Anda di halaman 1dari 32

DIARE

DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar cair lebih dari
tiga kali disertai perubahan konsistensi tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
yang berlangsung kurang dari satu minggu.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
EPIDEMIOLOGI
Diare masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di negara berkembang, termasuk di
Indonesia dan merupakan salah satu penyebab
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,
terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak
6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare
dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di
negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas 2007,
sebanyak 42% kematian bayi disebabkan oleh diare,
untuk golongan 1-4 tahun, kematian akibat diare
mencapai 25.5%.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
ETIOLOGI
Penyebab infeksi utama: Bakteri
Virus -Aeromonas
-Astrovirus -Bacillus cereus
-Enteric adenovirus -Campylobacter jejuni
-Coronavirus -Clostridium perfringens
-Rotavirus -Clostidium defficile
-Norwalk virus -Eschericia coli
-Salmonella
Parasit -Shigella
-Balantidium coli -Staphylococcus aureus
-Entamoeba histolitica, -Vibrio cholera
-Giardia lamblia, -Yersinia enterocolitica
-Strongyloides stercoralis,
-Trichuris trichiura

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
MEKANISME DIARE
Sekretorik
Infeksi bakteri toksin merangsang
mekanisme seluler mukosa usus
mengganggu absorpsi natrium, sekresi
klorida () air dan elektrolit keluar diare

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Osmotik
Malabsorpsi defisiensi enzym makanan tidak
dapat dicerna dan diabsorpsi sempurna akumulasi
dalam lumen usus keadaan hipertonik tekanan
osmotik intralumen () menghalangi absorpsi
air dan elektrolit diare

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
MEKANISME DIARE
Virus
Virus masuk melalui makana/minuman

Ke dalam epitel usus halus

Merusak vili

Bagian apical d ganti sel kripta yang belum matang

Tidak dapat berfungsi untuk menyerap makanan dan air

Timbul Diare
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Bakteri
Bakteri masuk k traktus digestivus dan berkembang biak

Bakteri mengeluarkan toksin

Aktivitas adenil siklat >>

cAMP >>

Sekresi klorida dan air >>

Hiperosmolar

Kemampuan kolon kurang,sekresi cairan melebihi penyerapan kolon

Diare
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
MANIFESTASI KLINIS
Tinja cair
Suhu ()
BB ()
Turgor kulit <<
Mata dan ubun-ubun besar dapat menjadi
cekung
Mukosa bibir,mulut,kulit menjadi kering
Cengeng atau gelisah
Bila penderita telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah gejala dehidrasi

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat
dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
a. Kehilangan berat badan
Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat
badan 2 %.
Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat
badan 2 - 5 %.
Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat
badan 5 10 %.
Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat
badan 10 %.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
b.Skor Maurice King
Bagian tubuh yang Nilai Untuk gejala yang ditemukan
diperiksa 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, Mengigau, koma atau
apatis, ngantuk syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung


Mulut Normal Kering Kering dan sianosis
Denyut nadi / menit Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemah > 140

Ket : Nilai 0-2 = dehidrasi ringan, nilai 3-6 = dehidrasi sedang,


nilai 7-12 = dehidrasi berat

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
c. Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

Simptom Minimal atau tanpa Dehidrasi Ringan- Dehidrasi Berat,


dehidrasi, Kehilangan Sedang, Kehilangan BB Kehilangan BB > 9%
BB <3% 3%-9%
Kesadaran Baik Normal, lelah, gelisah, Apatis, letargi, tidak
irritable sadar
Denyut jantung Normal Normal-meningkat Takikardia, bradikardia
pada kasus berat
Kualitas nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil, tak teraba

Pernapasan Normal Normal-cepat Dalam


Mata Normal Sedikit cowong Sangat cowong
Air mata Ada Berkurang Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detik
Capillary refill Normal Memanjang Memanjang, minimal

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, mottled, sianotik

Kencing Normal Berkurang minimal


Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
d. Penentuan derajat dehidrasi berdasarkan MTBS (Managemen
Terpadu Balita Sakit)
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda DEHIDRASI BERAT
berikut :
Letargis atau tidak sadar.
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum.
Cubitan kulit perut kembalinya lambat.
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tada berikut DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
:
Gelisah, rewel/marah.
Mata cekung.
Haus, minum dengan lahap.
Cubitan kulit di perut kembalinya lambat.
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan TANPA DEHIDRASI
sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang.
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar. *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai atau tidak
Mata Normal Cekung sadar
Air mata Ada Tidak ada Sangat cekung dan
Mulut dan lidah Basah Kering kering.
Rasa haus Minum biasa, tidak haus *Haus, ingin minum Sangat kering
banyak Sangat kering
*Malas minum atau
tidak bisa minum
Periksa :
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan : Tanpa dehidrasi Dengan dehidrasi Dehidrasi berat bila


ringan-sedang bila ada 1 ada1 tanda * ditambah 1
tanda * ditambah 1 atau atau lebih tanda lain.
lebih tanda lain
Terapi : Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab.
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan
tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi glukosa.

2. Pemeriksaan darah
Darah lengkap.
pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan
gangguan keseimbangan asam basa.
Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal
ginjal.
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
3. Pemeriksaan Elektrolit
Terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita
yang disertai kejang).

4. Pemeriksaan intubasi duodenal


Untuk mengetahui jenis jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare
kronik

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
PENATALAKSANAAN
Dukungan
nutrisi zinc
Rehidrasi

Lima Lintas
Tatalaksana
Diare Akut

Antibiotik Edukasi
selektif orang tua
TUJUAN : Tercapainya tatalaksana penderita diare dgn
tepat dan efektif
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
1. Rehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi
Dilakukan dimulai dari rumah dgn memberikan
minum lebih banyak dgn air kuah sayur, air putih,
atau air sup
Macam cairan yg dpt digunakan tergantung pd :
Kebiasaan setempat dlm mengobati diare
Tersedianya cairan sari makanan yg cocok
Jangkauan pelayanan kesehatan
Tersedianya oralit

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
1. Rehidrasi
Mengobati dehidrasi
Penderita dibawa ke sarana kesehatan utk
mendapatkan yg cepat dan tepat, contoh oralit.
Bila dehidrasi berat harus diberi cairan IV dgn RL
sebelum dilanjutkan terapi oral

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
1. Rehidrasi
Menentukan rencana pengobatan
Rencana terapi A utk penderita diare tanpa
dehidrasi
Rencana terapi B utk penderita diare dgn
dehidrasi ringan sedang
Rencana terapi C utk penderita diare dgn dehidrasi
berat

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Rencana Terapi A
utk mengobati diare di rumah
Berikan anak lbh banyak cairan daripada biasanya utk
mencegah dehidrasi
Berik anak makan utk mencegah kurang gizi
Bawa anak pada petugas kesehatan bila anak tidak
membaik dalam 3 hari/menderita : muntah berulang, rasa
haus yg nyata, demam, tinja berdarah

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Oralit formula baru terdiri dari
-natrium klorida 0,52 g
-kalium klorida 0,3 g
-natrium sitrat dihidrat 0,58 g
-glukosa anhidrat 2,7 g
Dari sini terlihat bahwa oralit formula baru memiliki
kadar natrium dan glukosa rendah (osmolaritas rendah)

Kandungan
Tiap kantong serbuk 200 ml (1000 ml):
KCI 0,3 g (1,5 g), NaCI 0,7 g (3,5 g), Na-bikarbonat 0,5
g (2,5 g), glukosa anhidrat 4 g (20 g)

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Rencana Terapi B
Memberikan oralit dlm 3 jam pertama
cara memberikan sesendok teh tiap 1-2 menit utk
anak dibwh 2 thn. Bila anak muntah tunggu 10 mnt
dan kemudian teruskan peberian oralit ttp lbh
lambat 2-3 menit
3-4 jam nilai kembali anak kemudian tentukan
pemilihan rencana terapi A,B,C

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
2. Dukungan Nutrisi
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai
umur anak dgn menu yg sama pada waktu
anak sehat.
Tujuan: mencegah kehilangan berat badan
serta pengganti nutrisi yg hilang.
Adanya perbaikan nafsu makan menandakan
fase kesembuhan.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
3. Suplementasi Zinc
Zinc mengurangi lama dan beratnya diare,
serta mengembalikan nafsu makan anak.
Pemberian zinc pd diare:
- dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit
oleh usus halus
- meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus
- meningkatkan jumlah brush border apical
- meningkatkan respon imun yang mempercepat
pembersihan patogen dari usus
Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
3. Suplementasi Zinc
Dosis zinc untuk anak-anak:
Anak di bawah umur 6 bulan:
10 mg ( tablet) per hari
Anak di atas umur 6 bulan:
20 mg (1 tablet) per hari

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-


turut meskipun anak telah sembuh dari diare.
Pada bayi, tablet zinc dapat dilarutkan
dengan air matang, ASI, atau oralit.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
4. Antibiotik Selektif
Antibiotik diberikan hanya jika ada indikasi
(contoh: diare berdarah atau kolera).
Pemberian antibiotik yg tidak rasional akan
memperpanjang lamanya diare: mengganggu
keseimbangan flora usus dan Clostridium
difficile.
Pemberian antibiotik tidak rasional
mempercepat resistensi kuman.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
Antibiotik Selektif
Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif
Kolera Tetracyclin Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari
Shigella Ciprofloxacin Ceftiaxone
dysentery 15 mg/kgBB 50-100 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
(10 hari pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kgBB
3x sehari selama 5 har

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.
5. Edukasi Orang Tua
Edukasi pada orang tua atau pengasuh:
Segera kembali ke dokter jika demam, tinja
berdarah berulang, berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering,
atau belum membaik dalam 3 hari.

Subagyo B, Santoso NB, 2012, Diare Akut, dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, ed 1. Jilid 1,Badan Penerbit IDAI, Jakarta, hal 87-119.

Anda mungkin juga menyukai