Anda di halaman 1dari 14

HAL – HAL MENGENAI PEMERIKSAAN

PEMASTIAN KETURUNAN BESERTA ASPEK


– ASPEK LAIN YANG BERSANGKUTAN

KELOMPOK A5:
ERIYA ZAETUN ANJELI 102012303

JUDO DARFIN 102013012

WINDA LINTING SANDA LOLOK 102013100

MAGDALENA 102013248

RAEMON ALEXANDRO MAU 102013297

AYU PRISILIA TODINGRANTE 102013315

MUHAMMAD ZULYUSRI BIN GHAZALI 102013491

BATRISYIA BINTI BASIR 102013503


 Perempuan A ingin memastikan hubungan paternitas anak laki-
laki perempuan B dengan suaminya.

RUMUSAN MASALAH SKENARIO 3


Prosedur medikolegal:

Peraturan menteri kesehatan No


Aspek hukum: 585/menkes/Per/IX/1989 tentang persetujuan
tindakan medic
• Pasal 284 KUHP
• Pasal 3 UU no.1/1974 tentang • Pasal 1. Pemerkes No 585/menkes/Per/IX/1989
perkawinan • Pasal 2. Pemerkes No 585/Menkes/per/IX/1989
• Pasal 3 No 585/menkes/Per/IX/1989
• Pasal 4 No 585/menkes/Per/IX/1989
• pasal 5 No 585/menkes/Per/IX/1989
• Pasal 9 No 585/menkes/Per/IX/1989
• Pasal 12 No 585/menkes/Per/IX/1989
• Pasal 13 No 585/menkes/Per/IX/1989
Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik buruk atau benar
salahnya suatu sikap atau perbuatan seseorang individu atau
institusi dilihat dari moralitas.

1. prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak


pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self
determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan
doktrin informed consent.
2. prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan
tindakan yang ditujukan ke kebaikan pasien.

ETIKA PROFESI KEDOKTERAN


3. prinsip non-maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang
tindakan yang memoerburuk keadaan pasien.

3. prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness


dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan
sumber daya.

ETIKA POFESI KEDOTERAN


Jonsen, Siegler, dan Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang
esensial dalam pelayanan klinik, yaitu :

1. medical 2. patient 3. quality of 4. contextual


indication preferences life features

ETIKA KLINIK
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan lab
A) pemeriksaan golongan darah ( keterangan ada di slide selanjutnya)
B) pemeriksaan DNA  test paternitas dan test maternitas

PEMERIKSAAN MEDIS
Yang tidak beraglutinasi terhadap anti, itulah golongan darah anak
tersebut.

Anti A Anti B Anti AB


A + - +
+ : Aglutinasi
B - + + - : tidak aglutinasi
AB + + +
O - - -

Golongan Darah
Pria I tidak dapat disingkirkan kemungkinan menjadi ayah si anak. Sedangkan
Bayi B MNS Rhesus +
pria II dan III pasti bukan ayah anak tersebut.
Ibu A MNS Rhesus +
Kasus yang lain yang biasa muncul adalah ayah curiga bahwa anak bukanlah
Pria I AB MNS Rhesus +
anaknya yang sejati
Pria II O MNS Rhesus +
Pria III A MNS Rhesus +

Golongan Darah
Anak O MNS Rhesus + Anak tersebut pastilah bukan anak dari pria disampig
Ibu A MNS Rhesus +
Pria B MNS Rhesus +

A) PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


 Siapa yang diperiksa?
 Apa yang diperiksa?
 Adakah batasan usia?
 Bagaimana prosedurnya?
 Seberapa akurat?
 Bagaimana prosesnya?
 Berapa lama?

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG TES


PATERNITAS DAN MATERNITAS
1. Konsep Polimorfisme

2. Pemeriksaan DNA Fingerprint

3. Analisis VNTR Lain

4. Pemeriksaan RFLP

5. Metode PCR
Contoh : Lokus FGA dengan notasi sbb :
Tersangka Ayah : 16 , 19
Anak : 14 , 16
Ibu : 14 , 21

BEBERAPA PEMERIKSAAN DNA YANG BISA DILAKUKAN


No. Lokus Mr. X Anak B Mrs. Y Kesimpulan

01. CSF1P0 11 , 12 11 , 11 11 , 11 Mungkin

02. FGA 12 , 15 15 , 16 16 , 18 Mungkin

03. TH01 08 , 12 08 , 11 11 , 12 Mungkin

04. TPOX 15 , 15 15 , 15 14 , 15 Mungkin

05. VWA 19 , 21 19 , 22 20 , 22 Mungkin

06. D3S1358 11 , 12 10 , 12 10 , 12 Mungkin

07. D5S818 08 , 11 09 , 11 09 , 11 Mungkin

08. D7S820 07 , 09 07 , 07 07 , 08 Mungkin

09. D8S1179 14 , 16 14 , 18 17 , 18 Mungkin

10. D13S317 12 , 14 14 , 15 15 , 15 Mungkin

11. D16S539 08 , 11 08 , 09 08 , 09 Mungkin

12. D18S51 14 , 16 16 , 18 15 , 18 Mungkin

13. D21S11 14 , 14 13 , 14 13 , 15.2 Mungkin

CONTOH HASIL TES DNA UNTUK ANALISIS PATERNITAS


YANG MENUNJUKKAN TERSANGKA PRIA ADALAH AYAH
BIOLOGIS DARI SEORANG ANAK.
No. Lokus Mr. X Anak A Mrs. Y Kesimpulan

01. CSF1P0 11 , 12 11 , 11 11 , 11 Mungkin

02. FGA 1 6 , 18 17 , 22 22 , 24 Eksklusi

03. TH01 09 , 10 1 2 , 12 12 , 11 Eksklusi

04. TPOX 14 , 15 14 , 15 12 , 15 Mungkin

05. VWA 19 , 21 20 , 22 19 , 22 Eksklusi

06. D3S1358 10 , 12 10 , 11 10 , 12 Eksklusi

07. D5S818 09 , 11 08 , 11 09 , 11 Eksklusi

08. D7S820 09 , 10 10 , 13 13 , 14 Mungkin

09. D8S1179 14 , 16 18 , 18 17 , 18 Eksklusi

10. D13S317 10 , 12 12 , 15 12 , 14 Eksklusi

11. D16S539 09 , 11 08 , 09 08 , 10 Mungkin

12. D18S51 14 , 16 18 , 18 16 , 18 Eksklusi

13. D21S11 14 , 15 13 , 13 13 , 15.2 Eksklusi

CONTOH HASIL TES DNA UNTUK ANALISIS BUKAN AYAH


BIOLOGIS DARI SEORANG
 Pada kasus ini wanita A meminta pengujian DNA kepada dokter.
Selanjutnya setalah dilakukan inform concent sampel diambil dari
bapak S, wanita B dan anak laki-laki sebagai individu yang ingin
diuji. Kemudian sampel dikirim kebagian/unit biologi molekuler untuk
dilakukan pengujian DNA.
 Setelah dilakukan pemeriksaan DNA pada tersangka ayah ,anak
dan ibu maka ketiga hasil pemeriksaan DNA tersebut dimasukkan
dalam suatu table Fcm (father child mother) pada setiap lokusnya,
dicari fragmen DNA maternal , yaitu fragmen DNA anak yang sama
dengan salah satu fragmen DNA ibunya dan Ayahnya. Jika DNA
paternal anak tidak sama dengan salah satu DNA tersangka ayah,
maka komposisi tersebut dapat dinyatakan sebagai ekslusi.
Ditemukannya dua ekslusi atau lebih pada panel 10 atau 15 lokus
memastikan bahwa anak tersebut bukan anak pria tersebut.

INTEPRETASI DAN LAPORAN HASIL


PEMERIKSAAN
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
diperoleh hasil bahwa anak laki-laki dari wanita B benar adalah
anak kandung dari lelaki S yang merupakan suami dari wanita A
karena didapatkan kecocokan pada pemeriksaan DNA.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai