulit batang. Alkaloid mempunyai efek dalam
bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan
tekanan darah, mengurangi rasa sakit, antimikroba, obat
penenang, obat penyakit jantung dan lain-lain lain (Simbala
2009)..
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID
DARI DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL)
Nilda Apriyati Tengo, Nurhayati Bialangi, Nita Suleman
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA
Universitas Negeri Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh


kesimpulan bahwa isolat fraksi 7 dari daun alpukat (Persea Americana
Mill) yang ada dalam ekstrak kental metanol diduga merupakan
senyawa alkaloid aromatik. Senyawa alkaloid aromatik memiliki
karakteristik: N-H (3311,55 cm -1 ), C-H alifatik (2921,96 cm -1 ), C-N
(1130,21 cm -1 ), C=O (1735,81 cm -1 ), C-H aromatik, gugus N-C=O
(580,53 cm -1 ), dan didukung oleh data spektrofotometer UV-Vis dengan
serapan panjang gelombang 238,5 nm serta hasil dari transisi elektron n
* dan n * yang mengindikasikan adanya gugus C=O dan gugus N-H.
ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA
ALKALOID DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.)
Fitriyani * , Dewi Kusrini, dan Enny Fachriyah
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang,
Indonesia

Pada daun mindi terdapat kandungan metabolit sekunder


antara lain alkaloid, tannin, saponin, fenolik, glikosida, steroid,
terpenoid dan flavonoid [1]. Berdasarkan kemotaksonomi tanaman
Dysoxylum binectanferum (Meliceae) yang telah teridentifikasi
mengandung senyawa alkaloid yaitu chromene alkaloid dan
rohitukine. Penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa
tanaman mindi memiliki aktivitas sebagai antikanker, dengan IC50
range of 8.18- 60.10 ppm. Daun dari tanaman mindi belum banyak
diteliti, oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan isolasi,
identifikasi, dan uji sitotoksik senyawa alkaloid dari daun mindi.
Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging
Buah Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa Scheff Boerl)
Yuli Rohyami
Program DIII Kimia Analis FMIPA UII Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil


pengukuran flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota
dewa menggunakan spektrofotometer UV-Vis dapat ditunjukkan
bahwa kandungan senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata
1,7647 mg.L -1 atau 2,2334 mg.kg -1 atau 0,004463 % dan pada buah
mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L -1 atau 2,7559 mg.kg -1 atau
0,005453 %.
FlavanoidSebagaiantioksidan

Seperti yang sudah disebutkan manfaat secara umum dari senyawa


Flavanoid adalah untuk mengusir Radikal Bebas. Radikal Bebas dapat
berkembang dengan melakukn oksidasi terhadap sel sel sehat.Oleh
Karea itu tubuh perlu manfaat antioksidan yang cukup untuk
mencegah terjadinya oksidasi. Flavanoid bereperan sebagai oksidasi.
ZatTerpenoid Kandungan zat terpenoid pada mengkudu
membantu proses sintesis organic yang berguna untuk
pemulihan sel-seltubuh.

Padamengkudu
Sementara itu senyawa seperti saponin juga memiliki manfaat tersendiri.
Beragam kegunaan senyawa aktif ini antara lain sebagai sumber anti-
bakteri juga anti-virus yang baik bagi manusia, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh manusia, mampu menambah vitalitas, menetralisirgula
dalam darah dan membantu pengurangan gumpalan dalam darah.
Salah satu kandungan mahkota dewa adalah senyawa alkaloid. Senyawa ini
sebenarnya paling banyak ditemukan di alam dan sebagian bersar berasal
dari jenis tumbuhan.Secara sederhana bisa dikatakan, jika tumbuhan terasa
pahit maka ia mengandung senyawa alkaloid. Saat ini fungsi alkaloid masih
belum jelas.Namun, pada mahkota dewa, alkaloid disiny alir memiliki fungsi
detoksifikasi sehingga membantu mengeluarkan racun-racun dari dalam
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai