Anda di halaman 1dari 31

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

SISTEM MANAJEMEN K3
Di Rumah Sakit

oleh : Pusat K3, Depnakertrans.


Pendahuluan
Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem
perdagangan dunia.
Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan
utama bisnis antar negara.
Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing,
menciptakan nilai - nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan
menekan biaya produksi.
Penerapan K3 di Rumah Sakit belum menjadi kebutuhan
K3 masih bersifat slogan dan belum membudaya ditengah
masyarakat
Angka kecelakaan dan kerugian akibat kecelakaan masih
tinggi
K3 masih dipandang dalam lingkup sempit (terbatas dalam
lingkup kerja) belum menjadi bagian integral dari bisnis atau
kegiatan pembangunan
Kenapa Kita Melaksanakan K3
Alasan Hak Azasi Manusia:
Setiap Manusia mempunyai Hak Azasi
Untuk Hidup Sehat dan Selamat

Alasan Ekonomi:
Mencegah kerugian

Alasan Hukum:
Undang-undang dan Peraturan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat kerja , dll

ACCIDENT PREVENTION
PENCEGAHAN KECELAKAAN
PENGERTIAN PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Upaya untuk :
menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat
dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja;
mengendalikan atau meniadakan potensi
bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang dapat
diterima dan sesuai dengan standard yang
ditetapkan.
Sasaran K3
Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan
lancar
K3 merupakan kebutuhan bersama. ( Mutual Needs ).
Pekerja Pengusaha/Manajemen Pemegang Saham Pemasok Konsumen
Pemerintah Masyarakat.
K3 merupakan Hak Asasi Manusia ( HAM ).
- Hak Eksistensial (Existencial Right ).
- Hak Sipil ( Civil Right ).
- Hak konstitusional ( Constitutional Right ).
K3 merupakan Tantangan/Tuntutan Global.
* Efektivitas Efisiensi Produktivitas.
* Perlindungan dari resiko
K3 merupakan kewajiban.
Di atur dalam peraturan perundang undangan.
K3 merupakan naluri Kemanusiaan
Risk assessment Tindakan
identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
FAKTA KECELAKAAN KERJA
(data dari ILO):
Setiap 15 detik, seorang pekerja meninggal dunia
akibat kecelakaan kerja atau Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Artinya, dalam sehari 5.500 pekerja meninggal
dunia akibat kecelakaan kerja atau PAK

Setiap 15 detik, 160 pekerja mengalami kecelakaan


kerja.
Artinya, dalam sehari hampir 1 juta pekerja
menderita akibat kecelakaan kerja

Sumber:
ILO World Day for Safety and Health at Work
28 April 2009
www.ilo.org/safeday
Kondisi
yang diinginkan

UU Hak Pekerja/Buruh mendapatkan


13/2003
perlindungan melalui penerapan
SMK3 di semua perusahaan

UU 3/1951
& UU Operasionalisasi Pengawasan
21/2003 efektif

UU
1/1970 Pemenuhan syarat-syarat K3
FOKUS
PELAKSANAAN K3

PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA
PENCEGAHAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
PENERAPAN K3
DI TEMPAT KERJA
Sasaran akhir yang akan dicapai
berkaitan dengan 3 aspek :
* LEGALITAS
* MORALITAS
* EKONOMIS
UU 13 TH 2003
tentang KETENAGAKERJAAN
Pasal 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sbgmana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan perat. Peruu yang berlaku.
1. kepemimpinan dan komitmen
komitmen dari seluruh pihak,
penentuan posisi K3 dalam
struktur organisasi,
pengalokasian sumberdaya
penyediaan anggaran, tanggung
jawab, wewenang, tanggung
gugat,
perencanaan K3 terkoordinasi,
penilaian kinerja dan tindak
lanjut K3

ts@utps-k3
Kepemimpinan dan komitmen

Penanggung Jawab K3

Ahli K3 Umum Permenaker 02/MEN/1992


Dokter Perusahaan Permenaker 01/MEN/1976
Paramedis Permenaker 01/MEN/1979
Regu Kebakaran Kepmenaker 186/MEN/1999

Operator Pesawat Uap Permenaker 01/MEN/1988

Operator Pesawat Permenaker


Angkat & Angkut 01/MEN/1989
2. tinjauan awal K3

Mengidentifikasi kondisi yang ada


di perusahaan
Mengidentifikasi sumber bahaya
Memenuhi pengetahuan dan
peraturan perundangan
Membandingkan penerapan K3
Meninjau sebab akibat dari
kejadian yang membahayakan,
kompensasi dan gangguan
Menilai efisiensi dan efektifitas
dari sumber daya yang telah
disediakan
ts@utps-k3
Identifikasi Hazard di Tempat
Kerja/Perkantoran
Stress related disease.
MSDs.
Long hours of sitting.
Repetitive tasks.
Work organization.
Stressful workplace and tight
deadlines.
Inadequate ventilation.
Physical, Chemical , Biological,
Ergonomic, Psychosocial hazards.
Di Rumah Sakit
Cedera yg paling sering :
Strain dan sprain
Luka tusuk
Abrasi
Cantusio
Lacerasi
Cedera Punggung
Luka Bakar dan Fraktur

Penyakit tersering :
Gangguan Pernafasan
Infeksi
Dermatitis
Hepatitis
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di RS meliputi :
1. Fisik
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. Bising IPS-RS, laundri, dapur, Karyawan yang bekerja di
CSSD, gedung genset boiler, IPAL lokasi tsb
2. Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, cleaning service dll
perlatan yang menghasilkan getaran (ruang gigi
dll)

3. Debu Genset, bengkel kerja, laboratorium gigi, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
gudang rekam medis, incinerator petugas IPS dan rekam medis
4. Panas CSSD, dapur, laundri, pekerja dapur, pekerja
incinerator, boiler laundry,petugas sanitasi dan
IP-RS

5. Radiasi X-Ray, OK yang menggunakan c-arm, ruang Ahli radiologi, radioterapist


fisioterapi, unit gigi dan radiografer, ahli
fisioterapi dan petugas
rontgen gigi
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di RS meliputi :
2. Kimia
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. Disinfektan Semua area Petugas kebersihan, perawat

2. Cytotoxics Farmasi, tempat pembuangan limbah, bangsal Pekerja farmasi, perawat,


petugas pengumpul sampah
3. Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat

4. Formaldehyde Laboratorium, kamar mayat, gudang farmasi Petugas kamar mayat, petugas
laboratorium dan farmasi
5. Methyl : Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter
Methacrylate, Hg bedah, perawat
(amalgam)
6. Solvents Laboratorium, bengkel kerja, semua area di RS Teknisi, petugas
Laboratorium, petugas
pembersih

7. Gas-gas anaestesi Ruang operasi gigi, OK, ruang pemulihan (RR) Dokter gigi, perawat, dokter
bedah, dokter/perawat
anaestesi
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di RS meliputi :
3. Biologik
No Bahaya Lokasi Pekerja yang
Potensial paling
berisiko
1. AIDS, Hepatitis IGD, kamar Operasi, ruang Dokter , dokter gigi,
B dan Non A - pemeriksaan gigi, laboratorium, perawat, petugas
Non B laundry laboratorium, petugas
sanitasi dan laundry
2. Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang anak Dokter dan Perawat yang
bekerja di bagian Ibu dan
anak
3. Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
4. Tuberculosis Bangsal, laboratorium, ruang isolasi Perawat, petugas
laboratorium, fisioterapis
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di RS meliputi :
4. Ergonomi
No Bahaya Lokasi Pekerja yang
Potensial paling
berisiko
1. Pekerjaan yang Area pasien dan tempat penyimpanan Petugas yang menangani
dilakukan barang pasien dan barang
secara manual (gudang)
2. Postur yang Semua area Semua karyawan
salah dalam
melakukan
Pekerjaan
3. Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih, fisioterapis,
sopir, operator komputer,
yang berhubungan
dengan pekerjaan juru
tulis
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di RS meliputi :
5. Psikososial
No Bahaya Lokasi Pekerja yang
Potensial paling
berisiko
1. Sering kontak Semua area Semua karyawan
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
Fisik
Kecelakaan Kerja di R S

ketel uap,
kebakaran,
bahan-bahan radioaktif,
cidera pada punggung karena mengangkat pasien,
pekerjaan menyuntik,
terpeleset/terjatuh.

Penyakit akibat kerja di R S

faktor biologis
kuman patogen yang umumnya berasal dari pasien;
faktor kimia
antiseptik pada kulit, gas anaesthesi, dll
faktor fisik dalam dosis kecil dan terus menerus
panas pada kulit,
radiasi pada sistem reproduksi/pemproduksi darah;
faktor psikososial
ketegangan di kamar bedah,
penerimaan pasien gawat darurat,
bangsal penyakit jiwa, dll.
Sertifikasi

Instalasi radiologi
Instalasi laboratorium
Instalasi pengolah limbah Ijin
Bejana tekan
Bejana uap IMB
Penangkal petir Ijin gangguan
Listrik & Genset Rekomendasi Dinas
Instalasi alarm kebakaran Pemadam Kebakaran
Ijin operasional
rumahsakit
Pemakaian lift
Instalasi listrik
Pemakaian diesel
Instalasi petir
Pemakaian boiler
Penggunaan radiasi
Pengkajian Lingkungan
Perlengkapan keamanan pasien

Tempat tidur dilengkapi penahan tepi


Jarak terali tempat tidur anak < kepala anak
Kamar dilengkapi bel yang mudah dijangkau
Tersedia alat penghisap emerjensi
Pemasokan oksigen pada tempat penting
Pegangan sepanjang tangga & dinding
Toilet dilengkapi pegangan dan bel
Pintu dapat dibuka dari luar
Sumber listrik mempunyai penutup
Tersedia tenaga listrik pengganti
Sumber air panas mempunyai kendali otomatis
Pemadam api ringan
Alat pemadam api ringan, jarak maks 15 m.
Hydrant untuk area 600 m2
Fire/smoke detector yang dihubungkan dengan alarm
Sprinkler (alat penyemprot air otomatis) untuk gedung bertingkat
minimal IV

Rambu-rambu
Penunjuk jalan keluar, alat pemadam api, tempat berbahaya dan tanda
larangan,
Denah, marka dan tempat pemadam api,
Jalan miring, lorong dan pintu darurat yang cukup untuk brankar
Lampu darurat yang menyala secara otomatis
Setiap ruangan yang digunakan > 60 orang dilengkapi minimum 2 pintu
keluar
Pintu-pintu dapat dibuka dari luar

Sanitasi Rumah Sakit


Penyediaan air bersih,
Toilet & kamar mandi,
Fasilitas pengendalian serangga,
Fasilitas penanganan limbah padat,
Fasilitas penanganan limbah cair,
Fasilitas penanganan limbah gas.
Penyehatan lingkungan R S
Pencahayaan, penghawaan dan kebisingan ruangan
Makanan dan minuman
Air
Tempat pencucian
Pembuangan sampah dan limbah
Pengendalian serangga dan tikus
Sterilasasi dan desinfeksi
Perlindungan radiasi
Penyuluhan kesehatan

AREA BERBAHAYA

Adanya curahan kaustik atau bahan kimia lain dalam


jumlah banyak,
Penyimpanan bahan mudah menguap,
Penyimpanan bahan mudah terbakar,
Penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif,
Tempat yang infeksius (paparan tinggi terhadap
penularan penyakit)
Penetapan Kebijakan K3

Kebijakan K3 ;

Tertulis
Ditandatangani oleh pengusaha dan
atau pengurus
Memuat pernyataan komitmen dan
tujuan K3 perusahaan
Disosialisasikan kepada semua
pihak baik internal dan eksternal
Bersifat dinamik dan ditinjau ulang
agar tetap updated
Kesimpulan
K3 telah berkembang dengan baik di Indonesia
namun secara kualitatif masih perlu ditingkatkan
Pendekatan K3 global telah mengalami
perubahan paradigma yang perlu diantisipasi
oleh industri di Indonesia.
Lingkup K3 semakin luas sehingga diperlukan
pendekatan kesisteman yang komprehensif
terhadap perilaku pekerja

Anda mungkin juga menyukai