Anda di halaman 1dari 57

Pemeriksaan Motorik

Amri Muzzammil

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN

PERIODE 5 FEBRUARI – 10 MARET 2018


Pemeriksaan Fisik Sistem Motorik

1. Persiapan Pemeriksaan & Persiapan Pasien.


2. Inspeksi.
3. Palpasi.
4. Pemeriksaan Gerakan
• Pemeriksaan Gerakan Pasif.
• Pemeriksaan Gerakan Aktif.
5. Pemeriksaan koordinasi gerak
Persiapan Pemeriksaan & Persiapan Pasien

Persiapan Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik sistem motorik
neurologi, pastikanlah keadaan ruangan pemeriksaan
tertutup, sehingga dapat menjamin kerahasiaan pasien, serta
memiliki penerangan yang baik.
Dokter hendaknya selalu didampingi seorang perawat, yang
dapat bertindak sebagai saksi untuk menghindari perlakuan
yang tidak benar, ditinjau dari pihak pemeriksa, maupun
pasien.
Persiapan Pemeriksaan & Persiapan Pasien

Persiapan Pasien
Dokter menyapa dan memberi salam kepada pasien.
Dokter mempersilahkan pasien duduk.
Dokter terlebih dahulu memberitahukan pada pasien, prosedur,
maksud dan tujuan pemeriksaan, secara lisan, dengan bahasa yang
dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien.
Bila pasien setuju, aturlah posisi pasien sesuai pemeriksaan yang
akan dilakukan (berdiri, duduk, atau berbaring bila pasien tidak
mampu duduk atau berdiri).
Inspeksi

1. Sikap Badan.
2. Bentuk & Ukuran Otot.
3. Gerakan Abnormal Tidak Terkendali.
Inspeksi

Sikap Badan
Perhatikan sikap badan pasien dengan seksama secara
keseluruhan, dan sikap setiap anggota tubuh pasien.
Perhatikan bagaimana sikap pasien sewaktu berdiri, duduk,
berbaring, bergerak, dan saat berjalan, karena dapat
menunjukkan adanya penyakit tertentu.
Inspeksi

Sikap & Cara Berjalan Penderita Parkinson (propulsive gait)


Inspeksi

Sikap Badan & Cara Berjalan Beberapa Penyakit Neurologi


Inspeksi
Bentuk & Ukuran Otot
Perhatikan bentuk otot, dan bandingkanlah dengan sisi yang sehat, baik
dalam keadaan otot beristirahat, maupun saat otot dalam keadaan
berkontraksi.
Pada otot yang mengalami atrofi, otot akan tampak lebih kecil bila
dibandingkan dengan otot yang sehat.
Pengamatan dilakukan secara sistematis dimulai dari daerah kepala dan
wajah, hingga ekstremitas bawah.
Perhatikan ukuran otot dengan membandingkan ukuran anggota gerak atas
dan bawah, baik sisi sebelah kanan maupun sebelah kiri, yang pada keadaan
normal sama panjang.
Pada kasus kelumpuhan sejak masa kanak-kanak, ukuran anggota gerak atas
atau bawah penderita yang mengalami kelumpuhan, akan terlihat lebih
pendek, bila dibandingkan dengan anggota gerak yang sehat.
Inspeksi

Atropi Otot Ekstremitas Atas Kanan Atropi Otot Ekstremitas Bawah Kiri
Inspeksi

Atrofi Otot Infraspinatus Atrofi Otot Thenar Telapak Tangan Kanan


Inspeksi 12

GERAKAN ABNORMAL TAK TERKENDALI


• Tremor (fisiologis, halus, kasar).
• Khorea : gerakan involunter pada ekstremitas, biasanya lengan atau tangan, eksplosif, cepat
berganti sifat dan arah gerakan secara tidak teratur, yang hanya terhenti pada waktu tidur.
Khorea disebabkan oleh lesi di corpus striataum, substansia nigra dan corpus subthalamicus.
• Athetose : gerakan involenter pada ektremitas, terutama lengan atau tangan atau tangan yang
agak lambat dan menunjukkan pada gerakan melilit lilit , torsi ekstensi atau torsi fleksi pada
sendi bahu, siku dan pergelangan tangan. Gerakan ini dianggap sebagai manifestasi lesi di nukleus
kaudatus.
• Ballismus: gerakan involunter otot proksimal ekstremitas dan paravertebra, hingga menyerupai
gerakan seorang yang melemparkan cakram. Gerkaan ini dihubungkan dengan lesi di corpus
subthalamicus, corpus luysi, area prerubral dan berkas porel.
• Fasikulasi: kontrasi abnormal yang halus dan spontan pada sisa serabut otot yang masih sehat
pada otot yang mengalami kerusakan motor neuron. Kontraksi nampak sebagai keduten keduten
Palpasi

1. Teknik Pemeriksaan Palpasi


2. Palpasi Otot-Otot Ekstremitas Atas
3. Palpasi Otot-Otot Ekstremitas Bawah
Palpasi

Teknik Pemeriksaan Palpasi


Sebelum melakukan pemeriksaan ini, mintalah pasien untuk
tenang, dan mengistirahatkan otot-ototnya, agar tidak terjadi
kesalahan penilaian sewaktu pemeriksaan dilakukan.
Otot dipalpasi untuk menentukan konsistensi serta adanya nyeri
tekan
Dengan palpasi kita dapat menilai tonus otot.
Palpasi

Palpasi Otot-Otot Ekstremitas Atas


Palpasilah pada otot-otot ekstremitas atas, yaitu pada otot triseps, biseps, dan otot-
otot lengan bawah, dengan cara melakukan pemijatan pada otot-otot lengan yang
sama pada sisi kanan dan kiri.
Lakukanlah palpasi pada otot sisi yang sehat terlebih dahulu.
Lakukan penilaian dengan cara membandingkan otot lengan yang sama pada sisi yang
sakit dengan sisi yang sehat, apakah otot lengan pada sisi yang sakit terasa sama
kenyal, lebih lembek pada tonus otot yang menurun, atau terasa lebih kenyal
(hipertoni).
Lakukan juga penilaian mengenai ada tidaknya nyeri tekan pada otot-otot lengan saat
dipalpasi, kemudian bandingkanlah dengan otot-otot lengan yang sama pada sisi tubuh
yang berlainan.
Palpasi

Pemeriksaan Palpasi Otot Triseps Pemeriksaan Palpasi Otot Lengan Bawah


Palpasi

Palpasi Otot-Otot Ekstremitas Bawah.


Palpasi pada otot-otot ekstremitas bawah, yaitu pada otot-otot paha, dan otot-otot
betis, dengan cara melakukan pemijatan pada otot-otot tubuh yang sama pada sisi kanan
dan kiri.
Lakukanlah palpasi pada otot sisi yang sehat terlebih dahulu kemudian dilanjutkan
dengan mempalpasi otot sisi yang sakit.
Lakukan penilaian dengan cara membandingkan otot tungkai yang sama pada sisi yang
sakit dengan sisi yang sehat, apakah otot tungkai pada sisi yang sakit terasa sama kenyal,
lebih lembek pada tonus otot yang menurun, atau terasa lebih kenyal (hipertoni).
Lakukan juga penilaian mengenai ada tidaknya nyeri tekan pada otot-otot tungkai saat
dipalpasi, kemudian bandingkanlah dengan otot-otot tungkai yang sama pada sisi tubuh
yang berlainan.
Palpasi

Pemeriksaan Palpasi Otot Paha Kiri Pemeriksaan Palpasi Otot Betis Kiri
Pemeriksaan Gerakan

Pemeriksaan Gerakan Pasif.


Pemeriksaan Gerakan Aktif.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan Gerakan Pasif
Pemeriksa meminta pasien untuk tenang dan mengistirahatkan ekstremitas
yang akan diperiksa.
Pemeriksa kemudian menggerakkan ekstremitas pasien (tungkai atau lengan)
pada persendian hingga ekstremitas dalam keadaan fleksi kemudian
diekstensikan kembali, dengan gerakan yang dibuat bervariasi, yaitu pada
awalnya cepat, kemudian lambat, cepat kembali, lebih lambat, seterusnya
bergantian dan berulang-ulang.
Pemeriksaan dilakukan pada ekstremitas yang sehat terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan pada ekstremitas pada sisi yang sakit.
Sambil menggerakkan ekstremitas lakukanlah penilaian untuk menilai ada
tidaknya tahanan (kekakuan), baik berupa spastisitas, ataupun rigiditas.
Pada keadaan normal, jika pasien betul-betul mengistirahatkan persendiannya,
tidak ditemukan adanya tahanan.
Pemeriksaan Gerakan Pasif

Pemeriksaan Gerakan Pasif Lengan Pemeriksaan Gerakan Pasif Lengan


Pemeriksaan Gerakan Pasif

Pemeriksan Gerakan Pasif Tungkai Pemeriksaan Gerakan Pasif Tungkai


Pemeriksaan Gerakan Aktif

Pemeriksaan Luas Bidang Gerak Ekstremitas Atas


Aturlah posisi pasien apakah duduk, atau berbaring bagi pasien yang
tidak mampu untuk duduk.
Lakukan pada pemeriksaan pada lengan yang sehat terlebih dahulu,
kemudian dibandingkan dengan lengan pada sisi yang sakit untuk
melakukan penilaian.
Mintalah pasien menggerakkan lengannya pada persendiaan bahu
setinggi mungkin ke arah belakang, kemudian ke arah samping kanan,
dan kiri.
Pemeriksaan Gerakan Aktif

• Pemeriksaan ini menilai kekuatan (kontraksi) otot, untuk


memeriksa kekuatan otot ada dua cara:
1. Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau
badannya dan pemeriksa menahan gerakan ini.
• Pasien fleksikan lengan bawah dan kita menghalangi usahanya (nilai
kekuatan bisep)
2. Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan
pasien dan ia disuruh menahan.
• Kita ekstensikan lengan bawah pasien dan ia suruh menahan.
Derajat Kekuatan Otot

Derajat kekuatan otot dinyatakan dalam skala pengukuran dengan menggunakan


angka, dimulai dari angka nol hingga lima.
Semakin kecil angkanya semakin lemah kekuatan otot, sebaliknya semakin besar
angkanya semakin besar kekuatan otot.
Derajat Nol. Tidak terdapat kontraksi otot sama sekali, atau lumpuh total.
Derajat Satu. Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak dapat menggerakan
persendian.
Derajat Dua. Pasien mampu menggerakkan ekstremitas, namun gerakan ini tidak
mampu melawan gaya berat. Misalnya pasien mampu menggeser lengannya, tetapi
tidak mampu mengangkatnya.
Derajat Tiga. Kekuatan otot sangat lemah, akan tetapi anggota tubuh dapat
digerakkan melawan gaya gravitasi.
Derajat Empat. Kekuatan otot lemah, tetapi anggota tubuh dapat digerakkan
melawan gaya gravitasi, dan dapat pula menahan sedikit tahanan yang diberikan.
Derajat Lima. Tidak terdapat kelumpuhan, atau normal.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas

Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Otot Lengan Bawah.


Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Otot Lengan Bawah.
Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Otot Lengan.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Otot Lengan.
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Pergelangan Tangan.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Pergelangan Tangan.
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Sendi Metakarpal.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Sendi Metakarpal.
Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Jari Tangan.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Jari Tangan.
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Otot Lengan Bawah

Mintalah pasien untuk memfleksikan lengan bawahnya pada


persendian siku, lalu pemeriksa menahannya dengan cara
menggenggam lengan bawah pasien.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot lengan bawah pada sisi yang
sehat, dan lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada
derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Otot Lengan Bawah

Mintalah pasien untuk mengekstensikan lengan bawah yang tadi


difleksikan pada persendian siku, kemudian pemeriksa
menahannya dengan cara mengenggam lengan bawah pasien.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot lengan bawah pada sisi yang
sehat, dan lakukan penilaian kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas

Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Lengan Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Lengan


Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Otot Lengan

Mintalah pasien untuk mengabduksikan lengannya, kemudian


pemeriksa menahan lengan pasien pada sisi lateralnya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot lengan pada sisi yang sehat, dan
lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat
kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Otot Lengan

Mintalah pasien untuk mengadduksikan lengannya, kemudian


pemeriksa menahan lengan pasien pada sisi medialnya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot lengan pada sisi yang sehat, dan
lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat
kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas

Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Lengan Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Lengan


Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Pergelangan Tangan

Mintalah pasien untuk menekuk pergelangan tangannya,


kemudian pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih
dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat,
dan lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk
pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Pergelangan Tangan

Mintalah pasien untuk meluruskan pergelangan tangan yang


mulanya ditekuk, kemudian pemeriksa menahannya.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat, dan
lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat
kekuatan otot.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat, dan
lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat
kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas

Pemeriksan Kekuatan Fleksi Pergelangan Tangan Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Pergelangan Tangan
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi & Ekstensi Sendi
Metakarpal
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Sendi Metakarpal
Mintalah pasien untuk menekuk sendi metakarpalnya, kemudian pemeriksa
menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat, dan lakukan penilaian
kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Sendi Metakarpal
Mintalah pasien untuk meluruskan sendi metakarpal yang mulanya ditekuk,
kemudian pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat, dan lakukan penilaian
Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Jari Tangan

Letakkanlah telapak tangan pasien pada meja dalam posisi


pronasi.
Mintalah pasien untuk meregangkan jari-jari tangannya ke arah
luar, kemudian pemeriksa menahannya satu per satu.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkanlah dengan kekuatan otot jari-jari pada sisi yang
sehat, dan lakukan penilaian kekuatan otot jari-jari satu per satu,
dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Jari Tangan

Letakkanlah telapak tangan pasien pada meja dalam posisi


pronasi.
Mintalah pasien merapatkan jari tangannya yang mulanya
diregangkan, kemudian pemeriksa menahannya satu per satu.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot jari-jari pada sisi yang sehat,
dan lakukan penilaian kekuatan otot jari-jari satu per satu dengan
merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Menggenggam

Mintalah pasien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah kanan lalu kiri
pemeriksa, lalu pemeriksa meminta pasien menggenggam jari tersebut
sekuat mungkin.
Selanjutnya pemeriksa berusaha menarik lepas jarinya dari genggaman
pasien.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Pada keadaan normal, pemeriksa akan kesulitan melepaskan jarinya.
Bandingkanlah dengan kekuatan genggaman pada sisi yang sehat, dan
lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan
otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Atas

Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Jari Pemeriksaan Kekuatan Genggaman Tangan


Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot
Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Otot Paha.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Otot Paha.
Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Otot Tungkai.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Otot Tungkai.
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Persendian Lutut.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Persendian Lutut.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Kaki (dorso fleksi).
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Kaki (plantar fleksi)
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Otot Paha

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanannya dalam posisi


pronasi pada paha bagian anterior.
Kemudian mintalah pasien untuk mengangkat pahanya, sementara
pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot paha pada sisi yang sehat,
kemudian lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada
derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Otot Paha

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanannya dalam posisi


supinasi pada paha bagian posterior.
Fleksikan paha, dengan cara mengangkat paha sedikit.
Kemudian mintalah pasien untuk mengekstensikan paha dengan
cara menurunkan pahanya, sementara pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot paha pada sisi yang sehat,
kemudian lakukan penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada
derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Abduksi Otot Tungkai

Pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada sisi lateral kanan dan kiri
lutut pasien.
Kemudian mintalah pasien untuk meregangkan kedua tungkainya ke arah
luar, sementara pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan kekuatan otot tungkai kanan dan kiri, kemudian lakukan
penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Adduksi Otot Tungkai

Pemeriksa meletakkan kedua tangannya pada sisi medial kanan dan kiri lutut
pasien.
Kemudian mintalah pasien untuk merapatkan kedua tungkainya ke dalam,
sementara pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan kekuatan otot tungkai kanan dan kiri, kemudian lakukan penilaian
kekuatan otot, dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Persendian Lutut

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanan, atau kirinya dalam posisi


pronasi pada permukaan posterior persendian lutut pasien, sementara
tangan pemeriksa lainnya memegang permukaan posterior tungkai
bawah pasien.
Kemudian mintalah pasien untuk menekuk lututnya, sementara
pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan pada sisi yang sehat, dan lakukan
penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Persendian Lutut

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanan, atau kirinya dalam posisi


pronasi pada permukaan anterior persendian lutut pasien, sementara
tangan pemeriksa lainnya memegang permukaan anterior tungkai
bawah pasien, sambil menekuk tungkai pasien pada persendian lutut.
Mintalah pasien untuk meluruskan lututnya sementara pemeriksa
menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan otot pada sisi yang sehat, dan lakukan
penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Bawah

Pemeriksaan Kekuatan Fleksi Lutut Pemeriksaan Kekuatan Ekstensi Lutut


Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Kaki (dorso fleksi )

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanannya dalam posisi pronasi


pada punggung kaki pasien, sementara telapak tangan kiri pemeriksa
memegang pergelangan kaki pasien.
Kemudian mintalah pasien untuk menekuk kakinya ke arah punggung
kakinya pada persendian pergelangan kaki (dorso fleksi), sementara
pemeriksa menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan pada sisi yang sehat, dan lakukan
penilaian kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Kaki (plantar fleksi)

Pemeriksa meletakkan telapak tangan kanannya dalam posisi supinasi


pada bagian telapak kaki pasien, sementara telapak tangan kiri pemeriksa
memegang pergelangan kaki pasien.
Kemudian mintalah pasien untuk meluruskan kaki ke arah telapak kakinya
pada persendian pergelangan kaki (plantar fleksi), sementara pemeriksa
menahannya.
Lakukan pemeriksaan pada sisi yang sehat terlebih dahulu.
Bandingkan dengan kekuatan pada sisi yang sehat, dan lakukan penilaian
kekuatan otot dengan merujuk pada derajat kekuatan otot.
Pemeriksaan Kekuatan Otot-Otot Ekstremitas Bawah

Pemeriksaan Kekuatan Dorso Fleksi Kaki Pemeriksaan Kekuatan Plantar Fleksi Kaki
Pemeriksaan Koordinasi Gerak

• Tujuan pemeriksaan ini untuk menilai aktivitas serebelum


• Gangguan utama dari lesi di serebelum ialah dissinergia
(kurangnya koordinasi)  artinya bila dilakukan gerakan yg
membutuhkan kerjasama antar otot, maka otot2 ini tdk bekerja
sama dengan baik, walaupun tdk ada kklumpuhan
• Lesi pada serebelum dapat menyebbakan gg sikap dan tonus,
dissenergia  gerakan jd tterpecah-pecah/gerakan tidak lancar
dan harmonis
53
• Macam-macam pemeriksaan “ Cerebellar sign”
• Test telunjuk hidung.
• Test jari – jari tangan.
• Test tumit – lutut.
• Test diadokokinesia berupa: pronasi – supinasi, tapping
jari tangan.
• Test fenomena rebound.
• Test romberg.
54
55
Terimakasih
Daftar Pustaka

• Pemeriksaan fisik dan mental (Neurologi Klinik),FKUI


• Neurologi Klinis dasar, Mahar Mardjono

Anda mungkin juga menyukai