Anda di halaman 1dari 46

KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA
dr. Satrio Wicaksono, M.Sc
Ilmu Kesehatan Kerja
• Bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang mempelajari secara
mendalam permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan
pekerjaan.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
• Perkembangan industri yang semakin pesat setelah dicanangkan
pembangunan dan industriliasisasi pada tahun 1969

• Kebijakan pemerintah melalui UU No. 1/1970 tentang keselamatan


kerja maupun kesehatan kerja dan lebih bersifat preventif

• UUD 1945 pasal 27 ayat 2: “Tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

• Pancasila sila kedua


UU No. 1/1970
• Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik
tenaga kerja yang akan diterima atau dipindahkan sesuai dengan sifat
pekerjaan yang akan dilakukan

• Menunjukkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja tentang bahaya-


bahaya di tempat kerja dan alat perlindungan yang diharuskan.

• Menyelenggarakan pembinaan tenaga kerja dalam pencegahan kecelakaan,


pemberantasan kebakaran, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja
dan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (P3K Kerja)
UU No.1 tahun 1951 dan UU No.12 tahun 1948
• Tenaga kerja tidak boleh bekerja lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu, jika pekerjaan dijalankan pada malam hari atau berbahaya
bagi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja waktu kerja tidak boleh
lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam seminggu

• Setelah tenaga kerja bekerja selama 4 jam terus menerus harus


diadakan istirahat paling sedikit setengah jam
UU No.1 tahun 1951 dan UU No.12 tahun 1948
• Dalam hal dimana pada suatu waktu tertentu atau biasanya pada tiap
waktu tertentu ada pekerjaan tertimbun yang harus segera
dilaksanakan, boleh dijalankan dengan menyimpang dari waktu kerja
tersebut asal tidak lebih dari 9 jam sehari dan 54 jam seminggu.
Inipun dengan catatan perusahaan harus memberi makan dan minum
dengan kalori minimal 1400 kalori dan pekerjaan tersebut tidak
membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja.
Manfaat dan Tujuan penerapan peraturan
perundang-undangan tentang K3
• Melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya akibat kerja
• Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan
kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas
• Memelihara dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja melalui
jaminan atau kelestarian kesempatan kerja
• Terciptanya perasaan aman dan terlindungi sehingga meningkatkan
motivasi untuk berprestasi
• Dapat meningkatkan efisiensi kerja, memelihara kontinuitas usaha,
menurunkan biaya pengobatan, dan meningkatkan produktivitas kerja
Sistem manajemen K3 (SMK3) pendekatan ILO
• Policy/kebijakan
• Organisasi
• Perencanaan dan implementasi
• Evaluasi
• Action for improvement (tindakan perbaikan)
• Continual improvement (perbaikan secara terus menerus)
Policy/Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
• Perlu sasaran dan tujuan yang jelas untuk apa K3 dalam perusahaan
terbentuk
• Tujuan: memberikan proteksi kesehatan dan keselamatan bagi
seluruh pekerja dengan memberikan prosedur preventif sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
• Dikeluarkan oleh pengusaha bagi perusahaan dan ditulis dengan
bahasa yang jelas dan dikomunikasikan ke seluruh pekerja
• Perlu partisipasi seluruh pihak secara berkesinambungan
Organisasi K3
• Pengusaha mempunyai tanggung jawab untuk membentuk organisasi
K3 di perusahaan

• Menunjuk karyawan yang dapat diberikan tanggung jawab K3 dengan


memberikan fasilitas waktu training dan juga alokasi dana
Planning dan Implementasi K3
• Perlu adanya kerjasama dan perencanaan dengan pihak yang memiliki
kompetensi di bidangnya
• Pengendalian hazard termasuk identifikasi hazard yang terorganisir
• Perlu adanya perencanaan pemakaian APD
Evaluasi
• Dilakukan secara terus menerus
• Monitoring secara proaktif
Tindakan Perbaikan dan Proses perbaikan
secara terus menerus
• Mencari kelemahan dalam system produksi, bagaimana pelaksanaan
K3 ditempat kerja dibuat lebih baik dan aman sehingga kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dapat menurun
Fungsi dan Tugas Dokter di Perusahaan
• Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan untuk melindungi pekerja
dari kemungkinan mengalami gangguan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta sekaligus mengupayakan
peningkatan kemampuan fisik para pekerja
• Dokter harus mengenal dan mengetahui proses produksi, peralatan
dan bahan yang digunakan, system dan cara kerja di perusahaan,
lingkungan kerja, serta berbagai aspek lain yang berkaitan
• Tugas dokter antara lain: tugas administrasi dan pelaporan,
pemeliharaan dan perawatan kesehatan baik terhadap penyakit
akibat kerja maupun penyakit umum, serta tugas penyuluhan
Gagal ?
• Meningkatnya angka absensi
• Meningkatnya angka kecelakaan
• Meningkatnya biaya kesehatan yang harus dianggarkan
Fungsi dan Tugas Dokter di Perusahaan
1. Fungsi Dokter Perusahaan
• Fungsi Perlindungan Kesehatan Kerja
• Fungsi Pelayanan Kesehatan Kerja
2. Tugas Dokter Perusahaan
• Mengetahui dan melaksanakan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
• Mencegah Penyakit dan Kecelakaan Kerja
Mencegah Penyakit dan Kecelakaan
1. Mengenal bahaya di setiap lokasi
Contoh bahaya bagi keselamatan: bahaya listrik, mesin, ketinggian,
kebakaran/peledakan, tata letak yang buruk, pengangkatan barang,
ruang kerja tertutup, kendaraan bermotor

Contoh bahaya bagi kesehatan: faktor biologi, fisik, kimia, ergonomi,


psikososial
Berbagai cara untuk mengenal bahaya kerja
• Inspeksi
• Laporan kecelakaan dan kesakitan
• Angka statistik absen sakit dan pertukaran
• Survey keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
• Pengaduan tenaga kerja
• Material safety data sheets/SMDS (lembaran data-data keselamatan
zat tertentu)
Berbagai cara untuk mengenal bahaya kerja
2. Menilai bahaya yang ada di lokasi kerja
• Pengukuran lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi dan ergonomis) dan
jumlah tenaga kerja yang terpapar
• Proses perlindungan secara teknik dan administrasi
• Penggunaan APD
3. Penatalaksanaan dan pengendalian bahaya
• Pengendalian lingkungan untuk mengendalikan bahaya kesehatan
yang ada
• Pengendalian perorangan mengenai proses kerja, APD
Hierarki Pengendalian Bahaya
• Eliminasi
• Substutusi
• Redesain
• Separasi
• Administratif
• APD
Upaya Kesehatan Kerja
1. Pelayanan promotif (Edukasi untuk meningkatkan gairah kerja dan
produktivitas kerja)
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
• Pelatihan untuk petugas P3K
• Pemeliharaan tempat, cara dan lingkungan kerja yang sehat
• Pemeliharaan berat badan
• Perbaikan menu gizi yang seimbang dan pemilihan makanan yang aman
• Konsultasi perkembangan jiwa, nasehat perkawinan dan KB
• Olahraga dan rekreasi
Upaya Kesehatan Kerja
2. Pelayanan Preventif (Pencegahan)
Memberikan perlindungan pada tenaga kerja sebelum adanya proses
gangguan akibat kerja. Kegiatan antara lain:
1. Pemeriksaan kesehatan awal, Berkala, Khusus dan Purna Tugas
2. Imunisasi
3. Pembinaan Kebersihan Lingkungan kerja
4. Kebersihan Pribadi (hygiene perorangan)
5. Penerapan ergonomic
6. Substitusi
Preventif…
7. Ventilasi, umum: memasukkan udara segar ke dalam ruang kerja
sehingga kadar udara yang mengandung zat berbahaya berkurang.
Lokal: penyaluran udara keluar (exhausting)
8. Isolasi alat berbahaya
9. APD
10. Pengendalian, penilaian, dan pengukuran lingkungan kerja.
Upaya Kesehatan Kerja
3. Pelayanan Kuratif: diberikan kepada tenaga kesehatan yang sudah
memperlihatkan gangguan kesehatan gejala dini dengan mengobatinya
dan mencegah komplikasi dan penularan penyakit
Upaya Kesehatan Kerja
4. Pelayanan Rehabilitatif
Pelayanan ini diberikan pada tenaga kerja yang telah mengalami
penyakit parah atau kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat
permanen.
• Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masih ada secara maksimal
• Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat sesuai kemampuannya
• Penyuluhan kepada masyarakat agar mau menerima tenaga yang
cacat tersebut
Potensi Bahaya
1. Potensi Bahaya Kimiawi
Debu, cairan, asap, gas, uap, bahan pelarut. Bahan tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui inhalasi, absorpsi kulit, ingesti makanan. Reaksi
dapat bersifat akut maupun kronis.

2. Potensi Bahaya Fisik


• Noise (kebisingan) yaitu suara yang tidak diinginkan yang bila
terpapar untuk waktu yang lama dengan intensitas tinggi (lebih dari
85 dB) dapat menyebabkan gangguan pendengaran
Potensi Bahaya Fisika
• Radiasi: umumnya reaksi kronis berupa leukemia, Ca tiroid,
infertilitas.
- Radiasi ionisasi: sinar X, sinar gamma, gelombang microwave,
peralatan komunikasi
- Radiasi non ionisasi: sinar infra merah

• Pencahayaan: harus cukup sehingga objek menjadi jelas, tanpa


adanya glare/silau.
Potensi Bahaya Fisika
• Getaran: getaran yang besar dapat menyebabkan kerusakan
persendian tulang, jaringan lunak otot, syaraf dan jaringan ikat serta
sirkulasi darah.

• Tekanan panas: mempengaruhi heat regulating system tubuh.


Gangguan berupa heat stroke, heat cramps, heat exhaustion
Potensi Bahaya Biologis
• Terjadinya pemaparan terhadap berbagai jenis tumbuhan, binatang,
bakteri, jamur, serangga pada tenaga kerja yang bekerja di luar
ruangan atau dengan makanan

• Mempengaruhi tubuh baik secara akut dan kronis


Potensi Bahaya Ergonomis
• Ergonomi yang baik dapat mengurangi kelelahan dan stress

• Melakukan perancangan alat yang sesuai, pengaturan kursi dan meja


kerja, penerangan yang baik, pengendalian panas, dan kelembaban
udara, pengurangan kebisingan, instruksi cara mengangkat yang baik
dan benar
Penyakit Akibat Kerja
• Setiap penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
(Permenaker Nomor Per.01/Men/1981)

• Penyakit yang berhubungan dengan faktor pekerjaan, lingkungan


kerja, proses kerja, cara kerja maupun resiko lain yang terkait dimana
sebelumnya pekerja yang bersangkutan
Penyakit Akibat Kerja
1. Diakibatkan oleh pekerja; sehingga ada pengaruh langsung antara faktor-
faktor bahaya lingkungan kerja (melebihi standar) dengan gejala klinis
maupun laboratoris yang ditemukan pada penderita
2. Diderita oleh pekerja, tanpa memperhatikan waktu kerja, tempat
kerjanya. Termasuk dalam kategori ini adalah bila penyakit tersebut
diderita saat pergi atau pulang kerja
3. Gejala timbul pada kurun waktu yang lama (kronis), malahan logam-
logam berat akan nampak keluhan 15-20 tahun
4. PAK tidak menular atau menurun kecuali penyakit tertentu pada petugas
medis
5. Masyarakat umum biasanya tidak terkena penyakit tersebut
PAK….
1. Anamnesa secara lengkap tentang jenis pekerjaan, sifat dan lama
bekerja (lama kerja,jenis pekerjaan, keluhan spesifik)
2. Pemeriksaan fisik lengkap dan penunjang lainnya.
3. Observasi yang diikuti dengan penilaian objektif untuk memastikan
ada atau tidaknya faktor bahaya di tempat kerja
PAK atau bukan?
• Data awal
• Rekam medis perusahaan
• Data lingkungan kerja (potensi bahaya yang diasosiasikan dengan
penyakit yang terjadi)
Pendekatan PAK
• Promotif
• Preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif
Ergonomi dan Fisiologi Kerja
• Ergonomi adalah pekerjaan yang dilakukan secara alami/ wajar dan
tidak dipaksakan

• Definisi lengkap: ilmu beserta penerapannya yang berusaha


menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang
setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-
optimalnya
• Optimal vs Maksimal ?
Ergonomi Modern
• Anatomi dan Fisiologi
• Biomekanis
• Anthropometri
• Psychology
• Teknik Industri
Tujuan Ergonomi
• Mengurangi kelelahan
• Mencegah kecelakaan
• Mempertahankan kesehatan
• Meningkatkan kenyamanan
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Kerja terlampau berat vs ringan
• Stress
• Lemah
• Sakit
• Jenuh dan bosan
Ergonomi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai