Ginjal, ureter, kandung kemih, dan urethra merupakan satu
sistem yang berperan sebagai filtrasi dan pembuangan zat
yang tidak bermanfaat dan merugikan keluar tubuh bersama urin. Dalam menjalankan fungsi tersebut, ginjal melaksanakan tugas ultrafiltrasi pada glomerulus, sekresi pada tubulus dan reabsorpsi pada tubulus kontortus. Melihat fungsi tersebut jelas ginjal menanggung beban kerja yang tidak ringan, untuk mempertahankan tubuh dari zat yang kurang bermanfaat atau racun serta mempertahankan homeostatis serta keseimbangan elektrolit. Secara garis besar terbagi dalam tiga bagian 1.Glomelurus Terjadi filtrasi yang menghasilkan urin primer 2.Tubulus kontortus proksimal Reabsorbsi menghasilkan uri sekunder 3. Tubulus kontortus distal Augmentasi : proses penambahan zat sisa dan urea Laju filtrasi glomerular (LFG) (bahasa Inggris: Gromerular filtration rate (GFR)) adalah laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yaitu sekitar 25% dari total curah jantung per menit,± 1,300 ml . LFG digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi ginjal. Biasanya digunakan untuk menghitung bersihan kreatinin yang selanjutnya dimasukkan kedalam formula. Nilai GFR normal adalah 90 – 120 mL/min/1.73 m2 Tingkat GFR absolut Kreatinin serum (perkiraan) (lihat keterangan di atas) Ringan 20 – 50 mL/menit 150 – 300 mikromol/L
Sedang 10 – 20 mL/menit 300-700 mikromol/L
Berat <10 mL/menit >700 mikromol/L
Pada gagal ginjal, farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan terganggu sehingga diperlukan penyesuaian dosis obat yang efektif dan aman bagi tubuh. Bagi pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis, beberapa obat dapat dengan mudah terdialisis, sehingga dibutuhkan dosis obat yang lebih tinggi untuk mencapai dosis terapeutik Penyesuaian dosis dihitung berdasarkan nilai klirens kreatinin penderita gagal ginjal kronis menggunakan rumus dari Parfati, et al., (2003): Do(N) Do(GL) = --------- x Cl(Gl) Cl(N) Keterangan : Do (N) = Dosis pada ginjal normal Do (GL) = Dosis pada gagal ginjal Cl (N) = Klirens pada ginjal normal Cl (GL) = Klirens pada gagal ginjal Gagal ginjal akan menurunkan absorbsi dan mengganggu bioavailabilitas obat yang diberikan secara oral, hal ini terjadi karena waktu pengosongan lambung yang memanjang, perubahan pH lambung, berkurangnya absorbsi usus dan gangguan metabolisme di hati. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan berbagai upaya antara lain mengganti cara pemberian, memberikan obat yang merangsang motilitas lambung dan menghindari pemberian bersama dengan obat yang mengganggu absorbsi dan motilitas