Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR KOMPUTASI

PROSES
PUTRI PUSPITA SARI 21030115120013
RENDY RENALDY FIRDAUS 21030115140161
SIMULASI DAN PERANCANGAN CSTR NON
ADIABATIS
PADA PROSES PEMBUATAN 1-BUTENA
DENGAN PROSES ALPHABUTOL
MENGGUNAKAN PROGRAM SCILAB 5.5.2
TUJUAN
1. Menentukan volume reaktor dengan perhitungan
dan mensimulasikannya dengan program Scilab
5.5.2.
2. Mengkaji pengaruh hubungan konversi dengan suhu
reaktor yang dihasilkan pada pembuatan 1-butena
dengan proses alphabutol.
3. Mengkaji pengaruh hubungan konversi dengan
volume reaktor yang dihasilkan pada pembuatan 1-
butena dengan proses alphabutol.
Reaksi
Reaksi utama :
2CH2=CH2 (g) CH2=CH-CH2-CH3 (g)
etilena 1-butena
Reaksi samping :
CH2=CH-CH2-CH3 (g) + C2H4 (g) CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3(g)
1-butena etilena 3-metil-1-pentena

Kondisi Operasi Reaksi Dimerisasi


Temperatur Umpan (To) : 60C (333 K)
Temperatur pendingin (Ta) : 30C (300 K)
Temperatur referensi (Tr) : 25C (298 K)
Tekanan Umpan : 27 atm (2700 kPa)
Sifat reaksi : eksotermis
Fase umpan : gas
Konversi : 95,7%
Selektivitas : 93%
Tinjauan Termodinamika
Diketahui data H0f 298 standar (Yaws, 1999) pada reaksi utama:
2CH2=CH2 (g) CH2=CH-CH2-CH3 (g)
etilena 1-butena
H0f 298 etilena = 52500000 J/kmol
H0f 298 1-butena = -500000 J/kmol
0
H f reaksi = H0f produk - H0f reaktan
H0298 = (H0f 298 1-butena) 2 (H0f 298 etilena)
= (-500000) 2 (52500000)
= -105500000 J/kmol

Diketahui data H0f 298 standar (Yaws, 1999) pada reaksi samping:
CH2=CH-CH2-CH3 (g) + C2H4 (g) CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3(g)
1-butena etilena 3-metil-1-pentena
H0f 298 etilena = 52500000 J/kmol
H0f 298 1-butena = -500000 J/kmol
H0f 298 3-metil-1-pentena = -49000000 J/kmol
H0f reaksi = H0f produk - H0f reaktan
H0298 = (H0f 298 3-metil-1-pentena) (H0f 298 etilena + H0f 298 1-butena)
= -49000000 (52500000-500000)
= -101000000 J/kmol
Karena H reaksi utama dan samping bernilai negatif maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi
eksotermis yang mengeluarkan panas.
Tinjauan Termodinamika
Tinjauan Termodinamika
Tinjauan Kinetika
Neraca Massa
Kinetika Reaksi
Stoikiometri
Neraca Energi
Data yang Dibutuhkan
v0 = 100 liter/jam
FA0 = 45000 mol/jam
FB0 = 20000 mol/jam
k1 = 6,706 x 10-3
k2 = 8,373 x 10-5
R = 8,314 J/mol K
CpA298 = 6.827x10-11 J/mol. K
CpB298 = 4.7053x10-11 J/mol. K
CpC298 = 9.6074x10-11 J/mol. K
UA = 2000 J/jam K
T = 333 K
T0 = 298 K
Ta = 300 K
Tr = 298 K
P = 2700 kPa
A1 = 7,1 x 10-3 m3/kmol.det
Ea1 = 157,84 kJ/kmol.K
A2 = 9,32 x 10-5 m3/kmol.det
Ea2 = 296,8 kJ/kmol.K
HASIL DAN PEMBAHASAN
Xa Tx (Kelvin) Vx (liter)

0,1 298,42846 5,1339985

0,2 298,78314 13,074817

0,3 299,08277 25,807609

0,4 299,33923 47,272641

0,5 299,56124 86,094462

0,6 299,75529 163,84084

0,7 299,92636 345,83116

0,8 300,0783 897,95032

0,9 300,21414 3577,2904


1. Volume Reaktor
2. Hubungan Antara Konversi terhadap Suhu Reaksi
Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa semakin tinggi konversi reaksi maka suhu yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan peningkatan konversi reaksi akan
memperngaruhi peningkatan suhu reaktor. Kenaikan suhu reaktor pada reaksi eksotermis
ini menyebabkan panas laju reaksi yang dihasilkan juga semakin besar. Pada reaksi
eksotermis, sistem akan berusaha melepaskan panas ke lingkungan. Apabila temperatur
lingkungan rendah maka sistem akan mudah melepaskan panas sehingga reaksi dapat
berjalan dengan baik akan tetapi apabila temperatur lingkungan tinggi maka sistem akan
dipaksa untuk menerima panas dari lingkungan sehingga keberjalanan reaksi akan
terganggu. Oleh karena itu, semakin besar nilai konversi maka suhu reaktor akan semakin
tinggi. Hal ini dikarenakan efek yang ditimbulkan oleh reaksi eksotermis.
3. Hubungan Antara Konversi terhadap Volume
Reaktor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai