Anda di halaman 1dari 16

RESIKO BUNUH DIRI

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan


Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya
50.000 orang Indonesia melakukan tindak
bunuh diri tiap tahunnya. Dengan
demikian, diperkirakan 1.500 orang
Indonesia melakukan bunuh diri per
harinya
 Adapun kejadian bunuh diri tertinggi
berada pada kelompok usia remaja dan
dewasa muda (15 – 24 tahun), untuk jenis
kelamin, perempuan melakukan percobaan
bunuh diri (attemp suicide) empat kali
lebih banyak dari laki laki.
Kelompok yang beresiko tinggi
untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah
 Mahasiswa
 penderita depresi
 para lansia
 pecandu alcohol
 orang-orang yang berpisah atau becerai dengan
pasangan hidupnya
 orang-orang yang hidup sebatang kara
 kaum pendatang
 para penghuni daerah kumu dan miskin
 kelompok professional tetentu, seperti dokter,
pengacara, dan psikolog.
Bunuh diri
tindakan agresif yang merusak diri sendiri
dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan
terkahir dari individu untuk memecahkan
masalah yang dihadapi (Keliat, 2006).
 RENTANG RESPONS PROTEKTIF-
DIRI

Peningkatan Peningkatan
diri diri

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencederaan Bunuh diri


diri peningkatan sestruktif-diri diri
beresiko
Etiologi
 Berdasarkan teori terdapat 3 penyebab terjadinya
bunuh diri adalah sebagai berikut :
◦ Genetic dan teori biologi
 Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri
pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin
dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya
resiko buuh diri.
◦ Teori sosiologi
 Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu :
Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok social) ,
atruistik (Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat) dan
anomic ( suicide karena kesulitan dalam berhubungan dengan
orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
◦ Teori psikologi
 Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri
merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
Macam-Macam Perilaku Bunuh
Diri
 Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
◦ Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri
seseorang)
◦ Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan
seseorang)
◦ Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan
tekanan)
Manifestasi Klinis

1. Keputusasaan
2. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak
berguna
3. Alam perasaan depresi
4. Agitasi dan gelisah
5. Insomnia yang menetap
6. Penurunan BB
7. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari
lingkungan sosial.
8. Petunjuk psikiatrik :
a. Upaya bunuh diri sebelumnya
b. Kelainan afektif
c. Alkoholisme dan penyalahgunaan obat
d. Kelaianan tindakan dan depresi mental pada remaja
e. Dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia
f. Riwayat psikososial :
1. Baru berpisah, bercerai/ kehilangan
2. Hidup sendiri
3. Tidak bekerja, perbahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami
9. Faktor-faktor kepribadian
a. Implisit, agresif, rasa bermusuhan
b. Kegiatan kognitif dan negative
c. Keputusasaan
d. Harga diri rendah
e. Batasan/gangguan kepribadian antisosial
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri,
Orang lain
Dan lingkungan

Resiko bunuh diri

Harga diri rendah


Asuhan Kerperawatan Resiko
Bunuh Diri
Rencana tindakan keperawatan pada
pasien bunuh diri dan keluarga terdiri dari
3 macam yaitu :
a.Ancaman bunuh diri

b.Isyarat bunuh diri


c.Percobaan bunuh diri
Rencana tindakan keperawatan
Ancaman bunuh diri

Tindakan keperawatan pada pasien ancaman percobaan bunuh diri

Tujuan keperawatan

Pasien tetap aman dan selamat


Tindakan keperawatan

Melindungi pasien dengan cara :


a) Temani pasien terus menerus sampai pasien dapat dipindahkan ketempat yang aman.

b) Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya; pisau, silet, gelas, tali pinggang)

c) Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat.

d) Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi pasien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri.
Tindakan keperawatan pada keluarga pasien percobaan bunuh diri
Tujuan Keperawatan
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri.
Tindakan Keperawatan
1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah
meninggalkan pasien sendirian.
2) Menganjurkan keluarga membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya di
sekitar pasien.
3) Menganjurkan keluarga untuk tidak membiarkan pasien sering melamun sendiri.
4) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur.
Isyarat bunuh diri dengan diagnosis harga diri rendah
a. Tindakan keperawatan pada pasien isyarat bunuh diri
1) Tujuan keperawatan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
2) Pasien mampu mengungkapkan perasaannya.
3) Pasien mampu meningkatkan harga dirinya.
4) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masaalah yang baik.
2) Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari
keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan positif.
Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
Mendiskusikan keadaan yang seharusnya disyukuri oleh pasien.
Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan.
3) Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masaalah dengan cara :
1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masaalahnya.
2) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masaalah.

Anda mungkin juga menyukai