Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

Sirosis Hepatis

Muhamad Egatama
1102013175

Dosen Pembimbing:
dr. Shelvy Febrianti Sp.PD

Rsud dr. slamet garut


IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn A. Suku Bangsa : Sunda


Jenis kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Menikah
Nomor CM : 642467 Status Pekerjaan : Buruh
Umur : 63 tahun Tanggal Masuk : 28/11/2017
Alamat : Pamulihan Tanggal Keluar : 08/12/2017 (+)
Agama : Islam Ruangan : Agate Bawah
ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS

Keluhan Utama: Nyeri pada perut.

Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri pada perut sejak 8 hari SMRS.


Nyeri perut seperti di pelintir dan dirasakan terus menerus. Nyeri perut
kanan atas menjalar hingga ke punggung. Nyeri bertambah dengan
pemberian makanan. Nyeri perut atas disertai dengan penurunan nafsu
makan dan mual, muntah. Mual dirasakan terus menerus dan
diperberat jika saat makan, muntah berisi cairan jernih atau terkadang
makanan, os menyangkal adanya muntah berdarah dan muntah
berwarna hijau.
ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS

Pasien juga mengeluhkan kuning pada seluruh tubuh. Kuning dirasakan


pasien sejak 4 bulang yang lalu. Pasien mengatakan buang air kecil lancar, nyeri
saat buang air kecil disangkal tetapi pasien mengatakan air kencing seperti air
teh. Buang air besar lancar. Berwarna kuning kecoklatan, darah pada feses
disangkal oleh pasien. Bengkak pada kedua kaki juga dirasakan pasien sejak 1
minggu yang lalu. Bengkak tidak hilang dengan istirahat dan bertambah jika
sedang beraktifitas. Os juga mengeluh sesak. Sesak dirasakan setiap saat dan
setiap hari semakin bertambah, os menyangkal adanya batuk.
Os juga mengeluhkan perutnya membesar sejak 1 bulan SMRS,
perlahan perutnya membesar dan membuat sesak. Setelah perutnya
membesar os sering mengeluh pegal pegal pada bagian punggung dan
pinggang.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan memilki riwayat kuning
1 tahun yang lalu. Lalu sempat sembuh. Riwayat
magh (-) riwayat penyakit jantung (-) Diabetes
Militus (+) Epilepsi (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluhan yang sama tidak terdapat pada
anggota keluarga lainnya. Riwayat penyakit
jantung, diabetes, serta asma disangkal.
ANAMNESIS

Riwayat Alergi :
Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obat
pada pasien dan keluarga.
Riwayat Kebiasaan :
Pasien mengaku memiliki riwayat merokok namun sudah
berhenti sejak 1 tahun yang lalu.
Keadaan Sosial – Ekonomi :
Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Serta
bekerja sebagai Buruh
Anamnesis Sistem

Leher : Tidak ada kelainan


Kulit : Ikterik
Toraks : Sesak (+)
Kepala : Tidak ada kelainan
Abdomen: Nyeri perut (+), kembung (+)
Mata : Sklera Ikterik
Saluran Kemih / Kelamin : Tidak ada
Telinga : Tidak ada kelainan
kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Saraf dan Otot : Epilepsi (+)
Mulut : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Edema tungkai +/+
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum • Sakit Berat
Tekanan Darah • 110/60 mmHg
Nadi • 64 x/menit, reguler, isi cukup
Respirasi • 20 x/menit
Suhu • 36,7oC
Keadaan Gizi • TB 160 cm, BB 55 kg, IMT 21.4
Sianosis • Tidak tampak sianosis perioral
Edema • Ekstremitas bawah (+/+)
Cara Berjalan • Normal
Pemeriksaan Fisik

Aspek Kejiwaan Kulit Kepala


• Warna : sawo matang, • Normochepali
• Tingkah Laku : kekuningan
Wajar • Jaringan Parut: Tidak ada
• Ekspresi Wajah:
• Alam perasaan: Wajar
• Pembuluh Darah: Tidak melebar
Biasa • Keringat: tampak umum • Muka Simetris
• Proses Berpikir : • Lapisan lemak: Cukup • Rambut: Hitam
Wajar • Effloresensi: Tidak ditemukan lurus, tidak mudah
• Pigmentasi: Tidak ditemukan dicabut
• Suhu raba: hangat
• Kelembapan: Biasa
• Turgor: Baik
Mata: Hidung & Mulut:
• Endophtalmus: - / - Telinga:
• Exophtalmus: - •Pernafasan cuping
• Kelopak mata: Tidak ada Lubang : Normal
hidung : Positif
kelainan Serumen : Tidak diperiksa
•Bibir: Lembab
• Conjungtiva Anemis: - / - Selaput Pendengaran : Tidak •Langit – Langit:
• Sklera Ikterik : +/ + diperiksa
Normal
• Lapang Penglihatan: Tidak Cairan : Tidak tampak ada •Faring: Tidak
diperiksa cairan
hiperemis
• Deviatio Konjugae: Tidak Penyumbatan : Tidak tampak
diperiksa •Sianosis peroral :
Perdarahan : Tidak tampak Tidak tampak
• Lensa: Normal ada darah
• Visus : Tidak diperiksa •Tonsil: T1 – T1
• Tekanan Bola Mata: Tidak
diperiksa
Leher Jantung
• Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
• Tidak teraba pembesaran
• Palpasi: Iktus cordis teraba pada sela
kelenjar getah bening di
iga ke 5 sebelah medial garis
submentalis, submandibularis,
midclavicula sinistra
subparotis, supraclavicular,
infraclavicula, dan axilla • Perkusi: Batas jantung kanan pada
ICS 4 linea parasternalis dextra
• Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid • Batas jantung kiri pada ICS 4 linea
midclavicula sinistra
• Batas pinggang jantung pada ICS 2
linea parastenalis sinistra
• Auskultasi: Bunyi jantung S1 = S2
murni reguler, S3/S4 (- / -) Murmur
(-) Gallop (-)
Paru belakang
Paru depan -Inspeksi : Pergerakan dinding dada
-Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris statis dan dinamis. Tidak
simetris statis dan dinamis. Tidak tampak tampak adanya sikatrik,
adanya sikatrik, hematoma, massa, hematoma, massa, deformitas dan
deformitas dan fraktur pada kedua fraktur pada kedua hemitoraks. Sela
hemitoraks. Sela iga tidak melebar. iga tidak melebar.
-Palpasi : Taktil dan vokal Fremitus simetris -Palpasi : Taktil dan vokal Fremitus
kanan dan kiri, nyeri tekan hemitoraks (-/-), simetris kanan dan kiri, nyeri tekan
krepitasi (-/-). hemitoraks (-/-), krepitasi (-/-).
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, -Perkusi : Sonor pada kedua lapang
peranjakan paru + di sela iga ke 6. paru
-Auskultasi : Vesicular Breathing Sound -Auskultasi : Vesicular Breathing Sound
dextra dan sinistra simetris, Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-) dextra dan sinistra simetris, Ronkhi (-/-
), Wheezing (-/-)
Abdomen Ekstremitas
• Inspeksi: cembung simetris, • Purpura: Tidak ditemukan
sikatriks (-) • Petechie: Tidak ditemukan
• Auskultasi: BU (+) • Hematom: Tidak ditemukan
• Perkusi: Timpani di seluruh lapang • Kelenjar getah bening Axilla
abdomen dan shifting dullnes (+) dan Inguinal: Tidak teraba
• Palpasi: Nyeri tekan di epigastrium (+), pembesaran
nyeri ketok CVA (-), hepatomegali (+), • Edema: Tampak edema pada
splenomegali (-), asites (+) kedua ekstremitas bawah
• Varises: Tidak tampak varises
pada ekstremitas
• Akral: Hangat (+/+)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Darah Rutin Kimia Klinik immunoserologi

• Hemoglobin: • AST (SGOT): 48 • HbsAg Negatif


12,7 mg/dl U/L
• Hematokrit: • ALT (SGPT): 32
39% U/L
• Leukosit: • Ureum: 38
11.100 /mm3 mg/dl
• Trombosit: • Kreatinin: 0,9
545.000 /mm3 mg/dl
• Eritrosit: 3,39
juta/mm3
Resume

Seorang laki-laki 63 tahun datang dengan keluhan nyeri perut


sejak 8 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan terus menerus. Nyeri
perut kanan atas menjalar hingga kepunggung dan pinggan.
Nyeri bertambah dengan pemberian makanan. Nyeri perut
disertai penurunan nafsu makan, dan mual muntah. Os merasa
cepat kenyang dan perut terasa penuh ketika makan. Mual
dirasakan terus menerus dan diperberat jika saat makan.
Muntah dirasakan setiap pasien minum ataupun makan, os
menyangkal adanya muntah hijau dan/atau darah.
Resume

Pasien juga mengeluhkan kuning pada seluruh tubuh. Pasien


mengatakan air kencing seperti air teh. Bengkak pada kedua
kaki juga dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
juga mengatakan adanya kuning pada seluruh tubuh 1 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik kulit yang ikterik, didapatkan
SI +/+, nyeri tekan pada daerah epigastrium, edema pada
tungkai bawah asites (+).
Daftar Permasalahan

Sirosis Hepatis

Asites
Perencanaan

Rencana Diagnostik Rencana Terapi


• Infus Asering 10 gtt
1. USG Abdomen • Inj Furosemid 2x2 (iv)
2. Albumin • KSR 3x1
3. Hematologi rutin • Digoxin 1x1/2 tab
• Cefotaxime 2x1 (iv)
• Curcuma 3x1tab (po)
Rencana Edukasi

Konsumsi putih telur minimal 6 butir per hari, konsumsi sayur dan
buah-buahan yang tidak asam, istirahat yang cukup.
Adapun pencegahan penyebaran adalah dengan
perbaikan/peningkatan kebersihan lingkungan dan sanitasi, kebersihan
perorangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
pemberian darah hanya dilakukan pada kondisi yang benar-benar diperlukan
dan pelaksanaan proses penyuntikan yang aman, penggunaan sarung
tangan dan masker saat menangani material yang menular atau
terkontaminasi
Prognosis

• Quo ad Vitam : Dubia ad Malam


• Quo ad Fungsional : Dubia ad Malam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam
Follow Up

1. Masuk ruangan pada tanggal 30


September 2017.
2. Pada tanggal 3 Desember 2017
dilakukan pemeriksaan albumin: 3.65
gr/dl
3. Pada tanggal 7 Desember dilakukan
pungsi asites: cairan warna kuning
gelap sebanyak 1500cc
4. Pada tanggal 8 Desember pasien apneu
dan dinyatakan meninggal.
SIROSIS HEPAR
PEMBAHASAN

DEFINISI

Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai


dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya
dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang
luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi
arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan
makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan
nodul tersebut.
PEMBAHASAN

Etiologi etiologi lain dari penyakit hati kronis :


- parasit (schistosomiasis)
- penyakit autoimun yang menyerang
hepatosit atau epitel bilier
- penyakit hati bawaan
mayoritas penderita sirosis : - penyakit metabolik seperti Wilson’s
- penyakit hati kronis yang disease
disebabkan oleh virus hepatitis - Kondisi inflamasi kronis (sarcoidosis)
- penderita steatohepatitis yang - efek toksisitas obat (methotrexate
berkaitan dengan kebiasaan minum dan hipervitaminosis A)
alkohol ataupun obesitas. - kelainan vaskular, baik yang didapat
ataupun bawaan
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS

- Diagnosis pasti sirosis hati ditegakkan dengan biopsi hati


- Pada stadium kompensasi sempurna sulit menegakkan diagnosis
sirosis hati.
PEMBAHASAN

TATALAKSANA

sirosis sirosis
kompensata dekompensata

Progresi Asites

Ensefalopaty
Etiologi
hepatic

Varises
esophagus
PEMBAHASAN
KOMPLIKASI
PEMBAHASAN
PROGNOSIS

Sirosis berkembang sangat cepat. Jika penderita sirosis alkoholik


dini segera berhenti mengkonsumsi alcohol, proses pembentukan jaringan
parut di hati biasanya akan berhenti, tetapi jaringan parut terbentuk akan
menetap.
Secara umum, prognosisnya lebih buruk bila terjadi komplikasi
serius, seperti muntah darah, asites atau fungsi otak abnormal. Kanker
hati juga bias terjadi pada penderita sirosis karena penyalahgunaan
alcohol.
KESIMPULAN

Sirosis hepatis merupakan suatu keadaan patologis yang


menggambarkan fibrosis jaringan parenkim hati tahap akhir, yang ditandai
dengan pembentukan nodul regeneratif yang dapat mengganggu fungsi hati
dan aliran darah hati. Sirosis adalah konsekuensi dari respon penyembuhan
luka yang terjadi terus-menerus dari penyakit hati kronis yang diakibatkan
oleh berbagai sebab.
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, diantaranya etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan
penyakit yang menyertai. Beberapa tahun terakhir, metode prognostik yang
paling umum dipakai pada pasien dengan sirosis adalah sistem klasifikasi
Child-Turcotte-Pugh, yang dapat dipakai memprediksi angka kelangsungan
hidup pasien dengan sirosis tahap lanjut
DAFTAR PUSTAKA
• Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 2001.
• Lindseth, Glenda N. Gangguan Hati, Kandung Empedu dan Pankreas.
Dalam : Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, editor. Patofisiologi.
Volume I. Jakarta : EGC, 2006 ; 472-515.
• Recommendations for Identification and Public Health Management of
Persons with Chronic Hepatitis B Virus Infection, Center for Disease
Control and Prevention (CDC)
• Rino, dkk. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia.
Jakarta: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia,2012.
• Sherlock.S, Penyakit Hepar dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England
Blackwell 1997
• Soemohardjo S, Gunawan S. Hepatitis B Kronik. Dalam : Aru W.Sudoyo
dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Internal
Publishing, 2009 ; 653 – 661
• Sudoyo. A.W,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat Jilid I.
Pusat Penertiban Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. 2006.
Hal 445-448

Anda mungkin juga menyukai