Anda di halaman 1dari 38

DOKTER

DOKTER
INTERNSHIP
INTERNSHIP
2016 – 2017
PEMBIMBING
PEMBIMBING
Dr.
Dr. Sukamto
Sukamto

PENINGKATAN JUMLAH DETEKSI DINI


PADA WARGA SUSPEK TUBERKULOSIS
PARU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
NGADIROJO KABUPATEN PACITAN
LATAR BELAKANG

Tahun
Tahun 2015
2015 
Indonesia
Indonesia berada
berada
pada
pada peringkat
peringkat kedua
kedua
dari
dari tiga
tiga negara
negara
dengan
dengan angka
angka
kejadian
kejadian dibawah
dibawah
Di
Di daerah
daerah Jawa
Jawa Timur
Timur tahun
tahun 2014,
2014, India
India
ditemukan
ditemukan cakupan
cakupan semua
semua kasus
kasus TB
TB
mencapai
mencapai 22.602
22.602 penderita.
penderita.
Di
Di Kabupaten
Kabupaten Pacitan
Pacitan telah
telah ditemukan
ditemukan
330
330 kasus
kasus TB
TB paru
paru pada
pada tahun
tahun 2014
2014
(Dinas
(Dinas Kesehatan
Kesehatan Jawa
Jawa Timur, 2014)..
Timur, 2014)
Lanjutan

Jumlah kasus TB Paru BTA


Jumlah kasus baru
(+) di Kabupaten Pacitan Kasus TB anak usia 0-14
dengan BTA (+)
tercatat terdapat 330 tahun sebanyak 21 kasus
sebanyak 168 kasus,
kasus pada tahun 2014

Berdasarkan Profil
Puskesmas Ngadirojo tahun
Suspek TB paru 2016, ditemukan suspek
sebanyak 1132 kasus penderita TB sebanyak 150
pasien dengan kasus TB Paru
BTA (+) sebanyak 14 kasus.
TUJUAN
• Mengetahui jumlah deteksi dini pada
warga suspek TB paru di wilayah kerja
Umu Puskesmas Ngadirojo.
m
• Memberikan informasi deteksi dini TB paru pada bidan desa dan kader
desa
• Memberikan pengetahuan tentang TB paru pada warga yg terkena
suspek TB paru
Khusu • Mengetahui jumlah suspek TB paru di wilayah Puskesmas Ngadirojo
• Menemukan warga dengan TB BTA positif di wilayah kerja Puskesmas

s Ngadirojo
MANFAAT

Bagi Dokter
Bagi Warga

Internsip
• Meningkatkan • Dokter Internsip • Membantu

Bagi Puskesmas
deteksi dini pada mampu meningkatkan
warga terhadap menjalankan kualitas kesehatan
penyakit TB Paru fungsinya masyarakat pada
dalam mendukung memberikan umumnya, serta
penanggulangan TB pengetahuan dan sebagai salah satu
paru di wilayah informasi kepada upaya promosi
kerja Puskesmas bidan desa dan kesehatan dari
Ngadirojo. kader desa tentang Puskesmas
deteksi dini TB paru khususnya untuk
pada warga di mendeteksi dini
wilayah kerja kasus TB paru di
Puskesmas wilayah kerja
Ngadirojo dalam Puskesmas
penanggulangan TB Ngadirojo.
Paru.
Tinjauan
pustaka
Tinjauan
Pustaka

Deteksi Dini

@ sebuah proses pengungkapan akan adanya


kemungkinan mengidap suatu penyakit, dg cara:
1. mengetahui faktor2 yg menimbulkan suatu gangguan
2. gejala2 sebagai bentuk deteksi dignosis

TUJUAN :
 Memberikan pengetahuan & pemahaman serta
perhatian terhadap kondisi psikologis
 Untuk menghindari & menanggulangi akan terjadinya
suatu penyakit
 Pencegahan tehadap terjadinya suatu penyakit
Tinjauan
Pustaka

Definisi TB Paru

@ Penyakit infeksi yg disebabkan oleh


kuman Mycobacterium Tuberculosis,
dapat menyerang paru maupun organ
yang lain
Tinjauan
Pustaka
Epidemiologi TB
Paru
 WHO : 1/3 penduduk dunia terinfeksi Tuberkulosis
(2013)
 ASIA : ∑ penderita TB paru berkisar 110 / 100.000
penduduk (2014)
 Indonesia : angka prevelensi TB BTA positif secara
nasional 110/100.000 penduduk (PDPI, 2014)
Tinjauan
Pustaka
EtiologiTB Paru
 Kuman Mycobacterium Tuberculosis, bentuk batang
ukuran 2-4 µ x 0,2 – 0,5 µm, uniform, tidak bersepora dan
tdak bersimpai
 Dinding sel mengandung lipid  menyababkan kuman TB
sangat tahan terhadap asam basa dan tahan terhadap
kerja bakterisidal antibiotka
 Jenis kuman yang aerob
 Dapat tumbuh di suhu 30-40 derajat, dan mati di suhu 60
derajat
terjadi dalam
ruangan dimana
Cara Penularan percikan dahak
berada dalam
waktu yang
lama. Ventilasi
dapat
mengurangi
jumlah percikan,
sementara sinar
matahari
langsung dapat
membunuh
kuman. Percikan
dapat bertahan
selama
beberapa jam
dalam keadaan
yang gelap dan
PATOGENESA
Microbacterium
Tuberculosa

-Paru
-Usus
-Tulang 98%
-Kelenjar
-Selaput Otak PARU
* PORT DE ENTRE

-Droplet  2-3jam bertahan


Lanjutan…

-Microbacterium tb  menginfeksi paru 


berproliferasi/bereplikasi (COLONI/FokusPrimer/GOHN)

-Menyebar  sistem limfatik  sal limfe


(limfangitis)  kel. Limfa (limfdenitis) 
KOMPLEKS PRIMER  uji tuberkulin (+)

-FOKUS PRIMER -------- KOMPLEKS PRIMER


 masa inkubasi (2-12 minggu)
Lanjutan…

-Masa Inkubasi (kuman 103-104)  merangsang


IMUNITAS SELULER

-Proliferasi terhenti  fokus primer juga akan terhenti


dan mengalami resolusi sempurna  FIBROSIS /
KALSIFIKASI

-IMUNITAS SELULER JELEK  kavitas/ ruang produksi


sputum  efusi pleura, p
Gejala
Klinis

Gejala
Gejala
Respiratori
Sistemik
k
- Batuk ≥ 3 - Demam
minggu - Malaise
- Batuk darah - Keringat
- Sesak malam
Napas - Anoreksia
- Nyeri dada - Berat
badan
menurun
Tatalaksan
a
1. Penemuan
Kasus TB

1. Penjaringan terhadap suspek TB


2. Pemeriksaan fisik dan laboratorium
3. Menentukan diagnosis
4. Menentukan klarifikasi penyakit dan tipe TB
Tatalaksan
a

2. Strategi Penemuan

a. Dilakukan secara pasif dengan promosi aktif


b. Penjaringan suspek dilakukan di unit pelayanan
kesehatan dg didukung penyuluhan aktif oleh
petugas
Tatalaksan
a
Kelompok yang rentan tertular TB
Kelompok khusus yang seperti di rumah tahanan,
lembaga pemasyarakatan (para
rentan atau beresiko narapidana), mereka yang hidup
tinggi sakit TB seperti pada daerah kumuh, serta
pada pasien dengan HIV keluarga atau kontak pasien TB,
terutama mereka yang dengan TB
(orang dengan HIV AIDS), BTA positif.
Penemuan
secara
aktif
Pemeriksaan terhadap Kontak dengan pasien TB
anak dibawah lima tahun resistan obat
pada keluarga TB
3. Pemeriksaan
Tatalaksan
Dahak a
• Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis,
menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi
penularan
Mikroskop • Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
is
dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak (SPS)

• Peran biakan dan identifikasi M.tuberkulosis pada


pengendalian TB khususnya untuk mengetahui apakah
pasien yang bersangkutan masih peka terhadap OAT yang
Biakan digunakan.

• Tes resistensi tersebut hanya bisa dilakukan di laboratorium


yang mampu melaksanakan biakan, identifikasi kuman serta
Tes tes resistensi sesuai standar internasional, dan telah
Resistensi mendapatkan pemantapan mutu (Quality Assurance) oleh
obat laboratorium supranasional TB.
Tatalaksan
a
Tujuan :
4. Menyembuhkan
Pengobatan pasien dan mengembalikan
kualitas hidup dan produktivitas
Mencegah kematian karena penyakit TB aktif
atau efek lanjutannya
Mencegah kekambuhan
Mengurangi transmisi atau penularan kepada
yang lain
Mencegah terjadinya resistensi obat serta
penularannya
Lini I Lini II

H KN

R CS
OAT
Z ETO

E PAS

S CM

Am
Quinolon
Paduan OAT
• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• • Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
Kategori 1 : • • Pasien TB paru terdiagnosis klinis
2(HRZE)/4(HR)3 • • Pasien TB ekstra paru

• Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif


yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan
Kategori 2: ulang):
• Pasien kambuh
2(HRZE)S/ • Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan
(HRZE)/5(HR)3E3 OAT kategori 1 sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
(lost to follow-up)

Kategori Anak • 2(HRZ)/4(HR


Tatalaksan
a
5. Evaluasi
Pengobatan
a. Evaluasi pengobatan OAT pada pasien TB Paru
harus dilakukan secara rutin dan berkala

b. Evaluasi dilakukan setiap 2 minggu pada bulan


pertama dan dilanjutkan setiap satu bulan
pengobatan TB

c. Evaluasi meliputi evaluasi klinis, bakteriologi,


radiologi, efek samping serta evaluasi keteraturan
berobat.
Tatalaksan
a
6. Pencegahan

a. Pencegahan terhadap sputum yang infeksius:


Case finding, foto rontgen dada, uji tuberkulin secara
Mantoux
Isolasi penderita dan mengobati penderita

b. Peningkatan daya tahan tubuh

c. Pengobatan penderita yang sakit dengan obat anti


tuberkulosis (OAT).
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse
Chemotherapy )

1. Peningkatan pelayanan kesehatan

2. Pengembangan secara bertahap ke seluruh


Puskesmas dan unit pelayanan baik pemerintah
maupun swasta seperti Rumah Sakit, Klinik dan
Dokter Praktek Swasta

3. Pemberian vaksin BCG merupakan usaha


pencegahan penyakit tuberkulosis paru dengan
tujuan untuk memberikan kekebalan relatif
terhadap infeksi primer pada golongan umur
yang masih rawan.

.
Metode
penelitian
Perencanaan

• Bidan
Sasaran • Kader-kader Desa

Waktu • Mulai tanggal 01 Maret 2017 sampai


tanggal 13 Maret 2017
Kegiatan

Tempat • Balai desa atau lokasi pertemuan


kader desa di seluruh wilayah kerja
Kegiatan Puskesmas Ngadirojo

28
Jadwal kegiatan
No. Tanggal Kegiatan Acara

1. 01 Maret 2017 – 13 Maret 1. Doa Pembuka


2017 2. Pengenalan dan Pembukaan
3. Kata Sambutan
4. Pengertian Deteksi Dini TB Paru
5. Pemberian materi:
 Definisi penyakit TB Paru
 Gejala klinis TB Paru
 Cara penularan TB Paru
 Cara diagnosis TB Paru
 Cara pencegahan TB Paru
1. Tanya jawab dan review materi
2. Penutup
Pemilihan
intervensi

Pembagi Pemberi
Tanya
an an
jawab
brosur materi
Sarana & Prasarana

LCD
Tempat Meja dan
proyektor
kegiatan kursi
dan laptop

Konsumsi Brosur
Estimasi dana

ESTIMASI DANA

No. Nama Kegiatan Jumlah Biaya Total Biaya

1. Acara

Alat Peraga 20 Rp. 11.500 Rp. 230.000

2. Dokumentasi -

Brosur 335 Rp. 3.000 Rp 100.500

3. Lain-lain Rp. 200.000

TOTAL PENGELUARAN Rp. 530.500


Hasil & Pembahasan
Penelitian Peningkatan Jumlah Deteksi Dini pada
Warga Suspek Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngadirojo Kabupaten Pacitan yang
dilaksanakan pada periode Februari-Maret tahun
2017.

16 orang
Januari (32,65%)

12 orang
Februari (24,48%)

21 orang
Maret (42,85%)
Diagram Jumlah Kunjungan Deteksi
Dini Warga Suspek TB

42,85%

32,65%

24,48%
penutup
kesimpulan Saran

1.
1. Para
Para kader
kader banyak
banyak yg
yg 1.
1. Diharapkan
Diharapkan penelitian
penelitian ini
ini dapat
dapat

blm menjadi
menjadi acuan
acuan deteksi
deteksi dini
dini pada
pada
blm memahami
memahami bahaya
bahaya
warga
warga suspek
suspek TB
TB di
di PKM
PKM ngadirojo
ngadirojo
penyakit
penyakit TB
TB
2.
2. Perlu
Perlu tindak
tindak lanjut
lanjut program
program dg
dg
2.
2. Terdapat
Terdapat peningkatan
peningkatan
mengumpulkan
mengumpulkan kader
kader secara
secara
deteksi
deteksi dini
dini pada
pada warga
warga berkala
berkala untuk
untuk evaluasi
evaluasi
di
di puskesmas
puskesmas ngadirojo
ngadirojo 3.
3. Perlu
Perlu pembentukan
pembentukan kader
kader TB
TB
setelah
setelah dilakukan
dilakukan untuk meningkatkan angka
untuk meningkatkan angka
penyuluhan
penyuluhan deteksi
deteksi dini
dini

Anda mungkin juga menyukai