Anda di halaman 1dari 36

Laporan

Kasus

HEMOROID

Oleh: Pembimbing:
Faizal
Liza dr. Nursal Hasbi, Sp.B
Latar Belakang

Gangguan anorektal yg sering ditemukan

Inflamasi dr pleksus arteri-vena di saluran anus yg


berfx sbg katup utk mencegah inkontinensia flatus &
cairan

10 jt org di Indonesia dilaporkan menderita hemoroid

Kejadian hemoroid cenderung meningkat


seiring dgn bertambahnya usia seseorang
Definisi

= wasir atau ambeien

Merupakan pelebaran vena di


dlm pleksus hemoroidalis

Bukan keadaan patologik


Faktor risiko

Pola BAB yg salah


(>>memakai
Megejan saat pe↑ tek. Intra
jamban duduk,
defekasi abdomen
terlalu lama duduk
di jamban)

Konstipasi kronik
Usia Pekerjaan Kehamilan
Seksual peranal

Dan lain2
Klasifikasi hemoroid

• Pelebaran pleksus v. hemoroidalis superior, di atas


mucocutaneus junction, & diliputi mukosa.
• Posisi tersering yaitu kiri lateral (arah jam 3), kanan
Hemoroid posterior (arah jam 7), & kanan anterior (arah jam 11).
Interna

• Pelebaran pleksus v. hemorrhoidalis inferior, di bawah


mucocutaneus junction, & diliputi epitel anal canal
Hemoroid
Eksterna
Gambar Hemoroid interna & hemoroid
eksterna
Derajat hemoroid interna

Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4

Kongestif Prolaps saat Prolaps saat Prolaps


hemoroid BAB, & BAB, & bisa permanen &
non prolaps menghilang di tdk dpt di
scr spontan kembalikan kembalikan
saat BAB dgn scr manual
selesai bantruan
Patogenesis
Peningkatan tekanan intraabdomen

Hambatan venous return

Pelebaran/penonjolan pleksus
venosus

Mukosa terdorong ke distal oleh


feses yang keras

Mengejan

Dinding pelvis terdorong ke bawah


 prolaps mukosa ani
 Perdarahan dpt terjadi karena trauma feses saat
defekasi
 Hemoroid yg besar dpt trombosis jk terjadi prolaps &
venous return terobstruksi olh tonus sphincter  menjadi
padat & sukar dimasukkan ke dlm canal anal
 Kasus yg berat  infark vena (strangulasi) & ulserasi
 Nyeri lokal & iritasi  meningkatkan tonus & spasme
spingter ani  meningkatkan gangguan defekasi &
prolaps
Gejala Klinis Hemoroid
Perdarahan merupakan tanda pertama hemorrhoid interna olh karena
trauma feses yg keras

Darah berwarna segar oleh karena darah berasal dr pleksus masih


merupakan darah arteri,dpt berupa garis saja atau menetes

Dpt terjadi anemia

Dpt muncul tonjolan keluar, bila keluar makin besar & tdk dpt masuk
kembali

Iritasi mukosa dpt timbul rasa gatal

Nyeri dpt timbul bila terjadi trombosis, udem & radang


Diagnosis

• Keluhan klinis berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat


Anamnesis 1-4)

• Inspeksi perianal utk melihat ada/tidaknya fisura, fistula,


polip, atau tumor.
• Selain itu ukuran, perdarahan, & tingkat keparahan inflamasi
jg hrs dinilai
Pemeriksaan • Pembengkakan vena yg mengindikasikan hemoroid
eksternal atau hemoroid interna yg mengalami prolaps.
Fisik • Rectal Toucher (RT): utk menyingkirkan keganasan &
pemeriksaan tonus ani. Saat RT, hemoroid mungkin tdk
teraba karena terjadi pengosongan akibat tekanan jari
pemeriksa
• Anoskopi  utk menilai mukosa rektal &
mengevaluasi tingkat pembesaran
hemoroid
• Sigmoidoskopi  penilaian anus & rektum,
Pemeriksaan penting utk menyingkirkan keganasan
sebagai penyebab lain
Penunjang • Enteroskopi  utk memastikan kelainan di
usus halus
• Rontgen barium enema/kolonoskopi total 
memastikan kelainan di kolon
Diagnosis Banding

Fissura ani

Prolaps Rectum

Polyp colorectal

Karsinoma kolorektum
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

Medis Terapi Bedah

Nonfarmakologis Farmakologis
Penatalaksanaan medis non
farmakologis

•Perbaikan pola hidup

•Perbaikan pola makan & minum

•Perbaiki pola/cara defekasi


Penatalaksanaan Medis farmakologis

Obat untuk memperbaiki defekasi

1. Suplemen serat (fiber supplement)


2. Obat laksan/pencahar
- contoh: natrium dioktil sulfosuksinat
sebagai anionic surfactant  merangsang
sekresi mukosa usus halus  meningkatkan
penetrasi cairan ke dalam tinja
Obat Simptomatik

• Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan


rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah
anus
• Anestetik topikal untuk mengurangi rasa nyeri,
contoh: Lidocaine ointment 5%
• Analgetik: acetaminophen
Terapi Bedah
Indikasi pembedahan menurut HIST (Hemorrhoid
Institute of South Texas):

a. Hemoroid interna derajat II berulang.


b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit
penyerta seperti fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
Jenis terapi bedah
Schlerotheraphy
• Untuk grade I & II yg tdk sembuh dgn perubahan
diet & pencegahan mengejan
• Inj. Phenolin oil 5% 3-5 ml (scleroting agent)
submukosa pd pangkalnya, interval 4-6 minggu
peradangan steril  reaksi fibrosis 
obliterasi hemoroid  atropi hemoroid
Rubber Band Ligation/ ligase karet gelang
• Pd hemoroid yg besar / yg mengalami prolaps
• Dengan Barron’s band mukosa di atas hemoroid
yg menonjol dijepit & ditarik atau dihisap ke dlm
tabung ligator khusus  Gelang karet didorong dr
ligator  ditempatkan secara rapat di sekeliling
mukosa pleksus hemoroidalis  obliterasi
pembuluh darah hemoroid (nekrosis iskemik)

Cryotherapy/ bedah beku.


Teknik ini dilakukan dgn menggunakan temperatur yg
sgt rendah utk merusak jaringan  akibat kristal yg
terbentuk di dlm sel, menghancurkan membran sel
dan jaringan
* Tdk digunakan secara luas karena mukosa yg
nekrotik sukar ditentukan luasnya
Hemorroidal Arteri Ligation ( HAL )
• arteri hemoroidalis diikat sehingga jaringan hemoroid tdk mendapat aliran
darah mengakibatkan jaringan hemoroid mengempis & akhirnya nekrosis

Infra Red Coagulation ( IRC ) / Koagulasi Infra Merah


 Dgn sinar infra merah photocoagulation
 tonjolan hemoroid dikauter sehingga terjadi nekrosis pd jaringan &
akhirnya fibrosis.
 Cara ini baik digunakan pd hemoroid yg sedang mengalami perdarahan

Generator galvanis  arus listrik searah yg berasal dari baterai kimia

Bipolar Coagulation/Diatermi bipolar radiasi elektromagnetik frekuensi


tinggi
• selaput mukosa sekitar hemoroid dipanasi dgn radiasi elektromagnetik
berfrekuensi tinggi sampai akhirnya timbul kerusakan jaringan.
• menimbulkan nekrosis jaringan & akhirnya fibrosis
• Cara ini efektif utk hemoroid interna yg mengalami perdarahan
Hemoroidektomi

Indikasi
• Hemoroid derajat III dan IV
• Derajat IV dgn trombosis
• Perdarahan berulang & anemia
• Terapi biasa gagal
Prinsip
• Eksisi sehemat mungkin pd anoderm & kulit yg normal dgn tdk
mengganggu sfingter anus
• Eksisi hemoroid dan mukosa di dasarnya & sedikit kulit  defek kulit
& mukosa  penutupan luka sekunder
Ada3 tindakan bedah yg tersedia saat ini yaitu
• bedah konvensional (menggunakan pisau & gunting),
• bedah laser (sinar laser sbg alat pemotong) &
• bedah stapler (menggunakan alat dgn prinsip kerja stapler)
Tindakan pd hemoroid eksterna yg mengalami trombosis
• benjolan di bawah kulit kanalis analis
• nyeri sekali
• tegang & berwarna kebiru-biruan
• berukuran dr beberapa mm sampai 1 atau 2 cm garis tengahnya.
• Benjolan itu dpt unilobular, & dpt pula multilokuler atau beberapa benjolan.
• Ruptur dpt terjadi pd dinding vena

 rendam duduk menggunakan larutan hangat


 salep yg mengandung analgesik utk mengurangi nyeri atau gesekan pd
waktu berjalan, & sedasi.
 Istirahat di tempat tidur dpt membantu mempercepat berkurangnya
pembengkakan
Prognosis

• Dgn terapi yg sesuai, semua hemoroid simptomatis dpt


dibuat menjadi asimptomatis.
• Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih
dahulu pd semua kasus. Hemoroidektomi pd umumnya
memberikan hasil yg baik.
• Sesudah terapi penderita harus diajari utk menghindari
obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat
mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid
Ilustrasi kasus
Identitas pasien
• Nama pasien : Ny. N
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 77 tahun
• Alamat : Jl. Agenda
• Tanggal masuk : 29 Mei 2017
• No. RM : 390673
ANAMNESIS (Autoanamnesis)

• KELUHAN UTAMA :
Nyeri di ari-ari disertai BAB berdarah 3 hari sebelum masuk rumah
sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Pasien perempuan (77 thn) datang ke IGD RSUD KOTA Dumai dgn
keluhan nyeri di ari-ari disertai BAB berdarah sejak 3 hari SMRS.
Selain itu pasien juga mengeluhkan saat BAB terasa nyeri disekitar
anus disertai keluarnya darah segar menetes disetiap akhir BAB
dan tidak berlendir. Pasien merasakan juga adanya benjolan di
anus sekitar ±1 tahun ini. Benjolan keluar pada saat BAB dan tidak
bisa masuk kembali jika tidak dibantu. Benjolan juga sakit dan
membuat pasien merasa tidak nyaman untuk duduk berlama-lama.
Mula-mula benjolan yang keluar sangat kecil dan lama kelamaan
benjolan bertambah besar. Pasien juga mengatakan seringkali BAB
tidak teratur, feses nya tidak keras, dan tidak ada perubahan ukuran
feses. Pasien juga mengeluhkan perutnya terasa kembung, demam
sejak 4 hari SMRS, mual (+), muntah (-), nafsu makan tidak
menurun, penurunan berat badan yang drastis disangkal, kebiasaan
makan pasien juga suka makan sayur, setiap makan selalu ada
sayur, pasien juga suka makan pedas, minum juga banyak. Pasien
tidak mengeluhkan ada kelainan pada saat BAK, nyeri BAK (-),
keluar darah dan batu disangkal, warna BAK kuning jernih.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
• Riw. DM disangkal
• Riw. hipertensi disangkal
• Riw. operasi disangkal

RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA :


• Adik kandung pasien dan 2 orang anak juga ada keluhan yang sama.
• Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit keganasan, tumor di perut
dan tumor di tempat lainnya.
PEMERIKSAAN JASMANI

PEMERIKSAAN UMUM:
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tanda-tanda vital :
– Tekanan darah : 120/80 mmHg
– Nadi : 88 x/menit
– Suhu : 36,8 oC
– Pernafasan : 20 x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK:
• Kepala : Normocephale
– Kulit & wajah: Wajah sembab (-)
– Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, pupil isokor.
– Lidah : Tidak kotor, faring tidak hiperemis (-)
– Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
• Thoraks
Paru :
– Inspeksi : Bentuk dan gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, tidak ada
bagian yang tertinggal, tidak ada retraksi.
– Palpasi : Vocal fremitus kanan sama dengan kiri.
– Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
– Auskultasi : Vesikuler kedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC 5 linea midclavicula sinistra
– Perkusi : Batas jantung  dalam batas normal
– Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2, ireguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Perut cembung
• Auskultasi : Peristaltik usus normal, BU (+)
• Perkusi : Timpani di seluruh kuadran
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) di regio epigastrium, nyeri lepas (-),
hepar dan lien tidak teraba.

Ekstremitas :
• Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
• Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
Status Lokalisata
• Regio Analis
• Inspeksi : tidak ada tanda radang,
benjolan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG : (Senin, 29 Mei 2017)

• Darah Lengkap
– Hemoglobin : 12,1 gr % (n= 13-18)
– Lekosit : 13.100 /mm3 (n= 5-11)
– Hematokrit : 34 % (n= 37-47)
– Trombosit : 213 103/mm3 (n= 150-450)
• Hematologi
– Golongan darah + rhesus : B Rh (+)
• Hematologi
– Masa Pembekuan (CT) : 3 menit (n= <15)
– Masa Pendarahan (BT) : 3 menit (n= <5)
• Fungsi Ginjal
– Creatinin : 0,9 mg/dl (n= 0,5-1,4)
– Ureum : 27 mg/dl (n= 10-50)
• Fungsi Hati
– SGOT : 20 U/L (n= 0,5-1,4)
– SGPT : 12 U/L (n= 10-50)
• Pemeriksaan Gula Darah
– GDS = 148 mg/dL
DIAGNOSIS : Hemoroid grade 3

PENATALAKSANAAN
• IVFD NaCl 16 tpm
• Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
• Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
• PCT tab 3 x 500
FOLLOW UP

Tanggal S O A P

Senin, 29
Mei 2017

Selasa, 30
Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai